• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Evaluasi Program

Proyek I-MHERE Dosen Universitas Negeri Semarang di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 1 Juli sampai 31 Juli 2010 ________________________________________________

DASAR-DASAR EVALUASI PROGRAM

Djemari Mardapi

(2)

A. Pengertian Evaluasi

Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam melakukan evaluasi, yaitu pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Allen & Yen, 1979). Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Selian itu, akhir-akhir ini dikembangkan kemampuan emosi, yaitu kemampuan mengendalikan emosi. Kemampuan ini ikut menentukan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.

Asesmen menurut TGAT (1987) mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Proses asesmen meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik. Bukti ini tidak selalu diperoleh melalui tes saja, tetapi juga bisa dikumpulkan melalui pengamatan atau laporan diri. Definisi asesmen berkaitan dengan semua proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi.

Menurut Griffin dan Nix (1991), pengukuran, asesmen, dan evaluasi adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu prilaku. Bisa prilaku individu atau lembaga. Sifat yang hirarkis ini menunjukan bahwa setiap kegiatan evaluasi melibatkan pengukuran dan asesmen.

Ditinjau dari cakupannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang mikro. Evaluasi makro cenderung menggunakan sampel dalam mentelaah suatu program dan dampaknya berlaku pada lembaga. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan.

(3)

Paradigma asesmen sebagai suatu pembelajaran peserta didik dirintis oleh staf pengajar pada Fakultas Alverno sekitar 20 tahun yang lalu, yaitu sebagai suatu contoh cara mengubah lembaga melalui asesmen program (Banto, 1994). Pendekatan yang digunakan ini merupakan penegasan bahwa asesmen merupakan bagian dari cara membelajarkan seseorang. Evaluasi pendidikan yang dalam pelaksanaanya didahului dengan asesmen harus mampu mendorong peserta didik belajar lebih baik dan guru atau dosen untuk mengajar lebih baik.

Hasil evaluasi pendidikan merupakan informasi yang sangat berguna bagi pengelola pendidikan baik yang berada di tingkat pusat maupun di wilayah. Salah satu tujuan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tampak belum berhasil. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun yang tidak berubah, walau berfluktuasi namun masih dalam kategori rendah. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi kemungkinan belum memberikan informasi yang akurat dan rinci untuk perbaikan kualitas pendidikan.

Hasil evaluasi pendidikan yang bersifat nasional dapat dianalisis untuk memperoleh informasi yang akurat untuk perbaikan kualitas pendidikan. Namun hal ini belum banyak dilakukan, sehingga tiap sekolah tidak menerima informasi tentang kekurangannya secara rinci. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan. Evaluasi pendidikan yang bersifat nasional yang diselenggarakan setiap tahun seperti program rutin saja, karena hasilnya belum memberi kontribusiyang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

Layanan pendidikan pada masyarakat yang pluralistik tidak mudah, karena bila tujuan pembelajaran dibuat sama, sebagian besar tidak tercapai, dan apabila dibuat sederhana, hasilnya bisa counter productive. Mereka bisa memperoleh nilai yang tinggi, namun kemampuannya tetap rendah, karena tingkat kesulitan soal ujian rendah, sehingga tidak mampu bersaing di tingkat nasional apalagi di tingkat internasional

(4)

dengan kondisinya. Hal ini merupakan salah satu realisasi pendekatan manajemen berbasis sekolah.

Stark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya melihat kesesuaian antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fokus dalam banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak, dan yang tidak terkait bisa positif dan bisa negatif. Oleh karena itu pendekatan goal free dalam melakukan evaluasi layak untuk digunakan Walau tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh hasil yang berupa rasa percaya diri, kreatifitas, kemandirian, dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Inovasi Pelayanan Publik Kantor Desa Kaligondo Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dam

Observasi mengenai alat dan media dilakukan untuk mengetahui fasilitas yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pada observasi yang dilaksanakan tanggal 28

Pendekataan yang dilakukan untuk perjanjian kartel alangkah baiknya diubah dari yang semula secara “Rule of Reason’ menjadi “ Per Se Illegal ” dengan tujuan agar di

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja. Hasil uji hipotesis

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh faktor makro ekonomi (Tingkat Inflasi, Tingkat

Dilihat dari segi kemasan, daya tarik visual produk air minum dalam kemasan “DD Water” yang mampu mempengaruhi psikologis masyarakat secara tidak langsung untuk tertarik

Box Culvert Desa Jati Baru pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2011, dengan ini diumumkan bahwa