• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) | Maulana | JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH 136 926 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) | Maulana | JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH 136 926 2 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)

Oleh:

Iyan Maulana1, Dini Rochdiani2, Djafar Shiddiq3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) saluran pemasaran buah manggis (2) besarnya marjin pada masing - masing lembaga pemasaran (3) besarnya keuntungan pada masing - masing lembaga pemasaran buah manggis (4) besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) buah manggis. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survai. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dipilih secara sengaja dengan alasan hanya satu-satunya Kelompok Tani yang melakukan usahatani manggis di Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis dengan jumlah anggota 32 orang. Sedangkan untuk sampel lembaga pemasaran diambil dengan cara Snowball Sampling diperoleh satu orang ketua kelompok tani, satu orang pedagang pengumpul dan tiga orang pedagang pengecer. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1) Terdapat satu saluran pemasaran buah manggis dari Kelompok Tani Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis.

2) Besarnya marjin pemasaran di kelompok tani sebesar Rp. 50,00 per kilogram, di pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.500,00 per kilogram dan di pedagang pengecer sebesar Rp. 1.500,00 per kilogram.

3) Besarnya keuntungan pemasaran yang diperoleh kelompok tani yaitu sebesar Rp. 30,00 per kilogram, pedagang pengumpul sebesar Rp. 750,00 per kilogram, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 741,84 per kilogram.

Besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer’sshare) adalah sebesar 61,87 persen.

Kata kunci :Kelompok Tani, Pemasaran, Manggis

PENDAHULUAN

Komoditas hortikultura merupakan

komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi serta dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral lainnya. Salah satu komoditas hortikultura yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk orientasi tersebut adalah komoditas buah - buahan. Hal ini disebabkan karena komoditas ini memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar dalam negeri maupun di pasar internasional (Azhari, 2004).

Produksi buah - buahan di Indonesia relatif meningkat dari tahun ke tahun, tetapi laju peningkatannya masih jauh dari kesempatan yang dapat diraih.Pola usahatani yang pada umumnya dilakukan di tanah pekarangan dengan modal kecil menyebabkan rendahnya produksi dan

produktivitas karena usaha ini belum ditangani secara serius (Anief, 2000).

Manggis atau mangossteen (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu komoditas buah eksotik primadona ekspor, sehingga berpotensi

dikembangkan sebagai usaha di bidang

agribisnis.

Manggis adalah buah tropis yang dijuluki Queen of the Tropical Fruit, karena memiliki cita rasa yang eksotik serta keindahan kulit buah dan daging buah yang putih bersih (Sobir, 2005).

(2)

tanaman dan produksi manggis di Kabupaten 1.

Tabel 1. Keadaan Tanaman dan Produksi Manggis di Kabupaten Ciamis Tahun 2012

No Kecamatan

Jumlah Tanaman

(Pohon)

Jumlah Panen (Pohon)

Produksi (Kwintal)

Produktivitas (Kw/Pohon)

1 Cimerak 840 54 21 0,39

2 Cijulang 9300 1.652 853 0,52

3 Cigugur 13.665 10.193 5.005 0,49

4 Langkaplancar 1.716 1.253 440 0,35

5 Parigi 3744 1.942 993 0,51

6 Sidamulih 925 750 290 0,39

7 Pangandaran 575 0 0 0,00

8 Kalipucang 1.804 313 100 0,32

9 Padaherang 8.065 405 81 0,20

10 Banjarsari 36.485 22.865 4.634 0,20

11 Lakbok - 0 0 0,00

12 Pamarican 3.873 1589 441 0,28

13 Cidolog - 0 0 0,00

14 Cimaragas 981 385 131 0,34

15 Cijeungjing 2.110 200 40 0,20

16 Cisaga 1.131 1.021 200 0,20

17 Tambaksari 2.235 1.313 656 0,50

18 Rancah 23.865 12.530 2.750 0,22

19 Rajadesa 10.772 2.425 600 0,25

20 Sukadana 4.351 3.351 750 0,22

21 Ciamis 550 535 401 0,75

22 Cikoneng 7.600 1.000 300 0,30

23 Cihaurbeuti 616 0 0 0,00

24 Sadananya 770 100 40 0,40

25 Cipaku 37 0 0 0,00

26 Jatinagara 1.271 0 0 0,00

27 Panawangan 3.785 579 144 0,25

28 Kawali 4.480 0 0 0,00

29 Panjalu 113 16 4 0,25

30 Panumbangan 136 76 19 0,25

31 Sindangkasih 5.948 66 19 0,29

32 Baregbeg 8.560 5.025 5.182 1,03

33 Lumbung 178 0 0 0,00

34 Purwadadi - 0 0 0,00

35 Mangunjaya 761 0 0 0,00

36 Sukamantri 105 0 0 0,00

Jumlah 161.347 69.638 24.094

Rata-rata 0,35

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, 2012

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 Kecamatan yang mengembangkan budidaya manggis di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Baregbeg memiliki nilai produktivitas yang paling tinggi yaitu sebesar 1,03 kwintal per pohon dengan jumlah tanaman 8.560 pohon, jumlah panen 5.025 pohon, dan jumlah produksi sebanyak 5.182 kwintal.

(3)

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)

Iyan Maulana1, Dini Rochdiani2, Djafar Shiddiq3

Tabel 2. Luas Areal Tanam, Produksi, dan Produktivitas Manggis Kecamatan Baregbeg Tahun 2012

No Desa

Luas Areal Tanam

(Ha)

Pohon Menghasilkan

Produksi (Kw)

Produkti vitas (Kw/ Pohon)

Jumlah Petani (Orang)

1 Sukamulya 40,00 4.000,00 4.300,00 1,08 374

2 Karangampel 8,00 380,00 456,00 1,20 83

3 Pusakanagara 7,00 160,00 160,00 1,00 41

4 Saguling 5,00 180,00 243,00 1,35 54

5 Mekarjaya 3,00 90,00 108,00 1,20 22

6 Baregbeg 2,00 60,00 60,00 1,00 16

7 Petir 2,00 55,00 55,00 1,00 13

8 Jelat 2,00 60,00 60,00 1,00 19

9 Sukamaju 1,00 40,00 40,00 1,00 12

Jumlah 65,00 5.025,00 5.482,00 1,09 634 Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Baregbeg, 2012

Tabel 2 menunjukkan bahwa Desa Sukamulya memiliki luas areal tanam manggis paling luas di Kecamatan Baregbeg yaitu 40 hektar dengan jumlah pohon menghasilkan 4.000 pohon dan produktivitas 1,08 kwintal per pohon.

Berdasarkan data dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Baregbeg menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun produksi manggis di Desa Sukamulya mengalami peningkatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai luas areal tanam, produksi, produktivitas dan jumlah petani manggis di Desa Sukamulya tujuh tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Areal Tanam, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Petani Manggis di Desa Sukamulya Tujuh Tahun Terakhir

No Tahun Luas Areal Tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas

(Ton/Ha) Jumlah Petani

1 2005 40,00 250,00 6,25 374

2 2006 40,00 250,00 6,25 374

3 2007 40,00 290,00 7,25 374

4 2008 40,00 350,00 8,75 374

5 2009 40,00 380,00 9,50 374

6 2010 40,00 400,00 10,00 374

7 2011 40,00 400,00 10,00 374

8 2012 40,00 430,00 10,75 374

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Baregbeg, 2012

Tabel 3 memperlihatkan bahwa sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan produksi manggis yang berdampak pula pada peningkatan produktivitas. Dengan peningkatan produksi tersebut pendapatan petani pun menjadi meningkat.

Di Desa Sukamulya tanaman manggis diusahakan oleh 374 orang petani, namun yang

mengusahakan secara berkelompok hanya

Kelompok Tani Kridamulya dengan jumlah anggota sebanyak 32 orang petani yang mengusahakannya pada lahan tegalan seluas 14,45 hektar.

Keberhasilan suatu kegiatan usaha, termasuk budidaya buah manggis, tidak hanya ditentukan

oleh aspek produksi, namun aspek pemasaran

juga memegang peranan penting dalam

menunjang keberhasilan usahanya. Dalam

(4)

Kridamulya Desa Sukamulya mempunyai

peluang yang cukup baik untuk

dikembangkan.Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala terutama fluktuasi harga yang cukup tajam akibat dari rantai pemasaran yang ada, sehingga berakibat kepada pendapatan yang diterima oleh petani menjadi rendah, dengan terdapatnya lembaga-lembaga pemasaran dari produsen ke konsumen yang terlibat. Perbedaan harga tersebut disebabkan adanya biaya pemasaran dan keuntungan yang diambil

oleh lembaga-lembaga pemasaran. Pada

umumnya semakin banyak lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran, maka perbedaan harga semakin besar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pemasaran manggisyang diusahakan oleh Kelompok Tani

Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan

Baregbeg Kabupaten Ciamis di lahan tegalan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode survai, dengan mengambil kasus di Kelompok Tani Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Metode survai adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapat keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu atau suatu studi ektensif yang dipolakan untuk

memperoleh informasi-informasi yang

dibutuhkan (Daniel, 2002).

Operasionalisasi Variabel

Agar mendapatkan persepsi dan penafsiran yang jelas terhadap variabel yang di gunakan dalam penelitian, perlu ada pembatasan istilah terhadap variabel yang di teliti, yaitu :

1)

Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan arus barang dan jasa dari petani produsen ke konsumen atau pemakai.

2)

Lembaga pemasaran adalah orang atau perusahaan atau lembaga yang secara langsung terlibat dalam proses pemasaran.

3)

Saluran pemasaran adalah suatu jalur yang dilalui arus barang-barang dari petani keperantara lembaga dan akhirnya sampai pada konsumen.

4)

Petani manggis adalah orang yang

membudidayakan tanaman manggis.

petani yang dibentuk atas kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan

(sosial,ekonomi, sumber daya) dan

keakraban untuk meningkatkan usaha

anggota.

6)

Pedagang pengumpul adalah orang yang membeli manggis dari petani kemudian di simpan pada suatu tempat dan dijual kembali kepada pedagang lain.

7)

Pedagang pengecer adalah mereka yang

langsung menjual atau mengecerkan

manggis kepada konsumen.

8)

Harga jual adalah nilai dari manggis yang di keluarkan atau dijual, di hitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

9)

Konsumen akhir adalah orang yang

mengkonsumsi produk buah manggis dan tidak menjualnya kembali.

10)

Harga beli adalah nilai dari manggis yang diterima atau dibeli, dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

11)

Biaya pemasaran adalah biaya yang

dikeluarkan untuk pemasaran, dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg), yang terdiri dari :

a. Biaya pengangkutan, meliputi biaya bagi

kegiatan yang ditunjukan untuk

menggerakan barang-barang dari tempat pembelian sampai ketempat penjualan dinilai dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

b. Biaya retribusi (resmi), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pajak penjualan per kilogram (Rp/kg).

c. Biaya penyimpanan, yaitu biaya yang dikelurkan bagi sewa gudang atau tempat penyimpanan dinilai dalam rupiah per kiliogram per hari (Rp/kg).

d. Biaya penyusutan adalah biaya yang diperhitungkan oleh lembaga pemasaran untuk menutup kerugian akibat adanya kerusakan selama peroses pemasaran seperti susut, busuk dan hilang dinilai dalam rupiah perkilogram (Rp/kg).

(Kilogram)

(5)

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)

Iyan Maulana1, Dini Rochdiani2, Djafar Shiddiq3

12)

Keuntungan lembaga pemasaran adalah selisih harga jual dengan harga beli setelah dikurangi biaya dari fungsi pemasaran, dihitung dalam satuan rupiah per kilo gram (Rp/kg).

Farmer’s Share adalah bagian harga yang diterima petani dan harga yang dibayar oleh konsumen serta dinyatakan dalam satuan persen (%).

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

a) Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yag telah disiapkan.

b) Sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa Dinas atau Instansi yang terkait dengan penilaian ini dan dari studi kepustakaan yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling, menurut Sugiyono (2007) purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Jumlah sampel responden lembaga

pemasaran dilakukan dengan caraSnow Ball Sampling. Sugiyono (2007) menyatakan bahwa Snowball Sampling Method adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Kelompok Tani Kridamulya dipilih secara sengaja sebagai sampel dengan alasan hanya satu-satunya kelompok tani yang melakukan

usahatani manggis di Desa Sukamulya

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis dengan jumlah anggota 32 orang petani dan luas areal tanam seluas 14,45 hektar.

Rancangan Analisis Data

Data yang di peroleh ditabulasi, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat hasil pemantauan saluran pemasaran atau peredaran manggis. Analisis marjin pemasaran di lakukan untuk mengetahui perbedaan hargaper satuan di

tingkat petani sampai dengan tingkat konsumen pada tiap rantaipemasaran. Untuk mengetahui

besarnya marjin pemasaran, keuntungan

pemasaran dan farmer’s share dihitung dengan formulasi sebagai berikut (Angipora, 2002). (1) Marjin pemasaran buah manggis, dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Angipora, 2002) :

Mm = Pe – Pf

keterangan:

Mm = Marjin Pemasaran

Pe = Harga produk di tingkat lembaga pemasaran Pf = Harga produk di tingkat petani

atau,

M = Hj – Hb

Keterangan :

M = Marjin pemasaran Hj = Harga jual Hb = Harga beli

(2) Keuntungan pemasaran buah manggis,

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Angipora, 2002) :

π = Mm – TC

keterangan:

π = Keuntungan Mm = Marjin pemasaran TC = Total biaya

(3) Farmer’s Share dihitung dengan rumus sebagai berikut (Angipora, 2002):

Fs =

x 100%

Dimana :

FS = Bagian harga bagi petani Pf = Harga di tingkat petani

Pr = Harga di tingkat pedagang pengecer

Tempat dan Waktu Penelitian

(6)

Identitas Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 37 orang yang terdiri dari 32 orang petani buah manggis, 1 orang ketua kelompok tani, 1 orang pedagang pengumpul dan 3 orang pedagang pengecer.

Umur Responden

Hasil pengamatan terhadap responden diketahui bahwa umur responden berkisar antara 42 sampai 80 tahun.

Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh responden hanya sampai tingkat tingkat pendidikan responden untuk tamatan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 33 responden, tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 1 responden dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 3 responden.

Pengalaman Berusahatani Responden

Responden memiliki pengalaman berusaha sebagian besar lebih dari 25 tahun, yaitu sebanyak 19 responden, pengalaman berusaha antara 5 sampai 15 tahun sebanyak 10 responden dan pengalaman berusaha antara 16 sampai 25 tahun sebanyak 8 responden.

Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Jumlah tanggungan keluarga responden antara 0 sampai 1 orang sebanyak 16 responden dan tanggungan keluarga antara 2 sampai 3 orang sebanyak 21 responden.

Analisis Pemasaran Buah Manggis

Berdasarkan hasil penelitian di Kelompok Tani Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, terdapat satu saluran pemasaran buah manggis yang dilakukan oleh petani seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Saluran Pemasaran Buah Manggis dari Kelompok Tani Kridamulya Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg

Kabupaten Ciamis

Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran merupakan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran atau selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen (Angipora, 2002). Marjin

per kilogram, di pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.500,00 per kilogram dan di pedagang pengecer sebesar Rp. 1.500 per kilogram.

Keuntungan Pemasaran

Keuntungan pemasaran merupakan selisih antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh tiap lembaga pemasaran. Keuntungan pemasaran buah manggis yang diperoleh kelompok tani sebesar Rp. 30,00 per kilogram, pedagang pengumpul sebesar Rp. 750,00 per kilogram, sedangkan pedagang pengecer keuntungan Rp. 741,84 per kilogram.

Farmer’s Share atau Persentase Bagian Harga yang Diterima Petani

Farmer’s share adalah persentase harga yang diterima produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual ditingkat petani Rp. 5.000 per kilogram, dan ditingkat pedagang pengecer yang menjual ke konsumen akhir sebesar Rp.8.000 per kilogram, maka besarnya nilai farmer’s shareadalah :

%

Dari hasil perhitungan diperoleh farmer’s share sebesar 61,87 persen, hal ini menunjukkan bahwa bagian harga yang diterima petani sebesar 61,87 persen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat satu saluran pemasaran buah

manggis dari Kelompok Tani Kridamulya

Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg

Kabupaten Ciamis.:

2) Besarnya marjin pemasaran di kelompok tani sebesar Rp. 50,00 per kilogram, di pedagang pengumpul Rp. 1.500,00 per kilogram dan di pedagang pengecer adalah Rp. 1.500,00 per kilogram.

3) Besarnya keuntungan pemasaran yang

(7)

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis)

Iyan Maulana1, Dini Rochdiani2, Djafar Shiddiq3

sebesar Rp. 750,00 per kilogram, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 741,84 per kilogram.

4) Besarnya bagian harga yang diterima petani (farmer’sshare) adalah sebesar 61,87 persen.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan adalah Kelompok Tani Kridamulya harus lebih aktif mencari peluang pasar dan diharapkan dapat menjual langsung kepada konsumen, sehingga dapat menekan biaya agar keuntungan yang diperoleh bisa lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Angipora. 2002. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta Anief.2000.Pedoman Sistem Jaminan Mutu

melalui Standar Prosedur Operasional (SOP) Pisang Mas Kirana.Kabupaten Lumajang

Azhari, DH,. 2004. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil terhadap Pengembangan Agribisnis Hortikultura. Makalah Disampaikan pada Pertemuan Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan – Hortikultura 2004. Cisarua Bogor,24 – 27 Mei 2004. BP3K Kecamatan Baregbeg, 2013. Programa

Tahunan BP3K Kecamatan Baregbeg Tahun 2012. Ciamis.

Daniel. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi aksara, Jakarta.

Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2007. Program dan Kegiatan Departemen Pertanian. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, 2013. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis 2012. Ciamis Permana, W. 2010. Kulit Buah Manggis Dapat

Menjadi Minuman Instan Kaya Antioksidan.

Warta Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Volume 32 Nomor 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian. Jakarta.

Sobir, 2005.Buku Pintar Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Redaksi Agromedia. Jakarta

(8)

Gambar

Tabel 1. Keadaan Tanaman dan Produksi Manggis di Kabupaten Ciamis Tahun 2012
Tabel 2. Luas Areal Tanam, Produksi, dan Produktivitas Manggis Kecamatan Baregbeg Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana ( simple random sampling ), dari seluruh anggota populasi yang berjumlah 120 orang dan diambil responden

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan metode purposive sampling dimana sampel yang dipilih telah memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dengan umur 18-65

Teknik pengambilan sampel menggunakan salah satu metode Non Probabilty Sampling yaitu Purposive Sampling di mana anggota populasi dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan

Jumlah warung kopi yang diteliti yaitu sebanyak tujuh warung kopi yang dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu dengan alasan

Jumlah warung kopi yang diteliti yaitu sebanyak tujuh warung kopi yang dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu dengan alasan

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara sengaja pada responden, dengan pertimbangan bahwa

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampling purposive, yaitu pengambilan dengan yang dikehendaki untuk selanjutnya dipilih berdasarkan ciri-ciri: (1) Siswa

5 Salah satu alasan peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dengan jenis pengambilan sampel purposive sampling karena guru matematika