BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini secara garis besar membahas analisis metode sistem dan tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan sistem monitoring menggunakan wireless sensor network
yang akan dibangun.
3.1 Alat dan Bahan
Adapun Alat dan Bahan yang diperlukan dalam perancangan perangkat Wireless Sensor Network pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Hardware Software
Mikrokontroller Arduino Uno IDE Arduino
Sensor Ultrasonik Hc-sr04 Xampp
Modul GSM SIM800L Sublime
Buzzer Fritzing
Resistor Microsoft Visio 2013
Transistor Browser Engine
Kapasitor Trimpot
Kabel Jumper
3.2 Data Yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dihasilkan oleh sensor yang
telah dirangkai dan dihubungkan menggunakan mikrokontroller arduino uno. Sistem yang akan dibangun pada penelitian ini mengambil sampel data ketinggian air di pintu air. Penggunan lokasi pada penelitian ini dikarenakan pada titik tersebut, pintu air masih beroperasi dengan baik. Penempatan wireless sensor network pemantauan ketinggian air akan mengirimkan data melalui GSM (Global System for Mobile Communication)
secara periodik ke server yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul kemudian akan dilakukan pengolahan data yang akan menghasilkan kondisi air pada saat monitoring
apakah masih berstatus normal, atau telah mengalami perubahan ke tingkat yang membahayakan.
Arduino sebagai mikrokontroller dalam melakukan pengolahan data sensor dan pengiriman ke server nantinya akan membawa beberapa nilai parameter, yaitu Nilai Ketinggian air, waktu dari titik lokasi pengambilan sampel data.
3.3 Arsitektur Umum
Proses analisis dilakukan sebelum melakukan perancangan. Dilakukan analisis untuk mendapatkan kebutuhan dari sistem yang akan dikembangkan. Sistem ini bertujuan menyediakan informasi mengenai monitoring ketinggian air yang didapat dari hasil diimplementasikan sensor pada Arduino Uno. Untuk dapat membangun sistem ini, diperlukan beberapa metode yang akan diimplementasikan, yaitu metode pengumpulan data melalui sensor dan pemrosesan data, kemudian mengirimkan hasil sensor serta
Gambar 3.1 Arsitektur Umum
Arsitektur umum pada gambar 3.1 memiliki beberapa tahapan dalam menjalankan seluruh proses yang ada baik dari input, proses utama hingga menghasilkan output. Proses-proses tersebut dijabarkan pada poin-poin berikut ini :
3.3.1 Pengumpulan data
Pada tahap ini memperlihatkan proses pengambilan data dari sensor untuk dikirim ke mikrokontroler Arduino uno. Proses ini dimulai pembacaan dari sensor ultrasonik hc-sr04 yang diletakkan dilokasi pintu air. sensor akan mengumpulkan data dari ketinggian air sungai dengan memancarkan gelombang ultrasonik dari unit pemancarnya menuju permukaan air, Ketika gelombang mengenai permukaan air maka terjadi pantulan gelombang menuju unit penerima pada sensor sehingga didapat waktu tempuh antara
Skema yang dilakukan oleh sensor ini adalah sebagai berikut :
a. Pin Trigger pada sensor ultrasonik Hc-sr04 diberikan tegangan positif selama 10 uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40kHz.
b. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan 340 m/s. ketika sinyal sampai kepada suatu objek dalam penelitian ini permukaan air, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh objek tersebut. c. Sinyal yang dipantulkan oleh permukaan air akan diterima pada pin Echo. d. Selanjutnya sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak.
e. Untuk mengukur jarak, maka selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak sensor ke permukaan air.
f. Persamaan yang digunaakan untuk menghitung jarak objek yang dibaca oleh sensor adalah sebagai berikut :
� = �.�2 (3.1)
Dimana :
S : merupakan jarak baca sensor ultrasonik dengan permukaan air V : merupakan cepat rambat gelombang ultrasonik
t : adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh pin trigger
dan waktu ketika gelombang pantul diterima oleh pin Echo.
Untuk mengetahui ketinggian permukaan air, rumus yang digunakan :
La = Lmax – S (3.2)
Dimana :
La : merupakan ketinggian air
Lmax : merupakan ketinggian maksimum air
S :merupakan jarak baca sensor dengan permukaan air
2.3.2 Proses data
tersebut akan otomatis memberikan alarm berupa bunyi. Selain itu, data dari hasil pemrosesan Arduino juga akan dikirim ke database MySQL di server melalui
komunikasi serial lewat modul GSM SIM800L.
Pada server, akan terdapat sebuah script PHP yang akan melakukan handling
data yang diterima. Script ini nantinya akan dijalankan secara otomatis setiap pengiriman data dari prangkat. Aplikasi ini akan mengolah data yang didapat dari mikrokontroler Arduino kemudian menyajikan data secara real time dengan user interface yang mudah dipahami oleh pengguna.
2.3.3 Visualisasi data
Data yang telah masuk ke dalam database server kemudian akan divisualisasikan dalam bentuk grafik pada halaman website. Visualisasi ini bertujuan agar user dapat dengan mudah melihat informasi tinggi air dari titik yang dimonitoring. Pembuatan halaman
website untuk visualisasi data monitoring dilakukan dengan mengimplementasikan PHP dan javascript yang akan terus mengupdate data setiap 60 detik. Desain tampilan untuk visualisasi data akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
3.4 Perancangan Perangkat Wireless Sensor Network (WSN)
Perancangan perangkat WSN merupakan tahap perancangan perangkat keras yang nantinya akan difungsikan sebagai perangkat monitoring. Perancangan perangkat WSN sendiri dilakukan sebelum melakukan implementasi agar mendapatkan gembaran umum dari setiap alat yang akan digunakan. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam instalasi alat dalam pengembangan perangkat WSN sehingga perancangan dapat berjalan dengan benar.
3.4.1 Flowchartwireless sensor network
Flowchart merupakan gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu program, yang menyatakan arah alur program tersebut (Pahlevy. 2010).
Berikut adalah diagram alir yang menggambarkan tahapan-tahapan pada perangkat
Gambar 3.2 Flowchart Perangkat Wireless Sensor Network
Tahapan – tahapan dalam flowchart tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Pada saat perangkat WSN diberi daya, proses yang pertama kali dilakukan
adalah menginisialisasi variabel dan register pin terhadap komponen-komponen yang terhubung pada mikrokontroller Arduino yaitu sensor ultasonik Hc-sr04, Modul GSM SIM800L dan buzzer.
o Setelah dilakukan proses inisialisasi dan register pin, kemudian sensor
ultrasonik mulai melakukan proses pembacaan
o Data yang didapat dari pembacaan sensor akan dikalibrasi sehingga
menghasilkan jarak
o Ketika jarak lebih dari atau sama dengan 250cm maka buzzer secara otomatis akan aktif memberikan alert berupa bunyi, jika tidak maka buzzer berstatus off.
o Ketika waktu belum sampai pada detik 60 maka proses akan kembali ke tahap
membaca data dari sensor ultrasonik.
o ketika waktu sampai pada detik 60 maka akan dilakukan pengecekan terhadap
register GPRS
o Jika sudah terinisialisasi maka data jarak akan dikirim ke web server
o Jika belum terinisialisasi maka akan dilakukan proses inisialisasi register GPRS
terlebih dahulu
o Lalu kemudian data jarak dari pembacaan sensor dikirim ke web server.
3.4.2 Perancangan sensor ultrasonik hc-sr04
Pada perancangan ini, akan dilakukan instalasi sensor ultrasonik Hc-sr04 ke mikrokontroler Arduino uno, dimana Interface input/output (I/O) Trigger dan Echo
pada sensor ultrasonik Hc-sr04 dihubungkan ke pin digital pada Arduino yang
menyediakan output 8-bit dengan menggunakan fungsi analogWrite(). Sedangkan pin VCC dan GND pada sensor ultrasonik masing-masing dihubungkan ke pin power yaitu pin 5V dan GND, dimana pin 5V merupakan pin output yang mengalirkan tegangan 5V yang telah melalui regulator dan GND yang merupakan ground atau negatif. Model perancangan sensor dapat dilihat pad gambar 3.3 .
Gambar 3.3 Perancangan Sensor Ultrasonik Hc-sr04
3.4.3 Perancangan modul GSM SIM800L
Pada perancangan ini, akan dilakukan instalasi modul GSM ke mikrokontroler Arduino uno. Pin 4 (RX Data Serial) dan pin 5(TX Data Serial) pada modul GSM akan dihubungkan ke pin digital pada Arduino uno. Pin 6(GND) dihubungkan ke ground
ke sebuah resistor, trimpot, regulator dan kapasitor sebelum dihubungkan ke power utama untuk mendapatkan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan modul GSM yaitu
3.3 – 4.4 Volt. Model perancangan modul GSM dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Perancangan Modul GSM SIM800L
3.4.4 Perancangan buzzer
Pada perancangan ini, akan dilakukan instalasi buzzer ke mikrokontroller Arduino uno
agar notifikasi yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan yang diprogram pada Arduino uno maka pin pada buzzer akan dihubungakan ke pin digital Arduino dengan terlebuh dahulu dihubungkan pada regulator dan kapasitor untuk mengatur tegangan yang diperlukan oleh buzzer. Model perancangan buzzer dapat dilihat pada gambar 3.5.
3.4.5 Perancangan keseluruhan perangkat wireless sensor network
Rangkaian keseluruhan pada wireless sensor network dapat dilihat pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Arsitektur Rangkaian Perangkat WSN
3.5 Perancangan Sistem
Pada perancangan sistem akan dilakukan rancangan bagaimana aplikasi akan menampilkan data dari perangkat wireless sensor network. Pada perancangan sistem ini juga akan dilakukan perancangan tentang antar muka sistem yang akan dibangun.
3.5.1 Use Case Sistem Monitoring
Gambar 3.7 Use Case Sistem
Spesifikasi Use Case
Usecase spesifikasi adalah deskripsi mengenai usecase diagram, menjelaskan bagaimana sebuah usecase itu bekerja (Muchtar, et al. 2011)
Tabel 3.2 Spesifikasi Use Case
Nama Usecase Hal Utama / Menampilkan data Sensor
Aktor Pengguna computer / user
Deskripsi Usecase ini digunakan oleh user untuk melihat data
sensor
Pre-condition Sistem dihidupkan (Power On)
Characteristic of activation Dapat dilakukan oleh siapapun
Basic flow User melihat data sensor pada halaman utama
Alternatif flow User dapat menyimpan data sensor
Post condition User dapat melihat data sensor dalam periode 60 detik
Limitations User hanya dapat memonitoring kondisi terhadap
sensor
3.5.2 Perancangan antarmuka sistem monitoring
Perancangan antarmuka merupakan tahap dimana melakukan perancangan tampilan yang menghubungkan pengguna dengan aplikasi. Perancangan antar muka sendiri dilakukan sebelum melakukan implementasi agar mendapatkan gambaran umum setiap
memudahkan dalam pengembangan sistem. Dalam melakukan perancangan antarmuka diusahakan membuat tampilan dan layout yang bersifat mudah digunakan, sehingga
pengguna dapat mengguna aplikasi dengan tepat dan benar.
3.5.2.1 Perancangan halaman utama monitoring
Halaman utama pada sistem ini merupakan halaman depan yang menampilkan data ketinggian air dari seluruh device yang ada. Ketika halaman ini dibuka, akan terdapat beberapa elemen penyusun halaman seperti kotak informasi (legend) yang menjelaskan
icon-icon dari kondisi masing-masing alat. Kemudian pada halaman ini terdapat tabel alat-alat WSN yang melakukan monitong yang berisi susunan kolom :
a. No. b. Lokasi
c. Tanggal update data
d. Jam update data
e. Nilai air hasil monitoring sebelumnya f. Status Siaga
Pada elemen ini juga terdapat sebuah tombol icon yang akan mengarahkan user
pada halaman yang menjelaskan detail data monitoring dari titik alat yang dipilih. Perancangan halaman utama ini dapat dilihat pada gambar 3.8
3.5.2.2Perancangan halaman detail alat
Halaman ini dibuat untuk menjelaskan secara rinci data hasil monitoring oleh alat yang dipilih berdasarkan lokasinya. Halaman ini tersusun dari beberapa elemen, yaitu kotak
legend, grafik data hasil monitoring, peta yang menunjukkan lokasi alat, dan tabel yang menampilkan data monitoring. Pada halaman ini juga terdapat datepicker untuk memudahkan user melakukan navigasi untuk melihat data pada tanggal tertentu. Penjelasan rinci halaman ini adalah sebagai berikut :
a. Legend
Kotak ini berisi susunan icon seperti pada halaman utama yang menjelaskan kondisi permukaan air, tingkat kesiagaan. Dan nilai standar dalam penentuan level siaga.
b. Kotak Grafik
Pada bagian ini terdapat grafik ketinggian air yang digambarkan menggunakan
elemen canvas html5 yang akan diupdate setiap 60 detik. Grafik ini bertujuan untuk memvisualisasikan data pada bagian tabel ke dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dibaca oleh user awam.
c. Map section
Bagian ini berisi titik lokasi alat yang ditampilkan menggunakan peta Google Maps. Peta ini ditampilkan dengan menggunakan API Maps yang telah disediakan oleh Google.
d. Data table section
Bagian ini berisi tabel data hasil monitoring, data tersebut memiliki navigasi yang memudahkan user untuk mensortir data. Data juga dapat difilter sesuai kata kunci yang dimasukkan oleh user.
Gambar 3.9 Rancangan Antarmuka Halaman Detail Alat.
3.5.2.3Perancangan halaman login, admin dan manajemen alat
Halaman ini dirancang dengan tujuan agar admin dapat dengan mudah melakukan manajemen alat yang akan digunakan. Bagian ini memiliki fungsi standar untuk melakukan manajemen seperti :
a. Tambah Alat b. Edit Alat c. Hapus Alat
Desain halaman admin ini terdapat 3 halaman. Halaman login seperti pada
gambar 3.12. Halaman utama berisi list seluruh alat disertai dengan button action nya seperti pada gambar 3.13. dan halaman tambah alat yang berisi form untuk menginput
data alat seperti nama dan lokasi, dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman Admin
a. Halaman Tambah Alat
Perancangan pada halaman tambah alat didesain untuk menambah daftar
monitoring ketinggian muka air sungai. Pada halaman ini akan terdapat form
nama alat dan form lokasi alat yang dapat di isi oleh admin untuk menambahkan alat monitoring ketinggian muka air.
Gambar 3.12 Rancangan Antarmuka Halaman Tambah Alat.
b. Edit Alat
Perancangan pada halaman edit alat didesain untuk mengedit daftar alat
monitoring ketinggian muka air sungai. Pada halaman ini terdapat tampilan form
Gambar 3.13 Rancangan Antarmuka Halaman Edit alat
c. Hapus Alat
Perancangan pada fungsi hapus alat, tidak ada halaman khusus untuk dapat
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem selanjutnya dilakukan implementasi. Pada bab ini akan membahas tentang hasil yang diperoleh setelah melakukan implementasi.
4.1 Implementasi Sistem
4.1.1 Spesifikasi software dan hardware yang digunakan
Adapun spesifikasi software dan hardware dalam implementasi sistem adalah sebagai berikut:
1. Software
o Operating system Windows 7 Ultimate 64bit o IDE Arduino
o Processor Intel Core i3
o RAM 2 Gb
b. Perangkat Wireless Sensor Network
4.1.2 Implementasi perancangan perangkat wireless sensor network
Adapun implementasi perancangan alat monitoring yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:
4.1.2.1Implementasi perancangan sensor ultrasonik hc-sr04
Pada rangkaian sensor ultrasonik Hc-sr04, terdapat 4 pin, yaitu: pin Vcc, pin Gnd, pin Trigger, dan pin Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground, pin Vcc dan Gnd dihubungkan ke pin power Arduino menggunakan kabel jumper. Sedangkan pin trigger dan echo dihubungkan ke pin digital. Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari objek. Rangkaian sensor ultrasonik Hc-sr04 dapat dilihat pada gambar 4.1.
4.1.2.2Implementasi perancangan modul GSM SIM800L
Pada rangkaian modul GSM SIM800L pin rx dan tx pada modul GSM dihubungkan ke pin digital pada Arduino uno. Pin GND dihubungkan ke ground pada Arduino uno, sedangkan pin VCC pada modul GSM terlebih dahulu dihubungkan ke sebuah resistor, trimpot, regulator dan kapasitor sebelum dihubungkan ke power utama untuk mendapatkan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan modul GSM yaitu 3.7 Volt. Pada rangkaian modul GSM SIM800L juga terdapat LED sebagai indikator, jika terjadi blinking dengan intensitas cepat pada LED hal tersebut mengindikasikan modul GSM dalam proses pencarian sinyal. Rangkaian modul GSM SIM800L dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2. Rangkaian Modul GSM SIM800L
4.1.2.3Implemenasi perancangan buzzer
Gambar 4.3 Rangkaian Buzzer
4.1.2.4Implementasi perancangan keseluruhan perangkat wireless sensor network
Pada rangkaian keseluruhan pada perangkat WSN, ditampilkan komponen-komponen hasil instalasi, yaitu mikrokontroler Arduino uno, Modul GSM SIM800l, Sensor Ultrasonik Hc-sr04 dan alert system berupa buzzer. Ketika perangkat diberi tegangan
maka akan muncul lampu indikator yang memberitahukan bahwa perangkat dalam kondisi aktif. Rangkaian keseluruhan perangkat dalam kondisi aktif dapat dilihat pada
gambar 4.4.
4.1.3 Implementasi perancangan antarmuka sistem
Adapun implementasi perancangan antarmuka yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut
4.1.3.1Implementasi perancangan halaman utama monitoring
Halaman utama merupakan tampilan awal saat sistem dijalankan, Pada halaman utama ditampilkan daftar alat yang aktif melakukan monitoring ketinggian permukaan air sungai. User dapat meng-klik pada icon siaga pada tabel alat untuk melihat data lebih rinci suatu alat. Pada halam utama juga terdapat tombol login dibagian kanan atas yang diperuntukkan bagi administrator sistem.
Gambar 4.5 Halaman Utama
4.1.3.2Implementasi perancangan halaman detail alat
Halaman Detail Alat merupakan tampilan sistem saat user melakukan klik pada icon
siaga dari tabel alat. Pada Halaman ini user disuguhkan data ketinggian muka air sungai lebih rinci, data ketinggian air disuguhkan dalam bentuk grafik dan tabel, user juga dapat melihat data berdasarkan tanggal yang diinginkan. Pada Halaman ini juga user
Gambar 4.6 Halaman Detail Alat
Gambar 4.7 Halaman Detail Alat menampilkan tabel
4.1.3.3Implementasi perancangan halaman login, admin dan manajement alat
a. Halaman Login
Gambar 4.8 Halaman Login b. Halaman Admin
Halaman Admin merupakan halaman yang dapat diakses oleh admin untuk melakukan pengaturan terhadap alat-alat monitoring ketinggian muka air sungai. Halaman ini berisi daftar alat monitoring ketinggian muka air sungai yang aktif, terdapat beberapa button pada halaman ini yaitu:
- Tambah, merupakan button yang berfungsi untuk menambah alat monitoring.
- Edit, merupakan button yang berfungsi untuk mengedit alat monitoring
- Hapus, merupakan button yang berfungsi untuk menghapus alat monitoring dari daftar alat.
c. Halaman Tambah Alat
Halaman Tambah Alat merupakan halaman pada administrator yang difungsikan
untuk menambah daftar alat monitoring ketinggian muka air sungai. Pada halaman ini terdapat form nama alat dan form lokasi alat yang dapat di isi oleh administrator untuk menambahkan daftar alat monitoring ketinggian muka air.
Gambar 4.10 Halaman Tambah Alat d. Halaman Edit Alat
Halaman Edit Alat merupakan halaman pada administrator yang difungsikan untuk mengedit daftar alat monitoring ketinggian muka air sungai. Pada halaman ini terdapat tampilan form nama alat dan form lokasi alat yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan admin.
4.2 Pengujian Sistem
4.2.1 Pengujian perangkat
Pengujian perangkat merupakan suatu pengujian terhadap perangkat yang telah dibuat, apakah perangkat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan mengkatifkan alat monitoring ketinggian muka air yang ditempatkan dipintu air sungai deli.
Skema yang dilakukan pada pengujian perangkat adalah sebagai berikut: a) Pertama, dilakukan pengukuran manual terhadap objek pengukuran (sungai
deli) dengan menggunakan alat pengukur berupa meteran untuk mengetahui ketinggian air.
b) Kemudian setelah mengetahui nilai ketinggian air, dilakukan pengukuran jarak antara dasar sungai dan perangkat, hal ini dilakukan untuk menentukan dimana posisi perangkat akan dipasang. Pada pengujian ini perangkat WSN diposisikan pada jarak 300 cm dari dasar sungai.
c) Selanjutnya perangkat di aktifkan dengan memberi tegangan listrik menggunakan baterai. Pembacaan sensor ultraonik hc-sr04 menggunakan resolusi 1 cm. Pengujian dilakukan dalam rentang waktu 10 – 15 menit.
d) Kemudian dilakukan pemgujian dengan membandingkan hasil pengukuran antara pengukuran menggunakan perangkat WSN dan pengukuran manual. Selain itu dilakukan juga pengujian terhadap ketepatan waktu pengiriman data dari perangkat WSN ke Web Server.
4.2.1.1Uji pengukuran perangkat
a. Pengukuran Manual
Pengukuran Manual yang dilakukan dengan menggunakan meteran untuk
mengukur ketinggian air. Hasil pengukuran manual menunjukkan bahwa ketinggian air mencapai 140 cm. Pengukuran manual dapat dilihat pada
Gambar 4.12 Pengukuran Manual
b. Pengukuran Menggunakan Perangkat
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan perangkat monitoring dengan sensor ultrasonik dengan jarak perangkat sampai ke dasar air adalah 300 cm dengan resolusi baca sensor 1 cm. Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut
Gambar 4.14 Data Hasil Uji Pengukuran Perangkat
Data ketinggian air yang diperoleh melalui perangkat menunjukkan hasil yang berbeda-beda selama 15 menit. Perbandingan hasil data ketinggian air yang diperoleh antara pengukuran manual dan pengukuran perangkat dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pengukuran
10 140 142 98.59%
Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat keakuratan rata-rata baca sensor adalah 99.15%. Diperlukan data lebih banyak dengan situasi dan kondisi yang berbeda di lokasi pengukuran seperti kondisi kecepatan angin dan kelembapan untuk melihat perbandingan yang lebih akurat.
4.2.1.2 Uji waktu pengiriman data
Pada pengujian ini data ketinggian permukaan air dari hasil pengukuran perangkat akan dikirim ke web server setiap 60 detik dan Pengujian dilakukan selama 15 menit. Hasil uji waktu pengiriman data ketinggian air dapa dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Waktu Pengiriman Data
No Waktu Ketinggian Air (Cm) Keterangan
13 06:07:33 140 Delay 1 Detik
14 06:08:36 142 Delay 3 Detik
15 06:09:39 141 Delay 3 Detik
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui rata-rata delay setiap pengiriman data adalah 2,5 detik.
4.2.2 Pengujian kinerja aplikasi
Pada pengujian kinerja sistem dijelaskan hasil perancangan sistem yang dibuat. Uji kinerja aplikasi meliputi perubahan ketinggian air dan perubahan status siaga. Ukuran ketinggian air pada status siaga didalam aplikasi hanya sebagai bahan uji terhadap perubahan ketinggian air. Pembagian level status siaga pada aplikasi dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Level Status Siaga
No Ketinggian Air(Cm) Status Siaga Icon Siaga
1 < 150 Normal
2 >= 150 Siaga 3
3 >= 250 Siaga 2
4 >= 300 Siaga 1
.
Gambar 4.15 Grafik ketinggian air tanggal 17 Maret 2017
Gambar 4.17 Grafik ketinggian air pada tanggal 31 Maret 2017
Gambar 4.19 Grafik ketinggian air pada tanggal 10 Maret 2017
Gambar 4.20 Data pada tabel ketinggian air pada tanggal 10 Maret 2017
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada perancangan alat dan pembuatan aplikasi
web server monitoring ketinggian air ini adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Wireless Sensor Network dapat mengukur ketinggian air dengan keakuratan rata-rata mencapai 99.15%
2. Pengiriman data ke Web Server terlambat beberapa detik, rata-rata delay dari setiap pengiriman data adalah 2,5 detik.
3. Sistem monitoring ketinggian air mampu menampilkan data dari perangkat WSN secara real time
4. Sistem monitoring ketinggian air ini dapat diakses oleh semua pengguna yang terhubung ke internet.
5. Fitur yang terdapat pada sistem monitoring ketinggian air dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan dalam penelitian selanjutnya ialah:
1. Pada pengembangan alat dapat dilakukan penambahan pada alat sensor untuk melengkapi parameter yang belum ada sehingga penggunaan alat ini menjadi lebih kompleks.
2. Diaharapkan dapat menambahkan variasi pada alert system,seperti notifikasi LED atau SMS.