• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/Sekneg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/Sekneg"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2000

TENTANG PERUBAHAN ATAS

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 138 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

bahwa untuk meningkatkan pembinaan dan tertib administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, dipandang perlu untuk menyempurnakan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional dengan Keputusan Presiden; Mengingat :

1.

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2.

Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 2000;

3.

Keputusan Presiden Nomor 138 Tahun 1999 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 138 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

Pasal I

(2)

1.

Mengubah ketentuan Pasal 4 Keputusan Presiden Nomor 138 Tahun 1999 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

"Pasal 4 Susunan Organisasi Bappenas terdiri dari :

a.

Kepala;

b.

Wakil Kepala;

c.

Sekretariat Utama;

d.

Inspektorat Utama;

e.

Deputi Bidang Ekonomi Makro;

f.

Deputi Bidang Produksi, Perdagangan dan Prasarana;

g.

Deputi Bidang Jasa Pelayanan Dasar, Pranata Pemerintahan dan Sosial Budaya;

h.

Deputi Bidang Regional dan Sumber Daya Alam;

i.

Deputi Bidang Pembiayaan."

2.

Mengubah BAB II ORGANISASI Bagian Kedua, Keputusan Presiden Nomor 138 Tahun 1999 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

"Bagian Kedua Kepala dan Wakil Kepala

Pasal 5 (1) Bappenas dipimpin oleh seorang Kepala.

(2) Kepala bertugas memimpin Bappenas sesuai tugas dan fungsi Bappenas yang telah digariskan.

Pasal 5a

(3)

a.

membantu Kepala dalam membina dan mengembangkan administrasi Bappenas agar berdaya guna dan berhasil guna.

b.

membantu Kepala dalam mengkoordinasikan pelaksa-naan tugas unit kerja di lingkungan Bappenas.

c.

mewakili Kepala dalam hal Kepala berhalangan.

d.

melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala."

(3) Mengubah ketentuan Pasal 9 Keputusan Presiden Nomor 138 Tahun 1999 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

"Pasal 9

(1) Kepala dan Wakil Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

(2) Sekretaris Utama, Inspektur Utama dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala.

(3) Pejabat Eselon II dan jabatan-jabatan dibawahnya diangkat dan diberhentikan oleh Kepala." Pasal II

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 7 Juni 2000

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran Nomor : BA.37/BTNBABUL-1/PP/2012 tanggal 02 November 2012 tentang pekerjaan jasa konstruksi Pemeliharaan Tahun I Rehabilitasi Hutan

Tingginya angka turnover disuatu organisasi sangat sulit untuk dibendung jika hal-hal yang berpengaruh kepada turnover tidak dikelola dengan baik oleh organisasi

yang telah diberikan kepada pemegang Surat Izin Pertambangan Daerah atau Kuasa Pertambangan yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas sebagai alat untuk memonitor perkembangan kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat pada setiap proses pembelajaran

Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja, tidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan

Di Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 7A : “Presiden atau wakil presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR baik

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan membaca pemahaman secara

Berdasarkan jumlah resep, prescribing error tertinggi baik pada resep elektronik maupun resep non-elektronik adalah ketidaklengkapan penulisan, diikuti dengan interaksi obat (pada