1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara – negara Asia dan Pasifik. Terutama di negara Indonesia kelapa telah dikenal secara menyeluruh ke elemen masyarakat. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi negara juga merupakan mata pencaharian jutaan petani, yang mampu memberikan penghidupan puluhan juta keluarganya. Menurut FAO ( Food and Agriculture
Organization ) pada tahun 1976 negara – negara di Asia dan Pasifik
menghasilkan 82% dari produksi kelapa dunia, sedangkan sisanya dihasilkan oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan (Suhardiyono, 1995).
Sejak dahulu kala kelapa telah dikenal di kepulauan Indonesia dan kepulauan di lautan Pasifik. Wajarlah bila para ahli yang mengatakan asal mula tanaman kelapa dari daerah lautan Pasifik ( New Zealand ), Amerika Selatan atau Indonesia, karena tanaman kelapa terutama tumbuh baik di daerah khatulistiwa dengan suhu sekitar 27 oC. Pada tahun 1984 luas pertanaman kelapa di Asia dan Pasifik diperkirakan meliputi 8.875.000 ha dan khususnya di Indonesia tersebar seluas 3.012.000 ha pertanaman kelapa atau sekitar 33,94 % dari total luas seluruh pertanaman kelapa di Asia dan Pasifik. Indonesia juga menghasilkan produksi kelapa sebanyak 1.731.000 ton dari total luas pertanaman kelapa di Indonesia (Suhardiman, 1999).
Menurut Suhardiyono (1995) dewasa ini salah satu produk dari komoditi kelapa yang kuat daya saingnya adalah minyak kelapa dan tidak hanya itu adapun produk-produk kelapa yang bisa dikembangkan yaitu dikalengkan, coconut
2
untuk meningkatkan kualitas dan daya jual kelapa yaitu dengan pengeringan kelapa parut yang dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga sebagai bahan makanan. Pengeringan kelapa parut ini juga merupakan salah satu upaya untuk menahan cepatnya kerusakan komoditi tersebut agar komoditi kelapa memiliki daya simpan lebih lama untuk diolah kembali.
Besarnya kebutuhan pasar akan kelapa parut kering bermutu yang menjadi landasan acuan untuk memperbesar jumlah produksi. Menurut penelitian sebelumnya oleh Karten Malau (2014) kapasitas efektif alat pada penelitian alat pengering kelapa parut (desiccated coconut) adalah 0,67 kg/jam. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang kurang untuk dipasarkan. Alat pengering kelapa parut yang telah dibuat oleh Karten Malau diduga belum memiliki beban kerja yang dapat dimaksimalkan sesuai dengan kinerja alat yang dimiliki. Jumlah produksi yang ditingkatkan juga harus sejalan dengan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian beban kerja terhadap kinerja alat pengering kelapa parut untuk mendapatkan beban kerja maksimal yang sesuai dengan alat pengering kelapa parut kering. Dan untuk kesesuaian dengan mutu, kadar air bahan yang merupakan parameter pengeringan juga perlu dijadikan tolok ukur.
3
dengan kinerja alat pengering kelapa parut yang ada sehingga alat pengering kelapa parut ini dapat membantu dan mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan kelapa parut kering.
Alat pengering kelapa parut (desiccated coconut) yang akan digunakan, sebelumnya telah dilakukan penelitian. Rancang bangun alat pengering kelapa parut ini dibuat oleh Karten Malau (2014) dimana kapasitas efektif alatnya 0,6 Kg/jam. Setelah itu, suhu yang baik digunakan untuk alat ini yaitu 130 0C diteliti oleh Wilson (2015). Perbandingan pulley yang digunakan yaitu 2 inchi : 2 inchi yang diteliti oleh Yoga (2015).
Penelitian ini akan dilakukan dengan pengujian alat dan pengamatan parameter. Parameter yang akan diamati yaitu kapasitas efektif alat, kadar air bahan, rendemen, dan organoleptik. Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan 3 taraf yaitu massa bahan 1 Kg, 2 Kg, dan 3 Kg.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji beban kerja efisien dengan kinerja alat pengering kelapa parut (desiccated coconut) dengan menggunakan kelapa parut sebagai bahan bakunya.
Kegunaan Penelitian
4
2. Bagi mahasiswa, sebagai bahan pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat pengering kelapa parut (desiccated coconut). 3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Hipotesa Penelitian