• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

A. Judul

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS IV SD IT AL-ITTIHAD PEKANBARU

B. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Pembelajaran di sekolah Dasar salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis, bertanggung jawab dan cinta kedamaian. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bagian dalam kurikulum pembelajaran dipersekolahan, selayaknya disampaikan secara menarik dan penuh makna dengan memadukan seluruh komponen pembelajaran secara efektif. Pada kenyataannya di sekolah hasil belajar yang diperoleh siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kurang optimal.

(2)

Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah yang ditunjukkan data dari hasil observasi dan evaluasi mata pelajaran IPS masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah.

Permasalahan mengenai rendahnya tingkat pemahaman siswa tersebut menjadi masalah yang sangat penting dan harus dicari solusi pemecahan masalahnya. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut peneliti memilih salah satu model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model course review horay dengan media audio visual karena model dan media ini memiliki kelebihan-kelebihan sehingga permasalahan yang didapatkan guru dapat teratasi.

Miftahul Huda (2014: 229) mengatakan “Course review horay merupakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak ‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai”. Penerapan model ini bertujuan untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor.

Dengan menerapkan model pembelajaran course review horay dalam proses pembelajaran, dapat mendorong siswa untuk aktif, berfikir secara kritis dan mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran IPS. Untuk meningkatkan konsentrasi, minat, dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti menggunakan media Audio Visual. Menurut Hamdani (2011:249) media Audio Visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya. Media Audio Visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Menggunakan media Audio Visual, guru dapat menyajikan pokok masalah lebih realistis (konkret) dan dapat memperjelas suatu masalah pokok bahasan dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas kegiatan pembelajaran akan optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan.

(3)

pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (asep jihad, 2008:14) yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Dari pendapat di atas ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbantuan media Audio Visual kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru .

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penerapan model course review horay terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS berbantuan media Audio Visual kelas IV di SD IT Al-Itihad Pekanbaru?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model Cooperative course review horay terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS berbantuan media Audio Visual kelas IV di SD IT Al-Itihad Pekanbaru?

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

(4)

sekitar dan menambah kepercayaan masyarakat sekitar terhadap mutu pendidikan sekolah.

2. Bagi Guru

a. Memperluas wawasan guru mengenai penelitian tindakan kelas dan model pembelajaran course review horay dengan media audio visual.

b. Sebagai salah satu alternatif dan pandangan dalam melaksanakan pembelajaran sehari – hari.

3. Bagi Siswa

a. Siswa menjadi lebih senang belajar IPS b. Menumbuhkan sikap kritis pada diri siswa.

c. Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik. d. Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS.

e. Tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. f. Melatih siswa untuk saling menghargai.

4. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan peneliti dalam penggunaan model pembelajaran course review horay dengan media audio visual yang berguna untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Definisi Operasional

1. Pengertian ilmu pengetahuan sosial

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan Sumantri dalam Rudy Gunawan (2013:17). Belajar tentang IPS berarti belajar tentang bagaimana seseorang memahami dirinya berhubungan dengan alam maupun dengan manusia lain. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar yang merupakan suatu pembelajaran tentang kehidupan sosial manusia.

(5)

ada. Ilmu Pengetahuan Sosial memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia dan pemahaman sosial, sehingga disimpulkan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup, kehidupan sosial dan lingkungan dimana ia tinggal.

2. Media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Hamdani, 2011:243). Menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2013:3), media merupakan manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

a. Media Audio Visual

Menurut Sanjaya (dalam Hamdani, 2011:244), media merupakan suatu hal yang meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Arief S.Sadiman, dkk (2009:99), media merupakan perantara yang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang teliti. Menurut Hamdani (2011:249) contoh media Audio Visual diantaranya adalah program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). Dengan menggunakan media Audio Visual siswa dapat lebih memahami konsep yang diberikan oleh guru secara lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

3. Model Course Review Horay

(6)

menjawab dengan benar dapat berteriak horay. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu model atau disain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak ”Horay”.

4. Hasil Belajar

Purwanto ( 2013: 48) mengatakan ”hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (asep jihad, 2008:14) yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

G. Kajian Teoritis

1. Model cooperative tipe course review horay

a. Model cooperative

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Dr. Rusman, M.pd.) Menurut Tom v. Savage (dalam Dr. Rusman, M.pd.) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerjasama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.

(7)

keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antaranggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antara anggota kelompok selama kegiatan.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topikyang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau melalui bahan bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberi penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

(8)

Miftahul Huda (2014: 229) mengatakan “Crouse review horay merupakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa dapat menjawab benar diwajibkan berteriak ‘horee!!’ atau yel-yel lainnya yang disukai”. Penerapan model ini bertujuan untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor.

c. Langkah-langkah Model cooperative tipe course review horay

Untuk menerapkan model pembelajaran course review horay ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Miftahul Huda (2014: 230) menyatakan langkah-langkah model pembelajaran cooperative tipe course review horay adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sederhana dengan tanya jawab

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu kelompok

d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru

f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi

g. Bagi yang benar, siswa memberi bintang dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya

h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay

j. Penutup.

(9)

1) Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) a) Pembelajaran lebih menarik

Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.

b) Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru.

c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

d) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan

Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main.

e) Adanya komunikasi dua arah;

Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

2) Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan.

Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan Horay. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.

(10)

Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang menjawab Horay, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.

3) Solusi untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran Course Review Horay

Untuk mengatasi kelemahan pada siswa aktif dan siswa yang tidak aktif dengan nilai disamakan dan adanya peluang untuk curang pada siswa, setiap siklus pembelajaran guru menggunakan 3 obsever yang bertujuan agar nilai pada siswa yang aktif dan tidak aktif berbeda dan setiap siswa dapat diawasi dengan satu persatu sehingga mengurangi terjadinya kecurangan saat kuis berlangsung. Setiap obsever ini memiliki tanggung jawab pada 15 siswa sehingga penilaian keaktifan siswa dapat lebih jelas.

2. Hasil belajar a. Pengertian belajar

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti kebehasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Menurut syah (dalam Asep jihad, 2008) pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

b. Pengertian hasil belajar

(11)

perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2013: 22) yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut A.J Romizowski (dalam Asep Djihad dan Abdul Haris, 2010: 14) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Usman (2001) (dalam Asep Djihad dan Abdul Haris, 2010:16) menyatalan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

a) Domain kognitif mencakup:

(1) Knowledge (pengetahuan, ingatan);

(2) Comprehension (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh); (3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);

(4) Synthensis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru); (5) Evaluation (menilai);

(6) Application (menerapkan). b) Domain afektif mencakup: (1) Receiving (sikap menerima); (2) Responding (memberikan respons); (3) Valuing (nilai);

(4) Organization (organisasi); (5) Characterization (karakterisasi). c) Domain psikomotor mencakup: (1) Initatory level;

(12)

3. Media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Hamdani, 2011:243). Menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2013:3), media merupakan manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Setelah menentukan pilihan media yang akan digunakan, selanjutnya guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media yang baik belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa. Hal ini mungkin terjadi jika guru tidak dapat menguasai penggunaan media tersebut dengan baik. Oleh karena itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai prinsip dan teknik- teknik pemanfaatan media. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

a. Media Audio Visual

Menurut Sanjaya (dalam Hamdani, 2011:244), media merupakan suatu hal yang meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Arief S.Sadiman, dkk (2009:99), media merupakan perantara yang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang teliti. Menurut Hamdani (2011:249) contoh media Audio Visual diantaranya adalah program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). Dengan menggunakan media Audio Visual siswa dapat lebih memahami konsep yang diberikan oleh guru secara lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

Menurut Yudi Munadi (2011:127), terdapat karakteristik video. Karakteristik tersebut diantaranya :

a. Mengatasi keterbasan jarak dan waktu.

(13)

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik.

Menurut Azhar Arsyad (2013:51), terdapat kelemahan media Audio Visual diantaranya:

a. Video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak;

b. Gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut;

c. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan.

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada media Audio Visual, yang dilakukan peneliti diantaranya:

a. Video yang digunakan merupakan video sederhana tanpa membutuhkan biaya yang mahal dan tanpa memerlukan waktu yang banyak;

b. Saat penayangan video, setiap tampilan diberi waktu yang cukup lama sehingga gambar tidak telalu bergerak dengan cepat dan setian hal-hal yang penting yang terdapat dalam video, guru menguliangi kembali jika perlu video dihentikan dan sisw diminta untuk mencatat hal yang penting tersebut;

c. Video yang digunakan diusahaan video yang memiliki tujuan yang sama sesuai dengan apa yang ingin dicapai.

Dari penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan model Course Review Horay berbantuan dengan media Audio Visual dalam pembelajaran ini dikarenakan video lebih praktis, dapat dirancang dan dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi belajar yang diinginkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

4. Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar a. Pengertian Pembelajaran IPS

(14)

mengemukakan bahwa: “Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosialnya”. Bahan ajarnya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti, geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara. Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007: 22) “Pendidikan IPS dapat diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial”.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran yang menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan mempelajari IPS diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang terkait.

b. Pembelajaran IPS di SD

Menurut Gunawan (2011: 39) menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial”. Ilmu pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan bangsanya dengan berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di SD bertolak dari kondisi nyata di masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia (siswa) melalui hubungan seluruh aspek manusia agar mereka tidak merasa asing dilingkungan masyarakatnya sendiri.

Dalam Rudy Gunawan (2013:52) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

(15)

c. Mampu berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan erbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membakali anak didik dengan kesadaran,sikap mental yang positif dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagiam dari kehidupan tersebut.

e. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Sardjiyo, dkk (2009:1.32) menyatakan bahwa tujuan pembelajarn IPS secara keseluruhan adaah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya tujuan dari IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya dalam kehidupan di masyarakat. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang melatih siswa untuk menjadi siswa yang menghargai, menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilatih sejak siswa duduk dibangku Sekolah Dasar dengan memberikan pembelajaran yang bervariasi seperti dengan kelompok-kelompok dalam proses belajar di kelompok. Penerapan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual diharapkan dapat menumbuhkan toleransi, kerja sama dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran.

H. Hipotesis

(16)

I. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar SD IT Al-Itihad Pekanbaru, yang beralamat di Komplek Masjid Al Ittihad, PT. CPI, Rumbai selama 2 bulan, yakni dari bulan April hingga Mei 2016. Penelitian dilakukan di sekolah dasar tersebut karena pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Jenis penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Artinya, penelitian yang dilakukan di dalam kelas. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008:3).

(17)

Bagan siklus PTK berdasarkan dalam arikunto (2008, 16)

Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti harus menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi (Arikunto, 2008:18).

Dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perencanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Mengkaji materi IPS serta mengkaji indikatornya.

2) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai indikator yang sesuai materi menggunakan model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual. merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat evaluasi untuk setiap pertemuan.

3) Menyiapkan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

(18)

Arikunto (2008:18) menegaskan pada pelaksanaan tindakan, guru harus menaati hal yang telah dirumuskan dalam rancangan yaitu mengenai tindakan kelas. Dalam Pelaksanaan PTK ini direncanakan beberapa siklus sesuai hasil pelaksanaan akhir siklus. Siklus pertama dengan Kompetensi Dasar (1.4) Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan indikator pertama, menjelaskan keragaman suku bangsa dan budaya setempat, mengidentifikasi bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya setempat. Siklus kedua dengan Kompetensi Dasar yang sama tetapi menggunakan indikator berbeda yaitu menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya dan menjelaskan pengertian bhineka tunggal ika. Dan siklus ketiga menggunakan kompetensi dasar yang masih sama namun dengan indikator yang berbeda yaitu Memberikan contoh perilaku menghargai keragaman yang ada di masyarakat dan Menunjukkan sikap menerima dan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di masyarakat.

c. Observasi

Kegiatan observasi tidak dapat terlepas dari pelaksanaan karena tahap ini adalah mengamati berjalannya tindakan yang dilakukan guru dan siswa (Arikunto, 2008:19). Observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan, serta melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa menggunakan tes/unjuk kerja.

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Refleksi sendiri merupakan kegiatan akhir dalam siklus PTK untuk mengemukakan kembali segala hal yang sudah dilakukan dalam tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri (Arikunto, 2008:19-20). Pada refleksi kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan PTK akan tampak dan akan diperbaiki dalam siklus selanjutnya jika diperlukan, sehingga indikator keberhasilan dapat tercapai.

(19)

Pada penelitian ini, peneliti akan merancang pelaksanaan PTK yang dirancang dalam tiga siklus dimana setiap siklus satu kali pertemuan.

a. Perencanaan siklus pertama (I)

Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1) Perencanaan

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, tahap perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “Keragaman suku bangsa dan budaya setempat”.

b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran c. Soal evaluasi

d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS

e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.

Pendahuluan (±5 menit) a. Pengkondisian kelas b. Doa

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Apersepsi:

apakah kalian tahu, suku apa saja yang ada di kelas ini? Kegiatan inti (± 50 menit)

Dalam kegiatan, guru:

(20)

b. Siswa menyebutkan bentuk-bentuk keberagaman suku bangsa dan budaya yang ada dalam tayangan video (eksplorasi).

c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang adanya keberagaman suku dan budaya. (eksplorasi).

d. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi). e. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi yang terdapat masalah untuk mencari keberagaman suku bangsa dan budaya apa saja yang di daerah Riau (elaborasi).

f. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru (elaborasi).

g. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk menyajikan hasil diskusi dalam bentuk laporan (elaborasi).

h. Untuk menguji pemahaman tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).

i. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).

j. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).

k. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari (konfirmasi).

Penutup (± 15 menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.

c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan.

d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan Evaluasi. e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.

3) Pengamatan

(21)

a. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi keberagaman suku bangsa dan budaya dengan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.

b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab soal pada pembelajaran IPS materi keberagaman suku bangsa dan budaya dengan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi.

4) Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu: a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan dengan model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.

c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.

d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus I apakah efektif atau tidak.

e. Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran. f. Meminta saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. g. Merencanakan tindak lanjut untuk siklus II.

c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan.

d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi. e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.

b. Perencanaan siklus kedua (II). 1) Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus kedua adalah sebagai beikut:

a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman ”

(22)

c. Soal evaluasi

d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS

e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.

Pendahuluan (±5 menit) a. Pengkondisian kelas b. Doa

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Apersepsi:

dari pertemuan sebelumnya kita membahas tentang keragaman suku bangsa dan budaya, pernahkah kalian melihat pertengkaran antara suku yang berbeda?

Kegiatan inti (± 50 menit) Dalam kegiatan, guru:

a. Siswa mengamati tayangan video tentang pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman (eksplorasi).

b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman

(eksplorasi).

c. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi). d. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi yang terdapat masalah untuk mencari sebab-sebab pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman dan menjelaskan arti dari bhineka tunggal ika (elaborasi). e. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru (elaborasi).

(23)

g. Untuk menguji pemahaman tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).

h. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).

i. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).

j. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari (konfirmasi).

Penutup (± 15 menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.

c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan.

d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi. e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan melalui:

a. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman dengan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.

b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab soal pada pembelajaran IPS materi pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman dengan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi.

4) Refleksi

(24)

a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.

c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.

d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus II apakah efektif atau tidak.

e. Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran. f. Meminta saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. g. Merencanakan tindak lanjut untuk siklus III.

c. perencanaan siklus ketiga (III) 1) Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus kedua adalah sebagai beikut:

a. Menyusun perangkat pembelajaran dengan materi “menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat”

b. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran c. Soal evaluasi

d. Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.

e. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.

Pendahuluan (±5 menit) a. Pengkondisian kelas b. Doa

(25)

dari pertemuan sebelumnya kita membahas pentingnya kesatuan dalam keberagaman, bagaimana cara kita agar kesatuan dalam keberagaman itu selalu terjaga?

Kegiatan inti (± 50 menit)

a. Siswa mengamati tayangan video tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat (eksplorasi).

b. Siswa menyebutkan sikap menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat yang ada dalam tayangan video (eksplorasi).

c. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang sebab-sebab kenapa harus menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat (eksplorasi).

d. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok heterogen untuk berdiskusi (elaborasi). e. Siswa mengerjakan soal didalam kertas yang berisi pertanyaan inti dari materi yang terdapat didalamnya tentang sikap menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat (elaborasi).

f. Siswa bersama kelompok, menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru (elaborasi).

g. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk menyajikan hasil diskusi dalam bentuk laporan (elaborasi).

h. Untuk menguji pemahan tentang materi, siswa diajak kedalam sebuah permainan dengan menggunakan kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa (elaborasi).

i. Siswa langsung menjawab pertanyaan dan siswa mampu menjawab dengan benar, siswa dapat berteriak “Horay” (elaborasi).

j. Guru memberikan reward terhadap kelompok yang baik (konfirmasi).

k. Guru memberikan motivasi kembali berupa penguatan terhadap materi yang baru saja di pelajari (konfirmasi).

Penutup (± 15 menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

(26)

b. Siswa diberikan kesempatan guru untuk bertanya kembali apabila di dalam penyampaian materi masih kurang jelas.

c. Siswa bersama guru mengulas kembali pelajaran yang baru saja disampaikan dan membuat ringkasan.

d. Guru mengukur kemampuan siswa dengan mengadakan evaluasi. e. Tindak Lanjut dengan mengadakan pengayaan dan perbaikan.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan melalui:

a.Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.

b. Mengamati aktivitas siswa dalam keaktifan meringkas bacaan dam menjawab soal pada pembelajaran IPS materi menghargai keragaman suku bangsa dan budaya dalam hidup bermasyarakat dengan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. c. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembar observasi.

4) Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan refleksi yaitu: a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran pada siklus III.

b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual, kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. Terutama dalam mengelola kelas.

c. Melakukan evaluasi secara menyeluruh selama proses pembelajaran.

d. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus III apakah efektif atau tidak.

(27)

g. Mengukur keberhasilan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual pada siklus I, II dan III.

4. Subjek Penelitian

Subyek penelitian yang akan dikaji adalah siswa kelas IV sebanyak 20 orang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa Kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru.

5. Data dan Instrumen a. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

1. Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. Pengembangan silabus berpedoman pada kurikulm 2006 yaitu KTSP, dengan memuat identifikasi mata pelajaran, kelas/semester, tahun ajaran, standar kompetensi, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, contoh instrumen, alokasi waktu, sumber/alat buku.

2. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah lembaran yang berisi langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Instrumen pengumpulan data

1) Lembar pengamatan (Observasi) Guru dan Siswa 2) Lembar tes hasil belajar

(28)

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, non-tes berupa observasi dan dokumen.

a. Teknik Tes

Menurut Arikunto (2006: 53) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes formatif akan digunakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif siswa setelah dilakukan tindakan pada tiap siklus. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes pilihan ganda.

b. Teknik nontes 1) Observasi

Menurut Arikunto (2008 : 78) observasi disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi performansi guru dan lembar observasi siswa yang dilakukan pada setiap siklus penelitian.

c. Dokumentsi

Menurut kamus besar bahasa indonesia, dokumentasi didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari presentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur berpikirnya (Arikunto dkk: 2008:131).

(29)

Menurut purwanto (dalam Maharani surahmi,2013) data aktivitas siswa dan guru yang diamati menggunakan rumus dan kategori penilaian seperti berikut:

NR = NRJS x100

purwanto (dalam Maharani surahmi,2013)

Keterangan:

NR = jumlah skor aktivitas yang dilakukan JS = skor yang diperoleh (guru/siswa)

SM = skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa

Tabel 3 Kategori persentase aktivitas guru dan siswa

Interval Kategori

90% - 100% Sangat baik

70% - 89% Baik

50% - 69 Cukup

30% - 49% Kurang

10% - 29% Sangat kurang

(Purwanto dalam Maharani Surahmi, 2013)

b. Analisis Hasil Belajar 1) Ketuntasan individu

Analisis keberhasilan ketuntasan individu digunakan rumus sebagai berikut:

KB = T Tt x100

Purwanto, 2013 dalam Syarilfuddin, dkk Keterangan :

KB = ketuntasan belajar

(30)

Tt = jumlah skor total

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor 65% dari skor yang diberikan atau telah mencapi KKM, yaitu sebesar 65.

2) Ketuntasan klasikal

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan klasikal adalah sebagai berikut;

PK = ST N x100

Purwanto, 2004: 102 (dalam Syahrilfuddin, dkk) Keterangan :

PK = Persentase ketuntasan belajar klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah siswa seluruhnya

Kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari seluruh siswa telah tuntas atau telah mencapai KKM (Trianto dalam Rita Nainggolan, 2013). Dalam penelitian ini ketuntasan klasikal tercapai apabila terdapat ≥ 80% dari seluruh siswa telah tuntas atau telah mencapai KKM.

3) Peningkatan hasil belajar

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = posrate−baseratebaserate x100

Zainal Aqib, dkk dalam Dita Dermawaty Keterangan :

P = persentase peningkatan Baserate = nilai sebelum tindakan

(31)

c. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dinyatakan berhasil jika:

a. Keterampilan mengajar guru yang diperoleh dalam mata pelajaran IPS dengan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual pada kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru meningkat, minimal dengan kategori baik.

b. Aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPS Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual dapat meningkat pada kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru, minimal dengan kategori baik.

c. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual pada kelas IV SD IT Al-Itihad Pekanbaru meningkat dengan sebanyak 80% siswa kelas V A mengalami ketuntasan belajar dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

(32)

Aqib, Zainal. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Yrama Widya Asep Jihad dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Arif Deni Budiargo. 2014. Upaya meningkatkan prestasi belajar IPS menggunakan Model pembelajaran tipe course review horay pada kelas IV SD Muhammadiyah sidoarum Godean sleman tahun pelajaran 2013/2014.13. (online). www. (diakses 05 april 2016)

Dr. Rusman, M.Pd. 2010. Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta

Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3 Kategori persentase aktivitas guru dan siswa

Referensi

Dokumen terkait

memunculkan prilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik.

Begitu juga dengan sejarah terbentuknya Kota Cirebon perlu adanya informasi yang jelas dan akurat yang dapat diinformasikan kepada masyarakat pada umumnya dan generasi

Menurut Al-Gulayaini pembentukan ism mufrad menjadi sigat muntaha al-jumu’ adalah : Apabila ism yang akan dibentuk itu dari ism yang hurufnya empat, baik dari ism yang huruf

Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya dan Pemerintah desa jatiguwi yang diharapkan membawa perubahan membutuhkan peranan penting dari semua

Berdasarkan alasan-alasan yang telah kami uriikan diatas, seperti cukup banyak perusahaan yang melakukan akuisisi dengan tujuan secara menyeluruh bagi perusahaan target yang tentu

Metode ini dilakukan untuk penyempurnaan terhadap pendapat yang ada dari responden, setelah kuesioner tahap pertama yang diberikan kepada kalangan umum proyek terkumpul,

Penelitian dirancang untuk mengetahuisistem manajemen lingkungan yang diterapkan oleh BBTN BTS, proses sertifikasi ISO 14001 : 2004, mengevaluasi tingkat persentase

Abstrak – Aktivitas penelusuran goa sangat di gemari oleh para penggiat alam seperti explore dan pemetaan goa serta teknik penelusuran goa vertical maupun horizontal, maka dari