• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Sagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Sagu"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI,

PRODUKTIVITAS DAN MUTU

TANAMAN TAHUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU

(2)

KATA PENGANTAR

Sepert i dimaklumi, Rencana St rat egis Kement an 2010-2014 t elah menet apkan EMPAT TARGET SUKSES, yang pert ama adalah pencapaian swasembada unt uk kedelai, gula dan

daging sapi sert a swasembada ber kel anj ut an

unt uk padi dan j agung. Dilain pihak, ancaman perubahan iklim & pemanasan global adalah suat u kenyat aan, ancaman bahaya kelaparan & kelangkaan energi t elah menj adi perhat ian global.

Pada kondisi yang ada t ersebut , Indonesia dengan j umlah penduduk t erbesar ke – 4 di dunia, kondisi ket ahanan pangannya dalam kondisi lemah, karena kecukupan pangan bergant ung impor, makanan pokok masyarakat Indonesia bert umpu pada beras dengan t ingkat konsumsi/ kapit a t erbesar di dunia, produksi pangan t erpusat di Pulau Jawa (60%), paket t eknologi yang ada t elah dimanf aat kan, menghadapi ancaman alih f ungsi lahan, kebij akan diversif ikasi pangan belum berhasil, menghadapi kemiskinan & kesenj angan.

Dengan kondisi t sb di at as, maka peningkat an produksi pangan non-beras merupakan t unt ut an kebut uhan (diversif ikasi), penyebaran sent ra produksi pangan perlu dilakukan, dan pengembangan sagu st rat egis sebagai sumber pangan baru & sumber kesej aht eraan penduduk, wilayah dan nasional.

(3)

Pengembangan sagu adalah hal yang sudah mendesak dan t idak bisa dit unda lagi, namun disisi lain j uga dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik t eknis maupun aspek sosial dan kelembagaan. Sehubungan dengan hal t ersebut , sej ak t ahun 2013 dan dilanj ut kan pada t ahun 2014 dilakukan kegiat an int roduksi pengembangan sagu di Propinsi Papua dan Papua Barat , yang merupakan wilayah sent ra sagu dan disisi lain sering t erj adi kurang pangan.

Dalam rangka t erwuj udnya pemahaman dan persepsi yang sama unt uk pelaksanaan kegiat an Pengembangan Tanaman Sagu t ahun 2014, maka disusun buku Pedoman Teknis kegiat an t ersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung j awab kegiat an, baik di Pusat maupun Daerah sert a pihak-pihak lain yang t erkait . Selanj ut nya pedoman ini dij abarkan lebih rinci dalam Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) di t ingkat Provinsi dan Pet unj uk Teknis (JUKNIS) di t ingkat Kabupat en/ Kot a.

Akhir kat a kami ucapkan t erima kasih kepada semua pihak yang t elah membant u t ersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanf aat bagi kit a semua.

(4)

DAFTAR ISI

Hal aman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Lat ar Bel akang 1

B. Sasaran Nasional 2

C. Tuj uan 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 4

A. Prinsip Pendekat an Pel aksanaan Kegiat an 4

B. Spesif ikasi Teknis 7

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 11

A. Ruang Lingkup 11

B. Pel aksana Kegiat an 12

C. Lokasi, Jenis dan Vol ume 16

D. Simpul Krit is 17

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

18

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

19

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 19

VII. PEMBIAYAAN 21

VIII. PENUTUP 22

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi Kegiat an Pengembangan Tanaman Sagu Tahun 2014 ……… 23

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Lat ar Belakang

Sagu merupakan t anaman asli Indonesia, t umbuh mendominasi di kawasan t imur Indonesia. Di Indonesia sent ra pert anaman sagu t ersebar di Papua, Papua Barat , Maluku, Maluku Ut ara, Riau, Sulawesi, dan Kalimant an.

Sagu dapat menj adi salah sat u alt ernat if unt uk memenuhi kebut uhan pangan dan energi. Pemenuhan pangan di Indonesia, saat ini mengarah ke sat u komodit as yait u padi/ beras, sedang program diversif ikasi pangan belum berj alan dengan baik. Sebagian penduduk Indonesia yang t adinya pola pangan ut amanya bukan beras, secara sengaj a at au t idak, malah beralih ke beras. Hal i ni disebabkan beberapa hal : (1) Program Pemerint ah; (2) St at us sosial; (3) Ket ersediaan pangan non beras yang t idak kont inyu, dan lain-lain.

(7)

RRC, dimana di RRC t idak t erdapat pert anaman sagu. Sampai dengan saat ini perhat ian t erhadap pengembangan sagu belum banyak dan sering t idak berkesinambungan.

Pengembangan sagu saat ini adalah hal yang sudah mendesak dan t idak bisa dit unda lagi, namun disisi lain j uga dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik t eknis maupun aspek sosial dan kelembagaan.

Di beberapa lokasi selain dipanen secara besar-besaran, j uga dibarengi dengan pengembangan/ budidaya oleh pihak swast a, t et api masalah kedepan adalah t ergant inya komodit as t ersebut dengan t anaman lain yang dianggap lebih ekonomis dan mengunt ungkan sepert i kelapa sawit . Kebij akan pemerint ah unt uk melindungi dan t erus melest arikan sagu, membudidayakan dan meningkat kan pemanf aat an sagu sedang diupayakan oleh Direkt orat Jenderal Perkebunan, Kement erian Pert anian, melalui program Peningkat an Produksi, Produkt ivit as dan Mut u Tanaman Tahunan yang dimulai t ahun 2013 dan dilanj ut kan pada t ahun 2014.

B. Sasaran Nasional

(8)

budidaya, pemanenan, pengolahan dan pemanf aat an t anaman sagu, pemasaran sert a sosial ekonominya.

Dalam rangka mendukung ket ahanan pangan/ pemenuhan konsumsi dalam negeri, diperlukan upaya pengembangan t anaman non beras. Dengan pert imbangan, sagu selain dapat digunakan sebagai pangan non-beras, j uga sebagai sumber energi t erbarukan sert a menj aga kelest arian f ungsi lingkungan, maka percepat an upaya pengembangannya perlu mendapat perhat ian.

Agar diperoleh pert anaman sagu dengan produkt ivit as maksimal secara berkelanj ut an, maka pola pengusahaan sagu yang masih dalam kat egori ‘ hut an sagu’ alami perlu diarahkan menj adi pada pola pengusahaan kebun (est at e) sagu. Langkah awal yang

(9)

C. Tuj uan

Tuj uan kegiat an ini meliput i:

1. Membuat percont ohan dan pendampingan budidaya sagu melalui perluasan dan penat aan kebun.

2. Memberdayakan Fasilit at or Daerah unt uk pendampingan pemberdayaan pet ani.

3. Meningkat kan pemberdayaan pet ani melalui pelat ihan pemberdayaan.

4. Membuat inisiasi dan pendampingan pengembangan pengolahan sagu di t ingkat pet ani.

5. Pembekalan Pengolahan dan Pemanf aat an Dat a Penginderaan Jauh unt uk mendukung Pengembangan Sagu (Bimt ek Sagu).

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekat an Pelaksanaan

Kegiat an :

1.

Daerah sasaran kegiat an pengembangan t anaman sagu adalah

daerah sent ra produksi sagu yang diut amakan pada kebun-kebun pet ani sagu sehamparan;

(10)

dari baku t eknis, j arak t anamnya t idak sesuai baku t eknis, dan pet ani bersedia melakukannya;

3.

Daerah sasaran kegiat an perluasan sagu adalah daerah yang pot ensial unt uk pengembangan sagu dan pet ani bersedia melakukannya

4.

Program inisiasi pengembangan pengolahan sagu dilakukan di t ingkat masyarakat , dengan produksi dapat dimanf aat kan masyarakat sendiri dan dipasarkan;

5.

Pemberdayaan pet ani melalui Sist em Kebersamaan Ekonomi (SKE) berdasarkan manaj emen kemit raan melalui Pelat ihan Fasda di Propinsi

6.

Memf asilit asi Kelompok t ani unt uk t umbuh dan berkembang dalam kelembagaan pet ani sagu melalui pelat ihan dinamika kelompok dan pelat ihan-pelat ihan lainnya.

(11)

Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a set empat at au Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupat en set empat kepada Pemerint ah Daerah Propinsi at au Kepala Dinas Propinsi yang membidangi perkebunan;

8.

Calon Lahan (CL), adalah lahan milik pet ani, yang t idak dalam sengket a dan secara t eknis memenuhi persyarat an agroklimat ;

9.

Krit eria Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL) dapat diat ur lebih rinci dalam Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada, kemudian diat ur secara spesif ik dalam Pet unj uk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupat en/ Kot a sesuai kondisi pet ani dan budaya set empat ;

(12)

DITJEN PERKEBUNAN TAHUN 2014

yang dikeluarkan oleh Direkt orat Jenderal Perkebunan Kement erian Pert anian, sedangkan biaya t enaga kerj a dilakukan secara swakelola;

11.

Seluruh t ahapan kegiat an yang dilakukan oleh pet ani melalui Kelompok Tani dilaksanakan dengan bimbingan oleh Pet ugas Daerah yang dit unj uk.

B. Spesifikasi Teknis

1.

Benih diadakan secara veget at if yait u dari anakan yang t umbuh pada pokok yang sehat . Anakan yang dij adikan bibit berumur minimal 6 bulan at au berbobot sekit ar 2-3 kg. Persemaian bibit dilakukan selama kurang lebih 3-4 bulan (sampai memiliki 2-3 daun) sebelum pert anaman ke lapangan unt uk memberikan persent ase t umbuh bibit yang t inggi;

(13)

ukuran 30cm x 30cm x 30cm. Bagian pangkal bibit dimasukkan ke dalam lubang, kemudian di sekeliling bibit dit ut up kembali dengan t anah hasil galian lubang t anam, t op soil dimasukkan t erlebih dahulu kemudian diikut i sub soil. Tanah di sekeliling bibit agak dipadat kan agar bibit dapat berdiri kokoh dan t egak;

3.

Pemeliharaan yang akan dilakukan agar pert umbuhan sagu maksimal adalah: (1) invent arisasi pokok dan penyisipan

dilakukan sampai umur sat u t ahun, (2) pengendalian gulma di piringan pokok

(ci r cl e weedi ng) dengan f rekuensi 3 bulan

sekali, (3) pengendalian hama penyakit sesuai keperluan, (4) pemupukan disesuaikan dengan umur dan (5) penj arangan apabila sudah diperlukan.

4.

Tanaman yang dipert ahankan unt uk penat aan adalah t anaman yang memiliki produksi baik, rat a – rat a di at as 200 kg pat i basah/ pohon dan bebas dari hama dan penyakit ;

(14)

t apal kuda), daun hij au, t idak layu, j umlah daun yang t erbuka >2.

6.

Spesif ikasi APK adalah alat pert anian yang dibut uhkan unt uk penat aan dan perluasan sagu.

C. Met ode Pelaksanaan

Langkah-langkah pengembangan t anaman sagu adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Budidaya Sagu

(Penat aan Kebun dan Perluasan Sagu)

a. Met ode yang dilakukan dalam kegiat an penat aan dan perluasan kebun sagu diant aranya:

-

Melakukan penat aan kebun sagu masyarakat

-

Melakukan perluasan t anaman sagu baru di lahan masyarakat

-

Melakukan pendampingan kepada masyarakat

(15)

-

Sosialisasi rencana kegiat an penat aan dan perluasan sagu kepada masyarakat

-

Pelat ihan diberikan kepada masyarakat sebelum dilakukan penat aan at au perluasan sagu.

-

Pelaksanaan penat aan dan perluasan bekerj asama dengan masyarakat .

-

Pendampingan dilakukan dengan int ensif t erhadap pelaksananaan penat aan dan perluasan sagu.

2. Inisiasi pengembangan pengolahan

sagu di t ingkat masyarakat

Tahapan:

-

Sosialisai Inisiasi pengembangan pengolahan sagu

-

Pengadaan alat pengolahan sagu yang mudah diaplikasikan oleh pet ani

(16)

3. Pelat ihan Fasda dan Pelat ihan Pet ani

Tahapan:

-

Tahap persiapan berupa sosialisasi program, penyiapan t im asist ensi, survey lapangan dan menyusun program dan mat eri pelat ihan, pemilihan pesert a pelat ihan

-

Tahap pelaksanaan berupa pelat ihan f asda di propinsi dan pelat ihan pet ani melalui pelat ihan dinamika kelompok dan pelat ihan lainnya yang diperlukan

-

Tahap evaluasi

4. Bimbingan Teknis Sagu (Bimt ek Sagu)

-

Koordinasi dengan LAPAN, penyiapan mat eri dan Pelat ih sert a pesert a pelat ihan.

-

Pelaksanaan Bimt ek Sagu berupa pelat ihan lanj ut an Pemanf aat an Dat a Penginderaan Jauh unt uk mendukung Pengembangan Sagu (Bimt ek Sagu);

(17)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup

1. Perluasan dan Penat aan sagu t ahun 2014 dilaksanakan di wilayah dan luasan sepert i pada lampiran;

2. Pengadaan benih sagu siap salur, saprodi, alat pengolahan, APK dan HOK;

3. Pengawalan pelaksanaan kegiat an oleh pet ugas Dinas yang membidangi perkebunan, baik di t ingkat Provinsi maupun Kabupat en sert a oleh pet ugas pusat .

4. Inisiasi pengembangan pengolahan sagu di

t ingkat masyarakat

5. Pelat ihan Fasda di Provinsi dan Pelat ihan Pet ani di Kabupat en (Lokasi t erlampir) 6. Pembekalan Pengolahan dan Pemanf aat an

Dat a Penginderaan Jauh unt uk mendukung Pengembangan Sagu (Bimt ek Sagu).

B. Pelaksana Kegiat an

Dengan pert imbangan t uj uan keberhasilannya unt uk dapat mengkondisikan upaya pengembangan lebih

(18)

1.

Kegiat an Pusat

a Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan Sagu.

b Menet apkan Tim Teknis.

c Melakukan Sosialisasi kegiat an bersama Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupat en sert a inst ansi t erkait lainnya.

d Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiat an.

e Melaksanakan Bimt ek Sagu berupa Pelat ihan lanj ut an pemanf aat an Dat a Penginderaan Jauh unt uk mendukung Pengembangan Sagu bekerj asama dengan LAPAN, kemudian dilanj ut kan Bimt ek Ground Check, pemanf aat an peralat an dan pemet aan t anaman sagu.

f Melakukan pemant auan, monit oring dan pengendalian kegiat an sert a membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi di t ingkat lapangan. g Menyusun laporan perkembangan hasil

pemant auan dan pengendalian sert a perkembangan kegiat an.

2. Kegiat an Provinsi

(19)

b Menj abarkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Sagu yang dit uangkan dalam bent uk Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) dan at au Pet unj uk Teknis (JUKNIS) sesuai kondisi daerah.

c Melakukan sosialisasi, ident if ikasi dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama –sama Dinas Kabupat en yang membidangi Perkebunan .

d Melakukan Penet apan Blok Penghasil Tinggi (BPT) bersama Direkt orat Jenderal Perkebunan dan Balai Penelit ian Palma, PUSLITBANGBUN e Jika Kegiat an merupakan TP propinsi:

maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

(20)

3. Kegiat an Kabupat en

a. Menj abarkan Pedoman Teknis kedalam Pet unj uk Teknis (JUKNIS). b. Melakukan sosialisasi, ident if ikasi

dan seleksi CP/ CL, pemant auan, pengendalian pelaksanaan kegiat an dan membant u mengat asi permasalahan yang dihadapi bersama-sama Dinas Propinsi yang membidangi Perkebunan dan inst ansi t erkait lainnya.

c. Jika Kegiat an merupakan TP Kabupat en : maka penet apan calon pet ani dan calon lahan (CP/ CL) oleh Bupat i/ Walikot a at au Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan.

d. Membuat dan melaporkan hasil

kegiat an perkembangan pelaksanaan kegiat an Pengembangan Sagu secara berkala

(t riwulan) dan t ahunan sesuai f orm yang t elah dit et apkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direkt ur Jenderal Perkebunan cq Direkt ur Tanaman Tahunan.

4. Kelompok Tani

(21)

penyiapan lubang t anam dan penyisipan, pengendalian gulma;

b Perluasan: penyiapan benih, Persiapan lahan sepert i pembersihan lahan dan penyiapan lubang t anam sert a pengendalian gulma, penanaman.

c Penet apan wakt u t anaman yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah.

d Pemeliharan t anaman

e Melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan penat aan dan perluasan kepada Dinas yang membidangi Perkebunan t erkait .

C. Lokasi, Jenis dan Volume

a. Pengembangan t anaman sagu di areal pet ani sagu, dilaksanakan oleh Provinsi dan kabupat en/ Kot a dengan bant uan berupa benih sagu, sarana produksi, APK, HOK, alat pengolahan sagu dan pelat ihan; b. Penat aan dan perluasan sagu

(22)

D.Simpul krit is

1)Koordinasi ant ara Direkt orat Tanaman Tahunan, pet ugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupat en, Puslit / Balit / Inst ansi t erkait , dan pet ugas lapang.

2)Pemilihan lokasi/ CPCL diusahakan lokasi yang mudah dij angkau dan di monit or oleh pet ugas, sehingga memudahkan pengadaan dan pengiriman bahan t anaman dan sarana prasarana produksi sert a evaluasi kegiat an ke daerah t ersebut .

3)Ket epat an bahan t anaman (benih sagu) yang disalurkan, dengan pert imbangan bahwa benih merupakan salah sat u f akt or kunci keberhasilan kegiat an pengembangan t anaman Sagu;

4)Ket epat an wakt u pengadaan dan penyaluran bahan t anaman dan sarana prasarana produksi unt uk pengembangan t anaman sagu, sehingga t idak menyebabkan ket erlambat an.

(23)

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

Proses pengadaan dan penyaluran bant uan kegiat an pengembangan sagu dilakukan dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Keput usan Kepala Dinas Provinsi (TP. Provinsi) at au Pemerint ah Kabupat en/ Kot a at au Kepala Dinas Kabupat en (TP. Kabupat en) at au pej abat yang dit unj uk t ent ang Penet apan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermut u bersert if ikat siap t anam dan sarana dan prasarana lainnya.

2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) sert a Pedoman Pengadaan dan Penat ausahaan Barang Lingkup Sat ker Dit j en. Perkebunan Tahun 2014. 3. Kont rak pengadaan benih dan sarana

dan prasarana t ersebut t elah dit andat angani paling lambat akhir t riwulan I t ahun 2014.

(24)

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

Kegiat an pengembangan Sagu dilaksanakan secara swakelola dan dengan pihak III (kont rakt ual) sert a bekerj asama dengan inst ansi t erkait .

Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan dilaksanakan melalui j alur st rukt ural dan dilakukan oleh Tim Teknis Pusat , Provinsi, maupun Kabupat en/ kot a berdasarkan dokumen penganggaran DIPA/ POK/ ROPAK/ SOP sert a pedoman t eknis.

Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawas f ungsional. Disamping it u masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat j uga berperan unt uk mengawasi pelaksanaan kegiat an t ersebut .

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monit oring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keput usan Ment eri

Pert anian Nomor: 31/ Perment an/ OT. 140/ 3/ 2010, t anggal

(25)

evaluasi dan pelaporan secara berj enj ang dilaporkan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan, dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Jenis pelaporan

a. SIMONEV yang meliput i:

Kemaj uan pelaksanaan kegiat an sesuai indikat or kinerj a;

Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiat an lapangan berikut realisasi f isik dan keuangan;

Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di t ingkat Kabupat en dan Provinsi;

Format laporan menggunakan f ormat yang t elah dit ent ukan;

b. Laporan perkembangan f isik yang sesuai t ahapan pelaksanaan kegiat an dengan mat eri meliput i: nama pet ani/ kelompok t ani, desa/ kecamat an/ kabupat en, luas areal (t arget dan realisasi), wakt u pelaksanaan, perkembangan, kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.

(26)

2. Wakt u penyampaian laporan:

a. SIMONEV yang meliput i:

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupat en dit uj ukan kepada provinsi disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi dit uj ukan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan disampaikan paling lambat set iap t anggal 7 bulan laporan.

b. Laporan perkembangan f isik dibuat per-t riwulan, dit uj ukan kepada Direkt orat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat set iap t anggal 5 bulan laporan.

c. Laporan akhir dit uj ukan kepada Direkt orat Tanaman Tahunan, Dit j en Perkebunan disampaikan paling lambat t anggal 31 Desember 2014.

VII. PEMBIAYAAN

(27)

VIII. PENUTUP

Pedoman t eknis ini merupakan acuan unt uk kelancaran pelaksanaan kegiat an Pengembangan Sagu di Provinsi di Papua dan Papua Barat .

Dengan pedoman t eknis ini diharapkan semua pelaksana kegiat an baik di t ingkat Pusat , Provinsi, maupun Kabupat en dan lokasi dapat melaksanakan seluruh t ahapan kegiat an secara t ert ib administ rasi dan t eknis menuj u t ercapainya sasaran yang t elah dit et apkan.

(28)

LAMPIRAN 1. Pengembangan Tanaman Sagu di Provinsi Papua dan Papua Barat Tahun 2014

1 Pengembangan

Tanaman sagu

1.4 Pelatihan Fasda

di propinsi

1.6 Alat pengolahan

Sagu 1 Papua Barat

(29)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Jika diagram batang di bawah ini memperhatikan frekuensi kumulatif hasil tes matematika siswa kelas XII, maka persentase siswa yang memperoleh nilai 8 adalah ….. Jika

3) Hasil koreksi aritmatik pada bagian lumpsump tidak boleh mengubah nilai total harga penawaran]. 26.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang

karchura) possess better anthelmintic activity than piperazine phosphate against earthworms and tape- worms though the activity against hookworms and nodular worms does not

The response differs from that of relative undernutrition in early lactating cows fed at a higher level than maintenance, but lower than their requirements; in this case,

INVESTASI, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris

J., sebagai Co- Author , guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama penulis