• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH MANGGIS K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH MANGGIS K"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH MANGGIS KE “SELANDIA BARU” MELALUI PERJANJIAN OFFICIAL ASSURANCE

PROGRAMME FOR THE EXPORT OF FRESH MANGOSTEEN FRUIT FROM INDONESIA TO NEW ZEALAND

( HS CODE BUAH MANGGIS : 0804.50.30.00 )

Pemasaran Internasional

Dosen : Drs. Nursal Baharuddin, BBA, MSi

Penyusun :

Sany Baqiyah 14521724

PROGRAM STUDI D3

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

POLITEKNIK APP JAKARTA

(2)

ABSTRAK

Baqiyah, Sany. “Strategi Pemasaran Ekspor Buah Manggis Ke “Selandia Baru” Melalui Perjanjian Offcial Assurance Programme For The Export Of Fresh Mangosteen Fruit From Indonesia To New Zealand ( Hs Code Buah Manggis : 0804.50.30.00 ).” Pemasaran Internasional, Jakarta. Akademi Pimpinan Perusahaan. Maret 2016.

Sebelumnya, Indonesia berhasil membuka akses pasar buah manggis ke Australia setelah melalui proses negosiasi selama 6 (enam) tahun melalui berbagai forum bilateral antara kedua negara.

Konsumsi produk buah manggis di pasar Australia saat ini volume-nya belum terlalu besar. Dalam ekspor pertama, hanya satu ton manggis yang dikirim melalui pesawat terbang. Namun, terbukanya ekspor buah manggis ke pasar Australia merupakan suatu bentuk keberhasilan diplomasi perdagangan Indonesia, sebab Australia merupakan negara yang memiliki standar kesehatan pangan yang tinggi (strict quarantine standards).

Keberhasilan tersebut diharapkan dapat menjadi “batu loncatan” bagi Indonesia untuk mendorong ekspor buah-buahan tropis Indonesia ke negara mitra dagang lainnya yang memiliki standar yang tinggi contohnya seperti Selandia Baru.

Melalui perjanjian Offcial Assurance Programme For The Export Of Fresh Mangosteen Fruit From Indonesia To New Zealand, Selandia Baru-Indonesia menemukan kata sepakat merumuskan kerjasama bilateral pertanian. Salah satu butir kesepakatan itu yakni membebaskan produk buah manggis Indonesia tanpa kuota.

Selandia Baru sangat membutuhkan buah tropis seperti manggis. Merujuk dari nutrisi dan khasiatnya mengandung zat antioksidan. Karenanya Selandia Baru tidak mengenakan kuota bagi ekspor manggis Indonesia. Apabila kualitas manggis Indonesia dinilai syarat keamanan karantina Selandia Baru.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian mengenai produksi manggis secara nasional terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, produksi manggis mencapai 117.595 ton. Produksi tersebut mengalami peningakatan sekitar 61% pada 2012 menjadi 190.287 ton.

Dari produksi tersebut, volume ekspor juga tercatat meningkat. Pada 2010, produksi manggis mencapai 11.387 ton. Lantas pada 2011, produksi meningkat menjadi 12.603 ton dan mencapai 20.000 ton pada 2012.

Hingga Juli 2013, ekspor manggis baru mencapai 5.101 ton. Pangsa pasar utama terbesar selama ini adalah Taiwan, Hongkong, dan China.

Sentra utama manggis yang diekspor umumnya berasal dari daerah Tasikmalaya, Purwakarta, Bogor, Sukabumi, Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pemasaran Ekspor Buah Manggis Ke “Selandia Baru” Melalui Perjanjian Official Assurance Programme For The Export Of Fresh Mangosteen Fruit From Indonesia To New Zealand.”

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Internasional. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 19 Maret 2016

Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

2.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran ...7

2.1.3 Kuota (Quota)...7

2.3.1 Sistem Keamanan Pangan New Zealand...9

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekspor manggis Indonesia semakin manis. Setelah Australia, kini giliran pasar Selandia Baru dibuka. Kebijakan ini berlaku setelah adanya kesepakatan antara Menteri Pertanian Indonesia dengan Menteri Pertanian Selandia Baru yang berlangsung pada tanggal 10 November-13 November 2013 2013.

Berdasarkan pendapat dari Menteri Pertanian Suswono, bisa masuknya manggis Indonesia ke Selandia Baru menunjukkan bahwa sistem karantina Indonesia yang sudah memenuhi standar yang ketat dari negeri kiwi tersebut. Mereka juga berjanji akan terus dapat menerima buah-buahan asal Indonesia yang dinilai eksotik.

Tidak hanya manggis, beberapa produk buah-buahan lain yang berpotensi diekspor ke Selandia Baru adalah Salak dan Mangga. Namun, dua komoditas buah ini masih harus dibahas dalam working group antara kedua negara. Dengan semakin terbukanya pasar manggis, Suswono berharap agar penjualan buah asli Indonesia ini akan semakin baik.

Seperti diketahui, panen manggis ini sangat dipengaruhi musim. Makanya, perlu adanya pengaturan jual dengan membangun gudang pendingin atau cool storage.

Ketua Asosiasi Eksportir Buah dan Sayuran Indonesia (AESBI) Hasan Wijaya, senang dengan kesepakatan tersebut karena menurutnya dengan dibukanya pasar Selandia Baru, itu bagus karena ada pasar baru.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian (PPHP) Kemtan, tahun lalu, volume ekspor manggis mencapai 20.168 ton. Hingga Agustus 2013, ekspor manggis mencapai 5.101 ton.

(6)

Pasar ekspor buah manggis terbesar adalah Hong Kong dan Malaysia. Sampai Agustus, volume ekspor manggis ke Hong Kong mencapai 1.215 ton. Sedangkan volume ekspor manggis ke Malaysia dalam delapan bulan pertama mencapai 1.802 ton. Manggis juga diekspor ke lima belas negara lainnya seperti Vietnam, China, dan Perancis.

Pemerintah Selandia Baru memandang Indonesia bisa menjadi prioritas berikutnya dalam berinvestasi setelah China.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi masuknya buah manggis Indonesia ke Selandia Baru ? 2. Bagaimana hal yang harus dilakukan petani manggis dalam upaya

peningkatan produktivitas dan kualitas manggis ?

3. Bagaimana regulasi keamanan karantina Selandia Baru ?

1.3 Tujuan dan Manfaat a. Tujuan

1. Untuk mengetahui strategi masuknya buah manggis Indonesia ke Selandia Baru

2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan petani manggis dalam peningkatan produktivitas dan kualitas manggis

3. Untuk mengetahui regulasi keamanan karantina Selandia Baru

b. Manfaat

(7)

Sebagai acuan dalam menyusun makalah mengenai buah manggis Indonesia yang masuk ke Selandia Baru

2. Manfaat Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca mengenai strategi pemasaran ekspor buah manggis ke Selandia Baru

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Pemasaran Internasional

Pemasaran Internasional atau yang dikenal juga sebagai pemasaran ekspor adalah kegiatan Pemasaran yang melewati batas-batas lebih dari satu negara. Pemasaran internasional merupakan penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, barang atau jasa perusahaan kepada konsumen di berbagai Negara.

Faktor utama yang membedakan pemasaran internasional dari pemasaran domestik adalah lingkungan pasarnya. Usaha memasarkan ke negara lain menghadapkan pemasar pada hambatan-hambatan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hukum yang berbeda, misalnya nilai tukar mata uang yang berubah-ubah, usaha-usaha pemboikotan, dan hukum internasional yang berlaku.

(8)

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.

2.1.3 Kuota (Quota)

Kuota adalah pembatasan terhadap jumlah fisik barang yang masuk (kuota impor) dan keluar (kuota ekspor) ke dan dari suatu negara. Kuota impor dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu absolute quota, negotiated quota, tariff quota, dan mixing quota. Absolute atau Unilateral Quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan negara lain. Negotiated atau Bilateral Quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara dua negara atau lebih. Tariff Quota adalah gabungan antara tarif dengan kuota. Misalnya untuk sejumlah tertentu impor barang diizinkan dengan tarif tertentu, tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih tinggi. Sedangkan mixing Quota menetapkanbahan mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu dibatasi penggunaannya dalam produksi barang akhir.

2.1.4 Keamanan Pangan (Food Safety)

(9)

2.1.5 Peraturan Karantina

Peraturan karantina merupakan upaya untuk mencegah masuk dan tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan (OPT) serta hama dan penyakit manusia atau hewan baru dari luar negeri ke dalam negeri, dimana kalau sampai masuk (melalui barang-barang yang diperdagangkan) akan dapat merusak kesehatan manusia atau mengancurkan tanaman pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Di dunia kita mengenal adanya karantina manusia, karantina hewan, karantina ikan dan karantina tumbuhan. Secara Internasional, ketentuan karantina didasarkan pada WHO (World Health Organization) dan Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary, Measures (SPS) dari WTO. Untuk karantina tumbuhan, standar internasional yang digunakan didasarkan pada International Standard for Phytosanitary Measures (ISPM) yang diterbitkan oleh International Plant Protection Convention (IPPC). Untuk karantina hewan dan ikan, standar internasional yang digunakan didasarkan pada standar yang diterbitkan oleh World Organization of Animal Health (WOAH) atau Organization Internationale de Ephyzootic (OIE).

2.1.6 Masalah Mutu (Quality)

Produk yang diperdagangkan harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan secara internasional atau secara nasional. Ketentuan ini secara internasional didasarkan pada Agreement on Technical Barriers to Trade (TBT) dari WTO. Seringkali suatu produk yang tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh negara importir akan ditolak pemasukannya.

2.2 Metode Yang Digunakan

(10)

riset dan menekankan subjektifitas serta arti pengalaman bagi individu (Brockopp, Marie T, Hastings-Tolsma,2000).

Metode penelitian ini dipilih oleh peneliti untuk mengungkapkan pendapat atau tanggapan masyarakat tentang Strategi Pemasaran Ekspor Buah Manggis Ke “Selandia Baru” Melalui Perjanjian Official Assurance Programme For The Export Of Fresh Mangosteen Fruit From Indonesia To New Zealand.

2.3 Hasil Penelitian

2.3.1 Sistem Keamanan Pangan New Zealand

Setelah melalui perjalanan panjang yang memerlukan energi dan sumber daya yang disiapkan oleh Tim SPS Kementerian Pertanian (Barantan, Dirjen PPHP dan Dirjen Hortikultura) guna memenuhi ketentuan SPS New Zealand akhirnya Protokol impor buah Manggis telah ditandatangani pada saat pertemuan bilateral Indonesia-New Zealand pada bidang Phytosanitary dilaksanakan di Wellington, 12-16 Nopember 2013. Penandatanganan protocol impor manggis tersebut disaksikan oleh Bapak Menteri Pertanian RI dan Menteri Perdagangan New Zealand. Delegasi dari New Zealand dipimpin oleh Mr. Tim Knox dengan anggota Ms. Karen Sparrow, Mr. Ivan Veljkovic, Ms. Lisa White dan Dr. Stephen Butcher. Delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Ir. Banun Harpini, Msc, Dr. Arifin Tasrif, Dr. Antarjo Dikin, M.M. Edy Purnomo, SE.MH dan Listiana Operananta (Economic Consellor, Kedubes RI) dengan hasil pertemuan lengkap sebagai berikut :

Beberapa hal penting dari capaian kerjasama bilateral pada MoU kerjasama pertanian, perlu perhatian dan tindak lanjut dari hasil pertemuan bilateral:

Sistem Keamanan Pangan New Zealand

(11)

dilakukan analisa risiko, khusus pada produk pangan yang memiliki risiko tinggi dilakukan pre-clerance di negara pengekspor. New Zealand menerima sistem pengawasan keamanan pangan negara pengekspor dengan menerapkan pendekatan kajian equivalensi. Produk pangan yang telah diimpor dilakukan monitoring dari produk yang beredar, sedangkan saat kedatangan produk pangan di tempat pemasukkan (Bandara atau Pelabuhan Laut) tidak dilakukan. Untuk produk pangan yang berisiko rendah, maka dapat diimpor dan dilakukan monitoring sewaktu-waktu secara periodic dengan pengujian laboratorium. Dalam melakukan pengawasan importasi pangan maka bahan pertimbangan juga memperhatikan profile dari importir, exportir dan komoditas yang akan diimpor. Seluruh peraturan tentang keamanan pangan dan kesehatan tumbuhan yang akan diberlakukan di New Zealand sebelumnya dilakukan uji kelayakan terhadap instansi terkait dan uji publik.

Eksport buah manggis ke New Zealand

Kajian analisa risiko dan konsultasi publik dengan masyarakat New Zealand terhadap usulan Indonesia untuk ekpsor buah manggis telah diterima dengan ditanda tangani Official Assurance Program dengan Import Health Standard antara Kepala Badan Karantina Pertanian dan Mr. Tim Knox, Director of Market Assurance, MPI New Zealand. Untuk tindak lanjut seblum akhir Desember 2013, KBRI New Zealand akan mengadakan promosi festival buah tropis asal Indonesia untuk mengedukasi masyarakat New Zealand terhadap buah tropis (manggis, salak dan mangga). Diharapkan eksportir Indonesia dapat berpartisipasi/ berminat dalam promosi tersebut dan segera menghubungi KBRI New Zealand.

(12)

Pada tanggal 13 Nopember 2013 telah ditanda tangani kesepakatan antara Kepala Badan Karantina Pertanian dengan Ms. Cecile Hillyer, Deputy Secretary, International Development Group, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan New Zealand untuk Agricultural Quarantine Services Improvement Partnership Arrangement. Kesepakatan tersebut memuat aktifitas: Penguatan laboratorium pengujian kesehatan keamanan dan kualitas daging dan produk dairy; Penguatan pengujian laboratorium IAQA dan informasi analisa keamanan pangan tumbuhan dan fasilitas ekspor terhadap produk pertanian Indonesia.

2.3.2 Kunjungan Operasional Perkarantinaan dan Dukungan Laboratorium (Investigation and Diagnostic Centre, IDC) dalam sertifikasi perkarantinaan. Kunjungan yang dilakukan tanggal 15 Nopember 2013 di Stasiun Karantina Tumbuhan dan Hewan di Bandara Auckland untuk memastikan sistem operasional pengawasan impor produk pertanian dari luar negeri. Beberapa hal yang perlu dikembangkan di Indonesia dalam sistem layanan perkarantinaan: - Penguatan menggunakan instalasi tempat pemeriksaan yang disediakan oleh pihak penerbangan yang ada di tempat layanan kargo.

- Fasilitas pemeriksaan dan layanan karantina dikelola dengan baik dan setiap pelaksanaan operasional menggunakan SOP yang telah disiapkan oleh MPI New Zealand, sedangkan tingkat operasional hanya menggunakan SOP tersebut. - Sistem pengembangan laboratorium yang ada di New Zealand dalam mendukung peranan karantina New Zealand untuk tindakan pemerikasaan kesehatan tumbuhan baik import maupun ekport. Petugas karantina dilengkapi buku pintar (Pictorial Guide for Detection of Pest) dibuat oleh Laboratorium IDC. Tentunya fungsi BBUSKP dapat mengembangkan pembuatan pedoman seperti ini setelah divalidasi untuk pengujian dan dapat digunakan oleh Pejabat POPT yang bekerja di tempat pemasukan (Bandara dan Pelabuhan Laut).

(13)

Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah buah yang hidup di Indonesia disebut buah lokal termasuk juwet, sentul, maja dan lain-lain dapat di katagorikan sebagai buah langka. Pengertian buah lokal adalah buah yang dikonsumsi dan dapat dikembangkan di Indonesia.

Buah yang berasal dari luar Indonesia seperti strawberry, anggur dan lengkeng merupakan bibit buah yang asalnya dari luar Indonesia, akan tetapi bibit buah tersebut dapat dikembangbiakan dan dapat dipanen di Indonesia sehingga buah-buahan tersebut dapat dikatagorikan sebagai buah lokal.

Setiap Negara memiliki produk buah lokal yang berbeda-beda. Pengembangan buah lokal yang diimbangi dengan pemanfaatan yang maksimal menjadikan buah lokal tersebut dikenal dunia bahkan menjadi icon sebuah negara tersebut.

Produk buah lokal dimasyarakat lebih mengenal durian dari Thailand, kiwi dari New Zaland, apel fuji dari Jepang dan buah lokal lain yang telah dikenal dunia. Setiap negara tersebut mempunyai kebanggaan terhadap buah lokal tersebut karena telah memasuki pasar dunia.

Menurut Sunarjono (2013:5), buah lokal dapat memasuki pasar bebas sesuai dengan kesepakatan World Trade Organization dengan kriteria sebagai berikut : bermutu tinggi sesuai dengan standar mutu dan bebas residu pestisida, volume buah bermutu tersebut harus memenuhi kebutuhan pasar, buah-buahan tersebut harus tiba tepat pada waktunya dan ketersediaan buah-buahan tersebut harus kontinu.

(14)

membasmi hama tanaman, baik berupa jamur, bakteri, gulma, maupun serangga. Pestisida dibagi dalam tiga jenis, yakni fungisida untuk membunuh jamur, bakterisida untuk membunuh bakteri, dan insektisida untuk membasmi serangga. Selain itu, penggunaan pestisida secara berlebihan juga mengurangi daya jual produk pertanian karena kandungan residu pestisida menjadi salah satu pertimbangan diterima atau ditolaknya produk pertanian oleh negara importir. Negara maju umumnya tidak mentolerir adanya residu pestisida pada bahan makanan yang masuk ke negaranya.

Pengemasan buah lokal ekspor dalam bentuk fresh berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memperoleh informasi primadona buah lokal ekspor Indonesia yang merupakan produksi ekspor manggis Indonesia mencapai USD 5,73 juta atau sekitar Rp. 63 miliar. Angka itu jauh turun dibandingkan tahun 2012 yakni USD 17,4 juta. Perbaikan ekpor mulai terlihat pada tahun 2014. Dalam dua bulan (Januari- Februari), Indonesia sudah mengekspor manggis senilai USD 1,66 juta dengan perbandingan meningkat 150 persen dibandingkan periode sebelumnya dengan Negara tujuan ekspor Manggis meliputi Malaysia, Hongkong dan Vietnam, peningkatan lainnya juga terjadi pada buah Salak dari tahun 2012 sebesar USD 1,24 juta menjadi USD 1,74 juta pada tahun 2013 dengan Negara tujuan ekspor China, Malaysia dan Singapore sedangkan penurunan ekspor ada pada Mangga pada tahun 2012 sebesar USD 2,1 juta 7 menurun menjadi USD 1,4 juta dengan Negara tujuan ekspor meliputi Singapore, Uni Emirat Arab dan Malaysia. Menurut Kustiari dkk (2012:98), volume ekspor manggis menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu namun pangsa pasar dan daya saing ekspornya cenderung turun.

(15)

BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(16)

Dewasa ini, dengan makin diturunkannya tarif untuk berbagai jenis produk dalam perdagangan antar negara, terdapat kecenderungan dari berbagai negara untuk menggunakan hambatan non-tarif di dalam memproteksi negaranya. Hal tersebut menyebabkan pencapaian kesepakatan WTO untuk melaksanakan perdagangan bebas demi tercapainya kemakmuran negara anggotanya menjadi terkendala.

Namun bukan tidak mungkin jika ekspor buah manggis ke Selandia Baru akan memperlihatkan eksistensinya karena tidak hanya peningkatan produktivitas saja melainkan kualitasnya dan terus meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara khususnya sektor pertanian melalui forum agricultural working group meeting baik di sektor capacity building, akses pasar, pertukaran teknologi dan keahlian maupun perdagangan komoditi pertanian.

Dalam upaya peningkatan produktivitas dan kualitas manggis, diperlukan input teknologi melalui suatu perubahan (konversi) pola produksi dari “hutan manggis” menjadi “kebun manggis” hal ini telah dilakukan petani manggis di Kabupaten Bogor yang didampingi Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor.

Beberapa kenyataan pada hutan manggis, pengaturan jarak tanam tidak teratur, pohon manggis saling berdekatan dengan tanaman lain sehingga pertumbuhan manggis terlambat. Tidak ada pemeliharaan. Kualitas buah rendah. Pohon manggis ditanam dipinggir lereng dengan akar terbuka, hal ini mengindikasikan terjadi tingkat erosi yang cukup tinggi. Setelah dilakukan konversi, hutan manggis berubah menjadi kebun manggis dengan jarak tanam lebih teratur, ada teras sehingga erosi berkurang, tanaman manggis terlihat lebih sehat dan produktivitas serta kualitas produk meningkat.

(17)

banding. Introduksi dan diseminasi teknologi dapat dilakukan melalui penjelasan di ruangan kelas maupun di lapangan. Materi yang disampaikan pada kelompok tani, antara lain pengaturan jarak tanam manggis, pembuatan dan perbaikan teras, perbaikan kesehatan lahan, pemupukan, pemangkasan, panen dan pengangkutan hasil panen.

Dampak sosial ekonomi dengan melakukan perubahan (konversi) pola produksi dari hutan manggis menjadi kebun manggis yaitu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani untuk mengembangkan kegiatan yang berkaitan dengan pertanian kebunnya tanaman manggis, meningkatnya produktivitas manggis yang dihasilkan tiap pohon, meningkatnya pendapatan petani, baik dari peningkatan produktivitas, kualitas maupun dari kegiatan diversifikasi usaha dan meningkatnya ekspor yang berkontribusi dalam peningkatan devisa negara.

3.2 Saran

Menurut penyusun, masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan ekspor buah manggis ke Selandia Baru karena adanya regulasi yang berstandar tinggi untuk buah impor.

Indonesia harus lebih mengembangkan sistem pelayanan perkarantinaan agar sektor pertanian dalam negeri tidak diragukan lagi dalam kegiatan ekspor khususnya komoditi manggis.

DAFTAR PUSTAKA

http://bieliegunarto.blogspot.co.id/2013/06/strategi-pemasaran.html

(18)

http://wahonodiphayana.blogspot.co.id/2014/12/hambatan-non-tarif-dalam-perdagangan.html

http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews %5Btt_news

%5D=1334&cHash=7702593703b4ae18f9193b4269689b81 http://www.beritarayaonline.com/2013/11/new-zealand-indonesia-tingkatkan.html#.Vu6ieOJ97IV

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/11/19/0959141/Ma nggis.Indonesia.Boleh.Masuk.ke.Selandia.Baru

http://karantina.pertanian.go.id/?page=article_detail&&id=205

(19)

Gambar 1 Buah Manggis Indonesia

(20)

oleh Ir. Banun Harpini, Msc, Dr. Arifin Tasrif, Dr. Antarjo Dikin, M.M. Edy Purnomo, SE.MH dan Listiana Operananta (Economic Consellor, Kedubes RI).

Gambar 3 Bendera Indonesia

Gambar 4 Bendera Selandia Baru

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku undang-undang ini.

UU NO.10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun 2006.

M.S, Amir, “Pengertian Ekspor Menurut Ahli”, diakses dari http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-ekspor-menurut-ahli.html, pada tanggal 07 November 2016 pukul 22.30 WIB.

Gambar

Gambar 1 Buah Manggis Indonesia
Gambar 3 Bendera Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari PKM- Kewirausahaan ini yaitu : (1) Memberikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa biji alpukat dapat diolah menjadi brownies;

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga BI, Jumlah uang yang beredar, berpengaruh terhadap inflasi sedangkan pengeluaran pemerintah dan kurs tidak

senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Peruntukan yang digunakan bagi membuat perolehan peralatan dan bahan menggunakan peruntukan yang diberikan oleh kerajaan. Sijil Pelepasan GST mestilah ditandatangani oleh

[r]

31 Roudlotul Ulum BULAK BANTENG BARU GG KAMBOJA II/44 Kenjeran DAFTAR NAMA MI YANG BELUM MELAPORKAN LPJ BOS SEMESTER 1..

[r]

Tujuan penelitian adalah menganalisis kinerja router pada jaringan komputer WAN pada PT.PLN dimana fungsi router disini untuk menggabungkan jaringan komputer LAN yang berbeda