• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " BAB II"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

a. Letak dan Batas Wilayah Administrasi

Secara astronomis, Kabupaten Tanah Datar terletak pada 00°17 - 00°39 Lintang Selatan dan 100°19 -100°51 Bujur Timur. Berdasarkan letak administrasinya, Kabupaten Tanah Datar mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Batas Kabupaten/Kota

Utara Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota Selatan Kabupaten Solok

Barat Kabupaten Padang Pariaman

Timur Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung

Kabupaten Tanah Datar mempunyai luas wilayah 1.336 km2 atau 133.600 hektar, yang terbagi menjadi 14 kecamatan, 75 nagari dan 395 jorong, dengan komposisi luas wilayah seperti pada Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar

No Kecamatan Luas (Ha) Persentase Jumlah

Nagari Jorong

1. X Koto 15.202 11,38 9 41

2. Batipuh 14.427 10,8 8 49

3. Batipuh Selatan 8.273 6,19 4 17

4. Pariangan 7.643 5,72 6 21

5. Rambatan 12.915 9,67 5 33

6. Lima Kaum 5.000 3,74 5 33

7. Tanjung Emas 11.205 8,39 4 19 8. Padang Ganting 8.350 6,25 2 7

9. Lintau Buo 6.022 4,51 4 22

10. Lintau Buo Utara 20.431 15,29 5 63

11. Sungayang 6.545 4,9 5 14

12 Sungai Tarab 7.185 5,38 10 32

13. Salimpaung 6.088 4,58 6 27

14. Tanjung Baru 4.315 3,23 2 17

Jumlah 133.600 100 75 395

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar

(2)

BAB II

Gambar 2.1 Peta Administrasi

b. Topografi

Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah dengan kondisi topografi bervariasi mulai dari datar, bergelombang hingga berbukit dengan elevasi ± 200 1.000 m dpl. Berdasarkan kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Tanah Datar terbagi sebagaimana tabel 2.2 berikut:

Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan Klasifikasi Kemiringan Lereng

(%) Luas (Ha) Persentase(%) Datar dan agak landai 0 3 6.189 4,63

Landai 2 8 3.594 2,69

Bergelombang 8 15 43.922 32,88

Agak Curam 15 30 79.895 59,80

Curam 30 45 -

-Sangat Curam > 45 -

-Sumber: RTRW Kabupaten Tanah Datar 2011 2031

(3)

BAB II

c. Hidrologi

Hidrologi adalah data yang berkaitan dengan kondisi keairan, baik air permukaan maupun air tanah yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta tingkat kelerengan dan kondisi tutupan lahan. Kondisi hidrologi di Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan pola aliran bersifat dendritik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sumber air.

Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan seperti mata air, danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai mata air yang banyak terdapat di Kabupaten Tanah Datar yang mengalir melalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan dengan pola aliran berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang-cabang sungai besar.

Kabupaten Tanah Datar memiliki 5 (lima) buah sungai besar dan 208 (dua ratus delapan) buah sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan. Kebanyakan dari air sungai-sungai tersebut bersumber dari lereng-lereng gunung seperti; Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago serta Gugusan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir ke arah timur yaitu DAS Indragiri dengan pola dendritik, namun untuk sungai di sekitar Danau Singkarak pola aliran sungai yang terbentuk adalah pola rectangular dengan sungai utama adalah Batang Ombilin dan sebagian mengalir dengan pola dendritik terutama cabang-cabang sungai besar. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(4)

BAB II

Air Tanah

Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui dari kedalaman sumur gali masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam kaitannya sebagai pembawa air.

Di Kabupaten Tanah Datar sebagian kecil masyarakat masih menggunakan sumur gali sebagai cadangan persediaan air bersih pada saat air PDAM mengalami gangguan. Masyarakat yang menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih tersebar di Kabupaten Tanah Datar khususnya daerah permukiman.

d. Geologi

Berdasarkan peta geologi lembaran Padang dan lembaran Solok, Kabupaten Tanah Datar secara geologi mempunyai beberapa formasi geologi :

1. Anggota bawah formasi Ombilin batu kuarsa yang mengandung mika, sisipan arkose, serpih lempungan (liat), konglomerat kuarsa dan batubara

2. Anggota filit dan serpih formasi Kuantan, serpih dan filit sisipan batusabak, batu lanau, rijang dan aliran lava

3. Andesit dari gunung berapi dan lahar di sekeliling gunung Marapi, konglomerat dan endapan-endapan kolovium di bagian barat dan danau Singkarak

4. Granit kapur bersusunan leuco-granit sampai monzonit kuarsa, umumnya bertekstur faneritik-forfiritik

5. Formasi brani, konglomerat dengan sisipan pasir dan Tuf batu apung.

Gambar 2.4 Peta Geologi

e. Klimatologi

Kabupaten Tanah Datar mempunyai sebaran curah hujan antara 1.750 4.000 mm per tahun dengan sebaran wilayahnya sebagai berikut :

1. Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 4.000 mm per tahun tanpa ada bulan kering meliputi wilayah di sekitar pinggang Gunung Marapi yang meliputi wilayah di kecamatan X Koto dan Pariangan.

(5)

BAB II

3. Wilayah dengan curah hujan antara 2.000 2.500 mm per tahun dengan bulan kering 4 sampai 6 bulan, meliputi wilayah di sekitar kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang dan bagian utara kecamatan Tanjung Emas.

4. Wilayah dengan curah hujan antara 1.750 2.000 mm per tahun , meliputi wilayah di sekitar kecamatan Batipuh, X Koto dan Rambatan.

Berdasarkan peta agroklimat Provinsi Sumatera Barat (zona iklim menurut Oldeman), Kabupaten Tanah Datar mempunyai beberapa zona agroklimat, yaitu: 1. Wilayah bagian barat mempunyai zona iklim A dan B1, dimana zona iklim A

mempunyai bulan basah lebih dari 9 bulan/tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan/tahun, sedangkan zona iklim B1 mempunyai bulan basah 7-9 bulan/tahun dan bulan kering kecil 2 bulan/tahun (bulan basah: curah hujan besar dari 200 mm/bulan dan bulan kering: curah hujan kecil dari 100 mm/bulan).

2. Wilayah bagian tengah dan utara mempunyai zona iklim C1, dengan bulan basah 5-6 bulan/tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan /tahun, dan zona iklim D1 dengan bulan basah 3-4 bulan/tahun dengan bulan keringnya kurang 2 bulan/tahun

3. Wilayah bagian timur dan selatan mempunyai zona iklim D2 dengan bulan basah 3-4 bulan/tahun dengan bulan kering 2-3 bulan /tahun.

Gambar 2.5 Peta Curah Hujan

f. Jenis Tanah

Berdasarkan faktor-faktor pembentukan tanah yang terdiri dari bahan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu geologis, maka di wilayah ini terdapat beragam jenis tanah yaitu (1) Entisols, (2) Inceptisol, (3) Andosols, (4) Ultisols, (5) Oxisol, (6) Vertisol dan (7) Psamment/Regosols pergunungan.

(6)

BAB II

Gambar 2.6 : Peta

Jenis Tanah

g. Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh hutan diikuti oleh pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan perkebunan rakyat. Data penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.2

Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Datar

No Uraian Luas (Ha) Persentase

1. Pemukiman 12.073,00 9,04

2. Pertanian lahan kering 17.691,52 13,24

3. Pertanian lahan basah 23.653,00 17,70

4. Telaga/kolam/perairan umum 310,97 0,23

5. Hutan

- Hutan Konservasi - Hutan Lindung - Hutan Produksi

- Hutan Produksi Konversi

20.111,09 20.336,87 9.359,06 113,90

15,05 15,22 7,01 0,09

6. Perkebunan rakyat 23.290,19 17,43

7. Danau 6.660,00 4,99

T o t a l 133.600,00 100,00

Sumber data : BPS Kabupaten Tanah Datar

(7)

BAB II

Gambar 2.7 Peta Penggunaan Lahan

2.1.1.2. Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Tanah Datar memiliki bentang alam yang bervariasi, yaitu posisinya berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, memiliki morfologi bergelombang, banyak dilalui sungai-sungai besar serta dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar Semangko) sehingga menyebabkan Kabupaten Tanah Datar rentan terhadap bencana.

Potensi bencana yang ada di Kabupaten Tanah Datar diantaranya adalah: 1. Gempa Bumi

Gempa bumi di Kabupaten Tanah Datar disebabkan oleh adanya jalur sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang memanjang mulai dari Teluk Semangko di tenggara hingga Banda Aceh.

Nagari yang berpotensi rawan bencana gempa yaitu Nagari Gunung Rajo dan Nagari Pitalah karena kedua nagari tersebut berada tepat di jalur sesar. Sedangkan daerah yang harus diwaspadai dengan gempa tektonik adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.

2. Gerakan Tanah (Longsoran)

Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Bukit Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Beberapa penyebab terjadinya gerakan tanah, antara lain :

a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada wilayah ini.

b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai penyebab terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya tataguna lahan yang tidak sesuai dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan kaki bukit untuk wilayah pemukiman dan pelebaran jalan.

(8)

BAB II

Jenis gerakan tanah yang sering terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan (debris slide) dan aliran bahan rombakan (debris avalanche). Berdasarkan hasil studi pemetaan mengenai gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya, jenis gerakan tanah yang dijumpai berupa longsoran bahan rombakan dan nendatan, selain itu dijumpai juga beberapa gawir gerakan tanah lama. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kondisi lahan yang memiliki potensi bencana gerakan tanah, serta lokasi penyebarannya, sebagai berikut :

a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material vulkanik lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona patahan sehingga sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar Jalan Padang Panjang - Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan Batipuh.

b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif labil terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang - Batusangkar, Bukit Tampang Biaro, Sikaladi, Kecamatan Pariangan

c. Pemaprasan tebing yang tidak mengikuti kaidah kestabilan lereng sangat berbahaya bagi pengguna fasilitas jalan, terdapat di Desa Baruah Bukik Kecamatan Sungayang.

d. Granit, coklat-putih, tergerus kuat, bidang gerusan terisi oleh lempung, lapukan granit berukuran pasir kasar - kerikil kasar, mineral lapuk: kuarsa, feldspar, biotit (inset: kontak antara granit lapuk dan masif yang dibatasi oleh bidang patahan).

e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa lahar, abu-abu, fragmen rempah-rempah vulkanik terdiri dari andesit dan material gunungapi lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang Panjang Kabupaten Tanah Datar

Gambar 2.8 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor

3. Gunung Marapi

(9)

BAB II

Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi kembali aktif diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur (Kecamatan Pariangan); Lumbung Bapereng, Tanjung Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayutanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto); Andaleh dan Sabu (Kecamatan Batipuh); daerah-daerah tersebut diindikasikan sebagai jalur lahar jika terjadi letusan.

Pengamanan daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Kawasan Bahaya I dengan radius 0 2 Km dari puncak gunung. b. Kawasan Bahaya II dengan radius 3 7 Km dari puncak gunung. c. Kawasan bahaya III dengan radius 8 14 Km dari puncak gunung.

Dari pembahasan mengenai potensi bencana di atas, berdasarkan kriteria kawasan lindung untuk kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.

Gambar 2.9 Peta Rawan Bencana Gunung Api

2.1.1.3. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Tanah Datar meliputi beberapa kawasan antara lain :

1. Kawasan peruntukan pertanian;

(10)

BAB II

a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Kawasan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian tanaman pangan (padi sawah) umumnya berada pada seluruh kecamatan, namun potensi terbesar terdapat pada kecamatan Batipuh seluas 5.452 Ha, Kecamatan Pariangan 4.581 Ha, Kecamatan Lintau Buo Utara 4.251 Ha dan Kecamatan Sungai Tarab 4.246 Ha. Kawasan yang berpotesi untuk pengembangan jagung berada pada kawasan Kecamatan Rambatan dengan luas 1.510 Ha, Kecamatan Salimpaung seluas 875 Ha dan Kecamatan Sungai Tarab dengan luas lahan 637 Ha.

Kawasan pengembangan kacang tanah berada di Kecamatan Batipuh seluas 294 Ha, Kecamatan Pariangan seluas 183 Ha dan Kecamatan Sungai Tarab seluas 130 Ha. Sementara kawasan yang berpotensi untuk pengembangan sawo berada pada kawasan Kecamatan Batipuh Selatan seluas 199,9 Ha dan kawasan Kecamatan Sungai Tarab dengan luas 32,96 Ha.

b. Kawasan Peternakan dan Perikanan

Kawasan pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Tanah Datar terdapat pada seluruh kawasan kecamatan, namun populasi terbanyak terdapat pada Kecamatan Rambatan dengan jumlah populasi 4.141 ekor, Kecamatan Pariangan 2.938 ekor, Kecamatan Lintau Buo Utara dengan populasi 2.535 ekor dan Kecamatan Sungai Tarab dengan jumlah populasi 2.450 ekor.

Kawasan pengembangan peternakan kambing di Kabupaten Tanah Datar terdapat pada wilayah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan jumlah populasi 7.745 ekor, Kecamatan Lima Kaum 4.371 ekor dan Kecamatan Salimpaung dengan jumlah populasi 3.223 ekor.

Kawasan pengembangan perikanan di Kabupaten Tanah Datar terdapat pada seluruh kecamatan, namun kawasan terluas terdapat pada kawasan Kecamatan Padang Ganting dengan luas areal 254,70 Ha, kawasan Kecamatan Tanjung Emas seluas 218,40 Ha, Kecamatan Lintau Buo 188,6 Ha dan kawasan Kecamatan Sungayang seluas 180,10 Ha.

c. Kawasan Perkebunan

Beberapa kawasan yang dapat dikembangkan untuk komoditi perkebunan dalam rangka menopang perekonomian masyarakat Kabupaten Tanah Datar, antara lain :

 Komoditi karet di Kecamatan Lintau Buo dan Kecamatan Padang Ganting

 Komoditi kakao di kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Lintau Buo Utara dan Kecamatan Rambatan

 Komoditi casiavera di Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Sungayang dan Kecamatan Pariangan

2. Kawasan Pertambangan

Sumber daya alam lain yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar adalah potensi tambang. Meskipun analisisLocation Quation(LQ) menunjukkan bahwa sektor tambang merupakan sektor non basis, namun potensi tambang yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar cukup potensial.

Pada saat ini Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi tambang migas dan potensi tambang mineral baik mineral logam maupun mineral non logam sebagai berikut :

a) Mineral logam berupa Tembaga, Litium, Kobalt, Timah Hitam, Seng dan Mangan dengan lokasi tersebar di Kabupaten Tanah Datar

(11)

BAB II

Potensi tambang lain yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar selain mineral adalah potensi migas. Potensi Migas Tanah Datar merupakan bagian dari Potensi Migas Blok Singkarak yang tersebar di 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar. Lokasi blok Singkarak telah dirintis semenjak tahun 1984 terdapat di Kecamatan Rambatan, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang Ganting, Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Batipuh Selatan. Untuk potensi mineral, Luas Kawasan Blok Singkarak yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar adalah 1.544,9 Ha.

3. Kawasan Pariwisata

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki potensi pariwisata cukup banyak dan beragam. Selain Istano Basa Pagaruyung yang dikenal dengan Rumah Gadang, Kabupaten Tanah Datar juga memiliki Danau Singkarak, yang cukup terkenal bukan saja di wilayah Tanah Datar atau di Provinsi Sumatera Barat, melainkan di tingkat nasional. Disamping itu masih banyak potensi pariwisata yang belum digali dan terekspose di masyarakat luas.

Potensi-potensi yang ada diantaranya adalah Objek Wisata Puncak Pato (Bukik Marapalam), Bukik Payo Rapuih, Kuburan Panjang Dt. Tantejo Gurhano, Pemandian Air Panas Pariangan Tuo dan sebagainya. Secara keseluruhan objek wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar tercatat sebanyak 134 buah objek wisata yang terdiri dari : a) Objek Wisata Alam sebanyak 36 buah

b) Objek Wisata Sejarah/Budaya sebanyak 90 buah c) Objek Wisata Minat Khusus sebanyak 8 buah

2.1.1.4. Demografi

Demografi adalah suatu keadaan yang menggambarkan distribusi penduduk pada suatu wilayah. Tujuan penggunaan demografi adalah :

1. Menganalisis kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu 2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya

dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia

3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya

Berdasarkan data BPS Kabupaten Tanah Datar, jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar tahun 2014 adalah 343.875 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki 167.677 jiwa dan penduduk perempuan 176.198 jiwa dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 95,16 dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,31%. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk 338.494 340.906*) 341.911*) 342.864 343.875

2. Pertumbuhan

Penduduk -0,66 0,47 0,29 0,28 0,31

Sumber : BPS

(12)

BAB II

Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2013 adalah 257 jiwa/km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Lima Kaum (727 jiwa/km2) diikuti Kecamatan Sungai Tarab (412 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Batipuh Selatan (127 jiwa/km2). Kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4

Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Penduduk KepadatanPenduduk

per Km2

Laki-laki Perempuan Total

1. X Koto 15.202 20.963 22.026 42.989 283 2. Batipuh 14.427 14.529 15.521 30.050 208 3. Batipuh Selatan 8.273 5.072 5.470 10.542 127 4. Pariangan 7.643 9.536 10.067 19.603 256 5. Rambatan 12.915 16.223 17.235 33.458 259 6. Lima Kaum 5.000 17.662 18.690 36.352 727 7. Tanjung Emas 11.205 10.785 11.255 22.040 197 8. Padang Ganting 8.350 6.596 7.171 13.767 165 9. Lintau Buo 6.022 9.012 9.079 18.091 300 10. Lintau Buo Utara 20.431 17.458 17.962 35.420 173 11. Sungayang 6.545 8.257 8.830 17.087 261 12 Sungai Tarab 7.185 8.257 8.830 17.087 261 13. Salimpaung 6.088 10.203 10.787 20.990 345 14. Tanjung Baru 4.315 6.246 6.629 12.875 298

Jumlah 133.600 167.051 175.813 342.864 257

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(13)

BAB II

Tabel. 2.5

Aspek, Fokus Dan Indikator Kinerja Menurut Bidang Urusan Penyelenggaraan Kabupaten Tanah Datar

Bidang Urusan/Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Pertumbuhan PDRB 5.423,08 6.084,97 6.789,34 7.715,23 8.713,83 Laju inflasi provinsi 7,84 5,37 4,16 10,87 11,90 PDRB per kapita (x 1000) 16.021 17.893 19.700 22.500 -Persentase penduduk diatas

garis kemiskinan 93,1 93,43 94,04 94,23 94,70 Angka kriminalitas yang

ditangani 7,06 6,81 10,15 10,32 12,00

Fokus Kesejahteraan Masyarakat Pendidikan

Angka melek huruf 96,69 97,81 98,09 98,39 98,60 Angka rata-rata lama sekolah

- SD/MI 6,52 6,52 6,50 6,47 6,33 - SMP/MTs 3,05 3,02 3,03 3,02 3,03 - SMA/SMK/MA 3,03 3,03 3,02 3,02 3,02

Angka partisipasi kasar

- SD/MI 113,08 103,67 103,46 98,82 106,43 - SMP/MTs 97,35 79,83 82,67 79,37 100,41 - SMA/MA/SMK 62,29 73,55 76,03 68,02 76,55

Angka Partisipasi Murni

- SD/MI 100,75 92,30 91,82 86,12 91,84 - SMP/MTs 77,13 63,14 63,51 62,55 79,10 - SMA/MA/SMK 44,78 52,39 43,82 50,31 62,73

Kesehatan

Angka kematian bayi 12,70 13,40 16,80 15,00 15,20 Angka umur harapan hidup 70,60 70,68 71,60 71,80 71,80 Persentase balita gizi buruk 0,62 0,34 0,57 0,26 0,24

Pertanahan

Rasio luas lahan per penduduk 0,223 0,222 0,221 0,221 0,220

Ketenagakerjaan

Rasio penduduk yang bekerja 0,95 0,95 0,97 0,95 0,95

Fokus Seni Budaya dan Olahraga Kebudayaan

Jumlah grup kesenian 243 175 276 266 266

Pemuda dan Olahraga

Jumlah klub olahraga 80 85 95 100 105 Jumlah gedung/sarana

(14)

BAB II

Bidang

Urusan/Indikator 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

ASPEK PELAYANAN

sekolah 10.692,12 9.466,86 9.618,88 9.203,94 10.463,35 Rasio ketersediaan

sekolah/penduduk usia sekolah - SD/MI

- SMP/MTs 78,9851,69 72,5142,55 72,7644,92 70,4142,22 77,4253,18 Rasio guru/murid 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 Rasio guru/murid per

kelas rata-rata - SD/MI

- SMP/MTs 0,040,21 0,030,18 0,040,19 0,040,19 0,040,17

Pendidikan menengah:

Angka partisipasi

sekolah 4.683,26 5.510,7 7.568,66 6.771,89 7.655,25 Rasio ketersediaan

sekolah terhadap penduduk usia sekolah

25,05 29,49 30,64 25,47 30,00

Rasio guru terhadap

murid 0,12 0,12 0,13 0,13 0,11

Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

0,45 0,39 0,36 0,33 0,30

Penduduk yang berusia>15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

96,69 97,81 98,09 98,39 98,60

Fasilitas Pendidikan:

Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik**)

77,18 73,03 71,19 74,86 33,66

Sekolah pendidikan

- SMA/SMK/MA 61,3381,67 61,7883,03 80,1886,00 76,2476,96 32,2380,59

Persentase Siswa Putus Sekolah:

- SD/MI 0,29 0,14 0,09 0,07 0,11

(15)

BAB II

Bidang

Urusan/Indikator 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

Persentase Siswa Lulus

Persentase Siswa

Lulus SD/MI 99,67 99,89 98,82 98,48 100,00 Persentase Siswa

Lulus SMP/MTs 92,19 92,83 95,51 97,62 99,21 Persentase Siswa

Lulus SMA/SMK/MA 99,05 98,88 99,42 100,00 99,08 Angka Melanjutkan

(AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

102,65 103,40 103,99 106,97 106,51

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

96,97 97,53 87,28 91,05 83,77

Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV 69,00 73,20 79,10 82,71 60,40

Kesehatan

Rasio posyandu per

satuan balita 16,63 21,74 17,19 23,09 22,46*) Rasio puskesmas per

satuan penduduk 0,068 0,067 0,067 0,067 0,067 Rasio pustu per

satuan penduduk 0,197 0,197 0,196 0,195 0,195 Rasio Rumah Sakit

per satuan penduduk 0,003 0,003 0,006 0,012 0,012 Rasio dokter per

satuan penduduk 0,268 0,258 0,249 0,260 0,259 Rasio tenaga medis

per satuan penduduk 1,742 1,690 1,603 1,627 1,623

Pekerjaan Umum

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

49,30 50,74 52,34 53,01 50,14

Jaringan irigasi

berkondisi baik 779 829 880 950 993 Rasio tempat ibadah

per satuan penduduk 5,33 4,95 4,95 4,43 4.42 Persentase rumah

tangga bersanitasi 20,65 28,70 34,87 45,80 62,62 Rasio tempat

(16)

BAB II

Bidang

Urusan/Indikator 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik

694,55 714,75 737,32 746,82 815,01

Perumahan

Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM)

13.750 13.739 14.734 14.971 15.036

Rumah tangga

pengguna listrik 64.332 66.706 70.137 73.047 75.444 Rumah tangga

ber-Sanitasi 17.721 24.700 30.585 38.550 59.517 Rumah tidak layak

huni 4.090 3.840 3.336 2.762 3.695

Penataan Ruang

Rasio Ruang Terbuka

Hijau Perkotaan 30,91 30,91 30,91 30,92 30,92 Jumlah IMB Yang

Diterbitkan - 97 198 179 164

Perencanaan

Ada Ada Ada Ada Ada

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/ PERKADA

Ada Ada Ada Ada Ada

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

Ada Ada Ada Ada Ada

Perhubungan

Jumlah arus

penumpang angkutan umum

308.000 269.500 385.000 385.000 385.067

Rasio izin trayek 0,0053 0,0052 0,0049 0,005 0,0049 Jumlah uji keur

angkutan umum 5.185 5.492 5.344 6.115 6.485 Jumlah Pelabuhan

berakses air bersih 31,55 36,80 44,84 53,15 64,07 Rasio daya tampung

TPS terhadap jumlah penduduk

(17)

BAB II

Bidang

Urusan/Indikator 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

Kependudukan dan Catatan Sipil

Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk

85,02 70,84 81,73 87,61

Rasio pasangan

berakte nikah 100 100 100 100

Kepemilikan KTP 44.216 189.623 201.213 230.552 244.371

Pemberdayaan

63,87 64,39 64,89 65,00 65,18

Rasio KDRT 0,01 0,02 0,01 0,02 0,02

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Rata-rata jumlah

anak per keluarga 1,31 1,36 1,37 1,32 1,34 Cakupan peserta KB

aktif 75,00 81,85 83,29 76,57 76,28

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Persentase koperasi

aktif 88,4 88,4 89,6 89,6 89,78

Jumlah UKM non

BPR/LKM UKM 8.258 8.340 1.533 1.603 1.722

Penanaman Modal

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

64.300 113.700 129.800 328.900 345.600

Kepemudaan dan Olahraga

Jumlah organisasi

pemuda 18 18 18 18 18

Jumlah organisasi

olahraga 28 28 28 28 30

Jumlah kegiatan

kepemudaan 18 18 18 18 18

Jumlah kegiatan

olahraga 28 28 28 28 30

(18)

BAB II

Bidang

Urusan/Indikator 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

- - 22 8 7

Laju Pertumbuhan

ekonomi 5,89 5,84 5,71 5,93 6,01

Persentase penduduk diatas garis

kemiskinan 93,1 93,43 94,04 94,23 94,70

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Rata-rata jumlah

kelompok binaan PKK 0,86 0,86 0,93 0,98 1.09

Jumlah LSM 1 1 1 1 1

PKK aktif 90 90 90 90 90

Statistik

Buku kabupaten

dalam angka Ada Ada Ada Ada Ada

Buku PDRB

kabupaten Ada Ada Ada Ada Ada

Komunikasi dan Informatika

Jumlah jaringan

komunikasi/menara 77 77 84 88 98

Rasio wartel/warnet

terhadap penduduk - - - 0,03 0,03 Jumlah surat kabar

nasional/lokal 20 24 22 18 18

Jumlah penyiaran

radio 2 2 2 2 2

Perpustakaan

Jumlah perpustakaan 1 1 1 1 1

Jumlah pengunjung Perpustakaan per tahun

7.381 8.031 5.473 5.338 6.953

Fokus Iklim Berinvestasi

Angka kriminalitas 12,30 11,15 16,61 14,35 16,40

Fokus Sumber Daya Manusia

Rasio lulusan

S1/S2/S3 0,43 0,44 0,48 0,52

-Rasio ketergantungan

(depedency ratio) 53,47 63,40 57,26 58,97

(19)

BAB II

2.1.2.2. Pengolahan Data dan Informasi Kondisi Umum Daerah

Berisikan data dan informasi kondisi umum daerah terkait dengan indikator kinerja pembangunan daerah mencakup aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, yang dapat menggambarkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah, pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Pada tahun 2013, PDRB-ADHB Kabupaten Tanah Datar nilainya 7.715,23 milyar rupiah dan pada tahun 2014 diproyeksikan sebesar 8.713,82 milyar rupiah.

Sektor pertanian masih menjadi sektor perekonomian utama penduduk Kabupaten Tanah Datar dengan kontribusi mencapai 37,05% dari total PDRB Tahun 2014. Namun demikian, apabila dilihat perkembangannya selama kurun waktu tahun 2010-2014, nilai kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan. Hal yang sama juga terjadi pada sektor industri pengolahan. Meskipun secara nominal nilai tambahnya terus meningkat, namun dari sisi kontribusi terhadap PDRB justru mengalami penurunan. Trend meningkat di antaranya ditunjukkan oleh sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa. Kondisi ini menggambarkan ada pergeseran pola ekonomi masyarakat, meskipun tidak terjadi secara drastis. Secara perlahan-lahan sektor pertanian mulai digantikan sektor lain yang selama ini belum berkembang. Upaya pemerintah dalam mempromosikan pariwisata cukup mempengaruhi kondisi ini, terlihat dengan perkembangan sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor jasa-jasa.

Tabel 2.6

Jumlah PDRB ADHB per Sektor di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Sektor Tahun (dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014*)

1. Pertanian 2.045,42 2.281,42 2.517,96 2.874,96 3.228,53 2. Pertambangan danPenggalian 99,03 110,73 123,65 137,83 153,54 3. Industri Pengolahan 637,66 712,85 792,24 889,15 1.000,96

4. Listrik dan air 51,88 56,69 61,76 68,07 77,12

5. Bangunan 432,48 492,13 553,09 619,48 704,40

6. Perdagangan, hotel danrestoran 677,80 754,68 853,12 980,67 1.101,59 7. Angkutan dan komunikasi 362,72 412,24 465,04 530,83 622,41 8. Keuangan, persewaan danjasa pemerintahan 187,50 212,01 241,64 276,65 310,62 9. Jasa-jasa 928,59 1.052,22 1.180,82 1.337,58 1.514,66 Total 5.423,08 6.084,97 6.789,34 7.715,23 8.713,83 Sumber : TDA

(20)

BAB II

Tabel 2.7

Kontribusi per Sektor PDRB Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Sektor 2010 2011 Kontribusi (%)2012 2013 2014*)

1. Pertanian 37,72 37,49 37,09 37,07 37,05

2. Pertambangan danPenggalian 1,83 1,82 1,82 1,78 1,76

3. Industri Pengolahan 0,96 0,93 0,91 0,88 0,89

4. Listrik dan air 7,97 8,09 8,15 7,99 8,08

5. Bangunan 7,97 8,09 8,15 7,99 8,08

6. Perdagangan, hotel danrestoran 12,50 12,40 12,57 12,65 12,64

7. Angkutan dan komunikasi 6,69 6,77 6,85 6,84 7,14

8. Keuangan, persewaan danjasa pemerintahan 3,46 3,48 3,56 3,57 3,56

9. Jasa-jasa 17,12 17,29 17,39 17,76 17,38

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : TDA *) Angka estimasi

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Dalam kurun waktu tahun 2010-2014, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar berfluktuasi. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi 5,89%, dan pada tahun 2013 meningkat 5,93 %. Pada tahun 2014, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar mencapai 6,01%. Pertumbuhan ekonomi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas ekonomi Kabupaten Tanah Datar, khususnya aktivitas di bidang pertanian yang dari tahun ke tahun masih menjadi kegiatan ekonomi utama masyarakat Kabupaten Tanah Datar.

Tabel 2.8

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Sektor Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1. Pertanian 5,28 5,40 5,72 5,85 6,06 2. Pertambangan dan Penggalian 5,96 5,65 5,84 5,78 5,88 3. Industri Pengolahan 5,84 5,88 4,85 5,58 5,67 4. Listrik dan air 6,35 5,71 5,71 5,05 5,28 5. Bangunan 6,43 6,52 6,53 6,64 6,78 6. Perdagangan, hotel dan restoran 5,99 5,81 5,92 6,00 6,10 7. Angkutan dan komunikasi 7,23 6,79 5,84 6,32 6,65 8. Keuangan, persewaan dan jasapemerintahan 7,13 7,30 7,00 6,92 5,61 9. Jasa-jasa 6,22 5,90 5,48 5,75 5,69

Jumlah 5,89 5,84 5,71 5,93 6,01

(21)

BAB II

Grafik 2.1

5,89

5,84

5,71

5,93

6,01

5,555,6 5,655,7 5,755,8 5,855,9 5,956 6,05

2010 2011 2012 2013 2014

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi

2. Laju Inflasi Provinsi Sumatera Barat

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi didasarkan pada indeks harga konsumen (IHK) yang dihitung secara sampel di 45 (empat puluh lima) kota di Indonesia yang mencakup 2.834.397 komoditas dan dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil survei biaya hidup (SBH). Tabel berikut ini menyajikan data inflasi provinsi Sumatera Barat dan Nasional tahun 2010-2014.

Tabel 2.9

Inflasi Provinsi Sumatera Barat dan Nasional Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 2012Tahun 2013 2014

1. Insflasi Nasional 6,96(1) 3,79(1) 4,30(1) 8,38(1) 8,36(1)

2. Inflasi Provinsi Sumatera Barat 7,84 5,37 4,16 10,87 11,90 3. Inflasi Kabupaten Tanah Datar 5,46 6,02 5,55 7,27 6,54*)

Sumber : Badan Pusat Statistik

(1) www.bi.go.id/moneter/inflasi/data *) Angka estimasi

(22)

BAB II

3. PDRB Per Kapita

Indikator lain yang sering digunakan sebagai tolok ukur kekuatan ekonomi suatu daerah adalah nilai PDRB perkapita. Secara konsepsional PDRB perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dengan demikian, PDRB perkapita hanya merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan dan diterima secara rata-rata oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi.

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar berjumlah 343.875 jiwa, dengan demikian PDRB perkapita Kabupaten Tanah Datar mencapai kisaran Rp. 25.340.000,- per tahun. Tabel berikut ini merupakan perbandingan PDRB perkapita Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat dan nasional.

Tabel 2.10

PDRB Per Kapita Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat dan Nasional Tahun 2006-2013

No Uraian Tahun (X 1000)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 PDRB Kab.Tanah Datar 10.189 11.397 13.030 14.367 16.021 17.893 19.700 22.500

2 PDRB Prov.Sumatera

Barat 11.507 12.507 14.955 15.978 17.928 20.062 22.035 25.086 3 PDRBNasional 14.892 17.361 21.361 23.860 27.029 30.659 33.531 36.508

Grafik 2.3

4. Pemerataan Pendapatan

(23)

BAB II

Pemerataan pendapatan masyarakat di Kabupaten Tanah Datar masuk dalam kategori sedang, dalam pengertian bahwa distribusi pendapatan di setiap kecamatan rata-rata tidak berbeda secara signifikan.

B. Kesejahteraan Sosial

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kinerja pembangunan bidang kesejahteraan sosial secara umum diukur dari capaian kinerja bidang pendidikan dan kesehatan, yang salah satunya direpresentasikan oleh capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanah Datar. Selama periode 2010-2014, capaian IPM menunjukkan kecenderungan meningkat, yang berarti terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia, bukan hanya dari sisi tingkat pendidikan, tetapi juga dari sisi kesehatan dan pendapatan.

Tabel 2.11

IPM Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat dan Nasional Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 2012Tahun 2013 2014

1 IPM Kabupaten Tanah Datar 74,00 74,58 75,00 75,29 75,79* 2 IPM Provinsi Sumatera Barat 73,78 74,28 74,70 75,01 75,01 3 IPM Nasional 72,27 72,77 73,29 73,81 73,81

*Angka estimasi (Bappeda & PM) Sumber data :www.bps.go.id

Grafik 2.4

2. Pendidikan

(24)

BAB II

Tabel 2.12

Kondisi Pendidikan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 2012Tahun 2013 2014

1 Angka Melek Huruf (%) 96,69 97,81 98,09 98,39 98,60 2 Angka Buta Aksara 3,31 2,19 1,91 1,61 1,40 3 Angka Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

- SD/MI 6,52 6,52 6,50 6,47 6,33 - SMP/MTs 3,05 3,02 3,03 3,02 3,03 - SMA/SMK/MA 3,03 3,03 3,02 3,02 3,02 4 Angka Partisipasi Kasar (APK-%)

- SD/MI 113,08 103,67 103,46 98,82 106,43 - SMP/MTs 97,35 79,83 82,67 79,37 100,41 - SMA/MA/SMK 62,29 73,55 76,03 68,02 76,55 5 Angka Partisipasi Murni (APM-%)

- SD/MI 100,75 92,30 91,82 86,12 91,84 - SMP/MTs 77,13 63,14 63,51 62,55 79,10 - SMA/MA/SMK 44,78 52,39 58,42 50,31 62,73

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

*)angka sementara

Berdasarkan tabel di atas, angka melek huruf secara umum mengalami peningkatan, walaupun relatif kecil. Pada tahun 2010 angka melek huruf 96,69% dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 98,60%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf berhasil diturunkan jumlahnya melalui program dan kegiatan diantaranya seperti Kejar Paket A, B dan C dan program penunjang lainnya.

Angka rata-rata lama sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMA/SMK/MA tahun 2010-2014 terus meningkat. Hal ini menunjukan bahwa program dan kegiatan yang dilaksanakan pada jenjang SD/MI dan SMA/SMK/MA telah berhasil dengan baik. Sedangkan pada jenjang pendidikan SMP/MTs angka rata-rata lama sekolah berfluktuasi.

Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK pada tahun 2014 mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan pada jenjang pendidikan SD/MI mengalami penurunan dari 113,08% pada tahun 2010 menjadi 106,43% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya beberapa kebijakan antara lain pembatasan usia masuk sekolah dan berkurangnya jumlah anak yang tinggal kelas.

Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan SD/MI pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 95,17% pada tahun 2010 menjadi 91,84% pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena belum adanya layanan program unggulan pada jenjang pendidikan SD/MI. Sedangkan APM pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK pada tahun 2014 telah mengalami peningkatan.

3. Kesehatan

(25)

BAB II

Kinerja pembangunan kesehatan dapat dilihat pada indikator Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan, sebagaimana tergambar pada tabel 2.15.

Tabel 2.13

Indikator Kesehatan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

Sumber : Data Diolah

Dari tabel di atas terlihat Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tanah Datar mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014 yaitu 70,60 tahun pada tahun 2010 menjadi 71,80 tahun pada tahun 2014. Dengan kata lain, upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah berhasil dilaksanakan.

Angka Kematian Bayi selama 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi sebesar 15,20 mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2010 sebesar 12,70 per seribu kelahiran. Namun pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan dari 13,40 menjadi 16,80. Hal ini disebabkan karena pemahaman ibu hamil terhadap kehamilan masih sangat rendah, yang mengakibatkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) kurang dari 2.500 gr, gangguan terhadap pernafasan bayi yang lahir (asfiksia), kelainan bawaan serta gangguan pernafasan pada bayi (pneumoni).

Angka Kematian Ibu Melahirkan pada tahun 2014 terjadi penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2013. Hal ini dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, seperti peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan meningkatkan keterampilan petugas melalui Asuhan Persalinan Normal, dengan adanya pembiayaan melalui program BPJS dan BPJS Mandiri. Sedangkan pada tahun 2012-2013 terjadi peningkatan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya keterlambatan pasien datang ke sarana kesehatan dan terkena penyakit infeksi lainnya

.

4. Kemiskinan

a. Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan

Persentase penduduk di atas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula 100 angka kemiskinan, dimana angka kemiskinan merupakan persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk.

Tabel 2.14

Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Persentase penduduk diatas garis

kemiskinan 93,1 93,43 94,04 94,23 94,70

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar

NAS SB TD NAS SB TD NAS SB TD NAS SB TD NAS SB TD

Umur Harapan Hidup (UHH)

Tahun 70,90 69,50 70,60 71,10 69,76 70.68 71,10 70,02 71.60 70,07 70,09 71,80 72,00 70,09 71.80

Angka

Kematian Bayi kelahiran1/1000 hidup

34 596 12,70 34 1047 13.40 32 721 16,80 15,00 24 15,20 

Angka

108,90 129 115.00 99 54,77 166,00 118  59,20

Indiator Satuan

Tahun

(26)

BAB II

Tabel 2.15

Persentase Penduduk Miskin Tahun 2010 2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Nasional 13,33 12,36 11,66 11,47 10,96 Provinsi Sumatera Barat 9,50 8,99 8,00 7,56 6,89 Kabupaten Tanah Datar 6,90 6,57 5,95 5,77 5,30*)

Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar *) Angka Proyeksi

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Tanah Datar tahun 2010-2014 mengalami penurunan, hal ini disebabkan beberapa program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan telah berhasil menekan tingkat kemiskinan di Kabupaten Tanah Datar. Disamping program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan pada masing-masing SKPD juga diberikan bantuan kepada penduduk miskin melalui bantuan sosial dan Bantuan Amil Zakat (BAZ).

Grafik. 2.5

b. Rasio Luas Lahan per Penduduk

Tabel 2.16

Rasio Luas Lahan per Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk (jiwa) 339.792 340.906 341.911 342.864 343.875 Luas lahan (Ha) 75.690,86 75.690,86 75.690,86 75.690,86 75.690,86 Rasio luas lahan per penduduk 0,223 0,222 0,221 0,221 0,220

Sumber : Data Diolah

(27)

BAB II

c. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Penambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja sehingga dapat menyerap penambahan angkatan kerja.

Tabel 2.17

Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk Usia 15

Tahun ke atas 235.890 238.571 243.020 243.545 240.066 2 Angkatan Kerja 3 Bukan Angkatan Kerja 79.121 83.021 75.785 67.344 67.614 4 Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) (%) 66,46 65,62 68,82 70,92 71,95 5 Tingkat Kesempatan Kerja

(TKK)/Rasio penduduk yang bekerja

0,95 0,95 0,97 0,95 0,95

6 Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) (%) 0,05 0,05 0,03 0.05 0,05

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka (Data Diolah)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas terus meningkat, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan, begitu juga dengan angkatan kerja. Tingkat kesempatan kerja (rasio penduduk yang bekerja) di Kabupaten Tanah Datar cukup tinggi yaitu sebesar 95% sedangkan tingkat pengangguran terbuka hanya 5%, ini berarti angkatan kerja yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan yang masih mencari pekerjaan atau menganggur.

d. Kriminalitas (Angka Kriminalitas Yang Ditangani)

Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat serta menanggulangi kriminalitas. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (Kepolisian/Kejaksaan). Angka kriminalitas yang ditangani merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama satu tahun.

(28)

BAB II

Tabel 2.18

Tindak Pidana Yang Ditangani di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Jenis Kasus Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Pencurian dengan pemberatan 34 16 20 24 17 2 Pencurian dengan kekerasan 2 1 4 4 5

3 Curanmor - 11 15 8 8

4 Pencurian biasa 6 16 13 16 20

5 Penipuan 10 11 8 19 18

6 Percobaan curas - - - -

-7 Ancam dengan senjata tajam - - - - -8 Perampasan/pemerasan - 1 - 2 -9 Membawa BBM subsidi tanpa

surat 2 2 5 4 6

10 Pembunuhan - - 2 -

-11 Penganiayaan berat/

pengeroyokan 4 9 12 14 18

12 Penganiayaan biasa 37 32 47 57 62 13 Penganiayaan ringan 27 25 42 53 61

14 Penggelapan 7 8 9 12 13

15 Pemalsuan surat 3 1 6 7 9

16 Perjudian 18 7 24 15 21

17 Pemerkosaan 3 1 2 1 1

18 Perbuatan cabul 11 16 17 27 30 19 Poligami/Kawin liar 3 6 4 8 9

20 Kebakaran 18 15 21 18 20

21 Pengancaman - - -

-22 Penyerobotan tanah 23 13 31 13 17 23 Kekerasan di depan umum - - -

-24 Pengrusakan 14 13 20 19 22

25 Narkoba 6 13 23 14 23

26 Pertambangan tanpa izin (PETI) - - - - -27 Percobaan perkosaan 3 - - - -28 Perkosaan di bawah umur - - - - -29 Membuat perasaan tidak

senang 8 15 22 29 36

Jumlah 239 232 347 354 416

Angka Kriminalitas yang

ditangani 7,06 6,81 10,15 10,32 12,00

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka (Data Diolah)

(29)

BAB II

5. Seni Budaya dan Olahraga

Pembinaan terhadap perkembangan seni budaya dan olahraga dapat dilihat dari jumlah grup kesenian dan jumlah sarana olah raga sebagaimana tergambar dalam Tabel 2.20 dan Tabel 2.21 berikut:

Tabel 2.19

Jumlah dan Jenis Grup Kesenian Yang Aktif di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Grup Kesenian 2010 2011 2012Tahun 2013 2014

1 Tradisional

- Randai 79 85 39 39 39

- Talempong 75 14 39 39 39

- Pencak Silat 9 8 7 7 7

- Tari Rakyat 25 22 5 22 22

- Saluang Rabab 21 13 39 39 39 2 Non Tradisional

- Band 2 - 8 8 8

- Rebana 7 9 75 47 47

- Drama 1 2 - 1 1

- Salawat Dulang 24 22 64 64 64

Jumlah 243 175 276 266 266

Sumber : Dinas Budparpora Kabupaten Tanah Datar

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata perkembangan jumlah grup kesenian tradisional dan non tradisional yang aktif selama tahun 2010-2014 cenderung menurun. Hal ini dapat diketahui dari aktif tidaknya grup kesenian tersebut mengikuti lomba kesenian tradisional yang diadakan di tingkat Kabupaten. Disamping itu belum semua grup kesenian yang ada di Kabupaten Tanah Datar terpublikasi.

Tabel 2.20

Jumlah Sarana Olah Raga di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Sarana Olahraga 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

1 Sepak Bola 100 100 100 100 100 2 Bola Volley 200 200 200 200 200

3 Bulutangkis 88 88 88 88 88

4 Sepak Takraw 117 117 117 117 117

5 Tenis Lapangan 6 6 6 5 5

6 Bola basket 37 37 37 37 37

Jumlah 548 548 548 547 547

Sumber : Dinas Budparpora Kabupaten Tanah Datar

(30)

BAB II

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

Pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan di Kabupaten Tanah Datar pada umumnya menunjukkan hasil cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan dan pemerataan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing selama tahun 2010-2014, sebagaimana terlihat pada tabel 2.22 s/d tabel 2.27.

Tabel 2.21

Perkembangan Jumlah Sekolah di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No. Tingkat/Jenis Pendidikan Satuan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 TK/RA Unit 195 195 198 204 204 2 SD/MI/SDLB Unit 312 313 314 315 315 3 SMP/MTs/SMPLB Unit 102 101 102 103 103 4 SMA/MA/SMLB Unit 39 42 44 52 52

6 SMK Unit 8 8 8 8 8

Jumlah Unit 651 653 666 671 671

Sumber : Profil Dinas Pendidikan

Dari tabel di atas terlihat bahwa perkembangan fasilitas pendidikan di Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Jumlah TK/RA pada tahun 2010-2013 mengalami peningkatan dari 195 unit menjadi 204 unit tahun 2013, tetapi pada tahun 2014 mengalami perubahan pengelolaan sebanyak 8 unit dari TK menjadi RA oleh Kementerian Agama Kabupaten Tanah Datar.

Jumlah SD/MI/SDLB bertambah dari 312 unit pada tahun 2010 menjadi 315 unit pada tahun 2014, hal ini disebabkan adanya pembangunan 2 unit SDLB pada tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Sungayang dan Lima Kaum, dan pada tahun 2012 didirikan MI Al-Ikhlas Batusangkar di Kecamatan Lima Kaum.

Jumlah SMP/MTs/SMPLB pada tahun 2010 2014 mengalami peningkatan dari 102 unit pada tahun 2010 menjadi 103 unit pada tahun 2014. Hal ini disebabkan pada tahun 2012 didirikan SMP Nurul Ikhlas Excelent di Kecamatan X Koto.

(31)

BAB II

Tabel 2.22

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No. Jenjang Pendidikan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

I SD/MI

Jumlah gedung sekolah 308 308 309 309 309 Jumlah penduduk kelompok usia

7-12 tahun 38.995 42.472 42.468 43.888 39.915 Rasio 78,98 72,51 72,76 70,41 77,42

II SMP/ MTs

Jumlah gedung sekolah 100 99 100 101 103 Jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 19.344 23.270 22.262 23.921 19.370 Rasio 51,69 42,55 44,92 42,22 53,18

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

Dari tabel di atas dapat dilihat rasio ketersediaan sekolah untuk tingkat pendidikan dasar SD/MI dari tahun 2010-2014 sudah sangat baik, artinya untuk 10.000 penduduk usia sekolah 7 12 tahun tersedia sebanyak 77 sekolah SD/MI atau rata-rata satu sekolah telah menampung 129 siswa atau tertampung sebanyak 21 siswa per lokal (standar pendidikan nasional rata-rata siswa per lokal 32 orang). Demikian juga untuk tingkat SMP/MTs jika dibandingkan rasio ketersediaan sekolah tahun 2010 dan tahun 2014 terhadap 10.000 penduduk usia sekolah 13-15 tahun sudah terjadi peningkatan dari 51 sekolah menjadi 53 sekolah berarti satu sekolah dapat menampung 138 siswa. Pada tahun 2014 rata-rata siswa SMP/MTs per lokal sebanyak 24 siswa (standar pendidikan nasional rata-rata siswa per lokal 32 orang).

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar yang ada di Kabupaten Tanah Datar telah mampu menampung semua penduduk usia pendidikan dasar sehingga akses penduduk terhadap pendidikan sudah semakin baik.

Tabel 2.23

Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pedidikan Dasar Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No. Jenjang Pendidikan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

I SD/MI

Jumlah guru 3.386 3.312 3.330 3.278 3.114 Jumlah murid 43.948 43.951 43.577 43.096 42.440 Rasio 770,46 753,57 764,16 760,63 733,74

II SMP/MTs

Jumlah guru 2.317 2.316 2.412 2.429 2.230 Jumlah murid 18.286 18.187 18.274 18.899 19.409 Rasio 1.267,09 1.273,44 1.319,91 1.285,25 1.148,95

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

(32)

BAB II

layanan pendidikan sehingga dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar dan hasil belajar yang berkualitas.

Selanjutnya tabel berikut ini menyajikan kondisi layanan fasilitas pendidikan di Kabupaten Tanah Datar tahun 2010-2014.

Tabel 2.24

Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2010 kondisi ruang kelas rusak ringan SD/MI adalah 19,93%, pada tahun 2014 menjadi 60,74%, sementara ruang kelas yang rusak berat pada tahun 2010 adalah 2,89% menjadi 5,60% pada tahun 2014. Kondisi ruang kelas rusak ringan SMP/MTs tahun 2010 adalah 28,57% dan menjadi 57,52% pada tahun 2014, sementara ruang kelas yang rusak berat pada tahun 2010 adalah 10,10% menjadi 10,25% pada tahun 2014. Selanjutnya, kondisi ruang kelas rusak ringan SMA/MA/SMK tahun 2010 adalah 16,52% menjadi 15,29% tahun 2014, sementara ruang kelas yang rusak berat pada tahun 2010 adalah 1,81% menjadi 4,12% tahun 2014.

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Kondisi Ruang Kelas (%) Rusak Ringan:

SD/MI 19,93 22,71 23,48 20,58 60,74 SMP/MTs 28,57 28,52 15,61 19,95 57,52 SMA/MA/SMK 16,52 13,80 13,50 18,39 15,29 Rusak Berat

SD/MI 2,89 4,26 5,33 4,56 5,60 SMP/MTs 10,10 9,70 4,21 3,81 10,25 SMA/MA/SMK 1,81 3,17 0,50 4,65 4,12 2. Rasio Murid dengan ruangkelas (siswa/kelas)

SD/MI 21,00 21,00 21,00 21,00 21,00 SMP/MTs 32,00 23,00 22,00 22,00 24,00 SMA/MA/SMK 27,00 25,00 24,00 24,00 24,00 3. Jumlah perpustakaan Sekolah(%)

SD/MI 42,00 37,01 49,04 52,70 57,28 SMP/MTs 57,00 59,60 58,82 61,17 69,90 SMA/MA/SMK 50,00 58,82 67,31 71,15 71,70 4. Kualifikasi guru S1/D4 (%)

SD/MI 38,81 52,29 63,93 73,01 82,15 SMP/MTs 77,04 78,32 81,68 82,75 85,34 SMA/SMK/MA 89,45 88,99 91,69 91,80 91,35 5. Sertifikasi Guru (%)

(33)

BAB II

Rasio murid dengan ruang kelas untuk jenjang pendidikan SD/MI selama periode tahun 2010 2014 tidak mengalami perubahan, yaitu 21. Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 32 tahun 2010 menjadi 24 tahun 2014 dan untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK sebesar 27 tahun 2010 menjadi 24 tahun 2014.

Jumlah perpustakaan pada SD/MI pada tahun 2010 sebesar 42% menjadi 57,28% tahun 2014. Kemudian pada jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2010 sebesar 57% menjadi 69,90% tahun 2014 dan pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK tahun 2010 sebesar 50% menjadi 71,70% tahun 2014.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru bahwa seorang guru harus memiliki ijazah atau kualifikasi akademik S1 atau D4. Untuk menyikapi undang-undang tersebut pemerintah Kabupaten Tanah Datar setiap tahun memprogramkan peningkatan kualitas guru sehinggga diharapkan secara bertahap, guru-guru di Kabupaten Tanah Datar telah memiliki kualifikasi pendidikan sarjana.

Pada tahun 2010 guru SD yang berkualifikasi pendidikan S1/D4 adalah 38,81% menjadi 82,15% pada tahun 2014. Pada jenjang SMP/MTs persentase guru yang telah memiliki kualifikasi S1/D4 pada tahun 2010 adalah 77,04% menjadi 85,34% pada tahun 2014. Pada jenjang SMA/SMK persentase guru yang memiliki kualifikasi S1/D4 adalah 89,45% pada tahun 2010 menjadi 91,35% pada tahun 2014. Jumlah guru yang berkualifikasi S1 mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun belum dapat memenuhi harapan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru yaitu paling lambat pada tahun 2015 semua guru sudah berkualifikasi S1. Hal ini disebabkan antara lain karena jika semua guru yang belum berpendidikan S1 direkomendasikan untuk mengikuti pendidikan S1, maka akan menghambat proses belajar mengajar dan sekolah-sekolah akan kekurangan guru. Selain itu masih banyak guru yang belum berpendidikan S1 akan memasuki masa pensiun sehingga tidak memungkinkan untuk mengikuti S1. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kemampuan guru dan kualifikasi pendidikan guru dalam mengajar sehingga diharapkan setiap tingkat memiliki guru yang layak mengajar.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru, guru sebagai jabatan profesional pada setiap jenjang pendidikan dibuktikan oleh sertifikasi pendidik. Program sertifikasi pendidik dimulai pada tahun 2006 dan setiap tahunnya guru yang memperoleh sertifikat pendidik cendrung mengalami peningkatan. Jumlah guru TK yang telah memiliki sertifikasi pendidik tahun 2010 adalah 4,63% meningkat menjadi 29,78% tahun 2014, guru SD tahun 2010 sebesar 25% menjadi 66,92% tahun 2014, guru SMP tahun 2010 sebesar 55% meningkat menjadi 74,11% tahun 2014 dan guru SMA/SMK tahun 2010 sebesar 67,46% meningkat menjadi 93,00% tahun 2014.

Tabel 2.25

Persentase Siswa Putus Sekolah di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Jenjang Pendidikan

Persentase Siswa Putus Sekolah

2010 2011 2012 2013 2014*)

1 SD/MI 0,29 0,14 0,09 0,07 0,11 2 SMP/MTs. 0,52 0,5 0,53 0,69 0,16 3 SMA/MA/SMK 3,26 1,28 1,12 0,41 0,52

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

*)Angka sementara

(34)

BAB II

lingkungan. Sementara untuk jenjang SMP/MTs, persentase siswa putus sekolah berhasil diturunkan dari 0,69% pada tahun 2013 menjadi 0,16% pada tahun 2014.

Tabel 2.26

Persentase Siswa Lulus Ujian Nasional di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Sekolah Tahun (%)

2010 2011 2012 2013 2014*)

1 SD/MI 99,67 99,89 98,82 98,48 100,00 2 SLTP/MTs 92,19 92,83 95,51 97,62 99,21 3 SMA/SMK/MA 99,05 98,88 99,42 100,00 99,08

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

*)Angka sementara

Persentase siswa lulus ujian nasional tahun 2014 untuk seluruh jenjang pendidikan pada umumnya telah menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas 99%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kabupaten Tanah Datar cukup berhasil dalam penyelenggaran layanan pendidikan.

Tabel 2.27

Persentase Siswa SMA/SMK/MA Diterima di Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 Tahun (%)2012 2013 2014

1 Jumlah SMA/SMK/MAsiswa lulus - 3.431 3.570 3.912 4.081

2 Jumlah siswa yang diterimadi PTN - 986 1.372 2.129 2.096

3 Persentase - 28,97 38,55 54,44 51,41

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

Persentase siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan Kabupaten Tanah Datar sebagai pengelola pendidikan terbaik di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012, 2013 dan tahun 2014.

2. Kesehatan

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat upaya-upaya yang dilakukan adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Hal ini didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memenuhi standar dan jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.

a. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per Satuan Balita

(35)

BAB II

Tabel 2.28

Rasio Posyandu per Satuan Balita di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah Posyandu 595 596 598 598 599 2. Jumlah Balita 35.772 27.413 34.785 25.895 26.671*) 3. Rasio 16,63 21,74 17,19 23,09 22,46

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka *) Angka Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa keberadaan Posyandu di Kabupaten Tanah Datar telah memenuhi kebutuhan standar ketersediaan posyandu dengan tingkat penyebaran merata di seluruh kecamatan, nagari dan jorong.

b. Rasio Puskesmas dan Puskemas Pembantu (Pustu)

Tabel 2.29

Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu per Satuan Penduduk di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah Puskesmas 23 23 23 23 23

2. Jumlah Pustu 67 67 67 67 67

3. Jumlah Penduduk 339.792 340.906 341.911 342.864 343.875 4. Rasio Puskesmas per satuanpenduduk 0,068 0,067 0,067 0,067 0,067

5. Rasio Pustu per satuanpenduduk 0,197 0,197 0,196 0,195 0.195

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka

Dari tabel di atas terlihat bahwa keberadaan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Tanah Datar merata di seluruh kecamatan sesuai dengan kepadatan penduduk dan luas wilayah jangkauan pelayanan.

c. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Tabel 2.30

Rasio Rumah Sakit per Penduduk di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

1. Jumlah Rumah Sakit 1 1 2 4 4 2. Jumlah penduduk 339.792 340.906 341.911 342.864 343.875 3. Rasio 0,003 0,003 0,006 0,012 0,012

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka

(36)

BAB II

prasarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat karena adanya penambahan jumlah rumah sakit dari 1 (satu) unit menjadi 4 (empat) unit rumah sakit.

d. Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Tabel 2.31

Rasio Dokter per Satuan Penduduk di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah Dokter 91 88 85 89 89 2. Jumlah Penduduk 339.792 340.906 341.911 342.864 343.875 3. Rasio 0,268 0,258 0,249 0,260 0,259

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka

Dari tabel di atas terlihat bahwa rasio jumlah dokter per satuan penduduk telah memenuhi standar sistem pelayanan terpadu bidang kesehatan, dimana satu orang dokter melayani 2.500 orang penduduk. Namun dilihat dari jumlah dokter yang ada di Kabupaten Tanah Datar, jumlah dokter spesialis masih kurang seperti dokter spesialis mata, dokter spesialis saraf, dokter spesialis jantung dan dokter spesialis anestesi serta dokter spesialis lainnya.

e. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

Tabel 2.32

Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Uraian 2010 2011 Tahun2012 2013 2014

1. Jumlah Tenaga Medis 592 576 548 558 558 2. Jumlah Penduduk 39.792 340.906 341.911 342.864 343.875 3. Rasio 1,742 1,690 1,603 1,627 1,623

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah tenaga medis di Kabupaten Tanah Datar belum memenuhi standar pelayanan kesehatan yang ideal sehingga Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan jumlah tenaga medis, baik dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, perawat maupun bidan.

3. Lingkungan Hidup

a. Persentase Penanganan Sampah

(37)

BAB II

Tabel 2.33

Perkembangan Pelayanan Umum Bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2014

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Cakupan pelayananpersampahan (orang) 27.427 32.998 34.958 95.878 95,878

2. Persentase Sampah yangterangkut (%) 95 95 95 63,64 65,00

3. Jumlah Tempat PembuanganSementara/TPS (unit) 338 368 207 216 278

4. Jumlah rekomendasiUPL/UKL dan Amdal yang

diterbitkan (bh) 5 4 7 2 1

Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Datar

b. Persentase Penduduk Berakses Air Bersih

Persentase penduduk berakses air bersih di Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2010-2014 cenderung meningkat dari 31,55% menjadi 64,07%. Diharapkan persentase penduduk berakses air bersih tahun 2015 dapat mencapai 71% sesuai dengan target MDGs yang telah ditetapkan.

Tabel 2.34

Persentase Penduduk Berakses Air Bersih di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010-2014

No Uraian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah penduduk yangmendapatkan akses air bersih 107.204 125.453 153.313 175.375 220.218

2. Jumlah penduduk 339.792 340.906 341.911 342.864 343.875

3. Persentase penduduk berakses airbersih 31,55 36,80 44,84 51,15 64,07

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar

Selama tahun 2010-2014 telah dilaksanakan pembangunan prasarana air bersih pada 12 lokasi di Kabupaten Tanah Datar melalui program pamsimas dan program air bersih perdesaan.

4. Sarana dan Prasarana Umum

a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Jalan merupakan salah satu elemen perhubungan yang dominan digunakan dan dimanfaatkan oleh penduduk, keberadaan jalan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu daerah dimana fungsinya sebagai penghubung dan memberikan akses dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan pada sektor-sektor prioritas seperti pertanian, industri, pariwisata, pendidikan dan kesehatan.

Secara keseluruhan panjang jalan yang ada di Kabupaten Tanah Datar adalah 1.587 Km yang terdiri dari :

- Jalan Nasional sepanjang 42,2 Km

- Jalan Provinsi sepanjang 136 Km

- Jalan Kabupaten sepanjang 1.408,8 Km

Gambar

Tabel 2.21Perkembangan Jumlah Sekolah di Kabupaten Tanah Datar
Tabel 2.22Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Tanah Datar
Tabel 2.24Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tanah Datar
Tabel 2.25Persentase Siswa Putus Sekolah di Kabupaten Tanah Datar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan integrasi sosial melalui kearifan lokal merupakan proses kesatuan dan persatuan melalui kearifan-kearifan lokal yang berkembang antar suku dan agama yang berbeda

Hal ini (Sumur 2) menunjukkan bahwa pada kondisi tersebut hanya primer A196F dan A196R yang mampu mengamplifikasi DNA target, sedangkan amplifikasi primer A196C dan A196R

Berdasar permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian mengenai Pengawasan Penggunaan Pekerja Asing terhadap Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Hasil analisis ragam kadar keasaman yoghurt set menunjukkan bahwa penambahan pati ubi jalar modifikasi ikat silang dengan konsentrasi yang berbeda memberikan perbedaan

Pemodelan dengan menggunakan tumpuan fix dan roller lebih akurat untuk menganalisis kekuatan axle kendaraan karena pada pegas terdapat shackle yang dapat bergerak bebas.

Analisis konsep sei dalam chanoyu aliran Urasenke adalah persiapan yang dilakukan teishu sebelum melaksanakan chanoyu, yaitu ketika teishu membersihkan roji dari kotoran

Metode kedua adalah dengan menerapkan Constant current source pada Boost Converter sebagai driver dari LED, yang akan dibahas lebih lanjut dalam buku proyek akhir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan daun pepaya untuk pengobatan ikan mas koki yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila melalui perendaman selama 48 jam pada