• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi Makalah Fabel dan Pendidikan 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isi Makalah Fabel dan Pendidikan 7"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

222 Proseding Seminar Nasional

kelaparan dan kemudian

minta

makanan pada semut. Tetapi semut

tidak

mau memberikan

dan berkata,"Berrtyanyilah

di

musim panas dan menarilah di musim dingin yang beku".

Mahasiswa dapat mulai mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh yang terdapat dalam fabel tersebut,

yakni

semut dan jangkrik. Semut adalah sosok pekerja keras dan tekun bekerja mempersiapkan masa depannya, karena

itu

dia begitu

siap menghadapi datangnya

musim

dingin yang

panjang. Tokoh

jangkrik

berbeda karena

dia

hanya bermalas-malasan

sehingga kebingungan dan

tidak

siap menghadapi datangnya

musim dingin.

Terhadap dua tokoh tersebut mahasiswa bisa mengidentifikasikan

diriny4

apakah mereka

rajin

dan pekerja

keras seperti semut ataukah malas seperti jangkrik. Mahasiswa kemudian juga bisa menarik hubungan antara tokoh semut dan

jangkrik

dengan realitas yang ada. Banyak manusia yang bertipe seperti semut yang tidakmau mepersiapkan masa depannya dengan

baik

dan banyak juga yang bertipe seperti jangkrik yang hanya bermalas-malasan dan tidakmau mempersiapkan

masa depannya dengan

baik.

Dengan

melihat

relevansi

karakter

tokoh dalam fabel

dan karakter manusia dalam realitas, bisa tertanam

nilai-nilai moral

yang penting,

yakni

bahwa

sebaiknya kita mempersiapkan masa depan dengan bekerja dan belajar giat sehingga lebih siap

dalam menghadapi tantangan zaman

yang

keras.

Nilai-nilai moral yang

mengajarkan tangungjawab

dan

kemandirian

tersebut

diharapkan dapat

meningkatkan perkembangan kepribadian mereka menuju tingkat kedewasaan yang lebih tinggi.

Kegiatan apresisasi terhadap fabel tersebut akan lebih berhasil dengan metode bermain

Peran (Rollenspiel) terhadap fabel tersebut. Dengan memainkan peran tokoh-tokoh dalam fabel tersebut, mahasiswa belajar

untuk

melakukan refleksi, berimajinasi,

berdialog

berkomunikasi dan berdialog dengan mengintegrasikan

nilai-nilai

moral (moralische Lehre) yang ada

di

dalam

fabel tersebut.

Nilai-nilai

tersebut akan terserap dalam

diri

mahasiswa, dan dapat direfleksikan

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan apresiasi terhadap fabel seperti

itu

diharapkan

akan tertanam

nilai-nilai moral yang

baik

yang

penting dalam

pembentukan karakter mahasiswa, sehingga

tujuan pendidikan Literatur

(sastra

)erman) yang

mengintegrasikan pendidikan karakter dapat tercapai.

PENUTUP

Kegiatan apresiasi terhadap Fabel dalam pengajaran

Literatur

dapat menjadi wadah yang potensial dalam'menanamkan

nilai-nilai

moral yang penting dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian mahasiswa, hal yang penting dalam pendidikan karakter. Berbagai

nilai

misalnya

kemandirian, kejujuran, kedisplinary

tanggung

jawab,

kepedulian

terhadap

sesama/ Penggunaan akal sehat dan

budi

pekerti yang

luhur

dapat tertanam secara terintegrasi dalam pengajaran

literatur

melaui fabel. Kegiatan apresiasi tersebut akan lebih mengena

jika

mahasiswa bisa mengidentifikan

dirinya

dengan tokoh-tokoh dalam fabel tersebut dan bisa

menarik relevansi antara apa yang terjadi dalam fabel tersebut, karakter tokoh yang ada dalam

fabel tersebut dengan realitas nyata dalam kehidupan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data di atas, maka hasil penelitian ini sejalan dengan pengajuan hipotesis peneliti yaitu terdapat pengaruh model Problem Based

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Penelitian ini berusaha menganalisis senti- men investor pada peristiwa pengeboman di Sarinah pada 14 Januari 2016 diperoleh hasil bahwa terdapat sentimen negatif

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

pembicara, lokasi, tanggal dan waktu, dan tujuan dari kegiatan. Informasi ini harus muncul dengan huruf tebal. Penasehat harus mengatakan pada media mengapa kegiatan ini

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan

Bila dalam pengambilan keputusan secara aklamasi teijadi kemacetan (dead klock) yang berarti ada yang setuju dan tidak setuju, maka musyawarah diskors / ditunda untuk

juga telah dilakukan oleh Ghasemi dan Habibollah 2011 yakni telah mensintesis nanozeolit NaA dengan sumber silika dari abu sekam padi tanpa penambahan zat organik pada suhu ruang,