• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perebusan Terhadap Kandungan Nitrat dan Nutrit Dalam Lobak (Raphanus sativus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perebusan Terhadap Kandungan Nitrat dan Nutrit Dalam Lobak (Raphanus sativus)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nitrogen

Senyawa nitrogen adalah salah satu nutrisi utama yang penting untuk

kelangsungan hidup semua organisme hidup. Nitrogen adalah komponen penting

dari banyak biomolekul, termasuk protein, DNA, dan klorofil. Meskipun nitrogen

sangat berlimpah di atmosfer sebagai gas nitrogen (N2), namun sebagian besar

tidak dapat digunakan secara langsung oleh beberapa organisme.

nitrogen harus terlebih dahulu dikonversi dari gas nitrogen menjadi ammonia

(NH3). Selain itu, nitrogen ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, yaitu

anorganik (misalnya, amonia, nitrat) dan organik (misalnya, amino dan asam

nukleat). Dengan demikian, nitrogen mengalami banyak transformasi yang

berbeda dalam ekosistem, berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya agar

organisme dapat menggunakannya untuk pertumbuhan dan energi (Bernhard,

2010).

Proses pembentukan amonia juga berlangsung pada sejumlah jalur yang

berbeda, termasuk organisme mikro, tanaman dan manusia itu sendiri melalui

kegiatan industri dan pertanian nya, muatan listrik seperti lampu juga dapat

berkontribusi untuk kombinasi nitrogen dan oksigen. Telah diperkirakan bahwa

fiksasi jumlah nitrogen atmosfer menjadi 150 juta ton setiap tahunnya (Walters,

(2)

Transformasi utama nitrogen yaitu fiksasi nitrogen, nitrifikasi,

denitrifikasi, Asimilasi, dan Amoninifikasi (Gambar 2.1). Transformasi nitrogen

adalah kunci untuk produktivitas dalam biosfer dan sangat tergantung pada

kegiatan kumpulan beragam mikroorganisme, seperti bakteri, archaea, dan jamur

(Bernhard, 2010).

Gambar 2.1 Siklus Nitrogen

1. Fiksasi Nitrogen

Proses mengubah gas Nitrogen menjadi nitrogen biologis yang tersedia

disebut fiksasi nitrogen. Gas nitrogen adalah senyawa yang sangat stabil karena

kekuatan ikatan rangkap tiga antara atom nitrogen, dan membutuhkan energi yang

cukup besar untuk memecah ikatan ini. Sebagian besar fiksasi nitrogen dilakukan

oleh bakteri pengikat nitrogen seperti rhizobium, azotobacter dan Frankia.

Dimana bakteri ini akan menfiksasi nitrogen dan menyuplai ammonia langsung ke

tumbuhan. Nitrogen biologis dalam bentuk ammonia akan diserap oleh tumbuhan

dikonversi menjadi asam-asam amino dan senyawa nitrogen lainnya (Bernhard,

2010).

(3)

Bakteri Rhizobium terdapat pada akar kacang-kacangan seperti pada

kacang polong, semanggi, dan kacang kedelai yang dalam siklus nitrogen akan

merubah nitrogen menjadi ammonia (Walters, 1996).

2 . Amonifikasi

Ketika suatu organisme mengeluarkan limbah atau mati, nitrogen dalam

jaringan adalah berupa nitrogen organik (asam amino misalnya, DNA). Berbagai

jamur dan prokariota kemudian membusuk di jaringan dan melepaskan nitrogen

anorganik kembali ke dalam ekosistem sebagai amonia, proses ini disebut dengan

amonifikasi. Kemudian ammonia yang tersedia diserap oleh tanaman dan

mikroorganisme lainnya untuk pertumbuhan (Bernhard, 2010).

3. Nitrifikasi

Nitrifikasi adalah proses yang mengubah amonia menjadi nitrit dan

kemudian menjadi nitrat dan merupakan langkah penting dalam siklus nitrogen

global. Kebanyakan nitrifikasi terjadi aerobik dan dilakukan secara eksklusif oleh

prokariota. Ada dua langkah yang berbeda dari nitrifikasi yang dilakukan oleh

jenis yang berbeda dari mikroorganisme. Langkah pertama adalah oksidasi

amonia menjadi nitrit, yang dilakukan oleh mikroba yang dikenal sebagai

Nitrosomonas. Langkah kedua dalam nitrifikasi adalah oksidasi nitrit (NO2-)

menjadi nitrat (NO3-). Proses ini dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Dua langkah

yang dilakukan menghasilkan energi yang sangat kecil, dengan demikian hasil

pertumbuhan menjadi sangat rendah (Bernhard, 2010).

4. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses yang mengubah nitrat menjadi gas nitrogen,

sehingga menghilangkan nitrogen dan kembali ke atmosfer. Gas dinitrogen (N)

adalah produk akhir utama dari denitrifikasi. Tidak seperti nitrifikasi, denitrifikasi

(4)

serta lautan. Mirip dengan fiksasi nitrogen, denitrifikasi dilakukan oleh berbagai

kelompok prokariota, Beberapa bakteri denitrifikasi termasuk spesies dalam genus

Bacillus, Paracoccus, dan Pseudomonas (Benhard, 2010).

Denitrifikasi penting dalam menghilangkan nitrogen tetap (yaitu, nitrat)

dari ekosistem dan kembali ke atmosfir dalam bentuk biologis inert (N). Hal ini

sangat penting dalam pertanian di mana hilangnya nitrat dalam pupuk merugikan.

Namun, denitrifikasi di pengolahan air limbah memainkan peran yang sangat

menguntungkan dengan menghapus nitrat yang tidak diinginkan dari limbah air ,

sehingga mengurangi kemungkinan bahwa air yang dikeluarkan dari pabrik

pengolahan akan menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan (misalnya,

ganggang) (Bernhard, 2010).

2.2. Sumber nitrit dan nitrat dari pangan

Sumber utama asupan nitrat dan nitrit adalah berasal dari sayuran, air

minum, dan daging kaleng. Sayuran umumnya dianggap sebagai sumber terbesar

dari nitrat, sayuran berkontribusi 87 % dari total asupan harian nitrat. Sedangkan

dalam daging kaleng yang kedalamnya ditambahkan nitrit, bukan lah menjadi

sumber nitrit yang cukup penting. Hal yang dapat diperhatikan adalah pupuk

nitrogen yang terdapat dalam sayuran yang digunakan oleh petani karena akan

menyebabkan paparan manusia melalui sayuran, terutama yang berdaun hijau dan

umbi. Jumlah yang diizinkan (Aceptable Daily Intake= ADI) oleh FAO/WHO

untuk nitrat sebesar 0-3,7 mg/kg berat badan dan pada nitrit 0-0,06 mg/kg berat

badan (Silalahi, 2005).

2.2.1 Sayuran

Nitrat merupakan salah satu komponen yang penting dalam sayuran.

Bentuk utama nitrat adalah nitrogen yang diserap oleh tanaman yang digunakan

(5)

sebagai pupuk dalam rangka meningkatkan pertumbuhan tanaman tersebut. Lebih

dari 90 % Nitrogen diserap oleh tanaman. Akibatnya sayuran dan tanaman yang

berwarna hijau mengalami akumulasi nitrat, sehingga kandungan nitrat dalam

tanaman menjadi tinggi (Walters, 1996; Ziarati, 2012).

Sayuran yang terakumulasi seperti bayam, selada, dan kubis, atau pada

akar seperti wartel, kentang, kacang polong dan lain-lain. Adapun urutan

berdasarkan kandungan nitrat yang tertinggi yaitu : Tangkai daun > daun > batang

> akar > tuber > buah > biji (Santamaria, 2006; Ziarati, 2012). Dalam sayuran

kandungan nitrat berbeda satu dengan yang lainnya. Biasanya berkisar (1-1000)

mg/kg berat segar. Pada Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan varietas maka berbeda

juga kandungannya. Contohnya pada bayam yaitu 2-6700 mg/kg. Akar bit, selada

dan lobak merupakan beberapa kelompok sayuran yang memberikan asupan nitrat

terbesar (Walters, 1996).Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Ozdestan dan

Ali, rata-rata kadar nitrat pada lobak segar yaitu 1831,7 mg/kg dan rata-rata kadar

(6)

Tabel 2.1 Rentang kadar nitrat dari berbagai sayuran Jenis Sayur Rentang Kadar

Nitrat (mg/kg)

Selada 90-13000 0,16-1,4

Daun Sop 0-4100 0-94

Kacang Polong 20-100 0,4-2,6

Kentang 57-1000 0-2,1

Penggunaan nitrat dan nitrit dalam proses pengolahan daging dapat

dikombinasikan. Namun, nitrat sudah tidak lazim penggunaannya didalam proses

pengolahan daging, meskipun selama proses pengolahan nitrat dapat terbentuk

secara tidak sengaja. Tujuan pengguanaan nitrit dalam pengolahan daging ialah

menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum, mempertahankan

warna merah daging agar tampil menarik, dan juga sebagai pembentuk cita rasa

(Matondang, 2015).

Nitrit dalam bentuk garam kalium dapat dikelompokkan sebagai pengawet

untuk daging olahan dan daging awetan dalam kaleng. Batas kadar maksimum

yang diizinkan yaitu 125 mg/kg daging olahan dan daging awetan, serta 50 mg/kg

dalam daging kaleng. Dalam daging, nitrit digunakan sebagai pengawet dan

pemberi warna cerah. Sebagai pengawet, nitrit mampu menghambat pertumbuhan

beberapa bakteri terutama bakteri pathogen Clostridium botulinum (Silalahi,

2005).

(7)

2.2.3 Air Minum

Kandungan Nitrat dan nitrit dalam air juga perlu diperhatian, selain dalam

sayuran dan makanan, karena kadar nitrat dan nitrit dalam air tidak boleh melebihi

kadar maksimum yang diperbolehkan. Dalam perusahaan air minum yang

dipasarkan untuk umum selalu dievaluasi dan dijaga agar tetap menjaga mutu air,

namun kebanyakan masyarakat menggunakan air sumur juga dalam

kesehariannya untuk minum tanpa melihat kadar nitrat dan nitrit sedangkan faktor

lingkungan dan pertanian juga dapat mempengaruhi kadar nitrat dan nitrit dalam

air (Silalahi, dkk., 2007).

Nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah

tanah maupun air yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen,

termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia,

dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di

dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah,

dalam Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010, telah diatur persyaratan kualitas

air minum, yang mengandung kadar nitrit dan nitrat maksimal adalah 3 mg/l dam

50 mg/l (Afriana, 2012; Permenkes, R.I., 2010).

2.3. Faktor yang mempengaruhi kadar nitrat dan nitrit

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kadar nitrat dan nitrit dalam

sayuran, yaitu spesies tanaman, kultivar, tipe pemupukan, kondisi cahaya, suhu,

kelembapan, iklim, proses produksi dan struktur tanah (Vahed, et al., 2014;

Özdestan dan Üren, 2011). Faktor lain yang dapat mempengaruhi penyerapan dan

akumulasi nitrat yaitu faktor genetik, faktor lingkungan (kelembaban atmosfer,

(8)

bentuk kimia, ketersediaan nutriens lainnya, penggunaan herbisida (Santamaria,

2006).

Nitrat adalah kebutuhan yang baik untuk pertumbuhan. Lebih dari 90 %

Nitrogen diserap dalam bentuk nitrat. Nitrat yang terdapat dalam tanaman

dipengaruhi oleh faktor gen tumbuhan, yaitu pada pola metabolik dan jumlah

nitrat yang tersedia dalam tanah (Walters, 1996).

Banyak tumbuhan yang mengakumulasi nitrat dan hanya sebagian saja

yang dapat digunakan. Nitrogen yang terlibat dapat dimasukkan kedalam protein

dan mungkin senyawa lainnya. Degradasi dari nitrit menjadi nitrogen dapat terjadi

ditanah, danau, dan saluran air. Nitrat dari fiksasi alami dan yang digunakan

sebagai pupuk dapat digunakan untuk mensintesis komponen biologis terutama

protein. Bahan sisa tumbuhan dan hewan menggabungkan nitrogen dalam tanah

dimana sebagian daur ulang dan sebagian lagi dikembalikan ke atmosfer untuk

melengkapi daur nitrogen. (Walters,1996)

Untuk sayuran yang telah diolah, Terdapat beberapa faktor yang dapat

menurunkan kadar nitrat dalam sayuran seperti, mencuci, pembekuan,

pengalengan (untuk daging) dan proses memasak sayuran. Beberapa penelitian

terdahulu menunujukkan bahwa sekitar 85 % nitrat yang terkandung di sayuran

terlarut kedalam air mendidih. Hasil yang diperoleh terkait dengan reduksi nitrat

dari proses perebusan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis

atau varietas sayuran, lama perebusan, tingkat penghalusan bahan mentah, jumlah

air, daya serap air terhadap produk, dan air yang digunakan (Vahed et al., 2015).

2.4 Air

Dalam tubuh manusia komponen yang paling besar (60% - 70%) adalah

air. Air sangat diperlukan dalam tubuh manusia bukan karena air sangat penting

(9)

dibandingkan karbohidrat, protein dan lemak, melainkan air tidak dapat disimpan

dalam tubuh sebagai cadangan. Air dapat melarutkan berbagai zat yang dapat

bereaksi, menjadi pereaksi atau hasil dari reaksi. Selain itu fungsi air dalam tubuh

sangat vital yaitu sebagai alat transportasi, mengatur suhu tubuh, tempat

terjadinya metabolisme dalam tubuh (Silalahi, 2014)

Di Indonesia air yang biasa dikonsumsi ialah air yang berasal dari Air

PDAM dan air kemasan maupun air yang dapat dibeli dari unit isi ulang. Air yang

digunakan sebagai bahan baku air minum dapat berasal dari air tanah, air sungai,

air danau atau air rawa. Air yang dapat dikonsumsi adalah air bersih yaitu air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan tidak terdapat gangguan alam dan pencemaran lingkungan yang

akan menyebabkan jumlah dan mutu cadangan air semakin rendah serta dapat

diminum apabila telah dimasak (Permenkes, 2010; Afrina, 2012).

Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat tertentu, yakni tidak

mengandung zat-zat yang berbahaya seperti logam-logam toksik misalnya timah

hitam (Pb), cadmium (Cd), merkuri (Hg), dan juga tidak boleh terdapat bakteri

pathogen (berbahaya). Sehingga seharusnya air minum harus terkandung mineral

utama seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Sumber mineral yang dibutuhkan

tubuh 20 % berasal dari air minum, dan berkisar 1-20 % yang berasal dari

makanan lainnya (WHO, 2008).

Jenis air kemasan yang beredar dipasaran biasanya untuk diminum yaitu

air mineral dan air demineral seperti air reverse osmosis. Air demineral dapat

dibuat dengan proses pemurnian melalui destilasi, reverse osmosis, dan deionisasi.

Di Indonesia air minum kemasan yang diizinkan beredar ialah air minum mineral

dan air minum demineral. Air demineral atau air yang rendah mineral seperti air

(10)

akan menyerap (menjerat) mineral yang ada dalam makanan lain dan

membuangnya sehingga tubuh akan kekurangan mineral (Silalahi, 2014).

2.5 Efek Nitrat dan Nitrit dalam Tubuh Manusia

Terdapat dua efek adanya nitrat dan nitrit dalam tubuh manusia, yaitu efek

positif dan efek negative. Dalam keadaan yang cukup nitrat menjadi keuntungan

bagi tanaman begitu juga dengan nitrit, namun jika berlebihan nitrat dan nitrit

yang ada akan terakumulasi sehingga dapat merugikan manusia.

2.5.1 Efek Negatif Nitrat dan Nitrit dalam tubuh manusia

Diperkirakan 80 % kasus kanker pada manusia disebabkan oleh faktor

lingkungan yang terkait dengan makanan, air dan udara. Asupan nitrat dan nitrit

tertinggi terdapat pada makanan yang digunakan perhari. Jika diserap kedalam

tubuh, nitrit akan teroksidasi dengan cepat menjadi nitrat atau mengoksidasi

hemoglobin menjadi methemoglobin, darah yang mengandung methemoglobin

yang tinggi disebut methaemoglobinemia , yakni suatu kondisi darah yang tidak

mampu mengangkut oksigen (Silalahi, 2005).

Efek racun nitrat adalah yang berasal dari nitrit yang dibentuk oleh

pengurangan oleh enzim bakteri. Nitrit dan senyawa N-nitroso, yang terbentuk

ketika nitrit mengikat zat lain sebelum atau setelah konsumsi (seperti contoh

turunan amina dalam bentuk protein), yang beracun dan dapat menyebabkan

patologi parah pada manusia. Nitrat, nitrit dan senyawa N-nitroso umumnya

berasal dari eksogen. Efek yang diketahui dari nitrit adalah kemampuan untuk

bereaksi dengan hemoglobin (oxyHb) untuk membentuk methaemoglobin

(metHb), dan nitrat :

NO2- + oxyHb(Fe2+) metHb (Fe3+) + NO3-

(11)

Sebagai konsekuensi dari pembentukan metHb pengiriman oksigen ke jaringan

menjadi terganggu. Kondisi ini dikenal sebagai methaemoglobinaemia dan

biasanya pada bayi sering disebut sindrom baby blue. Bayi berusia kurang dari

tiga bulan sangat rentan terhadap metHB (Santamaria, 2006).

Sebagian nitrat diangkut dalam darah dikeluarkan melalui kelenjar ludah,

kemudian nitrat yang berada dalam mulut dengan adanya mikroba rongga mulut

dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit dan kemudian tertelan. Sebanyak 25 %

asupan nitrat dikeluarkan melalui kelenjar ludah.sekitar 20 % direduksi menjadi

nitrit. Karena itu, sekitar 5 % nitrat tereduksi menjadi nitrit yang kemudian

kembali tertelan. Jika pH lambung meningkat, bakteri akan berkembang, dan

kemudian mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pada kondisi tertentu, nitrit dapat

bereaksi dengan senyawa amina, terkhusus amina sekunder dan tersier,

membentuk senyawa nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Reaksi yang dapat

terjadi terutama pada dua situasi, yaitu selama penyimpanan dan proses memasak

dari produk makanan dan dalam perut dimana aksi dari nitrit saliva yang

dihasilkan melalui pengurangan enzimatik dari eksogen maupun endogen

(Silalahi, 2005; Santamaria, 2006).

2.5.2 Efek Positif Nitrat dan Nitrit dalam tubuh manusia

Nitrit merupakan senyawa yang reaktif. Nitrit dapat direduksi menjadi

senyawa NO (nitrogen monoksida). Nitrit juga digunakan sebagai obat yang dapat

berkhasiat sebagai vasodilator, misalnya untuk penyakit jantung koroner. Dosis

terapi oral natrium nitrit berkisar 0,03-0,12 gram sebagai vasodilator, sedangkan

dosis letal adalah 1,0 gram (Silalahi, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh EFSA,

(12)

mengandung nitrat 2,9 g/L, dapat mengurangi tekanan darah (-10 mmHg)

(Lundberg, 2009).

Nitrit dalam air liur memiliki manfaat antimikroba yang signifikan bila

tertelan dan diubah menjadi asam nitrit dan nitrogen oksida lainnya dalam saluran

usus. Efek bakterisida cairan lambung secara signifikan ditingkatkan dengan

kehadiran nitrit tertelan. Hal ini telah dibuktikan untuk patogen bawaan makanan

terkenal seperti Escherichia coli dan Salmonella. Nitrit juga agen bakterisida

efektif terhadap mikroorganisme lain yang terkait dengan penyakit seperti

Helicobacter pylori yang telah dikaitkan dengan kanker lambung (Milkowski, et

al., 2010).

2.6 Lobak

Saat ini lobak sedang dibudidayakan diseluruh dunia. Tumbuhan dari suku

Brassicaceae ini cocok dibudidayakan pada musim dingin atau didaerah

pegunungan. Diindonesia budidaya lobak dapat dilakukan pada ketinggian

(200-700 m) dpl. Terdapat berbagai macam lobak, lobak yang popular yang banyak

dikonsumsi yaitu lobak putih Raphanus sativus var.Hortensis, Lobak merah atau

radish R.sativus var.radicula, dan lobak hitam Raphanus sativus var.niger

(Ismawan, 2013).

Taksonomi Lobak menurut Herbanese Medan (2016) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Brassicales

Famili : Brassicaceae

Genus : Raphanus

(13)

Spesies : Raphanus sativus Var. Hortensis.L

Nama Lokal : Lobak

2.6.1 Jenis Lobak

Lobak (Raphanus sativus L.) termasuk juga kedalam family Cruciferae.

Tanaman ini dikenal dengan Tiga jenis sebagai berikut.

Jenis yang pertama adalah Raphanus sativus L. var. hortensis Backer atau

dikenal dengan nama lobak. Lobak ini umbinya panjang dan berwarna putih.

Sementara itu, jenis yang kedua ialah Raphanus sativus L.var. radicula atau

dikenal sebagai radis. Umbinya bulat dan berwarna merah atau putih. Jenis yang

terakhir adalah Raphanus sativus L.var. niger Mirat atau dikenal sebagai Lobak

hitam. Umbi lobak hitam panjang dan berwarna merah tua sampai hitam

(Sunarjono, 2013).

Ketiga Raphanus sativus tersebut mudah dibedakan satu dengan yang lain

dengan melihat bentuk dan warna umbinya. Umbi yang masih mentah dari ketiga

jenis tersebut rasanya pedas. Akan tetapi, rasa pedasnya tidak sampai merangsang

selaput telinga seperti halnya cabai (Sunarjono, 2013).

2.6.2 Komposisi Gizi dan Manfaat Lobak

Manfaat dari lobak yaitu selain umbi akarnya bisa dimakan mentah atau

direbus. Lobak dikupas lalu dimasak dalam sup atau dimasak bersama daging.

Selain itu, dapat disajikan dalam bentuk asinan. Selain sebagai bahan makanan,

lobak dipercaya dapat bermanfaat untuk melancarkan menstruasi, gangguan

ginjal, hipertensi, dan diabetes mellitus (Ismawan, 2013).

Lobak merupakan diuretik yang cukup kuat, membantu pembuangan asam

urat melalui urine, perangsang nafsu makan, baik untuk pencernaan,

mempermudah dan memperlancar pencernaan pati dalam usus, mencegah

(14)

empedu dan ginjal sehingga mencegah timbulnya batu ginjal. Jus lobak dan jeruk

juga sangat baik untuk system saraf sehingga dapat mengurangi ketegangan

(stress) (Adi, 2007).

Kandungan gizi dalam lobak juga cukup banyak. Pada Tabel 2.2 terdapat

kandungan gizi dari lobak dan jumlah yang ada dalam 100 g Lobak.

2.6 Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Lobak

Lobak merupakan sayuran berwarna hijau dan mempunyai kadar nitrat dan

nitrit yang cukup besar. Lobak biasa dikonsumsi pada saat masih segar dan setelah

dimasak. Kadar nitrat dan nitrit dalam Lobak segar memiliki rentang berkisar

60-9000 mg/kg untuk nitrat dan 0-3,5 mg/kg untuk nitrit (Walters, 1996; Keeton, et

al., 2009).

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Lobak

Zat Gizi Lobak putih

Thiamine (Vit. B1) 0,012 mg (1%) Riboflavin (Vit. B2) 0,039 mg (3%) Niacin (Vit. B3) 0,254 mg (2%) Asam pantotenat (B5) 0,165 mg (3%)

Vitamin B6 0,071 mg (5%)

Pada penelitian yang dilakukan di Turki tentang pengaruh perebusan

terhadap kandungan nitrat dan nitrit pada lobak liar diperoleh kadar nitrit

(15)

meningkat pada waktu ke 7,5 menit dan 15 menit yaitu sebesar 3,5 - 11 mg/kg.

sedangkan kadar nitrat mengalami penurunan pada waktu 7,5 menit dan 15 menit

yaitu 558 - 453 mg/kg (Özdestan dan Üren, 2011).

Pada survei yang dilakukan terhadap kadar nitrat dan nitrit dalam makanan

dan minuman yang ada di Australia, diperoleh kadar nitrat pada tanaman

kubis-kubisan yang telah dimasak sebesar 93,4-616,4 mg/kg dan kadar nitrit yang

diperoleh adalah sebesar 7,5-26 mg/kg (Anonim, 2010).

2.8 Penetapan kadar Nitrat dan Nitrit

Dalam penentuan kadar nitrat dan nitrit digunakan berbagai macam

metode seperti HPLC, Kromatografi ion, Kromatografi gas, Polarografi,

kolorimetri dan Spektrofotometri sinar tampak (Walters, 1996).

Pada metode HPLC menggunakan ion-exchange HPLC. Pada metode

kromatografi gas menggunakan turunan nitrobenzene dalam pengukurannya. Pada

kolorimetri menggunakan permanganat yang diasamkan dan m-xilenol; asam

sulfanilat dan NED; serta resorsinol dalam suasana asam (Walters, 1996).

Sedangkan pada metode spektrofotometri sinar tampak adalah gabungan dengan

metode kolorimetri, dimana sampel yang digunakan sebelumnya telah direaksikan

dengan pereaksi yang akan menghasilkan warna pada larutan sampel yang dapat

dibaca oleh alat (Hess, 2000).

2.8.1 Metode Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Visible)

Spektrofotometri merupakan pengukuran interaksi antara radiasi

elektromagnetik panjang gelombang tertentu dengan molekul atau atom dari suatu

zat kimia. Hal ini berdasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu

mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan

(16)

tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai dengan

cahaya ultraviolet dan cahaya tampak (UV-Visible).

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi :

1. Sumber tenaga radiasi yang stabil.

2. System yang terdiri atas lensa-lensa, cermin, celah-celah dan lain-lain.

3. Monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen-komponen

panjang gelombang tunggal.

4. Tempat cuplikan yang transparan (kuvet).

5. Detector radiasi yang dihubungkan.

Spektrofotometer UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif,

Prinsip dasar analisis kuantitatif dengan spektrofotometri UV-Vis adalah Hukum

Lambert-Beer. Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap

ketebalan sel yang disinari, sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus

dengan konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum

Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap

konsentrasi dan ketebalan sel.Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia disebut

cahaya tampak. Biasanya cahaya yang terlihat merupakan campuran dari cahaya

yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda, dari 400-700 nm. Panjang

gelombang serapan adalah merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan-tingkatan

tenaga dari orbital-orbital yang bersangkutan. Warna komplementer adalah warna

yang dapat dilihat oleh mata manusia. Pada Tabel 2.3 Daftar panjang gelombang

warna biasa dan warna komplementer (Sastrohamidjojo, 1985).

(17)

Tabel 2.3 Daftar panjang gelombang dan warna komplementer

Panjang gelombang

(nm) Warna

Warna komplementer

400-435 Violet (ungu) Hijau kekuningan

435-480 Biru Kuning

480-490 Biru kehijauan Jingga

490-500 Hijau kebiruan Merah

500−560 Hijau Ungu kemerahan

560-580 Hijau kekuningan Ungu

595-610 Jingga Biru kehijauan

610-680 Merah Hijau kebiruan

680-700 Ungu kemerahan Hijau

(Sumber : Sastrohamidjojo, 1985)

Dalam pemeriksaan kadar nitrit digunakan metode spektrofotometri sinar

tampak dengan menggunakan pereaksi asam sulfanilat dan NED yang membentuk

warna ungu dan dapat diukur dengan panjang gelombang maksimum 540 nm

(Hess, 2000). Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi antara asam nitrit (dari

natrium nitrit dalam suasana asam ataupun basa) dengan amin aromatis primer

(asam sulfanilat) membentuk garam diazonium. Selanjutnya direaksikan dengan

naftiletilendiaminn membentuk senyawa berwarna. Pada Gambar 2.2 merupakan

reaksi antara nitrit, asam sulfanilat dan NED.

(18)

2.9 Penetapan kadar Nitrat dan Nitrit dalam Sayuran

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, analisis kadar nitrat dan nitrit

dalam sayuran memiliki beberapa tahapan, yaitu sampel diekstrak terlebih dahulu

dengan penambahan air panas, kemudian dipanaskan. Ekstrak siap untuk

dianalisis. Diekstrak yang sama digunakan untuk analisis nitrat dan nitrit. Menurut

Ozdestan, metode analisis nitrat dilakukan dengan cara mereduksi nitrat menjadi

nitrit terlebih dahulu dengan kadmium dan penentuan selanjutnya digunakan

kolorimetri dengan pereaksi Griess, dan kemudian siap untuk dianalisis pada

Spektrofometer UV-Vis pada panjang gelombang 538 nm. Untuk penentuan kadar

nitrit dalam sampel, diambil 0,5 mL filtrat dari sampel ekstrak dimasukkan

kedalam labu tentu ukur 50 mL dan ditambahkan air sampai garis tanda.

Kemudian diambil 8 ml sampel dan ditambahkan dengan 1 mL asam asetat glasial

dan 1 mL pereaksi Griess (Özdestan dan Üren, 2011).

Pada penelitian yang lain, penentuan kadar nitrat dan nitrit dalam sayuran

selada, sampel yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL,

kemudian ditambahkan air suling sampai volume 150 mL, lalu dipanaskan selama

15 menit sambil diaduk. Didinginkan dalam suhu kamar, lalu dipindahkan secara

kuantitatif kedalam labu tentu ukur 250 mL, ditambahkan hingga garis tanda,

dihomogenkan dan disaring. Filtrat 10 mL pertama dibuang, kemudian diambil 10

mL filtrat dan dimasukkan kedalam 50 mL labu tentu ukur, ditambahkan 2,5 mL

asam sulfanilat, dikocok selama 5 menit, kemudian ditambahkan 2,5 ml pereaksi

N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dan dicukupkan dengan air suling sampai

garis tanda kemudian dihomogenkan. Dikur pada panjang gelombang 540 nm

menggunakan Spektrofotometer UV-Vis (Nasution, 2016).

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Nitrogen
Tabel 2.1 Rentang kadar nitrat dari berbagai sayuran
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Lobak
Tabel 2.3 Daftar panjang gelombang dan warna komplementer

Referensi

Dokumen terkait

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA BIDANG BINA M ARGA. DINAS PEKERJAAN UM UM KABUPATEN KLATEN

Bilamana diwakilkan yang mewakili agar diberikan surat tugas dan surat kuasa.. Membawa dokumen Asli sesuai data

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA BIDANG BINA M ARGA. DINAS PEKERJAAN UM UM KABUPATEN KLATEN

Pokja 2 Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Tahun Anggaran 2015 akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

04 Desember 2015 dan Penetapan Pemenang oleh Kelompok Kerja (Pokja) ULPD Kementerian. Keuangan Provinsi Sumatera Utara tanggal 04 Desember 2015 melalui Aplikasi

3 Sayap Timur Gedung Kantor Pusat UGM, Bulak Sumur Yogyakarta..

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/ jasa yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/ usaha untuk pekerjaan Jasa