104
PENGARUH RISIKO BISNIS, BEBAN PAJAK DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERCATAT DI BEI
Firmansyah Arifin
Dosen Program Studi Ekonomi Akuntansi Universitas Tridinanti Palembang Email: [email protected]
Abstract
This research was conducted at the property companies listed on the Stock Exchange in 2011-2014. This study aimed to determine the effect of independent variables DOL,TAX and PCTS on dependent variable PBV with DER as mediator variables. The population in this study were 51 companies. Samples which were determined by purposive sampling method with the specified criteria were 38 companies. The analysis technique was used that is path analysis with helped SPSS 20 program and performed classical assumption in advance. Tests of mediator
variables were conducted with causal step strategy. The results showed that 1) DOL wasn’t
effect on PBV, 2 ) TAX negative and significant effect on PBV, 3 ) PCTS negative a nd significant effect on PBV, 4) DER positive and significant effect on PBV, 5) DER positive and significant effect as a mediator between DOL and PBV. This model included full mediation, 6)
DER wasn’t significant as a mediator between TAX and PBV. This model included unmediated,
7) DER wasn’t significant as a mediator between PCTS and PBV. This model included
unmediated.
Keywords : DOL , TAX , PCTS, DER , PBV , mediator variable
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Dalam mengantisipasi kondisi peningkatan nilai perusahaan, para manajer perusahaan harus memiliki prinsip kehati-hatian dalam menetapkan struktur modal perusahaan karena dengan adanya penetapan tersebut diharapkan perusahaan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan, dapat diukur dengan cara perusahaan mampu dalam memperoleh laba dari kegiatan usaha yang dijalankannya. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut.
Riyanto (2010:18), mengemukakan bahwa sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi sedangkan sumber dana perusahaan dari eksternal berasal dari kreditur yang merupakan hutang bagi perusahaan. Salah satu aspek pengelolaan modal adalah penentuan struktur modal suatu perusahaan, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal
merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Brigham dan Houston (2011: 188) juga mengatakan bahwa faktor-faktor perusahaan pada umumnya melakukan keputusan struktur modal dengan mempertimbangkan : stabilitas penjualan, struktur aset, leverage Operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, fleksibilitas keuangan. Brigham dan Houston (2011 : 155) mengatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal : Risiko Usaha, Posisi pajak perusahaan, Fleksibilitas keuangan dan Konservatisme atau keagresifan manjerial.
105 hutang. Risiko usaha (Business risk) mungkin merupakan faktor penentu struktur modal yang paling penting. Indrajaya Glenn et al (2011) berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor pertambangan di bursa efek Indonesia selama periode 2004-2007, maka hasil penelitian variabel risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal..
Sudana I made (2011: 153) Investor yang rasional akan memandang bahwa peningkatan nilai perusahaan berasal dari penggunaan utang yang tinggi. Dengan demikian investor memandang utang sebagai sinyal dari nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011:186) Pengumuman penawaran saham biasanya dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan kurang cerah menurut penilaian manajemennya. Brigham dan Houston (2011: 189) Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi . Jadi semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari hutang. Sudana I made (2011:153) Jika ada pajak dan biaya kebangkrutan, akan terjadi struktur modal yang optimal yang menghasilkan nilai perusahaan yang maksimal. Pada penelitian sebelumnya terdapat perbedaan mengenai pengaruh pajak terhadap struktur modal yaitu dinyatakan oleh Salman dan Dona (2011) yang memepunyai hasil yang sama, yaitu tidak terdapatnya pengaruh signifikan antara pajak dan struktur modal. Artinya manfaat pengurangan pajak atas penggunaan hutang tidak menjadi pertimbangan dalam kebijakan struktur modal. Tetapi pada penelitian yang lain mengahasilkan hasil yang berbeda yaitu, Veronika dan Yulius (2014) terdapat pengaruh pajak yang signifikan terhadap struktur modal. Maka dengan demikian peneliti merasa tertarik untuk meneliti variabel pajak terhadap nilai perusahaan dengan intervening struktur modal.
Wijaya et al. (2010), menjelaskan kemudahan dalam mengakses pasar modal menunjukkan bahwa perusahaan cukup mudah untuk memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal, sehingga tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik dapat mengindikasikan perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar bunga hutang. Oleh sebab itu, hal ini dapat mengaitkan
hubungan struktur modal dengan pertumbuhan perusahaan dan nilai perusahaan menjadi relevan. Untuk variabel tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal dalam penelitian terdahulu menurut Indrajaya Glenn et al (2011) berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor pertambangan di bursa efek Indonesia selama periode 2004-2007, maka hasil penelitian variabel tingkat pertumbuhan bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Pada setiap perusahaan akan memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar agar dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas baik sehingga tetap unggul dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Disatu sisi, seringkali perusahaan memiliki keterbatasan dana, sehingga menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan perusahaan menjadi perusahaan besar dan memiliki keunggulan bersaing atas produk-produk yang akan dihasilkan. Dalam mengatasi keterbatasan dana itu, perusahaan harus mencari sumber-sumber pendanaan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah besar untuk membiayai investasi baru. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, memiliki potensi pasar yang menjanjikan dalam dunia bisnis, terutama pada sektor Real Estate dan Property, dengan fenomena harga properti di negara Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, dan hampir tidak pernah mengalami penurunan, berbeda dengan kondisi property di negara lain yang harga propertynya mengalami kenaikan dan penurunan menjadikan negara indonesia menjadi pasar property yang menjanjikan, semua itu juga disebabkan karena permintaan property di Indonesia yang sampai saat ini masih sangat banyak.
106 research gap yang terjadi pada perusahaan-perusahaan properti di BEI dan research gap yang ditemukan dari kajian literature beberapa penelitian terdahulu dengan periode observasi tahun 2011-2014, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Risiko Bisnis, Beban Pajak dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Intervening Pada Perusahaan Properti Yang Tercatat Di BEI.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dilatar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah struktur modal memediasi pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
2. Apakah struktur modal memediasi pengaruh beban pajak terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
3. Apakah struktur modal memediasi pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menegtahui pengaruh signifikan
risiko bisnis terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai mediasi pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
2. Untuk menegtahui pengaruh signifikan beban pajak terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai mediasi pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
3. Untuk menegtahui pengaruh signifikan pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai mediasi pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di BEI
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi banyak pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menguji kembali teori-teori struktur
modal terutama yang menjadi grand theory dalam penelitian ini adalah pecking order theory, signaling theory, dan agency theory sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen keuangan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan.
b. Bagi Kreditur
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak kreditur untuk mengetahui pemilihan struktur modal perusahaan.
c. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak investor sebagai bahan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan investasi..
2. LANDASAN TEORI 2.1 Teori penelitian 2.1.1 Struktur Modal
Sudana I Made (2011:143) struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan, dengan demikian jika nilai perusahaan meningkat, harga pasar saham perusahaan tersebut juga akan naik. Brigham & Houston (2011:155) sasaran struktur modal (optimal capital structure) suatu perusahaan didefinisikan sebagai struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut. Arthur et al (2010:149) struktur modal adalah campuran sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan.
107 Asymetric Information Penjelasan mengenai teori tersebut adalah sebagai berikut:
“ Teori MM nilai suatu perusahaan seharusnya tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya . atau dengan kata lain , hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara perusahaan mendanai operasinya tidak memiliki pengaruh, sehingga struktur modal adalah suatu yang tidak relevan”.
Teori trade-off yang menjelaskan tentang struktur modal adalah sebagai berikut:
“ Teori trade-off teori struktur modal yang menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan.” Teori Symmetric information yang menjelaskan tentang struktur modal adalah sebagai berikut:
“ Teori Symmetric information situasi dimana investor dan manajer memiliki informasi yang identik tentang prospek perusahaan. Dan situasi dimana suatu tindakan yang diambil oleh manjemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan tersebut”
Teori Asymmetric information yang menjelaskan tentang struktur modal adalah sebagai berikut:
“ Teori Asymmetric information situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor.”
Struktur modal yang dikemukakan oleh Sudana I Made (2011: 155) teori struktur modal menjelaskan bagaimana pengaruh penggunaan utang dalam struktur modal yang diukur dengan rasio utang jangka panjang dan modal terhadap nilai perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Ada beberapa teori mengenai struktur modal yang dikemukakan oleh Sudana I Made (2011: 155) yaitu signaling
theory dan pecking order theory penjelasan mengenai teori tersebut adalah sebagai berikut:
“Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan cenderung meningkatkan utangnya karena tambahan bunga yang dibayarkan akan diimbangi dengan laba sebelum pajak .”
Teori Pecking order theory yang menjelaskan tentang struktur modal adalah sebagai berikut:
“Pecking order theory menyatakan bahwa manajer lebih menyukai pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Jika perusahaan membutuhkan pendanaan dari luar, manager cenderung memilih surat berharga yang paling aman, seperti utang. Perusahaan dapat menumpuk kas umtuk menghindari pendanaan dari luar perusahaan.”
Ada beberapa faktor-faktor pertimbangan mengenai keputusan struktur modal yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2011: 188-190) yaitu: stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak,kendali,sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Brigham dan Houston (2011: 155-156) juga mengemukakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan modal yaitu : risiko usaha, posisi pajak perusahaan, fleksibilitas keuangan, konservatisme atau keagresifan manjerial. Menurut Sudana I Made (2011: 162-163) ada beberapa faktor-faktor pertimbangan mengenai keputusan struktur keuangan suatu perusahaan yaitu: tingkat pertumbuhan penjualan,stabilitas penjualan,karakteristik industri,struktur aktiva,sikap manajemen perusahaan,sikap pemberi pinjaman.
108 2.1.2 Nilai Perusahaan
Sudana I Made (2011:8-9) nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang. Pada perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan akan tercermin pada harga saham perusahaan yang bersangkutan. Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan perusahaan karena: a. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti
memaksimalkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang atau berorentasi jangka panjang. b. Mempertimbangkan faktor risiko.
c. Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas daripada sekedar laba menurut pengertian akuntansi. d. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak
mengabaikan tanggung jawab sosial. Sudana I Made (2011:152) semakin besar rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri, semakin tinggi nilai perusahaan karena terjadi penghematan pajak yang semakin besar. Jika ada pajak dan biaya kebangkrutan, dengan semakin banyak jumlah utang dibandingkan dengan modal sendiri (B/S) pada mulanya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena pengaruh penghematan pajak yang berdampak pada penurunan nilai perusahaan.
2.1.3 Risiko Bisnis
Brigham dan Houston (2011:157) risiko usaha yaitu tingkat risiko aset perusahaan jika perusahaan tersebut tidak menggunakan utang. Risiko usaha mungkin merupakan faktor penentu struktur modal yang paling penting. Brigham dan Houston (2011:179) risiko usaha merupakan suatu determinan penting struktur modal yang optimal, dan perusahaan pada berbagai industri memiliki risiko usaha yang berbeda-beda, sehingga kita beranggapan bahwa struktur modal akan sangat bervariasi diantara masing-masing industri. Sudana I Made (2011:9) keputusan pendanaan mempengaruhi risiko keuangan suatu perusahaan, yang ditunjukkan oleh variabilitas laba bersih perusahaan, karena laba bersih telah memperhitungkan biaya yang timbul akibat keputusan pendanaan, yaitu biaya bunga. Besar kecilnya risiko keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan varians atau standar deviasi dari net
profit margin, yaitu rasio antara laba bersih dan penjualan. Arthur et al (2010:104-106) risiko bisnis menunjuk dispersi (variabilitas) relatif EBIT perusahaan yang diharapkan 2.1.4 Beban Pajak
Menurut Arthur et al (2011:43) pajak adalah suatu faktor kritis dalam suatu pembuatan keputusan keuangan. Menurut Sudana I Made (2011:149) apabila pasar tidak sempurna, nilai perusahaan dan biaya modalnya dapat mengalami perubahan karena terjadi perubahan struktur modal. Salah satu ciri pasar tidak sempurna adalah adanya pajak. Brigham dan Houston (2011:189) Bunga merupakan suatu beban pengurangan pajak,dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, aka makin besar keunggulan dari utang. Pajak dalam penelitian ini akan diproksikan dengan menggunakan perubahan total pajak.
2.1.5 Pertumbuhan Penjualan
Sudana I Made (2011:60) kebutuhan pendanaan eksternal dan pertumbuhan jelas saling berhubungan. Jika semua faktor lainnya tetap, semakin tinggi pertumbuhan penjualan atau aktiva, semakin besar kebutuhan pendanaan eksternal. Sekali lagi ditekankan bahwa fokus pembahasan adalah pada pertumbuhan, bukan karena pertumbuhan merupakan tujuan perusahaan yang dianggap tepat, melainkan karena interaksi antara investasi dan keputusan pendanaan.
109 2.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian 2.2.1 Hubungan Risiko Bisnis Terhadap
Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Brigham dan Houston (2011: 188) juga mengatakan bahwa faktor-faktor perusahaan pada umumnya melakukan keputusan struktur modal dengan mempertimbangkan : stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi , tingkat pertumbuhan ,profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, fleksibilitas keuangan. Brigham dan Houston (2011 : 155) mengatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal : Risiko Usaha, Posisi pajak perusahaan, Fleksibilitas keuangan dan Konservatisme atau keagresifan manjerial.
Arthur et al (2010:105) risiko bisnis menunjuk dispersi (variabilitas) realtif EBIT perusahaan yang diharapkan. Brigham dan Houston (2011: 157) risiko usaha , yaitu tingkat risiko asset perusahaan jika perusahaan tersebut tidak meggunakan hutang. Risiko usaha (Business risk) mungkin merupakan faktor penentu struktur modal yang paling penting. Herlina, Rini ( 2011 ) berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor pertambangan di bursa efek indonesia selama periode 2004-2007, maka hasil penelitian variabel risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel risiko bisnis mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel intervening karena struktur modal dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang merupakan tolok ukur dan dapat menggambarkan pencapaian nilai perusahaan. 2.2.2 Hubungan Beban Pajak Terhadap
Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Sudana I Made (2011: 153) Investor yang rasional akan memandang bahwa peningkatan nilai perusahaan berasal dari penggunaan utang yang tinggi. Dengan demikian investor memandang utang sebagai sinyal dari nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011:186) Pengumuman penawaran saham biasanya dianggap sebagai
suatu sinyal bahwa prospek perusahaan kurang cerah menurut penilaian manajemennya. Brigham dan Houston (2011: 189) Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi . Jadi semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari hutang.
Sudana I Made (2011:153) Jika ada pajak dan biaya kebangkrutan , akan terjadi struktur modal yang optimal yang menghasilkan nilai perusahaan yang maksimal. Pada penelitian sebelumnya terdapat perbedaan mengenai pengaruh pajak terhadap struktur modal yaitu Dona dan Salman (2011) yang memepunyai hasil yang sama , yaitu tidak terdapatnya pengaruh signifikan antara pajak dan struktur modal. Artinya manfaat pengurangan pajak atas penggunaan hutang tidak menjadi pertimbangan dalam kebijakan struktur modal. Tetapi pada penelitian yang lain mengahasilkan hasil yang berbeda yaitu ,Veronika dan Yulius (2014) terdapat pengaruh pajak yang signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel tingkat pajak mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel intervening karena struktur modal dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang merupakan tolok ukur dan dapat menggambarkan pencapaian nilai perusahaan.
2.2.3 Hubungan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening
110 dan volatilitas dari laba.Oleh karena itu dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Untuk variabel tingkat pertumbuhan
terhadap struktur modal dalam penelitian
terdahulu menurut Indrajaya Glenn et all (
2011 ) berdasarkan analisis terhadap
sampel saham sektor pertambangan di
Bursa Efek Indonesia selama periode
2004-2007, maka hasil penelitian variabel
tingkat
pertumbuhan
bisnis
tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal. Lusangaji Dumas (2012)
Berdasarkan analisis terhadap sampel
saham sektor Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia selama periode
2005-2011, maka hasil penelitian variabel
pertumbuhan
berpengaruh
secara
signifikan terhadap struktur modal.
Tabel 2.1
Analisis Hasil Penelitian Tahun Persamaan Perbedaan
111
Sumber: Data Diolah Peneliti
112 2.3 Kerangka Pemikiran
Hubungan antar variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dengan variabel yaitu risiko bisnis yang diproksi dengan DOL, tingkat pajak yang diproksi dengan TAX, pertumbuhan perusahaan (Growth) diproksi dengan perubahan total penjualan dan struktur modal yang diproksi dengan DER sebagai variabel bebas secara langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan diproksi dengan PBV. Risiko bisnis yang diproksi dengan DOL
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) melalui Struktur modal yang diproksi dengan DER. Tingkat pajak yang diproksi dengan TAX berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) melalui Struktur modal yang diproksi dengan DER. Pertumbuhan perusahaan yang diproksi dengan perubahan total aktiva berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) melalui Struktur modal yang diproksi dengan DER.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
a. Persamaan Struktural
Diagram jalur di atas dapat dituliskan menjadi persamaan struktural yang menggambarkan hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti.
a) Pengaruh langsung X1, X2, X3, dan Y Terhadap Z
Z = a + ρZX1 - ρZX2 + ρZX3 + ρZY+ e2
b). Pengaruh tidak langsung Variabel Eksogen ke Variabel Endogen melalui variabel intervening.
2.4 Hipopenelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang digambarkan maka dapat diajukan hipopenelitian sebagai berikut: H1 = Terdapat pengaruh signifikan risiko
bisnis terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening.
H2 = Terdapat pengaruh signifikan beban pajak terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening.
H3 = Terdapat pengaruh signifikan pertumbuhan penjualan terhadap nilai
perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis untuk melihat pengaruh risiko bisnis, pertumbuhan dan tingkat pajak perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel intervening pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011 – 2014.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan menggunakan skala rasio.
113 Bursa Efek Indonesia dari periode 2011-2014 berupa data risiko bisnis (DOL), data pertumbuhan perusahaan (total penjualan periode sekarang dengan periode sebelumnya), data pertumbuhan pajak (total pajak periode sekarang dengan periode sebelumnya), data nilai perusahaan (Price Book Value / PBV), dan struktur modal (Debt to Equity Ratio / DER).
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2014 sebanyak 51 perusahaan.
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode purposive sampling. Menurut Sanusi (2012: 95), purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel yang didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria yang digunakan dalam memilih sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 – 2014.
b. Perusahaan property datanya yang tersedia lengkap.
c. Perusahaan property selama 4 tahun berturut-turut dari periode 2011 – 2014, memiliki DOL,PBV, dan DER.
Proses pemilihan sampel dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang memenuhi persyaratan dan digunakan pada penelitian adalah sebanyak 38 perusahaan yang terlampir pada lampiran. Dimana unit analisis digunakan dalam penelitian ini berupa data panel dengan jumlah observasi yang diamati adalah sebanyak 760 pengamatan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder yang diperoleh dan dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi yang berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan property yang menjadi sampel penelitian selama periode 2011 – 2014. Peneliti juga mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti, buku-buku, karya ilmiah berupa jurnal, dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Dalam analisis jalur dikenal variabel dependen dan variabel independent, dimana dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Adalah variabel yang mempengaruhi variabel independen, variabel dependen dalam penelitian ini yaitu: Risiko Bisnis (DOL), Pertumbuhan perusahaan (Perubahan Total Sales), Beban pajak (Perubahan Total Pajak).
2. Variabel Independen
Adalah variabel yang menjelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel lain di dalam
model penelitian. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah Struktur
modal yang diukur dengan variabel
(DER) dan nilai perusahaan yang
diukur dengan variabel
price book114 Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Indikator Rumus Skala
1 Struktur Modal DER Total Hutang
DER =
Total Ekuitas
Rasio
2 Risiko Bisnis DOL EBIT DOL =
Sales
Rasio
3 Pertumbuhan Perusahaan
Perubahan Total Sales
Perubahan Total Aktiva = Total Salest – Total Salest-1 Total Salest-1
Rasio
4 Beban Pajak
Perubahan Total Pajak
Beban Pajak = Total Taxt – Total Taxt-1 Total Taxt-1
Rasio
5 Nilai
Perusahaan PBV
Harga Per Lembar Saham PBV=
Nilai Buku Per Lembar Saham
Rasio
Sumber: Data Diolah Peneliti
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness). Ferdinand (2011:271) menjelaskan bahwa analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atas data yang disajikan dalam penelitian.
3.6.2 Statistik Inferensial
Metode analisis data untuk statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) dengan bantuan statistik. Alasan yang mendasari penggunaaan model path analysis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jika analisis digunakan untuk hubungan antar variabel yang kompleks dan tidak dapat dikerjakan dengan analisis regresi berganda sehingga diperlukan serangkaian persamaan regresi.
2. Pemodelan dikembangkan dengan tanpa variabel laten dan variabel indikator.
Menurut Sugiyono (2010:297-298), penggunaan analisis jalur dalam analisis data
penelitian didasarkan pada beberapa asumsi yaitu:
1. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan kausal.
2. Variabel- variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.
3. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal atau sebab-akibat. 4. Data setiap variabel yang dianalisis adalah
data interval dan berasal dari sumber yang sama.
3.6.3 Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur merupakan perluasan dari regresi linear berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analsisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Normalitas
115 dan 0.247, pertumbuhan penjualan = 0.914 dan 0.374,struktur modal= 0.975 dan 0.298, dan nilai perusahaan = 0.908 dan 0.382 di atas α 0.05 , maka dapat disimpulkan variabel risiko bisnis, beban pajak, pertumbuhan penjualan, struktur modal dan nilai perusahaan terdistribusi secara normal.
4.1.2 Uji Multikolinieritas
Regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas
(tidak terjadi multikolinieritas).
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
SQRT_RISIKO BISNIS 0.904 1.107
SQRT_BEBAN PAJAK 0.508 1.967 SQRT_PERTUMBUHAN
PENJUALAN 0.514 1.945
SQRT_STRUKTUR MODAL 0.896 1.116 Sumber: Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa nilai Tolerance semua variable independen > 0.10 dan nilai VIF semua variabel independen <10.00, sehingga berdasarkan kriteria dalam pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak terjadi Multikolinieritas.
4.1.3 Uji Autokorelasi
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, diketahui nilai DW sebesar 1.948 dimana nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel signifikansi α = 0.05 dengan jumlah sampel N = 104 dan jumlah variabel independen 2 (K=4) maka diperoleh nilai du sebesar 1.7610. Nilai DW 1.948 lebih besar dari batas atas (du) yaitu 1.7610 dan kurang dari (du) = 4-1.7610 = 2.239, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Apabila nilai signifikansi (Sig.) >α = 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa ketiga variabel tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas karena nilai Sig. > α = 0,05. Berdasarkan tabel distribusi, nilai t-tabel dengan N=104 dan α = 0,05 yaitu risiko bisnis, beban pajak, pertumbuhan penjualan dan struktur modal 0.938, 0.424, 0.498, 0.361. Dengan kriteria uji
heteroskedastisitas melalui uji Glesjer diperoleh nilai hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan nilai signifikansi > α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data untuk ketiga variabel tersebut yaitu risiko bisnis,beban pajak,pertumbuhan penjualan dan struktur modal tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4.1.5 Uji Linieritas
116 Tabel 4.4
Uji Linieritas Risiko Bisnis, Beban Pajak,Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Hubungan Antar Variabel Independen dan Dependen
Dependen Independen Sig Model Lin Keterangan NILAI
PERUSAHAAN RISIKO BISNIS 0.343 Tidak Signifikan Linear NILAI
PERUSAHAAN BEBAN PAJAK 0.050 Signifikan Linear NILAI
PERUSAHAAN
PERTUMBUHAN
PENJUALAN 0.032 Signifikan Linear NILAI
PERUSAHAAN
STRUKTUR
MODAL 0.000 Signifikan Linear Sumber: Pengolahan Data, 2015
4.2 Analisis Substruktur 1
Y = a + β1 RISIKO BISNIS - β2 Beban Pajak
+ β3 Pertumbuhan Penjualan + e
Tabel 4.7
Pengaruh Risiko Bisnis, Beban Pajak dan Pertumbuhan Penjualan
secara simultan terhadap Nilai Perusahaan
Model Adjusted R Square
1 .029
Sumber: Pengolahan Data, 2015
Tabel 4.8
ANOVA dengan nilai F dan Sig.
Model F Sig.
1 Regression 2.008 .118b
Sumber: data diolah
a. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 0.953. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan: α = 0,05. Dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel signifikan , diperoleh angka signifikan sebesar 0.343 > a = 0.05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh variabel RISIKO BISNIS terhadap NILAI PERUSAHAAN. Tidak ada pengaruh
RISIKO BISNIS terhadap NILAI PERUSAHAAN yang ditunjukkan dari besarnya nilai signifikansi penelitian dianggap tidak signifikan dengan tingkat signifikansi 0.343 >α = 0,05.
b. Pengaruh Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar -1.972. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan: α = 0,05. Dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka hitung sebesar -1.972 < t-tabel sebesar 1.659 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh variabel Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan. Besarnya pengaruh Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan sebesar -0.106 atau -10.6% yang ditunjukkan dari besarnya nilai β penelitian dianggap berpengaruh signifikan negatif dengan tingkat signifikansi 0.051 = α = 0,05.
c. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
117 Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka hitung sebesar -0.386 < t-tabel sebesar 0.67686 sehingga, artinya terdapat pengaruh negatif variabel beban pajak terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh beban pajak terhadap nilai perusahaan sebesar 0.032 atau -3.2% yang ditunjukkan dari besarnya nilai β penelitian dianggap signifikan dengan tingkat signifikansi 0.032 <α = 0,05.
4.3 Analisis Substruktur 2
Y = a + β1 Risiko Bisnis - β2 Beban Pajak +
β3Pertumbuhan Penjualan +β4Struktur
Modal +e
Tabel 4.10
Pengaruh Risiko Bisnis, Beban Pajak, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal
secara simultan terhadap Nilai Perusahaan
Model Adjusted R Square
1 .169
Sumber: data diolah
Besarnya angka R square (r2) adalah 0.169 dimana angka tersebut mempunyai arti bahwa pengaruh risiko bisnis, beban pajak,pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan secara simultan adalah 16.9%. Untuk mengetahui kelayakan model regresi digambarkan angka-angka dari tabel ANOVA.
Tabel 4.11
ANOVA dengan nilai F dan Sig
Model F Sig.
1 Regression 6.222 .000b
Sumber: data diolah
Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh angka hitung sebesar 6.222 > F-tabel 2.46 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis, beban pajak, pertumbuhan penjualan, dan struktur modal secara simultan mempengaruhi secara positif terhadap nilai perusahaan. Besar Pengaruhnya adalah 16.9% dan tingkat signifikansi dengan signifikansi sebesar 0.000 < α = 0.05. Besarnya pengaruh variabel lain di luar model regresi tersebut
dihitung dengan rumus : (1-r2) atau (1-
0.133) = 0.867 atau 86.7%.
a) Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 0.953. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan : α = 0.05 dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh angka hitung sebesar 0.953 < t-tabel 1.659 sehingaa Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh variabel risiko bisnis terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan sebesar 0.343 atau 34.3% yang ditunjukkan dari besarnya nilai β penelitian dianggap tidak signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.343 > α = 0.05. b) Pengaruh Beban Pajak terhadap Nilai
Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar -1.972. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan : α = 0.05 dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh angka hitung sebesar -1.972 < t-tabel 1.659. Besarnya pengaruh beban pajak terhadap nilai perusahaan sebesar 0.050 atau 5% yang ditunjukkan dari besarnya nilai β penelitian dianggap tidak signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.50 = α = 0.05. Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan negatif variabel beban pajak terhadap nilai perusahaan.
c) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar -2.177. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan : α = 0.05 dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
118 penjualan terhadap nilai perusahaan sebesar 0.032 atau 3.2% yang ditunjukkan dari besarnya nilai signifikan penelitian dianggap signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.032 < α = 0.05.Hal ini berarti terdapat pengaruh negatif variabel pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan.
d) Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t-hitung sebesar 3.841. Besarnya angka t-tabel dengan ketentuan : α = 0.05 dan dk = (n-2) atau (104-2) = 102. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t-tabel sebesar 1.659.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh angka hitung sebesar 3.841 > t-tabel 1.659 sehingaa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh variabel struktur modal terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sebesar 0.00 yang ditunjukkan dari besarnya nilai signifikan penelitian dianggap signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < α = 0.05
4.4 Pengujian Variabel Intervening 4.5.1 Strategi Causal Step
0,532
-0,563 0,538
Gambar 3.1 Strategi causal step
Y = a +β1 Risiko Bisnis + β2 Struktur Modal + e
Tiga persamaan regresi yang harus diestimasi dalam strategi causal step:
a. Persamaan regresi variabel intervening struktur modal (Y) pada variabel independen risiko bisnis (X).
Hasil analisis ditemukan bukti bahwa risiko bisnis berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal perusahaan dengan nilai signifikansi 0.002 < α = 0.05 dan koefisien regresi (a) = -0.563. Sehinggal risiko bisnis berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. b. Persamaan regresi variabel dependen Nilai
Perusahaan (Z) pada variabel independen Risiko Bisnis (X).
Hasil analisis ditemukan bahwa risiko bisnis tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0.343
> α = 0.05 dan koefisien regresi (c) = 0.229
c. Persamaan regresi berganda variabel dependen Nilai Perusahaan(Z) pada variabel Risiko Bisnis (X) serta intervening Struktur Modal (Y).
Hasil analisis ditemukan bahwa risiko bisnis signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, setelah dimediasi oleh struktur modal dengan nilai signifikansi 0.024 < α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = 0.532. selanjutnya. ditemukan bahwa struktur modal signifikan terhadap nilai perusahaan, setelah memediasi oleh risiko bisnis dengan nilai signifikansi 0.000 < α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = 0.538. selanjutnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa model ini termasuk ke RISIKO
BISNIS NILAI PERUSAHAAN
119 dalam full mediation dimana variabel risiko bisnis dapat mempengaruhi nilai perusahaan
secara langsung dan dimediasi struktur modal.
-0,254
-0,148 0,433
Gambar 3.2
Y = a - β1 Beban Pajak + β2 Struktur Modal + e
a. Persamaan regresi Struktur Modala variabel intervening struktur modal (Y) pada variabel independen beban pajak (X) Hasil regresi ditemukan bukti bahwa Beban Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal perusahaan dengan nilai signifikansi 0.249 > α = 0.05 dan koefisien regresi (a) = -0.104.
b. Persamaan regresi variabel dependen Nilai Perusahaan (Y) pada variabel independen beban pajak (X).
Hasil analisis ditemukan bahwa Perubahan Beban Pajak berpengaruh signifikan negatif pada Nilai Perusahaan dengan nilai signifikansi 0.050 = α = 0.05 dan koefisien regresi (c) = -0.318.
c. Persamaan regresi berganda variabel dependen nilai perusahaan (Z) pada
variabel Perubahan Beban Pajak (X) serta intervening struktur modal (Y).
Hasil analisis ditemukan bahwa beban pajak tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, setelah dimediasi oleh struktur modal dengan nilai signifikansi 0.101 > α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = -0.254. selanjutnya. ditemukan bahwa struktur modal signifikan terhadap nilai perusahaan, setelah memediasi oleh risiko bisnis dengan nilai signifikansi 0.000 < α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = 0.433. selanjutnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa model ini belum termasuk ke dalam mediation dimana variabel beban pajak dapat mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung dan melalui mediasi struktur modal.
-0,326
- 0,131 0,434
Gambar 3.3
Y = a - β1 Tingkat Penjualan + β2 Struktur Modal + e
a. Persamaan regresi variabel intervening Struktur Modal (Y) pada variabel independen Perubahan Tingkat Penjualan (X)
Hasil regresi ditemukan bukti bahwa Tingkat Penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Struktur Modal perusahaan dengan nilai signifikansi 0.352 > α = 0.05 dan koefisien regresi (a) = -0.131.
BEBAN PAJAK NILAI PERUSAHAAN
STRUKTUR MODAL
PERTUMBUHAN
PENJUALAN NILAI PERUSAHAAN
120 b. Persamaan regresi variabel dependen Nilai
Perusahaan (Z) pada variabel independen Perubahan Total Penjualan (X).
Hasil analisis ditemukan bahwa Perubahan Total Penjualan berpengaruh signifikan negatif pada Nilai Perusahaan dengan nilai signifikansi 0.032 < α = 0.05 dan koefisien regresi (c) = -0.382.
c. Persamaan regresi berganda variabel dependen nilai perusahaan (Z) pada variabel Perubahan Total Penjualan (X3) serta intervening Struktur Modal (Y).
Hasil analisis ditemukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, setelah
dimediasi oleh struktur modal dengan nilai signifikansi 0.053 > α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = -0.326. selanjutnya. ditemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, setelah dimediasi oleh pertumbuhan penjualan dengan nilai signifikansi 0.000 < α = 0.05 dan koefisien regresi (b) = 0.434. selanjutnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa model ini belum termasuk ke dalam mediation dimana variabel pertumbuhan penjualan dapat mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung tanpa melalui mediasi struktur modal.
4.5 Penghitungan Pengaruh
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE, digunakan formula sebagai berikut: - Pengaruh variabel Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan
X1 Z = 0,953
- Pengaruh variabel Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan
X2 Z = -1,972
- Pengaruh variabel Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
X3 Z = -2,177
- Pengaruh variabel Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal X1 Y = -0,563
- Pengaruh variabel Beban Pajak terhadap Struktur Modal X2 Y = -0,148
- Pengaruh variabel Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal X3 Y = -0,131
- Pengaruh variabel Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Y Z = 3,841
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau DE)
- Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X1 Y Z = (-0,563 x 0,538) = -0,3028
- Pengaruh Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X2 Y Z = (-0,148 x 0,433) = -0,0640
- Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X3 Y Z = (-0,131 x 0,434) = -0,0568
c. Pengaruh Total ( Total Effect )
- Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X1 Y Z = (-0,3028+ 0,532) = 0,229
- Pengaruh Beban Pajak terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X2 Y Z = (-0,0640+ -0,254) = -0,318
- Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur Modal X3 Y Z = (-0,0568+ -0,326) = -0,3828
4.6 PEMBAHASAN
4.6.1 Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Intervening
121 manajer melihat situasi menguntungkan ataupun tidak menguntungkan , manajer akan melihat risiko bisnis dalam penilaian tersebut, dan akan memiliki pengaruh penting pada struktur modal yang optimal. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal : Risiko Usaha, Posisi pajak perusahaan, Fleksibilitas keuangan dan Konservatisme atau keagresifan manjerial. Risiko bisnis, yaitu tingkat risiko asset perusahaan jika perusahaan tersebut tidak meggunakan hutang. Risiko usaha (business risk) mungkin merupakan faktor penentu struktur modal yang paling penting. Risiko bisnis menunjuk dispersi (variabilitas) realtif EBIT perusahaan yang diharapkan , yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga mendukung temuan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan menurut Indrajaya et al ( 2011 ) berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor pertambangan di bursa efek indonesia selama periode 2004-2007, maka hasil penelitian variabel risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel risiko bisnis mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai mediasi karena struktur modal dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang merupakan tolok ukur dan dapat menggambarkan pencapaian nilai perusahaan yang artinya bahwa investor dan manajemen memandang dengan risiko bisnis yang tinggi berarti perusahaan akan memiliki oportunity yang sama besarnya dengan risiko bisnis sehingga perusahaan dan manajemen melakukan penggunaan pendanaan lebih banyak menggunakan hutang sehingga perusahaan percaya diri akan dapat mengembalikan hutang tersebut dengan manfaat yang besar untuk perusahaan, dengan begitu investor menganggap bahwa perusahaan memberi sinyal positif dengan berani menggunakan hutang karena menggap proyek usahanya kemungkinan berhasil sehingga dalam struktur modal banyak menggunakan hutang yang akan mempengaruhi kenaikan nilai perusahaan dari perusahaan tersebut.
4.6.2 Pengaruh Beban Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Struktur Modal Sebagai Intervening
Hasil penelitian ini juga mendukung temuan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dona dan Salman (2011) yang mempunyai hasil yang sama , yaitu tidak terdapatnya pengaruh signifikan antara pajak dan struktur modal. Tetapi pada penelitian yang lain mengahasilkan hasil yang berbeda yaitu oleh Veronika dan Yulius (2014) terdapat pengaruh pajak yang signifikan terhadap struktur modal.
Perbedaan pendapat di atas dari hasil penelitian akibat sektor penelitian yang dipilih adalah sektor property yang sangat mengutamakan cash flow perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel beban pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai mediasi terhadap nilai perusahaan artinya manajemen dan investor memandang bahwa cash flow adalah hal terpenting dalam perusahaan. Sehingga perusahaan menyukai penggunaan hutang untuk mensiasati beban bunga sebagai pengurang beban pajak. Agar cash flow perusahaan bisa lebih optimal. 4.6.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Nilai Perusahaan Struktur Modal Sebagai Intervening
Berdasarkan hasil analisis jalur secara parsial pada perusahaan sektor property periode 2011-2014 menunjukkan bahwa variabel struktur modal tidak memediasi pertumbuhan penjualan terhadap variabel nilai perusahaan dengan tidak berpengaruh. Hasil penelitian berbeda dengan hipopenelitian penelitian ini yaitu pertumbuhan penjualan mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan positif.
122 tingkat pertumbuhan dan volatilitas dari laba.Oleh karena itu dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga mendukung temuan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan menurut Indrajaya et al ( 2011 ) berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007, maka hasil penelitian variabel tingkat pertumbuhan bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Berbeda dengan penelitian menurut Lusangaji (2012) Berdasarkan analisis terhadap sampel saham sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia selama periode 2005-2011, maka hasil penelitian variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, variabel struktur modal tidak memediasi pertumbuhan penjualan dalam pengaruh terhadap nilai perusahaan. Karena manajemen perusahaan tidak memandang pertumbuhan penjualan dalam menentukan struktur modal optimal, yang disebabkan perusahaan sektor property pada periode 2011-2014 mengalami pertumbuhan penjualan yang rendah, yang tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan struktur modal optimal, sebab cash flow perusahaan sektor property dalam jangka waktu yang panajang.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Struktur modal sebagai mediasi risiko bisnis berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, model ini termasuk dalam full mediation artinya perusahaan-perusahaan sektor properti di Indonesia memiliki prospek risiko bisnis yang tinggi dibarengi dengan struktur modal yang baik sehingga mampu memberikan sinyal positif kepada investor. 2. Struktur modal sebagai mediasi beban pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, model ini tidak termasuk dalam mediation. Temuan ini artinya perusahaan-perusahaan sektor properti di Indonesia tidak dipengaruhi interaksi
antara beban pajak dan struktur modal. Hasil temuan ini dapat di maknai walaupun struktur modal perusahaan buruk tetapi perusahaan mampu mendapatkan laba dari hutang, sehingga tidak ada perubahan terhadap nilai perusahaan.
3. Struktur modal sebagai mediasi pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. model ini tidak termasuk dalam mediation, Temuan ini artinya perusahaan-perusahaan sektor properti di Indonesia tidak dipengaruhi interaksi antara pertumbuhan penjualan dan struktur modal. Hasil temuan ini dapat di maknai walaupun struktur modal perusahaan buruk dan tidak terdapat peningkatan penjualan tetapi perusahaan mampu mendapatkan proyek jangka panjang dan sebagian besar investor memandang investasi sektor property di Indonesia tidak akan merugikan karena nilainya akan terus naik, sehingga tidak ada perubahan terhadap nilai perusahaan. 5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian yang dilakukan. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Prospek pertumbuhan risiko bisnis dan
struktur modal mencerminkan pertumbuhan pada nilai perusahaan. Pada hasil penelitian di sektor properti walaupun risiko bisnis meningkat nilai perusahaan tetap meningkat. Oleh sebab itu, penting untuk agenda penelitian yang akan datang , agar variabel penelitian di teliti kembali pada perusahaan sektor dan periode yang berbeda pada penelitian ini.
2. Nilai perusahaan tidak ditentukan oleh mediasi antara struktur modal dan beban pajak sehingga penempatan variabel mediasi perlu di pertimbangkan kembali, mengingat hasil pengujian belum memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan pada sektor properti. Oleh sebab itu, agenda penelitian yang akan datang dapat menempatkan variabel mediasi yang berbeda, atau pun tetap menggunakan variabel mediasi yang sama dengan menggunakan data perusahaan pada sektor dan waktu penelitian yang berbeda.
123 pertumbuhan penjualan sehingga penempatan variabel mediasi perlu di pertimbangkan kembali, mengingat hasil pengujian belum memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan pada sektor properti. Oleh sebab itu, agenda penelitian yang akan datang dapat menempatkan variabel mediasi yang berbeda, atau pun tetap menggunakan variabel mediasi yang sama dengan menggunakan data perusahaan pada sektor dan waktu penelitian yang berbeda.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian ini antara lain :
1. Periode observasi yang digunakan pada penelitian ini selama enam tahun dari tahun 2011 sampai dengan 2014, sehingga tidak dapat menggeneralisasi pada kesesuaian hasil penelitian pada periode penelitian ini.
2. Sektor yang digunakan pada penelitian ini berfokus pada sektor property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), akan tetapi penelitian tidak dapat menggeneralisasi pada sektor-sektor perusahaan selain sektor property mengenai kesesuaian hasil yang telah di dapat dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Keown, Jhon D. Martin, J. William Petty, Dafid F. Scott, JR. 2011. Managemen Keuangan. Penerjemah Charlie Sariputra. Edisi Kesepuluh. Buku I.Jakarta:Indeks.
Arthur J. Keown, Jhon D. Martin, J. William Petty, Dafid F. Scott, JR. 2010. Managemen Keuangan. Penerjemah Charlie Sariputra. Edisi Kesepuluh. Buku II.Jakarta:Indeks.
Augusty, Ferdinand. 2011. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Penelitian, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Brigham and Houston. 2011. Dasar-Dasar Managemen Keuangan. Penerjemah Ali
Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Buku II.Jakarta:Salemba Empat.
Choi, Dong. 2014.”Determinants Of Capital Structure: Empirical Study From Korean Market”. International Journal Of Science Commerce and Humanities, Oktober 2014, vol.2, No.07, PP.116-125.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ari Wijaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.4 No.2. Hal: 358-372.
Dwilestari, Anita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.Vol.6 No.2. Hal: 153-165. Ekowati, Serra dan Mafudi.2012. Pengaruh
Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.Vol.6 No.1. Hal: 160-175. Firnanti, Friska. 2011. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Agustus 2011. Vol.13 No.2. ISSN: 1410-9875. Hal: 119-128. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan ProgramSPSS. Semarang :Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadianto, Bram. 2010. Pengaruh Beberapa Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.Vol.11 No.2. Hal:65-80. Indrajaya, Glenn, Herlina dan Rini Setiadi.
2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko
Bisnis Terhadap Struktur Modal”. Jurnal Ilmiah Akuntansi. September 2011. Vol.6 No.2. Hal: 131-145.
Kartika, I Komang Suarta dan Made Dana. 2015. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan”. Jurnal Manajemen. Mei 2015, Vol.4 No.3 ISSN: 2302-8912. Hal: 606-625.
124 Ilmiah Mahasiswa. April 2016. Vol.1 no.2. Hal: 102-117
Lin, Thian Cheng, Dian Zhan dan Ruiyun Chun. 2012. “Capital Structure Of Real State Firms In Chinese Stock Market”. International journal Of Management Sciences And Business Research, Vol.1, No.9 PP. 75-84.
Nugraha, Arif Adhi. 2013. “Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terkandung Dalam indeks Kompas 100”. Jurnal Analisis Manajemen, Juni 2013, Vol.2, No.01, PP.01-07.
Palupi. 2010. “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Mei 2012, Vol.1,No.1ISSN:1979-4878. Hal: 11 – 24.
Pouraghajan, Abbasali Esfandiar Malekian, Milad Emamgh Olipour, Vida Lotfollah Pour, Dan Mohammad Pour bagheri. 2012. “The Relationship Between Capital Structure And Firm Performance Evaluation Measures : Evidence From The Stock Exchange”. International Journal Of Bussiness and Commerce, Mei 2012, Vol.1, No.9, PP.166-181.
Prasetia Ta’dir Eko, P. Tommy, Ivone S, Saerang. 2014. “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. Juni 2014, Vol.2 No.2. ISSN: 2303-1174. Hal: 879-889.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat.Yogyakarta: Penerbit BPFE. Salman dan Dona. 2011. “Pengaruh
Profitabilitas, Pajak, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pendanaan Pada Perusahaan Industri Rokok”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Agustus 2011. Vol.2 No.2. ISSN: 2302-8912. Hal: 198-216.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.Vol.13 No.1. Hal: 39-56. Sudana, I Made Sudana. 2011. Manajemen
Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Veronika dan Yulius. 2014. “ Pengaruh kompensasi bonus, Leverage, dan Pajak Terhadap Earning Management”. Mei 2014 Jurnal Tax dan Accounting Review, Vol.4, No.1. Hal: 114-125. Wijaya, Lihan Rini Puspo. 2010. Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol.6 No.1. Hal:23-41. Yunianti, Hasni. 2013. Pengaruh Tingkat