• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Karbon, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium Dari Tempe Busuk di Pasar Setia Budi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Karbon, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium Dari Tempe Busuk di Pasar Setia Budi Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

48

negeri digunakan sebagai bahan baku olahan tahu dan tempe (Simatupang. 2012).

Tempe umumnya diproduksi oleh industri kecil dan rumah tangga baik

formal maupun non formal. Industri tempe dan tahu dalam skala rumah tangga

atau skala kecil biasanya memiliki modal yang tidak besar, sehingga masih

banyak keterbatasan dalam menjalankan industri tersebut, diantaranya adalah

penanganan limbah ( Haliza. 2007).

Berdasarkan SNI tahun 1990, Sampah adalah limbah dalam bentuk padat

terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan

harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan.

Dengan adanya UU No. 18/2008 tentang pengolahan sampah maka perlu

dilakukanya pengolahan sampah dengan maksimal. Adapun upaya pengolahan

sampah dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce dan recycle (3 R)adalah

kegiatan memperlakukan sampah dengan cara, menggunakan kembali,

mengurangi dan mendaur-ulang.

Pengolahan limbah pembusukan tempe dapat mempengaruhi perbandingan

kadar Karbon dan Nitrogen. Setiap mahluk hidup tersusun dari sejumlah besar

bahan karbon (C) dan (N) dalam jumlah kecil. Unsur C dan bahan organik (dalam

bentuk karbohidrat) dan N (dalam bentuk protein, asam nitrat, amoniak dan

lain-lain), merupakan makanan pokok bagi bakteri anerobik. Unsur karbon (C)

diguakan sebagai energi dan unsur N untuk membangun struktur sel dan bakteri.

(2)

49 Masalah limbah juga ditemukan di pasar yang menghasilkan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa-sisa sayuran begitu juga dengan limbah tempe

busuk ini. Pada akhirnya akan menjadi sampah yang terbuang begitu saja.

Pemanfaatanya, tentu saja dapat mengurangi pencemaran libah pasar.

Bahan-bahan ini juga sebagai Bahan-bahan baku yang dapat diolah dalam instalasi biogas atau

pupuk.

Misalnya pada tempe busuk dari sisa proses pembuatan tempe merupakan

limbah yang dapat diolah menjadi biogas atau pupuk organik, dan ini sangat

bergantung pada perbandingan kadar C/N. Pemanfaatan limbah tempe busuk

sebagai biogas (bahan bakar) dan pupuk dapat member keuntungan yang hampir

sama dengan penggunaan, pembusukan buah untuk pembangkit listrik dengan

adanya potensi energi biogas.(Anwar 2015)

Dengan menggunakan teknologi daur ulang limbah padat menjadi produk

pupuk organik. Pengolahan bahan organik menjadi pupuk dan biogas, dianggap

sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan,

dan penggunaan pupuk organik dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan

pemberi nilai tambah pada sampah pembusukan tempe. Sehingga dalam pemanfaatan dari biogas dan pupuk tergantung dari perbandingan kadar

C/N.(Yuliani, 2010)

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang sering terjadi disekitar lingkungan

yang berada dekat dengan tempat industri rumahan dan pasar, yang menghasilkan

limbah atau sampah yang tidak terpakai misalnya sayur-sayuran, buah-buahan

limbah industri, dan sampah organik lain misalnya (limbah tempe busuk) yang

seharusnya masih dapat diolah menjadi sesuatu bahan yang berguna. Maka

penulis tertarik mengambil untuk mengambil judul;“ Analisis Kadar Karbon,

Nitrogen, Fosfor, dan Kalium dari Tempe Busuk”.

(3)

50 `1.2 Permasalahan

1. Berapa besar Pengaruh lama hari pembusukan tempe ( varias hari 1, ke 3,

hari ke 4 dan hari ke 6) terhadap kadar unsur C-organik, N, P, dan K

2. Berapa besar kadar CNPK dalam tempe busuk.

1.3 Pembatasan Masalah

1. Tempe Busuk yang di analisis tidak melebihi dari 6 hari

2. Penetapan kadar C-organik dengan metode Gravimetri

3. Penetapan kadar N dengan metode Kjeldahl

4. Penetapan kadar P dengan metode Spektrofotometri UV-visible

5.Penetapan kadar K dengan metode Spektrofotometri serapan atom (SSA).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi hari pembusukan tempe ( varias hari

1,ke 3, hari ke 4 dan hari ke 6) terhadap kadar unsur C-organik, N, P,

dan K

2. Untuk mengetahui kadar CNPK dalam tempe busuk.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi

yang berguna dalam upaya pemanfaatan limbah tempe, sehingga dapat digunakan

kembali sebagai 3R(reuse, reduce, dan recyle) pembuatan pupuk atau biogas.

(4)

51 1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan skala laboratorium. Pengambilan sampel tempe busuk

dari hasil produksi rumahan sekitar kota Medan kemudian di rajang dan

dihaluskan berbentuk serat. Limbah tempe di buat dengan lama hari pembusukan

(hari ke 1, hari Ke 3, hari ke 4, dan hari ke 6). Selanjutnya di tentukan kadar C, N,

P, dan K yang terdapat pada kompos tersebut. Penentuan kadar karbon organik

dengan metode Gravimetri, penentuan kadar nitrogen dengan metode Kjedhal,

penentuan kadar fosfor dengan metode Spektrofotometri UV-Visibel, dan

penentuan kadar kalium dengan metode Spektrofotometri serapan atom.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Sampel dibuat dirumah produksi pembuatan tempe di jalan. Pasar 1 setiabudi Gg.

Beo, dan penelitian dilakukan di Laboratorium Badan riset standarisasi

(Baristand) medan.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, fraksi organik sampah kota yang digunakan sebagai bahan baku produksi biogas terdiri dari campuran beberapa sampah buah dan sampah sayur dengan kandungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lumpur aktif cocomas dapat dijadikan sebagai aktivator dalam pembuatan kompos dari tandan kelapa sawit dan mengetahui apakah kadar

Selain itu, fraksi organik sampah kota yang digunakan sebagai bahan baku produksi biogas terdiri dari campuran beberapa sampah buah dan sampah sayur dengan kandungan

diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan bahan baku yang sama yaitu buah jengkol atau petai, kadar fosfor yang dihasilkan dalam lindi pada bioaktivator EM4 lebih

Penentuan harga jual sangat penting dalam perusahaan, hal tersebut akan dapat mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan dan juga berpengaruh terhadap

Bahan-bnhan yang aangandung Hltrogon aabagal Aaina atau aalda dapat dltantukan aaeara tapat dangan aanggu- nakan aatoda Kjaldahl, aadang dales bentuk yang lain

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.. Kalium hidroksida juga digunakan pada industri sabun sebagai

Penelitian ini memadukan metode aktivasi terkontrol dengan larutan KOH pada suasana gas nitrogen, dan bambu sebagai bahan baku yang diharapkan dapat mengontrol