• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis terhadap Penghayatan Roh Kudus Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) T1 712007042 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis terhadap Penghayatan Roh Kudus Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) T1 712007042 BAB V"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

56 BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada akhirnya, bahwa dalam keseharian kita diperhadapkan dengan Gereja yang

nampak dan tidak nampak. Gereja nampak, dalam fungsi Gereja sebagai lembaga atau institusi,

sebagai organisasinya: kebaktian hari minggu, katekisasi, dalam pengakuan dan perbuatan,

dalam pelayanan Firan dan sakramen-sakramen, dan pelayanan lainnya. Sedankan, Gereja yang

tidak nampak karena pada dasarnya bersifat spiritual, Gereja tidak dapat dilihat dengan mata

jasmani. Akan tetapi dengan Iman, mengakui Kristus sebagai kepala Gereja. Organisasi

dipandang perlu oleh Paulus, untuk memperlengkapi Jemaat yang dirangkum dalam dua

ungkapan yaitu karunia dan pelayanan. Semua jenis anugerah dipakai untuk pekerjaan Tuhan.

Paulus menganggap perlu Kehadiran Roh Kudus merupakan kehadiran dalam rangka pelayanan

bagi karya keselamatan Allah di dalam Kristus. Artinya, Roh Kudus hadir untuk membawa

orang kepada Kristus. Roh Kudus memberikan harapan, kegembiraan, dan semangat hidup,

dalam penyelesaian akhir seluruh sejarah keselamatan Allah yang telah dipenuhi di dalam

Kristus. Bahwa Gereja juga dipenuhi oleh Kristus dengan segala kepenuhan Allah, bukan suatu

kenyataan yang bersifat rahasia, melainkan suatu kenyataan yang dihubungkan dengan hidup

Gereja yang konkrit dalam dunia ini.

Dari semua kiasan yang dipakai Paulus, kiasan mengenai tubuh adalah yang paling

menonjol, penuh arti. Dalam 1 Korintus, jemaat digambarkan sebagai tubuh, tubuh manusia

(2)

Anggota-57

anggota tubuh yang bermacam-macam diperlukan untuk kepentingan masing-masing anggota

supaya tubuh itu dapat berfungsi secar efisien, dan karunia-karunia Kharismatik yang khusus

dilakukan di jemaat ini. Di sini terdapat pandangan jemaat yang bersifat kebersamaan

(corporate) yang meniadakan sikap individualistis, tetapi memberi kesempatan bagi

pemanfaatan kemampuan pribadi yaitu karunia-karunia Roh Kudus. Seperti kehadiran gerakan

Kharismatik yang secara tidak langsung memaksa Gereja Non Kharismatik untuk kembali

mempelajari peristiwa pada Perjanjian Baru. Salah satunya adalah JKI Injil Kerajaan yang

merupakan Gereja besar hadir dengan pemahaman tentang Minum Roh Kudus yang belum

dikenal oleh Gereja lain. Minum Roh Kudus pun tidak bisa secara langsung dipahami oleh

Gereja lain jika tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan anggota JKI Injil Kerajaan.

Minum Roh Kudus hanyalah sebuah konsep, namun memerlukan praktek (dilatih) agar semakin

berkembang. Kita pun tidak dapat mengukur seberapa besar iman seseorang mengenai Minum

Roh Kudus. Iman memerlukan kerendahan hati dan bukan sikap arogan. Karena itu, semuanya

berpaling pada masing-masing pribadi untuk menumbuhkembangkan Minum Roh Kudus dalam

kehidupan kesehariannya.

5. 2. SARAN

1. Kepada Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan, agar tetap menjunjung

sikap terbuka dalam memberikan informasi dalam perkembangan, tata ajaran

(3)

58

2. Bagi Masyarakat, Minum Roh Kudus merupakan suatu fenomena yang bisa

diterima dan tidak diterima oleh Gereja lain. Misalnya, Perbedaan dalam hal

pemahaman terhadap pekerjaan Roh terkadang menjadi pemicu retaknya

hubungan diantara sesama anggota Gereja maupun dengan Gereja lainnya.

Namun, dari perbedaan yang ada tidak menutup kemungkinan menyatukan

berbagai pertentangan yang sering timbul antar Gereja. Namun, semuanya dapat

tercapai jika adanya saling percaya, tidak eksklusif terhadap gereja lain,

menerima dengan positif dan menghargai kehadiran Gereja lain dengan segala

bentuk perbedaan.

3. Kita pun tidak bisa serta merta memahami isi Alkitab secara Alkitabiah. Kita

perlu untuk memahami dan mengaitkan isi Alkitab dari berbagai sisi seperti sosial

dan budaya (kebiasaan). Diperlukan pemahaman dan cara penyampaian yang baik

untuk menyampaikan pesan-pesan Alkitab khususnya berhubungan dengan

pemahaman-pemahaman teologi kepada jemaat atau orang awam. Karena dengan

penafsiran dan pemahaman yang salah, maka akan menimbulkan kontroversi

Referensi

Dokumen terkait