• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis terhadap Penghayatan Roh Kudus Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) T1 712007042 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis terhadap Penghayatan Roh Kudus Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) T1 712007042 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri

sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Hal itu semua diwujudkan dengan sejelas-jelasnya di dalam diri Tuhan Yesus Kristus, Firman

yang menjadi manusia. Dalam Kekristenan, salah satu keunikannya adalah kepercayaan terhadap

Allah Tritunggal. Allah Tritunggal merupakan Doktrin. Doktrin ini merupakan suatu konsep

yang tidak ada pada agama-agama lain. Bukan suatu konsep yang ditarik sebagai kesimpulan

dari hasil pikiran manusia melalui kemampuan rasio yang diciptakan oleh Allah. Hal ini

merupakan suatu konsep yang tidak dapat dihindari oleh manusia, karena Allah telah demikian

menyatakan Diri, memperkenalkan diriNya kepada manusia.1

Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara Roh Kudus dengan Allah dan

Kristus. Menurut Perjanjian Lama, hanya Allah saja yang pada dirinya Kudus. Barang atau orang

dapat menjadi kudus berkat hubungan khusus dengan Allah, sehingga seolah-olah dimasukkan

ke dalam dunia illahi. Kudus secara dasariah searti dengan transenden. Roh itu adalah milik

Allah yang khas dan karenanya datang dari dicurahkan olehNya. Dalam pendangan pandangan

Israel “roh Tuhan” berupa suatu karunia khas yang diberikan kepada manusia. Pemahaman ini

kemudian berlanjut pada Perjanjian Baru.2 Tidak diragukan, bahwa Roh Kudus dulu pun sudah

berkarya di dunia, sebelum Kristus dimuliakan. Tetapi pada hari Pentakosta Roh turun atas para

1

Stephen Tong, Allah Tritunggal (Lembaga Reformed Injili Indonesia: 1993), 2. 2

(2)

2

murid, untuk tinggal bersama mereka selama-lamanya. Orang-orang tiba-tiba sadar akan suatu

kuasa baru dan cenderung memahami bahwa segala kejadian yang luar biasa berasal dari

padaNya. Roh itu adalah suatu karunia kekuasaan, yang bukan suatu kehadiran pribadi: suatu

karunia dari Allah, diberikan dengan perantaraan Kristus yang ditinggikan untuk menggenapkan

nubuat.3

Tampillah Gereja secara resmi dihadapan banyak orang dan memulai penyebaran

Injil melalui pewartaan diantara para bangsa-bangsa. Dengan kuasa Injil, Ia membuat Gereja

bertumbuh dan terus menerus memperbaharuinya. Roh Kudus mempunyai peranan yang sangat

menentukan dalam seluruh pertumbuhan, perkembangan, sejak Gereja perdana di Yerusalem

hingga Gereja sekarang. Ia memelihara dan bekerja di dalam Gereja melalui RohNya.4 Dalam

Perjanjian Baru, Gereja dilihat sebagai Tubuh Kristus. Ini merupakan ungkapan yang paling

disukai oleh Rasul Paulus mengenai Gereja. Istilah ini menekankan bahwa Gereja adalah suatu

persekutuan yang baru, artinya Yesus hadir secara konkrit dan kelihatan di dalam Gereja, yang

adalah Tubuh Kristus. Gereja ialah Tubuh Kristus yang terikat dan tak terpisahkan dari Kristus.5

. Gereja kemudian mengalami dinamika perkembangan dalam berbagai aspek.

Berbagai denominasi memiliki pemaknaan tersendiri akan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya.

Secara konkrit terlihat dalam Gerakan Kharismatik, yang mengutamakan Baptisan dan

karunia-karunia Roh. Karunia-karunia-karunia, dalam bahasa Yunani. Charismata, berasal dari kata charis,

artinya kasih karunia.6 Berkaitan denga karunia, berbagai pendapat timbul dari kalangan

Kharismatik dan Non-Kharismatik. Pengikut-pengikut Gerakan Kharismatik pun tidak

3

A.M. Hunter, Memperkenalkan Teologi Perjanjian Baru (BPK. Gunung Mulia, 2004), 70. 4

Aloys Budi Purnomo, Roh Kudus Jiwa Gereja yang Hidup (Yogyakarta: Kanisius, 1998), 13. 5

Robert Davidson, Alkitab Berbicara (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2000), 193. 6

(3)

3

mempunyai pendapat yang sama tentang banyaknya karunia Roh yang diberikan kepada

anggota-anggota Jemaat. Paling sedikit mereka menganut dua pendapat yang berbeda. Pertama:

pendapat (ekstrim) yang mengatakan, bahwa tiap-tiap orang telah dibaptis dengan Roh Kudus

memperoleh semua karunia, dan karena itu ia dapat menggunakannya setiap waktu, kalau ia

mau. Kedua: pendapat yang mengatakan, bahwa tiap-tiap orang- Allah secara tetap (terus

menerus) mengaruniakan satu atau beberapa kharisma.7

Gerakan kharismatik, sering dipandang negatif oleh warga jemaat yang lain karena

dianggap ajaran-ajarannya menyimpang dari Alkitab, dan lain sebagianya. Seringkali terjadi

perdebatan tentang karunia-karunia Roh Kudus, yang menjadi salah satu penyebab utama

perpecahan dalam Gereja. Perpecahan melahirkan kelompok-kelompok atau denominasi dalam

kekristenan, salah satunya satunya yakni kelompok Kharismatik. Akan tetapi sadar atau tidak,

kelompok Kharismatik telah menyediakan suatu tempat berlindung, mendapatkan kenyamanan,

suatu tempat yang menjadikan mereka bagian dari kelompok. Merasa di terima dengan baik oleh

anggota-anggota kelompok. Sesuatu yang berbeda akan membuat orang lain berubah pikiran,

penasaran untuk menemukan apa yang berbeda yang tidak dimilikinya sedangkan orang lain bisa

memilikinya. Secara langsung, orang-orang yang bergabung dengan gerakan Kharismatik

menunjukkan bahwa adanya kebutuhan mereka yang belum terpenuhi. Kebutuhan mereka akan

keamanan pribadi dan ekspresi emosional belum dipenuhi oleh gereja protestan lainnya

Gerakan kharismatik, walaupun dalam satu aliran yaitu kharismatik namun berbeda

pemahamannya akan Roh Kudus. Salah satunya Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan

di Semarang yang menghayati arti kehadiran Roh Kudus dalam konteks Minum Roh Kudus.

7

(4)

4

Secara khusus, Minum Roh Kudus telah menjadi suatu praktek yang telah menjadi kebiasaan dan

bukan menjadi beban. Tujuan dari Minum Roh Kudus adalah semakin dekat kepada Tuhan dan

pencapaian akan karunia-karunia Roh.

1.2. Alasan Pemilihan Judul

Gereja terdiri dari berbagai denominasi yang memiliki ketidaksamaan corak dan

suasana beribadah. Salah satunya, gerakan kharismatik yang dalam hal ini berjasa dalam

memaksa Gereja-gereja untuk kembali memperhatikan peranan Roh Kudus lebih pada

masa-masa lampau (Perjanjian Baru). Di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang,

Minum Roh Kudus begitu familiar dan dianggap penting, sedangkan begitu asing bagi jemaat di

luar Gereja ini. Begitupun bagi penulis, Minum Roh Kudus merupakan istilah yang baru. Roh

Kudus dihayati dengan cara yang berbeda dalam konteks Minum Roh Kudus. Maka, penulis

merasa menarik untuk meneliti tentang Minum Roh Kudus.

Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka judul yang

diangkat oleh penulis adalah: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis Terhadap

Penghayatan Roh Kudus) Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apa makna pemahaman Minum Roh Kudus di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil

(5)

5

2. Apa Tinjauan Teologis terhadap penghayatan warga Jemaat Kristen Indonesia Injil

Kerajaan di Semarang tentang Roh Kudus?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pemahaman tentang Minum Roh Kudus di Gereja Jemaat

Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang.

2. Melakukan Tinjauan Teologis terhadap penghayatan jemaat- Gereja Kristen

Indonesia di Semarang tentang Roh Kudus.

1.5. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka signifikansi atau manfaat dari penelitian

ini adalah:

1. Mendapatkan pemahaman tentang Minum Roh Kudus di Jemaat Kristen

Indonesia Injil Kerajaan di Semarang.

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada Fakultas Teologi dalam

pengembangan keilmuwan Teologi khususnya pada Mata Kuliah Eklesiologi

dalam pemahaman dan penghayatan akan Roh Kudus dan karuniaNya.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

gereja agar dapat mengkritisi penjabaran tentang Roh Kudus dalam fenomena

(6)

6

1.6. Metode Penelitian

Dalam tulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif yaitu

suatu metode yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi

tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Metode kualitatif

juga lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan.8

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan secara

sistematis dan akurat mengenai fakta yang ada. Pendekatan yang dilakukan adalah Kualitatif.

Objek penelitian adalah manusia atau sesuatu yang dipengaruhi manusia, termasuk tindakan dan

perkataan manusia secara alamiah. Oleh karena itu objek yang diteliti harus dalam kedaan wajar

(natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif dalam bentuk jumlah

atau bilangan yang memiliki perbandingan yang pasti. Penelitian kualitatif, di pihak lain,

merupakan penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Teknik pengumpulan data yang

digunakan antara lain terdiri atas berbagai teknik pengamatan dan wawancara kepada para

jemaat.

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu:

Dalam Bab I Penulis akan menyampaikan: Pendahuluan yang berisi uraian mengenai

latar belakang, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi masalah,

metode penelitian, dan sistematika Penulisan.

8

(7)

7

Dalam Bab II Penulis akan menyampaikan: Roh Kudus Dalam Teologi Kristen: Berisi

uraian mengenai Roh Kudus, Roh Kudus dan Karunia, Roh Kudus dan Gereja.

Dalam Bab III Penulis akan menyampaikan: Kajian tentang tanggapan Jemaat Kristen

Indonesia di Semarang tentang Roh Kudus

Dalam Bab IV Penulis akan menyampaikan: Analisa. Berisi uraian tentang Tinjauan

Teologis terhadap penghayatan tentang Roh Kudus JKI Injil Kerajaan di Semarang.

Dalam Bab V Penulis akan menyampaikan: rangkuman tentang kesimpulan dan saran

Referensi

Dokumen terkait

untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut..d. Dilihat dari

6 Salah satunya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian yang menghasilkan referensi yang nantinya diharapkan spesies ikan yang ada di sungai Lawe Meulang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai tukar namun tidak berpengaruh pada IHSG, harga emas dunia tidak berpengar uh

Deskripsi Penyajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang bersifat interaktif dan partisipatif, sehingga uraian dalam buku perlu didukung oleh

Proposes that environmental degradation and pollution pose threats to health in a multitude of forms; and that hazardous effects will con- tinue to emanate from indus- trial

Technology Acceptance Model (TAM) dan tinjauan literatur di atas, memiliki model penelitian awal yang diusul- kan mencakup sembilan faktor yang bedampak pada niat konsumen

Pelindung Pernapasan: Jika kontrol rekayasa tidak bisa memelihara konsentrasi zat kontaminan yang tersebar melalui udara pada level yang memadai untuk melindungi kesehatan

Tradisi Banjar masih eksis sampai saat ini meskipun terbentur dengan perkembangan zaman yang tidak bisa ditolak keberadaannya, dikarenakan tradisi banjar mampu memberi manfaat