1
P
P
R
R
O
O
F
F
I
I
L
L
S
S
I
I
N
N
G
G
K
K
A
A
T
T
H
H
U
U
T
T
A
A
N
N
A
A
D
D
A
A
T
T
D
D
I
I
2
2
4
4
D
D
E
E
S
S
A
A
S
S
E
E
K
K
I
I
T
T
A
A
R
R
T
T
N
N
K
K
S
S
Nama Hutan
Adat Kaki Bukit Langeh
Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning Muara
Air Dua
Temedak Hulu Air Lempur
Lokasi
Desa Pungut Mudik, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci
Desa Hiang Tinggi, Desa Betung Kuning, Desa Muara Air Dua, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci
Hutan Temedak, Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci
Desa Lempur Mudik, Desa Lempur Hilir, Desa Dusun Baru Lempur, Kelurahan Lempur Tengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci
Luas 292 ha 858,95 ha 23 ha 858,3 ha
Tutupan hutan
Hutan primer, hutan sekunder dan belukar
Hutan primer dan kebun campur
Hutan sekunder dan kebun campur
Hutan primer, perladangan kayu manis, dan kebun campur
Peruntukan
Sumber air, sumber kayu bangunan, obat-obatan, material upacara adat, potensi getah kayu balam dan pinus, mencegah longsor
Daerah tangkapan air, daerah penyangga TNKS dengan fungsi penyangga perluasan habitat, penyangga interaksi masyarakat, dan stabilisasi batas TNKS
Perlindungan tata air, sumber tanaman obat dan bahan baku upacara adat, hasil hutan non-kayu
Daerah tangkapan air bagi sawah di 4 desa tsb., sumber tanaman obat, daerah penyangga TNKS dengan fungsi penyangga perluasan habitat dan penyangga interaksi masyarakat, stabilisasi batas TNKS
Pengelola
Lembaga adat dan pemdes, ada aturan adat
Lembaga Adat Desa Nenek Limo Hiang Tinggi, Nenek Empat Betung Kuning Muara Air Dua
Lembaga adat Desa Keluru
Lembaga Kerja Tetap Adat Alam Lekuk 50 Tumbi Lempur
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat
Hutan adat Hutan adat Hutan adat Hutan adat
Status hukum formal lokasi saat ini
Hutan lindung Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 226 Tahun 1993
Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 176 Tahun 1992
Hutan Adat sesuai SK Bupati Kerinci No. 96 Tahun 1994
Status
pengelolaan saat ini
Dikelola oleh adat, mulai dari anak jantan, ninik mamak, hingga lembaga adat
Dikelola oleh adat, tidak ada kegiatan pembinaan intensif, pendampingan oleh WWF hingga 1994
Dikelola oleh adat, tidak ada pembinaan yang intensif
Kegiatan terakhir
Pemetaan oleh WWF Penghargaan Kalpataru kategori penyelamat lingkungan, 1993
Fasilitasi kegiatan pengembangan pertanian organik komoditi kayu manis oleh WWF
Catatan
Nama Hutan
Adat Ngalau Gadang Sungai Gambir Pancung Tebal Langgai
Lokasi
Hulu air Batang Bayang, hulu S. Cipuik, Air Sesai, hulu S. Lendan, Bkt. Kabong, Desa Ngalau Gadang,
Bukit Sitinjau Laut, Desa Sungai Gambia, Kecamatan Basa Ampek Balai, Kabupaten Pesisir Selatan
Hulu S. Bayang Abu, Desa Pancuang Taba, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan
Di beberapa hulu sungai, Desa Langgai, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan
Luas 284 ha 5 ha M asing-masing antara 2 – 10 ha
Tutupan hutan Hutan primer Hutan sekunder Hutan primer Hutan Primer
Peruntukan
Menjaga kestabilan air, menghindari erosi, lokasi pengambilan kayu, situs lokasi kampung asal
Cadangan kayu untuk anak-cucu, situs pertama nenek moyang desa
Menjaga kestabilan air, menghindari erosi, lokasi pengambilan kayu
Menjaga kestabilan air sawah, situs makam nenek yang dikeramatkan
Pengelola Ninik mamak dan pemdes Ninik mamak dan pemdes Ninik mamak dan pemdes Ninik mamak dan pemdes Status hukum
lokasi di tingkat masyarakat
Hutan Nagari Hutan desa Hutan Nagari Hutan desa
Status hukum formal lokasi saat ini
Status
pengelolaan saat ini
Kegiatan terakhir
Proses pemetaan oleh Pihak BPN
Plotting lokasi oleh Tim Pemetaan WWF
Sudah dipetakan oleh Pihak BPN
Fasilitasi oleh LP3LH
3
Nama Hutan
Adat Sungai Limau Senamat Ulu Rawa Bakung Lubuk Talang
Lokasi
Pancuran tujuh, di pinggir Sungai Batang Asam, Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Sawahlunto Sijunjung
Bukit Bujang, Desa Senamat Ulu, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo
Desa Ketenong I, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Rejang Lebong
S. Sabu, Desa Lubuk Talang, Kecamatan Muko-Muko Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara
Luas 20 ha 150 ha 48,5 ha Sekitar 500 ha
Tutupan hutan
Hutan Primer, hutan sekunder, dan tanaman campur
Hutan primer Hutan primer Hutan primer dan hutan sekunder (sekitar 50 tahun)
Peruntukan
Sumber air desa, sumber tanaman obat
Daerah tangkapan air, sumber bahan bangunan
Sumber air irigasi, penyangga TNKS, pemanfaatan terbatas kayun dan non-kayu
Mencegah perambahan dari pihak luar, sumber air, dan sumber hasil hutan kayu dan non-kayu Pengelola Lembaga adat dan
pemerintah desa
Lembaga Adat Lembaga adat dan pemerintahan desa
Lembaga adat dan pemerintahan desa Status hukum
lokasi di tingkat masyarakat
Lahan milik perorangan (secara adat) yang diusulkan sebagai hutan lindung desa
Hutan sisa di luar kawasan lindung
Hutan sisa di luar TNKS Hutan sisa dalam wilayah desa
Status hukum formal lokasi saat ini
Hutan Produksi
Status
pengelolaan saat ini
Pengontrolan oleh pemdes dan lembaga adat
Belum ada bentuk yang jelas
Belum ada bentuk pengelolaan yang jelas
Kegiatan terakhir
Fasilitasi oleh LP3LH Persiapan pengusulan ke tingkat kabupaten oleh WARSI
Proses pelegalan yang difasilitasi oleh WWF
Fasilitasi oleh LP3LH
Catatan
§ Kemiringan lahan rata-rata lebih dari 40%
§ Belum ada kepastian mengenai alternatif bentuk pengelolaan yang diinginkan masyarakat
§ Larangan penebangan hutan sesuai SK Desa No. 03/LMD/SL-1996
Dewasa ini areal hutan adat yang akan diusulkan oleh masyarakat telah diokupasi oleh pihak luar, dan terjadi kegiatan illegal logging
Nama Hutan
Adat Rantau Kermas Baru Pangkalan Jambu Pulau Tengah Renah Alai
Lokasi
S. Manden-S. Ruso, dan Batang Langkup, Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin
Bukit Tambang Pauh, B. Mabok, B. Ibai, dan B. Ibai Supenin, Desa Baru Pangkalan Jambu, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin
Sungai Sribulan, S. Pendak, S. Renah Pauh Semangkuk, S. Pancuran, hingga S. Betung Kecik, dan Sungai Jelatai, S. Bae, Bukit Lumut, Bukit Pematang Lawang Burung, Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin
Kaki Gunung Masurai, Desa Renah Alai, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin
Luas 120 ha (77,25 ha + 42,75 ha)
920 ha 750 ha (350 ha + 400 ha)
Tutupan hutan Hutan primer Hutan primer dan sekunder, sedikit sesap
Hutan primer Hutan primer
Peruntukan
Sumber air sawah dan sumber hasil kayu bangunan dalam desa
Pengatur tata air, pemanfaatan terbatas hasil hutan non-kayu, perlindungan plasma nutfah dan ekosistem mikro, wisata alam, penyangga bagi perluasan habitat TNKS
Sumber air sawah, sumber hasil non-kayu (terutama rotan), dan cadangan sumber kayu bangunan dalam desa
Pengaturan tata air, sumber hasil hutan non-kayu untuk kepentingan desa
Pengelola
Pengurus pengelola hutan adat
Kelompok kerja hutan adat di bawah Lembaga Adat Desa
Lembaga adat Lembaga adat
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat
Hutan desa Rimbo Pengulu
Status hukum formal lokasi saat ini
Hutan adat sesuai SK Bupati Sarolangun Bangko No. 225 Tahun 1993
APL (kawasan budidaya)
Status
pengelolaan saat ini
Pengontrolan oleh pemilik sawah dengan dukungan adat
Belum ada bentuk pengelolaan yang baik
Pengontrolan oleh pemilik sawah dengan dukungan adat, khusus untuk penebangan pohon, sedangkan pengambilan hasil non-kayu tidak diatur
Belum ada bentuk pengelolaan yang baik
Kegiatan terakhir
Pemetaan oleh BPN Pendampingan
pengelolaan oleh WWF hingga tahun 1995
Pemetaan oleh BPN Pendekatan ke pihak tingkat II
Catatan
Berada di dua lokasi terpisah
Ada aturan adat yang mendukung
Terjadi pengambilan hasil kayu untuk bangunan setempat
Ada aturan adat yang mendukung
Berada di dua lokasi terpisah
5
Nama Hutan
Adat Baru Pelepat Batu Kerbau Talang Kemulun Air Terjun
Lokasi
Bukit Lubuk Juni, Sungai Seketan, Sungai Dareh, dan Sungai Sagu, Desa Baru Pelepat, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo
Sungai Seketan, Sungai Salung Antu – Sungai Maliau Gadang, Sungai Gadang, Sunga i Koneh – Sungai Kataping, Sungai Galang Napa – Sungai Pelepat Kecil – Sungai Sungai Solok, Desa Batu Kerbau, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo
Desa Talang Kemulun, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci
Bukit Sembahyang dan Bukit Gelanggang, Desa Air Terjun,
Luas
2357 ha (776 ha + 361 ha + 388 ha + 360 ha + 472 ha)
Sekitar 25 ha
Tutupan hutan Hutan primer Hutan primer Hutan primer Hutan sekunder, didominasi oleh bambu
Peruntukan
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hulu air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Hulu air, mencegah erosi/longsor, dan kebutuhan desa
Pengelola
Pemerintahan desa dan lembaga adat
Lembaga pengelola hutan adat di masing-masing dusun
Pemerintahan desa dan tokoh adat
Pemerintahan desa
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat
Kawasan lindung desa dan hutan adat desa
Kawasan lindung desa dan hutan adat desa
Kawasan lindung desa
Status hukum formal lokasi saat ini
Hutan produksi dan APL Hutan produksi dan APL Hutan produksi
Status
pengelolaan saat ini
Belum ada pengelolaan yang baik
Dikelola sesuai piagam kesepakatan masyarakat
Belum ada pengelolaan yang baik, karena tarik ulur dengan pemda dan masalah kelembagaan adat
Dikelola oleh pihak pemerintahan desa
Kegiatan terakhir
Fasilitasi oleh WARSI Fasilitasi oleh WARSI melalui CBFM
Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa
Catatan
Proses pelegalan oleh Bupati
Ada rencana dari dishut/pemda untuk dijadikan areal untuk IPKR
Pengelolaan oleh adat sulit, karena adat mencakup 3 desa dan pimpinan adat bermukim di desa tetangga
Nama Hutan
Adat Kumbung Koto Lamo Ngaol Bukit Perentak
Lokasi
Mudik Air Ngirai, perbatasan Nagari Tapan dengan Air Kumbung, Desa Kumbung, Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan
Desa Koto Lamo, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan
Bukit Pintu Koto, Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin
Batang Ludan dan Air Batu, Desa Bukit Perentak, Kaecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin
Luas Sekitar 1500 ha
Tutupan hutan Hutan primer Hutan primer Hutan primer Hutan primer
Peruntukan
Tata air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Tata air, sumber hasil hutan kayu dan non kayu
Tata air, pencegah erosi/longsor, hasil hutan untuk kepentingan desa
Hutan hulu air
Pengelola Lembaga Adat Lembaga Adat Pemerintah desa dan lembaga adat
Pemerintah desa dan lembaga adat
Status hukum lokasi di tingkat masyarakat
Hutan Ulayat Hutan Ulayat dalam Kenagarian Lunang
Kawasan lindung
Status hukum formal lokasi saat ini
Hutan produksi
Status
pengelolaan saat ini
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa
Pengontrolan oleh Lembaga adat dan pemerintahan desa
Belum ada pengelolaan yang pasti
Kegiatan terakhir
Dimasukkan ke dalam draft 04 Naratif KKD
Dimasukkan ke dalam draft 03 Naratif KKD
Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa
Plotting lokasi melalui sketsa desa pada workshop tingkat desa
Catatan
Pengelolaan masih sangat lemah
Pengelolaan oleh KAN belum diakui secara formal oleh pemerintah daerah, dan pengurus KAN tidak dapat memantau secara baik di tingkat lapangan, sedangkan di tingkat desa, lembaga yang ada tidak cukup kuat secara adat
Pengelolaan oleh KAN belum diakui secara formal oleh pemerintah daerah, dan pengurus KAN tidak dapat memantau secara baik di tingkat lapangan, sedangkan di tingkat desa, lembaga yang ada tidak cukup kuat secara adat
Pemanfaatan untuk lahan pertanian tidak memungkinkan, sehingga masyarakat tidak ada yang berminat untuk Membuka lahan di dalam kawasan hutan tersebut
Masih sebatas usulan