• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBUP 13 TAHUN 2015 KEWENANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBUP 13 TAHUN 2015 KEWENANGAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 Ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 18 Ayat (1) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, perlu disusun daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan Lokal Berskala Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

huruf a, serta sebagai upaya untuk mewujudkan

pengembangan otonomi desa dan peningkatan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sidoarjo tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten Sidoarjo;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 tentang Perubahan Bentuk Daerah Kota Praja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

(2)

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657 );

6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Pembentukan Produk Hukum Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa;

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014 Nomor 13 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 54);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

(3)

2. Pemerintah Propinsi adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Sidoarjo.

5. Camat adalah pimpinan Satuan Kerja Perangkat daerah Kecamatan.

6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupten Sidoarjo.

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara P.emerintahan Desa.

9. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

10. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.

11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

12. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

13. Barang Milik Desa adalah kekayaan milik Desa berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak.

14. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,

Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang

diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

15. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

16. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya

(4)

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Daftar Kewenangan desa yang diatur dalam Peraturan Bupati ini meliputi:

a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul; b. Kewenangan lokal berskala desa.

Pasal 3

Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi :

a. sistem organisasi perangkat Desa; b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pengelolaan tanah kas Desa;

d. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan sebutan setempat;

e. pengelolaan tanah bengkok; f. pengelolaan tanah titisara; dan

g. pengembangan peran masyarakat Desa.

Pasal 4

Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dengan kriteria :

a. kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat;

b. kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya didalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai dampak internal Desa;

c. kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari-hari masyarakat Desa;

d. kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;

e. program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan

f. kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang pembagian

kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota

.

Pasal 5

Pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e meliputi:

a. individu;

b. organisasi kemasyarakatan; c. perguruan tinggi;

d. lembaga swadaya masyarakat; e. lembaga donor; dan

(5)

Pasal 6

Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi:

a. bidang pemerintahan Desa, b. pembangunan Desa;

c. kemasyarakatan Desa; dan

d. pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 7

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a antara lain meliputi: a. penetapan dan penegasan batas Desa;

b. pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa; c. pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa;

d. pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;

e. pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian;

f. pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja;

g. pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan;

h. pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri; i. penetapan organisasi Pemerintah Desa;

j. pembentukan Badan Permusyaratan Desa; k. penetapan perangkat Desa;

l. penetapan BUM Desa; m. penetapan APB Desa;

n. penetapan peraturan Desa;

o. penetapan kerja sama antar-Desa;

p. pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa; q. pendataan potensi Desa;

r. pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;

s. penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa; t. pengelolaan arsip Desa; dan

u. penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa.

Pasal 8

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi:

a. pelayanan dasar Desa; b. sarana dan prasarana Desa;

c. pengembangan ekonomi lokal Desa; dan

(6)

Pasal 9

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a antara lain meliputi: a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;

b. pengembangan tenaga kesehatan Desa;

c. pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui: 1. layanan gizi untuk balita;

2. pemeriksaan ibu hamil;

3. pemberian makanan tambahan; 4. penyuluhan kesehatan;

5. gerakan hidup bersih dan sehat; 6. penimbangan bayi; dan

7. gerakan sehat untuk lanjut usia.

d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional;

e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di Desa;

f. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini;

g. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan Desa; dan

h. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar di Desa.

Pasal 10

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang sarana dan prasarana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b antara lain meliputi:

a. pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa; b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;

c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa; e. pembangunan energi baru dan terbarukan; f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;

h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; i. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa; j. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;

k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa; l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;

m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan

n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.

Pasal 11

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pengembangan ekonomi lokal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c antara lain meliputi:

a. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa; b. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik

(7)

c. pengembangan usaha mikro berbasis Desa; d. pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa;

e. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan;

f. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan Desa;

g. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan Desa; h. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit

pertanian dan perikanan secara terpadu;

i. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan;

j. pengembangan benih lokal;

k. pengembangan ternak secara kolektif;

l. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; m. pendirian dan pengelolaan BUM Desa;

n. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; o. pengelolaan padang gembala;

p. pengembangan wisata Desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten/kota;

q. pengelolaan balai benih ikan;

r. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan; dan

s. pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.

Pasal 12

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi:

a. membina keamanan, ketertiban dan ketenteraman wilayah dan masyarakat Desa;

b. membina kerukunan warga masyarakat Desa;

c. memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi di Desa; dan

d. melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa.

Pasal 13

Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d antara lain meliputi:

a. pengembangan seni budaya lokal;

b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat;

c. fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui: 1. kelompok tani;

2. kelompok nelayan;

3. kelompok seni budaya; dan

4. kelompok masyarakat lain di Desa.

d. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin;

(8)

f. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa;

g. analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;

h. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat;

i. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;

j. peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa; k. pendayagunaan teknologi tepat guna; dan

l. peningkatan kapasitas masyarakat melalui: 1. kader pemberdayaan masyarakat Desa; 2. kelompok usaha ekonomi produktif; 3. kelompok perempuan;

4. kelompok tani;

5. kelompok masyarakat miskin; 6. kelompok nelayan;

7. kelompok pengrajin;

8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak; 9. kelompok pemuda; dan

10. kelompok lain sesuai kondisi Desa.

BAB III

PENETAPAN KEWENANGAN DESA

Pasal 14

(1) Pemerintah Desa mengadakan musyawarah desa untuk memilih dari daftar kewenangan desa masing-masing sesuai Peraturan Bupati ini dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal.

(2) memilih dari daftar kewenangan desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus dilengkapi dengan Berita Acara yang

ditandatangani oleh seluruh yang hadir dan diketahui oleh Kepala Desa dan Ketua BPD.

(3) Format Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(4) Hasil memilih dari daftar kewenangan desa oleh masing-masing desa disusun dalam Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

(5) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan penetapan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa setelah mendapat kesepakatan bersama antara Kepala Desa dengan pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.

(9)

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sidoarjo.

Ditetapkan di Sidoarjo

pada tanggal 27 Maret 2015

BUPATI SIDOARJO,

Ttd

H. SAIFUL ILAH Diundangkan di Sidoarjo

Pada tanggal 1 April 2015 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN SIDOARJO

Ttd

VINO RUDY MUNTIAWAN

(10)

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SIDOARJO

NOMOR : 13 TAHUN 2015

TANGGAL : 27 Maret 2015

FORMAT BERITA ACARA :

KOP NASKAH DINAS PEMERINTAH DESA

BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA TENTANG

HASIL MEMILIH DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Pada hari ini tanggal . bulan tahun

.., bertempat di Balai Desa ... telah dilaksanakan rapat pengkajian dan memilih terhadap Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa di Kabupaten Sidoarjo yang dapat laksanakan di Desa ... berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor ...Tahun ... tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Di Kabupaten Sidoarjo, dengan kegiatan sebagai berikut :

A. Materi Rapat

Melakukan pemilihan Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor ...tanggal... .tentang...dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kebutuhan lokal.

B. Keputusan Rapat

Rincian Kewenangan desa berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa ..., , adalah sebagai berikut :

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI DESA...KECAMATAN

...KABUPATEN SIDOARJO A. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul, meliputi :

a. sistem organisasi perangkat Desa; b. pembinaan kelembagaan masyarakat; c. pengelolaan tanah kas Desa;

d. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan sebutan setempat;

e. pengelolaan tanah bengkok; i. pengelolaan tanah titisara; dan

f. pengembangan peran masyarakat Desa. B. Kewenangan lokal berskala desa, meliputi :

a. bidang pemerintahan Desa, b. pembangunan Desa;

c. kemasyarakatan Desa; dan

d. pemberdayaan masyarakat Desa. Keterangan : *)

(11)

2 C. Penutup

Rapat pengkajian dan memilih Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa oleh Pemerintah Desa ...dan BPD ... terhadap kesiapan desa

dalam rangka melaksanakan kewenangan berdasarkan hak asal usul desa

dan kewenangan lokal berskala desa di kabupaten Sidoarjo yang

pengaturannya diserahkan kepada Desa kecamatan ...

dihadiri oleh Kepala Desa, Perangkat Desa dan Anggota BPD di Desa ... sebanyak ... orang, sebagaimana daftar hadir terlampir.

Selanjutnya hasil rapat ini dijadikan sebagai dasar di dalam penetapan Keputusan BPD ... sebagai persetujuan BPD kepada Pemerintah Desa untuk ditetapkan dalam Keputusan Kepala desa ...

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dijadikan bahan seperlunya.

..., ... 20...

KETUA BPD ..., KEPALA DESA ...,

NAMA JELAS NAMA JELAS

PESERTA YANG HADIR :

... ... ... ... dst

BUPATI SIDOARJO,

Ttd

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data, sebesar 75% kabupaten di Indonesia pada tahun 2005 memiliki nilai jumlah penduduk miskin dibawah 114200.. Namun di tahun 2011, 75% kabupaten di Indonesia

Dalam penggunaan lignin sebagai bahan baku perekat, terutama bila ditinjau dalam hal mudahnya pembentukan gel, lignin dengan kadar metoksil rendah lebih menguntungkan daripada

Nije proveravao zavoje samo zbog toga što je to bilo neophodno, već i zato što nije bio u stanju da naĊe reĉi za nešto. Posmatram ga

Memahami konsep yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan persamaan

Untuk pemasangan bantalan pada bentangan-bentangan gelagar, dongkrak harus ditempatkan di bawah gelagar badan profil/plat girder sedekat mungkin dengan plin-plin untuk

Pemberian ekstrak jagung pulut (J2) dan penggunaan sumber setek bagian tengah batang (S2) memberikan pengaruh nyata pada parameter panjang tunas, hal ini diduga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk jahe pada teh celup daun kelor berpengaruh nyata terhadap rasa, aroma, dan keseluruhan teh celup dan kelor

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan