An-Nidar
MA.IALAII ILMU
PENGETAHUAN
AGAMA
ISLAM
Penasehat
Amir
Luthfi
Ketua
PengasuhZul
Asyri
Ketua Penyunting
Helmi Karim
Seknetaris
Penyunting
Johari
Penyunting
M. Yusuf Ratrman
H.M. Nazir
SudirmanM.
JohanAladdin
l(oto
Rukaiyah Saleh Suryan.
A.
JamratrMunzir Hitami
Ilyas Husti
Asmah Salut
thta
Usaha M. YunalFitri
YentyDjasminar Mansur
DAT'TAR
ISI
Hal
Kata PengantarSupremasi Hukum
di
Indonesia(Studi atas
perumusan yuridis
Konstitusionalisme)Ha.iar
I
Prospek
Hukum Islam
di
Indonesiadalam Sistem Hukum Nasional
Sopyan
...22
Beberapa Transaksi yang mengandung Unsur Waktu dalam Prespektif
Hukum
Islam
Alaiddin Koto
...
.... 43Sistem Pemerintahan
Islam
pakistan dalam Pandangan Fazlur RahmanNellyYusra...
...49
Modernisme dan Postmodernisme
( Suatu tinj auan Filosofi s
)
Hasbullatr
... 66Tinjauan
Etik
Religius
Sekitar
Pembangunan
(Suatu koreksi terhadap
Teori
Modernisasi
Barat)
Husni
Thamrin
... g0Penerbit
PUSAT
PENELITIAN
IAIN
SUSQAPEKANBARU
Jl. KH.
A.
DahlanNo.
94 Telp. 0761- 2Bgg
PROSPEK HUKTJM
ISLAM
DI INDONESIA
DALAM SISTEM
ITUKT]M
NASIONAL
OIeh:
Sopyan*
I.
PENDAHT]LUAN
Agama
Islam (al-Din al-lslamiy)
menurut para
sarjana muslimrmerupakan sebuah sistem totalitas yang komponennya
terdiri
atas akidah, syariah dan akhlak.2Di
samping itu, salah satu karakteristik historis agamaIslam
ialah pertumbuhan dan perkembangan agamaitu
bersama dengan pertumbuhan dan perkembangan sistempolitik
yang diilhaminya.3 Sebagaiimplikasi
dari fenomena demikian, Islam sebagai agama universal bukansaja mengandung aspek-aspek keruhanian
individu
yang
berhubungandengan
iman
dan
moralitas,
melainkan
juga
mengandung
asas-asaspengantur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bahkan menyangkut berbagai aspek dalam tata hubungan antar bangsa.
Negara Republik Indonesia bukanlah negara teokrasi yang menganut
satu agama, tetapi bukan
pula
negara sekuler yang lepas darihukm
danajaran
a5ama. NegaraRepublik
Indonesia adalah negarahukum
yangberfalsafatr negara Pancasila. Dalam bentuk negara demikian,
politik
hukum negaraRepublik
Indonesia menghendaki berkembangnya
kehidupanberagama dan hukum agama dalam kehidupan hukum nasional.
M.
TahirAzhary dengan mengemukakan
teori
"lingkaran konsentris,,,
telah
menunjukkan betapa
erat
hubungan antara agama,hukum
dan negara.aDalam perspektif
teori
ini,
negaraRepublik
Indonesia
sebagai negara berdasar hukum yang bercita hukum Pancasila pada masa mendalang akanmelindungi agama dan penganut agama, bahkan berusatra memasukkan ajaran
d"n
hokum agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraPembangunan nasional
di
bidang hukum, sebagaimana dirumuskandalam GBHN,s menghendaki terciptanya hukum baru Indonesia yang sesuai
E
23
dengan
citacita
hukum Pancasila danUUD
1945, serta yang mengabdikepada
kepentingan nasional
Indonesia.6Kebijakan
ini
mengandungimplikasi batrwa sebagai negara kesatuan, Indonesia idealnya
memiliki
satuhukum nasional. Untuk membangun satu hukum nasional perlu dilakukan
unifikasi hukum sebagai upaya rnenyatukan berbagai strmber hukum yang hidup (the living
law),yutahukum
adat, hakum agama (Islam) dan hukumsipil
@arat), dalam satu kesatuan hukum yang disebut hukum nasional.TDalam konstalasi sistem
politik
htrkum demikian, makalah ini dimdksudkanuntuk melihat
prospekhukum Isiam
di
Indonesia dalam sistem hukurn nasional.II.
HUKUM ISLAM
Dl
INDONESIA:
ESENSI,EKSISTENSI DAN
PELEMBAGAANNYA
A.
Pengertian dan EssensiHukum
Islam
Istilah "hukum Islam" adalah terjematran dari dua istilatr (pengertian),
yaitu syari'at dan fiqh.8 Dalaln kepustakaan Barat (bahasa Inggris), syari'at diterjematrk an sebagu
I
slarnicLaw
danfi qh diterjematrkan sebagu I slamicJurisprudence atau
"llmu
Hukum
Islam.'DSyari'at
adalah hukum Islam yangberlaku
abadi sepanjang masadi
manapun
terdapatumat
Islam.Sedangkan fiqh adalah pematraman manusia muslim yang memenuhi syarat tentang syari'at Islam, untuk diterapkan pada satu kasus tertentu
di
suatutempat padasuatumasa.ro Daripengertianini, tampak jelas perbedaan antara
syari'at dan
fiqh.
Syari'at mengandung prinsipprinsip dasar yang etemal (abadj) dan validitasnyatidak
mungkin berubah karena bersu-mber dariwatryu. Sebaliknya, fiqh merupakan operasionalisasi syari'at yang bersifat temporal (situasional dan kondisional) karena merupakan pemqhaman dan
pemikiran manusia yang dipengaluhi perkembangan budaya, za-m1n dan
kebutuhannya sehingga
validitasnya
dapatditinjau
kembali.
Meskipunant@
syari'at dan fiqhberbeda, tetapi relasi keduanya sangaterat sehingga24
Sebab, fiqh merupakan hasil pemikiran dan pemahaman manusia terhadap syari'at, sehingga fiqh tidak mungkinada tanpa adanya syari'at. Sebaliknya,
syari'at tidak mungkin diamalkan tanpa dioperasionalkan terlebih dahulu
melalui fiqh.
Hukum Islam,
menunt
Amir
Syarifuddin
adalah
seperangkatperaturan berdasarkan wahyu
Allah
dan sunnah Rasul tentang tiggkah lakumanusia mu-katlaf yang
diakui
dandiyakini
berlaku dan mengikat untuksemua
yang
beragamaIslam.rl
Pengertianini,
menurut
beliau,
telahmencakup hukum syara' dan juga hukum
fiqh,
karenaarti
syara' danfiqh
terkandung
di
dalamnya.r2Akan tetapi,
apabiladiteliti
secara- cermat, pengertian tersebut lebih mengarah kepada pengertian hukum syara'atausyari'at
karena masihbersifat
umum,tidak
dibatasi tempatdan'masa-berlakunya sebagai sifat
fiqh
seperti yang telah dikemukakan terdahulu.Datam perjalanan sejarah Islam, menurut Atho, Mudzhar,t3 sedikitnya terdapat empat macam produk pemikiran hukum Islam, yaitu
kitab-kitab
fiqh,
fatwa-fatwa ula-ma, keputu-san-keputusan pengadilan agama, danperaturan perundangan
di
negar-negerimuslim.
Berpijak
dari
produk-produk pemikiran hukum Islam
secaraumum
ini, juga
berangkat daripengertian syari'at dan fiqh sebagaimana dikemukakan di atas, maka istilah
hukum
Islam
sebagaiistilah
khas Indonesia
dapatdiartikan
sebagai seperangkat peraturan yang diarnbil dari watryuAllah
dan sunnah Rasul yang diformulasikan dalam produk pemikiran hukum Islam yangmeliputi
kita-kitab fiqh, fatwa-fatwa ulama, keputusan-keputusan pengadilan agama,dan peraturan perundangan yang dipedomani dan diberlakukan bagi umat Islam di Indonesia.
Mengingat produk-produk pemikiran hukum Islam masih berserakan
di berbagai kitab fiqh dan
ditulis
pada abad dan tingkatilmu
pengetahuanyang berbeda dengan zaman sekarang sehingga
menyebabkan
ketidakjelasan peraturanperaturan hukum fiqh, maka dalam penerapannya25
Untuk
itu,
dibuatlatr sebuatr proyek pembangunan hukumIslam
melaluiyurisprudensi dan dengan Instruksi Presiden
No.
I
tahun 1991 dikeluarkanKompilasi Hukum Islamyang dapat dijadikan rujukan atau hukum terapan
oleh para hakim di lingkungan PeradilanAgama.ra Dengan demikian, dapat
dipatrami bahwa
Kompilasi Hukum Islam
adalatr merupakan esensi darihukum Islam
di
Indonesia.B. Eksistensi
Hukum
Islam
di
Indonesia
Hukum trslam sebagai tatanan hukum yang diperpegangi dan ditaati oleh rnayoritas penduduk dan rakyat Indonesia adalah hukum yang telah
hidup dalam masyarakat, merupakan sebagian dari ajaran dan keyakinan
Islam yang eksis dalam kehidupan nasional serta mempakan bahan dalam
pembinaan dan pengembangannya.rs Dalam pertumbuhan hukum nasional
terlihat
denganjelas
bahwa
hukum Islam mempunyai andil
dalam mewujudkanhukum
nasional Indonesia.Teori
eksistensi merumuskankeadasn
hukum
nasional Indonesia,
masalalu,
masakini
dan
masamendatang bahwa hukom
Islam
eksis dalam hukum nasional Indonesia,baik dalam hukum terlulis maupun tidak tertulis dalam berbagai lapangan
hukum dan praktek hukum.r6
Dalam kaitannya dengan hukum Islam, teori eksistensi menerangkan
tentang
adanyahukum
Islam
dalam hukum nasional
Indonesia,juga
mengungkapkan pula bennrk eksistensi hukum Islam dan hukum nasional Indonesia,
yaitu:
1)Ada,
dalamarti
sebagai bagian integraldari
hukumnasional hdonesia;
2)
Ada,dalam arti adanya dengan kemandiriannya yangdiakui
adanya, kekuatan dan wibawanya oleh hukum nasional dan diberistatus sebagai hukum nasional; 3) Ada dalam hukum nasional, dalam arti
nonna Islam
(agama) berfungsi sebagai penyaring bahan-bahan hukumnasional Indonesia; dan 4) Ada dalam hukum nasional, dalam arti sebagai
batran utama dan unsur utama hukum nasional Indonesia.rT
Islam dalam hukum nasional merupakan kornponen atau sub sistem dari
sistem hutum nasional Indonesia.
C. Pelembagaan
Hukum
Islam
di
Indonesia
Secara Sosiologis, hukum menrpakan refleksi tata nilai yang
diyakini
masyarakat
sebagaisuatu pranata dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.rs
Ketika
masyarakat siap menerimanilai-nilai
dan
norma-nonna hukum Islam'sebagai
rujukan
dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi, pada saatitulah
muncul
kebutuhan akan pelembagaan hukum Islam.Dalam kenyataan sejarah,
nilai
danfikrah
umat Islam dalam bidang hukum dengan kewajiban bertatrkim kepada syari'at Islam, secara sosiologisdan kulrural tidak pernah mati dan selalu hadir dalam kehidupan umat dalam sistem
politik
manapunbaik
masa kesultananIslam,
masa kolonialismeBelanda, Jepang, maupun masa kemerdekaan dan pembangunan dewasa
ini. Pada masa kesultanan Islam, hukum Islam telah diterapkan di Indonesia
melalui tahkim, yaitu mempercayakan urusan kepada
kyai
dan qadi yangditunjuk oleh
sultan.re Pada masainilah,
menurut Busthanul
Arifin,
"PeradilanAgama"
benar-benar merupakanperadilan dalam
arti
yangsebenamya.2o Pada masa penjajatran Belanda, kedudukan hukum Islam dapat
dibagi
atas dua periode: 2r Pertama, periode penerimaanhukum
Islamsepenuhhya yang disebut
teoi
receptio in complexu, yaitu memberlakukanhukum Islam
secara penuh terhadaporang Islam
karenamelgka
telahmemeluk agama Islarn.,Pada periode ini, Belanda tetap mengakui apa yang telatr berlaku sejak berdirinya kerajaan Islam
di
nusantara seperti hukum kekeluargaanIslam,
khususnyahukum perkawinan dan hukum
waris.Bahkan, olehVOC diakui dan diterapkan dengan bentuk peraturan Resolutie d.erind.esche
Regeering
padatanggal
25
Mei
1950
yang
merupakankumpulan aturan hukum perkawinan dan hukum kewarisan
Islart,
terkenal sebagai CompendiumFreijer.
Selanjutnya,melalui
Stbl.
No.
15211882 pemerintatrkolonial
Belanda membentukPrisfenaad
(Peradilan Agama)I
i
27
Hukum Islam yang telatr berlaku sejak zarnan VOC itulatr yang kemudian
oleh_
pernerintah Belanda
diberikan
dasar hukumnya
dalam
Regeeringsreglement (R.R.) tatrun 1885. Kedua, periode penerimaan hakum Islam oleh adat, disebutteoi
receptie,batrwa hukum Islam berlaku apabiladiterima atau dikehendaki oleh hukum adat. Teori
ini
diberi dasar hukumdalam Undan-undang Dasar Hindia Belanda yarng menjadi pengganti R.R.,
yang disebu t Wet op de Staatsinrichting van Nederlands
hdie
(1.5.)..MelaluiI.S.
yang diundangkan dalamstbl. No.
21211929 hukumIslam
dicabutdari lingkungan tata hukum
Hindia
Belanda.Akhimya,
pada tahun 1937pemerintah
Hindia
Belanda mengumumkan
gagasan memindahkanwewenang mengatur waris dari Peradilan Agama ke Peradilan Negeri dan
dengan Stbl.
No.
11611937 wewenang Peradilan Agama dicabut, dengan alasan hukum waris Islam belum sepenuhnya diterima oleh adat.Pada masa penjajahan Jepang, setelah terbenfuk Badan Penyelidik
Usatra Persiapan Kemordekaan Indonesia (BPUPKI) pemimpin-pemimpin
Islam
mempeduangkanhukum
Islam
dengankekuatan sendiri
tanpa hubungannya dengan hukum adat dan berhasil mencapai kompromi yangterkenal dengan Piagam Jakart4 yang isinya antara lain, "Ketuhanan dengan kewajiban syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluk'rrya".n
Ini
berarti hukumIslam berlaku bagi pemeluk-pemeluknya sebagai halnya pada masa
politik
Hindia Belanda sebelum tahun 1929.
Hukum Islam pada zaman kemerdekaan juga melewati dua periode:
Pertama,
periode
penerimaanhukum
Islam
sebagai sumber persuasif (persuasive source). Sumber persuasifdalam hukum
konstitusi
ialahsumber hukum yang baru
diterima
orang apabila telahdiyakini.
Dalam konteks hukumIslam,
Piagama Jakarta sebagai salah satuhasil
sidangBPUPKI, sejak ditandatang aniny a Gentlemcnt Agreement antara
Wmimpin-pemimpin nasionalis Islami dengan nasionalis sekuler pada tanggd
Z?lunr
1945 sampai saat diundangkannya Dpkrit Presiden R1 pada tanggal 5
Juli
Kedua, periode penerimaan
hukum Islam
sebagai sumber
otoritatif
(auto;ritative source). Sumber
otoritatif
adalah sumber hukum.yang telah mempunyai kekuatan hukurn.Hukum
Islam rnenjadiautoritative
sourcedalam hukum tata negara baru ketika ditempatkannya Piagam Jakarta dalam
Dekrit
Presiden Rl tanggal5Juli
1959.23Peristiwa proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan
hukum Islam di Indonesia. Dengan peristiwa ini dan berlakunya
UUD
1945, rtrakateori
reciprie kehilangan
dasarhukumnya.
Sebab, dasarhukum
berlakunya
teoi
receptie adalah I.S., sedangkan dengan berlakunyaUUD
1945
I.S.
tidak berlakulagi.u
i
Setelatr lndonesia merdek4 langkatr pertamayang diambil pemerintah
untuk
mengembalikan eksistensi PeradilanAg4ma
ialah
menyerahkanpembinaan Peradilan
Agama dari Kementerian Kehakiman
kepadaKementerian
Agama
melalui
PP.No.
5tsDll946.
Setelah pengakuankedaulatan, 27 Desembe
r
lg4g,pemerintatr menegaskan pendiriannya untuk tetapmembrlakukan
PeradilanAgama.
Sebagai pelaksanaannya, padatahun lg57
pemerintah
dengan PP.45t1957 mengatur
pembentukanPeradilan Agama
di
luar pulau Jawa dan Madura, denganyurisdiksi
yanglebih besar, yainr meliputi soal perkawinan, waris , hadanah,wakaf, sadaqah
dan
baytal-mal
25Namun, putusan Peradilan Agama masih
harusdikonfirmasikan pada Pengadilan Umum.
Baru
padatahun
lg64,dengan dikeluarkannya
UU
No.
19/1964tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok
Kekuasaan
Kehakiman
sebagaipelaksanaan pasal24 dan2slJLJD 1945 yang diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden Rl, 5
Juli
195.9, secara tegas Peradilan Agama dinyatakansebagai salah satu
lingkungan
peradilan
di
Indonesia yang
bertugasmenyelenggarakan kekuasaan kehakiman.26
Sesudatr Orde Baru, undang-undang
ini
diganti dengan UUNo.
14l 1970 tentang Ketentuan-ketentuanPokok
Kekuasaan Kehakiman, dan eksistensi Peradilan Agarna tetap dipertatrankan serta disejajarkan dengan ketiga lingkungan peradilan yanglain.,
Politik
hukum negera Republik Indonesia barulah memberlakukan hukum Islam bagi pemeluknya pada masa pemerintatran Orde Banr denganUU
No.
lll974
tentang perkawinan.a Pasal2
undang-undang tersibutmenyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila
dilakukan
menurutmasin-masing agamanya, sementara pasal
63
menyatakan batrwa yangdimaksud pengadilan dalam undang-undang tersebut
ialah
PengadilanAgama bagi mereka yanag beragama Islam dan Pengadilan Umum bagi yang lainnya.
Pada
bulan Desember
1985diundangkan
pula
undang-undang MatrkamahAgung yang banr, yakni UUNo. l4tl985,yang
mengatur soal-soal Peradilan Agama secara lebih tegas dlan rinci.D Untuk mempertegas kedudukan dan kekuasaan lingkungan PeradilanAgama sebagai salah satubagian pelaksana kekuasaan kehakiman
(judicial
powed) dalam negaraRepublik Indonesia, maka pada tanggal 29 Desember tr489 disatrkan dan
diundangkan
UU No.
7/1489 tentang
Peradilan
Agama.3o Dengandiundangkannya UU No. 7/1989 berakhir sudah keanekaragaman peraturan yang mengatur lingkungan Peradilan Agama sebagal akibat
politik
hukumpemerintahan
kolonial
dan sejakitu
pula
lingkungan Peradilan Agamamemasuki "era baru,"
yakni
era "kesatuan"
landasan
hukum
dan "keseragarnan" kewenangan yurisdiksi.Mengingat adanya persepsi yang beragam,dan bahkan bertentangan mengenai hukum Islam , juga masih berserakannya hukum material Islam
dalam berbagai kitab fiqh maka diperlukan adanya suatu kompilasi hukum
Islam yang menjadi
pengangan
bagi hakim
Peradilan
Agama
dan masyarakat.Untukitu,
oleh pemerintatr dibenfuk sebuah proyek Kompilasi Hukum Islammelalui
yurisprudensi yang pelaksanaannya dipercayakanSebagai acuan kedudukan Kompilasi Hukum Islam telah diresmikan dengan
Instruksi
PresidenRl No.
1tahun
1991 tentang penyebaranKompilasi
Hukum Islam yang
ditindaklanjuti
dengan keluarnya Keputusan MenteriAgama Nomor 154 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instnrksi Presiden
Rl
No.
1 Tatrun 1991 tanggal 10Juni l99l.3t
Dengan tersusunnya Kompilasi Hukum Islam, secara konstitusional,pilar
Peradilan Agama menjadi kuatdan dapat membantu tercapainya kesatuan dan kepastian hukom di kalangan masyarakat, khususnya yang menyangkut hokum perkawinan, kewarisan dan kewakafan.
Dari uraian di atas dapat, dipahami bahwa dengan latrirnya LJU
No
l/
1974 tentang perkawinan danUU No.
71L989 tentang Peradilan Agamaserta tersusunnya Kompilasi Hukum Islam membuktikan kesungguhan umat
Islam untuk melaksanakan, menegakkan dan mengernbangkan pelembagaan hukum Islarn sebagai bagian ajaran agarnanya sekaligus membuktikan tekad dan kesungguhan pemerintah untuk melembagakan sebagian ajaran Islam dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.
ITI. PEN/BARUAN
DAN PENGEMBANGAN
IIUKUM
ISLAM
DI
INDONFSIA
Dalam perspektif Islam, huukum senantiasa tetap marnpu mendasari
dan mengarahkan perubahan masyarakat karena hukum Islam mengandung
dua dimensi.32 Dimensi pertama
hulum
Islam mengandungpriniip-prinsip
dasar yang eternal dan universal,berlaku
di
segalawaktu daii
tempat.Ketentuan- ketentuannya
ditetapkan
dari
nas-nasyang
pasti (qat'iy).
Oimensi kedua hukum Islam bersifat temporal dan lokal berlaku pada waktu
dan tempat tertentu. IGtentuanketentuannya ditetatpkan dari nas.nas yang
zanniy. Hukurn Islam dalam pengertian yang terakhir
inilah
yang
memberikankemungkinane, epistemologis-hukum bahwa setiapwilayah
yang ditempati umat Islarn dapat menerapkan hukum3l
Di
Indonesia,hukum Islam
yang berkembang dalam masyarakat sebagiannya adalatr hukum Islam yang terbentuk atas dasaradat-istiadataani6-tliiaz,
Mesir, dan India.33Di
sampingitu,
selama masa kolonial, pemikiran hukum banyak mengalami tekanan dari pihak penjajah sehinggaiukum
Islam sulitberkembang.34 Sebagai implikasi dari kondisi demikian, banyak bidang hukum Islam yangtidak
terlaksana secara praktis dalamt<etridupan masyarakat muslim Indonesia. Dengan kata lain, hukum Islam telatr kehilangan aktualitasnya.
Dalam
rangka mengembalikan aktualitas hukumIslam
di
tengatr-tengatr masyarakat muslim Indonesia, para pemikir hukum Islam melakukan
p.*b.*ropemikiran
hukum Islam dengan mengkaji ulang (reinterpratasi)produk-produk hukum yang ada untuk disesuaikan dengan perkembangan
*ury61rkut.
Dalam upaya pembanran tersebut, terdapat dua tema pokokyani
menjadi sasaran: Pertama, kembali kepadaAlquran dan Sunnah; dan kedua keindonesiaan.35 Tema pertama dimaksudkan untuk mengembalikanhukum Islam pada sumberaslinya, dengan tokoh-tokohnya antara lain
A'
Hasan dan Munawar Cholil, juga ormasonnas Islam seperti Muharnmadiyatt clan Persis. Sedangkan tema kedua, yana pada dasamya masih kelanjutan
tema yang pertima, dimaksudkan untuk menyesuaikan hukum Islam dengan konteks sosio-kultural masyarakat muslim Indonesia. Tema kedua ini pada
gilirannya melatrirkan gagasan tentang hukum Islam yang be rkepribadia
n
Indonesia,
dan sering disebut de nganfiqh
Indonesia . Gagasanfiqh
Indonesia
ini
dipelopori oleh Prof. Dr.
M.
Hasbi Ash-shiddieqy,36 guru besarilmu syari'at
IAIN
SunanKalijaga
di
Yogyakarta danProf.
Dr'
Hazairin,
SH.,3?guru
besarhukum Islam
danhukum
adat UniversitasIndonesia
di
Jakarta.Gagasan tentang
fiqh
Indonesia mendapat respon
positif
dariparapemikir muslim
belakangan,
seperti Abdurrahman
Wahid
(Pribumisasi Islam, 1988), Munawir Sjadzali (Reaktualisasi Ajaran Islarn,1988), dan Masdar F.
Mas'udi
(Zakat
SebagaiPajak,
1991).38 Puncak perkembangan fiqh di Indonesia terlihat pada lokakarya Kompilasi HukumPadakesempatan itu
hadirparapakarhukum
Islam dari berbagai unsur dan organisasi, baik ulama maupun cendikiawan muslim sehinggapatutdinilai
sebagai'ijrna'
ulama' Indonesia. .Kompilasi hukum Islam sebagai himpunan sistematis hukum material Peradilan
$gama
yang menjadirujukan bagi
parahakim
di
lingkunganPeradilan Agama, sesuai dengan konsiderans
Instruksi
Presiden bersifatmasih terbuka
urituk
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zamandan kebutuhan masyarakat
muslim
Indonesia. Pengembangan tersebutdilihat dari sudut dimensi pembangunan hukum nasional termasuk kategori
dimerisi pembanran, yaitu usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan hukum-rnaterial Peradilan Agama yang terhimpun dalam Kompilasi Hukum
Islam.3e
{ni
berarti
bahwa pengembangan tersebut dimaksudkanuntuk
melengkapi apayang belum ada dalam Kompilasi itu dan menyempurnakanapa yang sudah ada di dalamnya tetapi belum mernadai. Secara lebih luas, pengembangan
hukum Islam perlu dilakukan
dalam bidangbidanglain,
seperti
hukum
pidana,ekonomi,
perdaganganinternasional,
asuransi,perhubungan,
perburdhan,
acara, susunan dankekuasaanperadilan,
administrasi dan lain-lain bidang hukam yang kurang lebih bersifat netral.Pengembangan hukum Islam yang dapatjuga dipakai sebagai sumber
bahan baku pembangunan hukum
di
Indonesia dapat dilakukan
melaluibeberapajalur,
antara lain sebagai berikut:1. Peraturan perundang-undangan. Pengembangan
hukum Islam melalui
jalur
peraturan perundang-undangandilakukan
dengan cara"ijtihad
bersama"
di
lembagaperwakilan
rdryat.
Misalnya
UU No.
lll974
tentangperkawinandan UU No.
7l
1989 tentang Peradilan Agama.2. Yurisprudensi
Peradilan
Agama.
Peraturan perundang-undangan
biasanya hanya menentukan aturan-.aturan
umum,
sedangkan
3.
4.
33
Pengembangan hukum
Islam melalui
yurisprudensi (putusan-putusan hakim) sangat perlu dan baik, sebab yurisprudensi selain menggarnbarkan k6adilan yang turnbuh dan berkembang dalam masyarakat, juga selarasdengan kesadaran
hukum
masyarakat
muslim
Indonesia.
Contohpengembangan dan pembangunan.hukum Islam melalui yurisprudensi
ialatr penyusunan Kompilasi Hukum Islam.
Fatwa-fatwa organisasi masyarakat.ar Pengembangan
hukum
Islam dalam bentuk fatwadilakukan oleh
organisasi-organisasi masyarakatIslam, seperti
MUI,
NU,
Muhammadiyah dan Persis.a2Pendidikan.
Melalui
jalur
pendidikan, selain menghasilkansarjana-sarjana
yang
akan
menjadi
calon
hakim,
secara
langsung
jugamenghasilkanmateri hukum Islam baik dengan pengajaran maupunpenelitian.
Dan
masih banyaklagi
jalur-jalur
pengembangan hukumIslam yang dapat ditempuh, terutama
jalur
pranata sosial.fV.
PROSPEKITUKUM
ISLAM
DIINDONESIA DALAM SISTEM
ITUKUM NASIONAL
Politik hukum nasional dalam PJP
II,
sebagaimana dirumuskan dalamGBHN
1993 menghendaki terwujudnya sistem hukum nasional yang sesuaidengan cita-cita hukum Pancasila dan
UUD
1945, serta yang mengabdi kepada kepentingan nasional Indonesia.a3Lebih
lanjut ditegaskan, bahwa pengembangan hukum dilaksakan melalui pembaruan hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlakudi
Indonesia, yaitu hukum adat, hukum Islam dan hukum Barat. Sedangkan materi hukum nasionalmeliputi
aturanbaik
tertulis maupuntidak
tertulis yang berlakudalam
penyeleng garaan segenapdimensi
kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.a Dengan demikian, transformasi hukum Islam, sebagai salah satu tatanan hukum, ke dalam hukum nasional secara umum terakomodasi
dalam
sasaran pembangunan nasionaldi
bidang
hukum,Untuk menerapkan hukum Islam di Indonesia dapat ditempuh melalui
dua cara. Pertama, secara yuridis formal dengan melalui perudang-undangan, pelaksanaannya dibantu oleh penyelenggara pemerintah untuk menegakkan
hukum
Islam
tersebut. Kedua, secara
normatif,
pelaksanasnnya
tergantungpada kualitas iman dan kesadaran hukumtiap-tiap individu
darimasyarakat
Islam
itu
sendiri.asUntuk
melihat
lebih
cermat
bagaimana prospek hukum Islam di Indonesia dalam sistem hukum nasional dalam halini
akan dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT dengan melakukan;t l:
identifikasi hal-hal sebagai berikut:
1. Kekuatan hukum Islam. Kekuatan
hukum Islam dalam sistefii'hukum
nasional terletak pada: a) hukum Islam menawarkan konsep hukom yang lebih universal dan mendasarkan padanilai-nilai
esensial manusia; b) hukum Islam adalah hukum yang melekat dan hidup dalam masyarakat; c) hukumIslam
merupakanbagian ajaran dan keyakinan
umat Islam
sehinggamelaksanakan
hukum Islam
adalah
bagian dari
pelaksanaan
ajaranagamanya;
d)
hukum Islam bersifat dinamis
sehinggadapat
memenuhikebutuhan dan
tuntutan
perkembangan zaman:.e) hukum Islam
cukup memuat ajaran, kaidah dan normahukum
yang dapat ditransformasikandalam pembentakan hukum nasional; f) secara politis pengembangan hukum
Islam dalam kerangka pembangunan hukum nasional memberi nilai
positif
bagi persatuan bangsa dan terciptanya stabilitas nasional. Sebab, tersalurnya aspirasi umatIslam
memberi konstribusi yang besarbagi
persatuan danstabilitas; g)
tersusunnyaKompilasi Hukum Islam dapat
membantutercapainya
kesatuandan kepastian
hukom
di
kalangan
masyarakat.khususnya yang menyangkut hukum, perkawinan, warisan dan penrakafan.
2.
Kelemahanlkendalahukum Islam
untuk
ditransformasikan ke
dalamhukum nasional terletak pada:
a)
kurangnyapengkajian
akademikdi
bidang hukum Islam;
b)
masih dianutnya kebijakasaanpolitik
hukum kolonial yang dilanjutkan di dalam peratuan perundang-undangan yangbaru (UUPA), seperti dibolehkannya
ada
pilihan
hukum,
belum
sepenuhnya kemandirian Peradilan Agama serta terkesan subordinasinya35
fatwa hukumnya dalam khazanah fiqh; d) pluralitas bangsa baik berupa
agama, budaya,'sgku maupun adat-istiadat; e) metode pendidikan
hatum
yang trikhotomis antara hukum adat, hukum Islam dan hukum Barat;6f)
masih adanya penganut teon receptie dalammasyarakat Indonesia; g)adanya pendapat kelompok orang-orang dalam masyarakat Indonesia
yang
tidak
setuju hukum Islam berlakubagi
umat Islamdi
Indonesiadan transformasi nolma-nonna hukum Islam ke dalam hukum nasional; h) masih adanya perbedaan persepsi masyarakat rnengenai hukum'Islam
itu
sendiri, apakah yang dimaksudkan syari'at Islam atau fiqh Islam.3.
Peluanghukum
Islam
terletak
pada:a)
negaraRepublik
Indonesia merupakan negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; b)mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam; c)
nilai-nilai
Islam telahhidup
di
tengah-tengah masyarakat
Indonesia;
d)
hukum Islam
merupakan sub sistem dari sistbm hukum nasional sekaligus merupakan salah satu bahan baku pembangunan dan pembinaan hukum nasional; e)adanya berbagai kebijakan dan kebijaksaan para penyelenggara negara
yang memberi
peluang
bagi
berperannya
hukum Islam;
0
telah
terwujudnya berbagai peratulran perundang-undangan dengan mendorong pengembanganIslam
dan peningkatan kesejahterann urnatIslam;
g)meningkatnya
kualitas
iman dan
kesadaran
hukum umatlslam
berkatadanya peningkatan pendidikan dan dakwahIslam;
h)
adanya fenomena baru yang menunjukkan antusiasme para cendikiawan danprofesional, parapengusaha, artis dan para
birokrat
untuk memahami,menghayati dan melaksanakan ajaran agamanya
4. Tantangan hukum Islam terletak pada: a) berkembangnya paham
sekularisme, materialisme, hedonisme dan pragmatisme sebagai akibat derasnya arus
globalisasi
secara langsung atautidak
akan mengikiskesadaran beragama masyarakat.
b)
timbulnya berbagai kompleksitaspermasalahan hukum pada era globalisasi dengan lahimya produk hukum
nasional maupunmelalui konvensi internasional yang diakui dan diterima
Selanjutnya, berdasarkan analisis
di
atasmaka
dapat ditawarkankebijaksanaan
dan langkahlangkah strategik
bagi
pembinaan
danpengembangan hukum Islam dalam upaya transformasi
ke
dalam sistem hukum nasionalsebagai berikut:l.
Membentuk
sebuah pusat pengkajianhukum Islam
yang berwibawadengan intensitas penkajian yang
tinggi
dan mendalam.2.
Mengembangkan serta membina sumber daya manusia pada Peradilan Agamadi
samping mengembangkanunsur-unsur administrasinya.3.
Meningkatkan
pemahaman
dan
kesadaran
hukum umat melalui
dakwah dan pendidikan.4.
Mengadakanpenelitian dan pengkajian tentang
asas-asas,kaidah-kaidah dan norma-norma hukum Islam
di
segala
bidang untuk
pembangunan hukum nasional.5.
Menyempurnakan
kurikulum fakultas syarirah untuk
disesuaikan.
dengan kebutuhan pembangpnan hukumdi
tanah air.Atas
dasar
pertimbangan-pertimbangan
di
atas, maka
dapat
disimpulkan bahwa prospek penerapan hukum Islam
di
Indonesia sebagaihakum
positif
nasional cukup cerah.Untuk
rnenjabarkan nonna-normahukum Islam ke
dalam bentukperaturan perundang-undangan diperlukan keahlian tersendiri, yaitu
teknik
atau seni pembuatan undang-undang(rechtshtnsr).
Di
sampingitu, ddarn
pembentukan undang-undang tidaklepas dari persoalanpolitik.
Oleh karenaitu
dituntut
kemampuankita
untuk
meyakinkan masyarakat, khususnyabadan pembuat undang-undang, batrwa norma-norma hukum dalamAlquran
dan sunnatr apabila dituangkan dalam bentuk undang-undang akan dapat
37
V.
KESIMPULAN
,
Dari
uraian
dan pembahasandi
atas, dapatdisimpulkan
sebagaiberikut:
l.
Hukum Islam
sebagai bagiandari
ajaran dan keyakinan umat Islamadalah hukum yang telah hidup dalam masyarakat Indonesia.
2.
Hukum Islam
merupakan subsistemdari hukum
nasional Indonesia sekaligus merupakan bahan baku pembangunan hukum nasional.3.
Dalam memantapkan kedudukan
hukum Islam
dalam
kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara, pemerintah bersama-sama
ulama dan pemimpinpemimpin Islam te lah be rusaha me lembagakan
hokam Islam me
laluiperanran
perundang-undangan seperti UUNo.
l/
197 4 tentang perkawinan dan UU No. 7 t l9S9 tentang Peradilan Agama.
4.
Unnrk memenuhi tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakatIndonesiaperlu dilakukan pembaruan dan pengembangan hukum lslam.
Pembaruan
hukum Islam
leblh
diarahkan kepada
formulasi fiqh
Indonesia dan
pengembanganhukum Islam
dimaksudkan untuk
menyempurnakan produk-produk pemikiran hukum Xslarn yang. telah
ada,
baik melalui
peraturan perundang-undangan, yurisprudensi
Peradilan Agama, fatwa-fatwa maupun pendidikan.
5.
Prospek penerapanhukum Islam
di
Indonesia dalamsistim hukum'
nasional cukup cerah, baik secara filosofis, sosiologis, yuridis maupun38
CATNIAN
KAKI
I Salah seorang di antara mereka adalah Syaikh Mahmoud Syaltout yang menulis buku, berjudul (Al-lslam) 'Aqidat wa Syi'k'. Buku ini telah dialihbahasakan oleh Prof .
H. Bustami A. Gani dan B. Hamdany Ali, M.A. dengan judul Islam sebagai 'Agidah do,
Syai'ah yang diterbitkan pertama kali oleh N.V- Bulan Bintang, Jakarta tahun 1968 M.
2 Endang Saifuddin Anshari,lVawasan lslan: Pokok-pakok Pikimn tentang Islann
dan Unwtnya (Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983 M,), h. 14-26.
3 Nurcholish Mdjid,Isbm Doktrin
fui
Per&ban: SebuahTelaah Kritis tentangMasalahKeimarnn, Keryanusiaan, fuiKemodernan(Cet, n;YayasanWakaf Paramadina,
L992M;,b.235236:Lihat juga Nurcholish Madjid, "Agama dan Negara dhfu;n Isitam; Telaah atas Fiqh Siyasy Sunni,'dalam Budhy Munawar- Rachman (ed.), Kontektualisasi
Doktrin Islam dalam Sejaratr (Cet. II; Jakarta; Yayasan Wakaf Paramadina 1.95 M), h, 588
a Muhamrnad ThtrirAzhary, Negara Hulatm: Suatu Studi tentang Pinsip'pinsipnya
Dililat dari S;egi Hukum Islam, Implita-sinya pada Periode Negara Madinahdan Masa Kini
(&t,I;
Jakarta: Bulan Bintang,l4L3HtlDzM.), h, 43-M.5 Garis-garis BesarHaluanNegaradi bidang hukumdimaksud sebagaimanateftuang
dalam ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978, Nomor IUMPRI 1983, Nomor II/LIPRi 1988
dan Nomor [/MPR/1993
6lchtijanto S.A., "Prospek PeradilanAgaura sebagai Peradilan Negaradalam Sistern
Politik Hukum di Indonesia," dalam Amrullah Ahmad, SF., dkk., Dimcnsi Hukum isbm
dalamSistemHukumNasiotul: Mengenang65Th. Prof Dn H, BusthanulArtfn, SIl. (Cet.
I; Jakarta: Gema Insani Press,
l4l7
HJlgg6M,), h. 179.?Andi Rasdiyanah, "Problematika dan lGndala yang Dihadapi Hukum Islam dalam
Upaya Transfonnasi ke,dalam Hukum Nasional," Makalah dissampaikan pada seminar
nasional tentrng Kontribusi Huhtm lslon dalan Pembbuan Hukum Nasional setelah
UmapulahTbhun Indonesia Merdeka (Ujungpandang: IAIN Alauddin 1-2 Maret 1996),
h,6.
t BustanulArifin Pelembagaan Hukum hlam di Indonesia : Akar Sejarula
Hanbaw
dan Pruspebrya (Cet. I; Jakarta Gema Insani Press,
l4l7
HJI996 M.), tt" 54e Muhammad
Thhir Adrry, op.cit., h. 48.
to Muhammad Daud Ali, Huknn Islan dan Perdilan Agama (Cet.
Rajawali hess, 1997 M.), h. 3t2-23.
rr
Amir
Syarifuddin, Pembaruan Pemikiran dalam Hukum lslamkdang:Angkasa Raya 1993 M,), h. 16.
t2lbid,h.19.
13 Atho' Mudzhar, "Fiqh
dan Reaktualisasi Ajaran Islam," dalam Budhy Munawar-Rachman
(d.\,
op.cit, h. 3@,39
ta Busthamil Arifin, op.cit, h. 49-61.
r5 lchtijanto, S.A., "Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islamdi Indonesia,"
dalam
lun
SurJaman (ed.), Hukum Islam di Indonesia Perkembangan dan Pembentulun (Cet. II: Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h, 100.16 Ichtijanto, S.A., "Prospek..." op.cit, h. 182.
r? Ichtijanto, S.A., "Pengembangan...", op'cit.,h. 137;Andi Rasdiyanah, op.cit.,h.6.
rs Taufik dan Muhammad Djazuli, "Prospek Hukum Islam dalam Pembangunan
Hukum Nasional: Sebuah Perjelmaan Panjang Refleksi PP-IKAHA," dalam Amrullah
Ahmad, SF., dkk., op.cit,h.xi'
re M. Masrani dan Zaini Dachlan,."Kodifikasi Hukum Islam di Indonesia"'dalam
Sudirman Tebba, (ed.), Perkembangan Mutakhir Hukum lslam di Asia Tenggara: StudiKasus Hukwn Keluarga don Penglcodifikasiannya (C:et. I; Bandung: Mizan,
l4l3
H,ll993 M,), h,55
20 Busthanul Arifin, oP.cit, h. 51.
2r Ismail Suny, "Kedudukan Hukum Islamdalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia,"
dalamAmrullahAhmad, S.F., dkk., op.cit., h. 13l-132.
22 Juhaya S. Praja, op.cit.,h. xi. 23 Ismail Suny, op.cit, h.133-134 24 lbid
2'Taufiq dan Muhammad Djazuli, op.cit,h.6.
26 M. Masrani Basran danT-aini Dachlan, op,cit.,h. 57. 27 Thufiq dan Muhammad Djazuli, op.cit,h.7.
28 Juhaya S. Praja, op.cit,h. xii. 2e Busthanul Arifin, op.cit,h.5l.
30 M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama
(tndang- undang No. 7 Tahun 1989 (Cet.III; Jakarta Pustaka Kartini, 1997 M.),h.25.
31
A. Hamid S. Attamimi, Kedudukan Kompilasi Hukum Islam dalam Sistem Hukum
Nasional, Suatu Tinjauan dan Sudut Teori Perundang-undangan Indonesia," dalam
Amnt-uah Ahmad, SF., dkk', op.cit, h' 153,
32A. WasitAulawi, "sejarah Perkembangan Hukurn Islam," dalamAmrullahAhmad,
S.F., dkk, op.cit, h. 54.
33 M. Hasbi Ash-Shiddieqy , Syai'at Islam Mendjawab Tantangan kman (Cet' tr;
Jakarta Bulan Bintang,1996 M.), h. 4142. 34Amir Syarifuddin, op.cit., h. 125.
35 Yudian W. Asmin, "Reorentasi Figh Indonesia," dalam buku lslam berbagai Pe rspektif (Yogyakarta: LPMI, 199 5), h. 224.
36 Lihat M. Hasbi Ash-Shiddieqi, Ioc.cir
37 Hazaiin, Hendak Kemana Hulcam Islam (Cet.III; Jakarta: Tintamas, 1976M.),
3t Yudian W. Asmin, op.cit., h. 225.
3e Muhammad Daud Ali, op.cit, b.
37 6.
e Muhammad Daud Ali, op.cit, h. 378.
ar Cik Hasan Bisi, Peradilan Agawna di hdonesia (Cet.I;
Jakarta: Raja Grafindo,
1996M.),
a2lvlasalatt-masalah hukum Islam yang banyakpendapatperhatian meliputi berb4gai
bidang kehidupan masyarakat. Hasil studi Atho' Mudzhar menunjukkan batrwa
fatwa-fatwa yang diputuskan oleh MUI pada tatrun 1975 Sampai 1988 meliputi bidang-bidang
ibadah, Pernikahan, dan keluarga, kebudayaan, makanan, kehadiran orang Islam pada
perayaan Natal, masalah kedokteran, keluarga berencana dan golongan kecil Islam.
Lihat M. Atho'Mudahag Fatwa-fatwa Majelis Ularna Indonesia Sebuah Studi tentang Pemikiran htkum islam di lndonesia, 1975-1988, edisi dwi bahasa (Jakarta: INIS, 1993
M.), h. 89-132.
a3 lrbihjauh
tenang politik hukum nasional lihat Ichtijanto, SH, 'hospek..!' op.cit.,
h. 178-184.
4 Muhammad DaudAli, op.cit.,h. 154.
4s Andi Rasdiyanah, op.cit, h. 9. 46 Andi
Rasdiyanah, op.cit, h.
ll-14.
1?Andi Rasdiyanah, "Kontribusi Hukum Islam dalam Mewujudkan Hukum Pidana Nasional. " Makalah disampaikan pada seminar Nasional tentang Ibntibusi Hukum lslam terhadap Terwujudnya Hukum Pidana Nasional Yang Berjiwa Kebangsaan (Yogyakarta :
4l
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmad, SF., Amrullah. dkk., DimensiHubum Islam dalam Sisten, Hukum
Nasional:
Mengenang 65 Th. Prof.
Dn
H. BusthanulArifn,SI/.
Cet.I;
Jakarta: Gema Insani Press,l4l7
H.ll996
M.
Ali,
M. Daud.Hukwnlslamdan
PeradilanAgama. Jakarta: RajawaliPress, 14/7
M.
Anshari, Endang Saifuddin.
WawasanIslam:
Pokok'pokokPikiran
tentanglslamdan
Umatnya. Bandung: Pustaka SalmanITB,
1483M.
Arifin,
Busthanul. Pelembagaan Hukum Isl.am di Indonesia: Akar Seiarah,Hambatan dan Prospelorya. Cet.l; Jakarta: Gema lnsani Press, 1996 M. Asmin, Yudian W. Islam berbagaiPerspektifYogyakarta:
LPMI,
1995.Azhary, Muhammad Tatrir. Negara Hukum: Suatu Studi tentang
Prinsip-prinsipnya
Dilihat
dari
Segi Hubum Is/am, Implilrasinya pada Periode NegaraMadinah dan Masa
Kini. Cet.l;
Jakarta: Bulan Bintang,l4l3H.ll992M.
BisriCikHasan. PeradilanAgarnadilndonesia.Cet.l; Jakarta: RajaGrafindo,1996
Haratrap, M. Yatrya. Ke&tdukan, Kewenangan den Acara Peradilan Agama Undang-undang No. 7 Tatrun 1989.
Cet.I[
; Jakarta PustakaKartini,
t997
M
Hazairin, H en"dakKemana Hukum
Islan. Cet.ll
I ; Jakarta: Tintamas, 197 6 M.-,
Hukum Kelunrga Nasional. Jakarta: Tintamas,
1482M.
Madjid,
Nurcholish. IslamDolarin
dan Peradaban. Jakarta: Paramadina, 1992.Mudzhar,
M.
Atho'.
Fatwa-fatwa
Maielis
Ulama
Indonesia:
Sebuahstuditentang
Pemikiran Hukum
Islam dilndonesia,
197 5-1988.Jakarta:
INIS,
1993M.
Rachman,
iludhy
Munawar. (ed.), Kontekstualisasi
Doktrin
lslam
dalamSejarahCet.tr; Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1995
M.
Rasdiyanatr, Andi. "Problematika dan Kendala yang Dihadapi Hukum Islam
dalam Upaya Transformasi ke dalam Hukum Nasional,"
42
Makalah
disarnpaikan pada seminar nasional tentangKontibusi
Hukum Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional setelah Limnpuluh
Tahun Indanesia Merdelu. Ujungpandang: IAIN Alauddin 1 -2 Maret I 906
"Kontribusi Hukum Islam
dalamMewujudkan Hukum
PidanaNasionall'
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional tentang Kontribusi
Hukum Islam terha.dap Terwujudnya Hukum Pi.dana NasionalYang
Berjiwa
Kebangsaan. Yogyakana:UII,2
Desember 1995.Shiddieqy,
M.
Hasbi Ash-. Syari'at Islam Mendjawab Tantangan Zaman.Cet.
tr;
Jakarta: Bulan Bintang, 1996
M.
Surjaman. Tjun, (ed.),
Hukumlslam
di Indonesia: Perkembangan dan Pembentukan. Cet.II;
Bandung: Remaja Rosdakarya,1994.Syaltout, Syaikh Mahmoud. Islam sebagai
Aqidah
dan Syari'ah. Jakarta:Bulan Bintang, 1968
M.
Syarifuddin,
Amir.
Pembaruan Pemikiran dalam Hukum Islam. Cet.X;
Padang: Angkasa Raya, 1993M.
Tebba, Sudirman. (ed.), Perlembangan Mutakhir Hukum Islam di Asia