• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mall di Central Park Kuala Namu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mall di Central Park Kuala Namu"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan proyek adalah “Mall di Central Park Kuala Namu”, yang merupakan suatu tempat berbelanja serta tempat rekreasi bagi anak-anak hingga dewasa mencari hiburan,miliki pengertian sebagai berikut :

 Malladalah jenis pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang telah diatur dan memiliki jalur untuk berjalan dengan teratur di antara toko/retail yang saling berhadapan.1

 Di adalah kata hubung yang digunakan sebelum kata keterangan tempat.  Centralatau center (pusat) adalah sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas

tertentu dikonsentrasikan. 2. Menurut Walter Christaller tahun 1933 dalam teorinyaCentral Place Theorymerupakan suatu lokasi yang dapat melayani berbagai kebutuhan, terletak di suatu tempat disebut sebagai tempat sentral.3  Park menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kebun yang

ditanami berbagai jenis bunga dan sebagainya (tempat bersenang-senang).4  Kuala Namu merupakan sebuah bandara internasional di kota Medan dan

terbesar kedua di Indonesia yang tereletak di Kabupaten Deli Serdang yang termasuk kawasan pembangunan Mebidangro.

Berdasarkan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek ini, maka penulis menetapkan bahwa “Mall di Central Park Kuala Namu” adalah sebuah tempat di kawasan Bandara Internasional Kuala Namu (KNO) merupakan pusat perbelanjaandalam satu bangunan yang memadukan taman serta plaza berupa atrium yang mencakup banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan, berkumpul, maupun rekreasi yang berada di Kecamtan Batang Kuis.

1https://id.wikipedia.org/wiki/Mal 2

Oxford Dictionary

(2)

2.2 Tinjauan Umum

Tinjauan umum proyek menjelaskan mengenai Mall berdasarkan pengertian, klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi tersebut.

2.2.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan (shopping centre) merupakan tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Menurut Jeffiey D. Fisher, Robert. Martin dan Paige Mosbangh definisi pusat perbelajaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan tempat parkir.

Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, antara lain :

 Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington, Design for Shopping Centre)

 Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya (Grue, Centers for Urban Environment :Survival of the Cities)

 Kompleks perbelanjaan terencana, dengan perngelolaan yang bersifat terpusat, dengan system menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh (Beddington, Design for Shopping Centre)

 Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yagn dibangun dan didirikan pada sbuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi operation unit), berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban Land Institure, Shopping Centre Development Handbook)  Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan

(3)

transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau berekreasi (Beddington, Design for Shopping Centre)

 Menurut Gruen, Victor (1966)

Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.

 Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577) Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat toko-tokoeceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan untukmemberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum bagi barang dagangan.

 Menurut Beddington, Nadine (1981,1)

Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

 Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council ofShopping Center)

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.  Menurut Maitland, 1987

(4)

sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang

Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu:

a. Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa b. Dapat berfungsi sebagai temapt berkumpul dan berekreasi

2.2.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

a. Berdasarkan Jangkauan Pelayanan/ Aspek Perkotaan

1) Pusat Perbelanjaan Lokal (Neigbourhood Center)

Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Melayani kebutuhan sehari-hari yang meliputi supermarket dan toko-toko yang luas.Lantai penjualan (Gross Leasable Area /GLA) antara 5.000-40.000 jiwa penduduk (skala lingkungan).Unit terbesar berupa supermarket, dan luas site yang dibutuhkan antara 3-10 Ha.

2) Pusat Perbelanjaan Distrik (Community Center)

Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri at as junior departmen store, supermarket dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk, terletak pada lokasi mendekati pusat-pusat kota (wilayah).

3) Pusat Perbelanjaan Regional (Main Center)

Luas areal antara 27.870–92.900 m2 dengan skala pelayanan antara 150.000–400.000 penduduk. Terdiri dari 1-4 department store dan 50-100 toko retail yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh area parker (the Community Builders Council of ULI-the Urban Land Instisute, 1977:23).

b. Berdasarkan Cara Pelayanan

1) Shopping existing personal services

(5)

2) Self selection

Pembeli dapat memilih dan membeli barang-barang, kemudian mengumpulkan ke palayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke kasir untuk membayar dan mengambil barang.

3) Self services

Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan, kemudian diletakkan pada keranjang/kereta dorong yang telah disediakan, lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan pembungkusan.

c. Berdasarkan Jenis Barang Yang Dijual

1) Permintaan (demand), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan kebutuhan pokok.

2) Setengah permintaan (semi demand), yaitu yang menjual barang barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

3) Barang yang menarik (impuls), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya. 4) Drudgery,yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum

dan lain-lain.

d. Berdasarkan Bauran Jenis Usaha

1) Pusat perbelanjaan berorientasi keluarga

Pusat perbelanjaan ini menyediakan semua hal dalam satu atap (all under one roof family–oriented shopping centre), dengan luas bersih area yang disewakan sekitar 400.000 – 500.000 kaki persegi. Dimana didominasi oleh hy permarket, pusat hiburan, cinema, area bowling dan biliar.

2) Pusat perbelanjaan spesialis (specialist shopping centre)

Jenis pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat perbelanjaan berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama, yang dilengkapi sejumlah toko lain yang mendukung bisnis utama, seperti makanan, minuman dan pelayanan pendukung lainnya.

(6)

Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda yang bekerja di wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis yang terkait dengan gaya hidup. Luas area ini sekitar 100.000 – 200.000 kaki persegi.

e. Berdasarkan Kepemilikan

1) Unit Ruang Usaha Dengan Hak Milik Bersusun (Strata Title Lot)

Merujuk pada pusat perbelanjaan dengan unit-unit toko y ang dimiliki oleh banyak individu dan setiap pemilik unit individu bebas memperlakukan unit property miliknya sesuai keinginan. Pemilik unit dapat membuka toko ritel, kantor korporasi kecil, atau menyewakan propertinya karena setiap pemilik unit membuat keputusan sendiri berdasarkan kepentingan pribadi mereka. 2) Manajemen Kepemilikan Tunggal (Single Owner-Ship Manajemen)

Dimana suatu tim professional di suatu pusat perbelanjaan dilibatkan untuk memaksimalkan hasil investasi dari satu property. Manajeme n pusat perbelanjaan bertugas merencanakan, menetapkan nama, memasarkan, serta mengelola property tersebut.

f. Berdasarkan Lokasi

1) Pasar (Market)

Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (toko, kios, dan sebagainya) berderet yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah yang dapat bersifat terbuka ataupun berada dalam bangunan. Biasanya berada dekat kawasan permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.

Klasifikasi pasar :  Pasar tradisional

(7)

 Pasar modern

Penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum pada barang, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakuakan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. 2) Shopping street

Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan biasa berkembang di kawasan wisata atau pertokoan.

3) Shopping archade

Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di kedua sisi ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan sehingga menimbulkan suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga restoran pada shopping arcade biasanya mengambil jalan pada arcade sebagai area ruang makannya dengan meletakkan meja makan dan kursi. 4) Shopping center

Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pusat (center)

Gambar 2.1 Pasar tradisional di Tomok

(8)

- Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary)

- Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary)

- Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.

 Perbelanjaan (shopping)

Suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara. 5) Department store

Merupakan Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.

6) Supermarket

(9)

7) Superstore

Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer. Oleh karena sistem pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

8) Hypermarket

Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yang mengikuti trend perdagangan dengan munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran dan pembeli sistem grosir. Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil.

Gambar 2.2 Shopping street, Athens, Greece

(10)

Gambar 2.3 Discovery Shopping Mall

(Sumber :www.flickr.com, 2016)

9) Shopping Mall

Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang. Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan khusus. Mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

g. Berdasarkan Luas dan Macam-Macam Desain

Mal berdasarkan luas dan macam-macam desain menurut Nadine Beddington dalam Design for Shopping Centre, Butterworth Scientific, London, 1982:6.

1) Full Mall

(11)

2) Transit Mall

Transit mall atau transit way dikembangkan dengan memindahkan lalu lintas mobil pribadi dan truk ke jalur lain dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bus dan taksi. Area parkirdirencanakan tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on-street parking), jalur pejalan kaki diperlebar dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti : paving, bangku, pohon-pohon, pencahayaan, patung, air mancur dan lain-lain. Transit mall telah dibangun di kota-kota dengan rata-rata ukurannya lebih besar dari full mall maupun semi mall.

3) Semi Mall

Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan melengkapinya dengan pohon-pohon dan tanaman, bangku-bangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya.Sedangkan jalur kendaraan dan area parkir dikurangi.

2.2.3 Pengertian Shopping Mall

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pengertian Shopping Mall yaitu : 1) Shopping Mall diartikan sebagai suatu area pergerakan (linear) pada suatu

area pusat bisnis kota(central city business area) yang lebih diorientasikan bagi pejala kaki, berbentuk pedestrian dengan kombinasi plaza dan ruang-ruang interaksional (Rubenstein, 1978).

2) Shopping Mall adalah pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipoolgi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama dari sebuah shopping mall, dengan fungsi sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antarpengunjung dan pedagang (Maitland, 1987). 3) Shopping Mall sebagai kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada

(12)

yang dibuat berhubungan degnan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban Land Institute, 1977).

2.2.4 BentukPusast Perbelanjaan

Menurut Maithland (1987) terdapat tiga bentuk umum mal dengan keuntungan dan kerugian tersendiri, yaitu :

1) Mal Terbuka (Open Mal) merupakan mal tanpa pelingkup. Semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki, letaknya dapat di pusat kota, sistem penghawaannya dengan sistem penghawaan alami. Keuntungannya adalah kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugiannya berupa kendala climatic control (berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang.

2) Mal Tertutup (Enclosed Mall)merupakan mal dengan pelingkup atap. Keuntungannya berupa kenyamanan dengan control iklim, dan kerugiannya adalah biaya mahal dan terkesan kurang luas.

3) Mal Terpadu (Integrated Mall)

Merupakan penggabungan mal terbuka dan tertutup. Biasanya berupa mal tertutup dengan akhiran mal terbuka. Bagian yang tertutup diletakkan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk

Gambar 2.4 Mal terbuka (Sumber :Sihombing, R., 2009)

(13)

masuk ke pusat perbelanjaan. Bentuk ini merupakan antisipasi terhadap keborosan energy untuk control iklim serta mahalnya pembuatan perawatan mal tertutup. Serta bertujuan mengonsentrasikan daya tarik pengunjung pada mal tertutup.

2.2.5 Karakteristik Pusat Perbelanjaan

1) Karakteristik kegiatan fasilitas perbelanjaan :

- Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convenience shopping, comparism shopping (membandingkan harga barang dengan pusat perbelanjaan

lain sebelum membeli).

- Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap - Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu - Pelaku kegiatan : individu, small group. 2) Karakteristik fisik shopping mall

- Koridor : Tunggal

- Lebar koridor : 8-16 meter

- Parkir : Mengelilingi bangunan pusat perbelanjaan - Pintu masuk : Dapat dicapai dari segala arah

- Atrium : Di sepanjang koridor

- Magnet : Di setiap ujung koridor (hubungan horizontal) - Jarak antar magnet : 50-100 meter

3) Variasi barang yang dijual

- Speciality shop : Toko yag menjual barang jenis seperti sepatu,

pakaian, dan sebagainya.

- Varienty shop : Toko yang menjual bermacam-macam barang

dengan skala kecil.

2.2.6 Elemen-Elemen Pusat Perbelanjaan

(14)

1) Magnet(Anchor)

Merupakan transformasi dari “nodes” dapat berfungsi sebagai land mark. Perwujudannya berupa plaza dalam Shopping Mall.

2) Magnet Sekunder(Secondary Anchor)

Merupakan transformasi dari “district”, perwujudannya berupa retal store, supermarket, superstore dan bioskop.

3) Street Mall

Merupakan transformasi “paths”, perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet.

4) Pertamanan (Landscaping)

Merupakan transformasi dari “edges” sebagai pembatas pusat pertokoan di tempat-tempat luar.

2.2.7 Ketentuan Pedestrian Way di Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan biasanya memiliki pedestrian way utama yang berfungsi sebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan kedua, maka harus mempunyai hubungan langsung dengan mal utama dan juga berhubungan dengan pencapaian ke area parkir.

1) Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaan utama atau dekat dengan pusat perbelanjaan. Toko-toko tersebut juga harus memiliki entrance tambahan dari parkir/jalan.

2) Jumlah lantai pada pusat perbelanjaan dapat 1 lantai, 2 lantai atau lebih. Setiap pusat perbelanjaan seharusnya menghindari daerah-daerah yang curam untuk menghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber kecelakaan.

3) Pusat perbelanjaan dapat :

- Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi menerus sepanjang muka toko.

- Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar.

(15)

2.2.8 Tipologi Pusat Perbelanjaan

Menurut Komposisi Bentuk dan Ukuran : 1) Bentuk L (L Shape)

2) Bentuk Segitiga (Triangle Shaped)

3) Bentuk Jalur(strip shaped)

Gambar 2.7 Mal Bentuk Segitiga

(Sumber : Sihombing, R., 2009)

Gambar 2.8 Shopping street, Athens, Greece

(Sumber : Sihombing, R., 2009) Gambar 2.6 Mal Bentuk L

(16)

4) Dumb Bell Shaped

5) Bentuk U (U shaped)

6) Bentuk Cluster (cluster shaped)

Gambar 2.10 Mal Bentuk U

(Sumber : Sihombing, R., 2009)

Gambar 2.11 Mal Bentuk Cluster

(Sumber : Sihombing, R., 2009) Gambar 2.9 Mal Dumb Bell Shaped

(17)

7) Double Dumbbell Shape

Gambar 2.12 Mal Bentuk Double Dumbbell Shape

(18)

2.3 Lokasi

Gambar 2.13 Peta lokasi perancangan

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

(19)

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi perancangan merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu perancangan. Kriteria yang diperlukan dalam pemilihan lokasi perancangan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kriteria pemilihan lokasi

NO. KRITERIA LOKASI

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada pada lokasi yang tataguna lahannya diperuntukan daerah perdagangan, jasa dan perkantoran. Serta terletak pada kawasan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota baru.

2. Pencapaian dan akses

Pencapaian dan akses harus terdapat angkutan umum dan pribadi. Dapat mengakomodasi truk untuk keperluan pengangkutan keluar masuk barang.

3. Lingkungan dan pelayanan

Dekat dengan sarana prasarana yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan dengan berbelanja, seperti pemukiman penduduk, dan pusat komersil, hotel transit.

4. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program dan fasilitas yang akan direncanakan yaitu ± 1.5ha.

5. Kemudahan

entrance

Entrance harus mudah diakses oleh pengelola, karyawan dan penggunafasilitas dan pengunjung.

6. Kontur tapak Sebaiknya relative datar untuk memudahkan loading dock barang.

7. Loading Dock

Loading dock untuk perlengkapan interior menggunakan jalan alternative agar tidak mengganggu kegiatan lainnya.

8. Peraturan

Tanah milik pemerintah atau pribadi

Nilai lahan relatif sedang untuk daerah komersil. GSB, KLB, KDB, dsb disesuaikan dengan RDTR Kecamatan yang bersangkutan

(Sumber : Hasil olah data primer,2016 ) 1) Tinjauan Terhadap Struktur Kota

(20)

kecamatan Batang Kuis yang merupakan jalur utama serta penghubung antara Bandara Internasional Kuala Namu dengan pusat kota Medan.

Tabel 2.2 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025

No Hirarki Kota Fungsi yang dikembangkan

1

• Pusat pemerintahan kabupaten; • Perdagangan dan jasa;

• Kota transit;

• Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;

• Permukiman perkotaan

2 Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pancur Batu

• Perdagangan dan jasa regional • TOD

• Pendidikan dan olah raga; • Pariwisata;

• Perumahan dan permukiman.

Tanjung Morawa

• Perdagangan dan jasa lokal; • Industri;

• Perumahan dan permukiman.

Batang Kuis

• Perdagangan dan jasa lokal;

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • TOD

• Perumahan dan permukiman; • Kota transit

Percut Sei Tuan

• Perdagangan dan jasa regional; • Pengolahan pertanian dan perikanan; • Perumahan dan permukiman.

• Industri;

• Pusat pendidikan dan olah raga;

Hamparan Perak

• Perdagangan dan jasa; • Industri;

• Kawasan konservasi • Pariwisata, dan • Kegiatan Militer

• Perumahan dan permukiman.

3

Pusat Pelayanan Kecamatan

Sunggal

• Perdagangan dan jasa lokal; • Industri;

(21)

(PPK)

Deli Tua

• Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran);

• TOD

• Pelayanan sosial

• Perumahan dan permukiman.

Pagar Merbau

• Perdagangan dan jasa lokal;

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • Perumahan dan permukiman.

Galang

• Perdagangan dan jasa lokal;

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • TOD

• Militer

• Perumahan dan permukiman.

4

Pusat Pelayanan Perdesaan

Sibolangit

• Perdagangan dan jasa lokal; • Pariwisata;

• Agropolitan

• Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam)

• Perumahan dan permukiman. Gunung

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • Perumahan dan permukiman;

• Kehutanan

Biru-biru • Pengolahan pertanian; • Pariwisata

STM Hilir • Pengolahan pertanian; • Kehutanan

Bangun Purba

• Pengolahan pertanian dan perkebunan; • Perumahan dan permukiman;

(22)

• Perumahan; • Industri;

• Perdagangan dan jasa.

Labuhan Deli

• Pengolahan pertanian dan perikanan; • RTH;

• Perumahan dan permukiman; • Perdagangan dan jasa.

Pantai Labu

• Pengolahan pertanian dan perikanan; • Transpotasi;

• Perdagangan dan jasa;

(Sumber : RPJPD 2005-2025 Deli Serdang, 2016 )

Berdasarkan tabel 2.2 , maka lokasi yang akan dipilih untuk proyek ini adalah Kota Batang Kuis karena memiliki sasaran peruntukan perdagangan, dimana sesuai dengan fungsi bangunan ini sebagai bangunan komersil dan berada di dekat persimpangan antara Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Beringin. 2) Pencapaian

Lokasi perancangan dapat diakses dari gerbang utama Bandara Internasional Kuala Namu, Gerbang Tol Tanjung Morawadan kereta api.

Gambar 2.14 Pencapaian menuju lokasi perancangan

(23)

3) Lingkungan dan Pelayanan

Lokasi perancangan berada dekat dengan pemukiman penduduk. Selain itu, lokasi dekat dengan sarana transportasi udara yaituBandara Internasional Kuala Namu berjarak ± 8,2 km dengan waktu tempuh 8 menit. Serta berada dekat dengan hotel transit.

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN DESA, JUMLAH PENDUDUK, DAN RATA-RATA RUMAH TANGGA

2015

Tabel 2.3 Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Rumah

Tangga Tahun 2014

(24)

Menurut data dari Badan Statistik Kabupaten Deli Serdang tahun 2015, jumlah penduduk Kecamatan Batang Kuis 62.348 jiwa dimana 31.617 jiwa laki-laki dan 30.731 jiwa perempuan.

Gambar 2.5

Gambar 2.15 Layanan transportasi udara disekitar lokasi perancangan

(Sumber : google maps, 2016)

Gambar 2.16 Layanan penginapan disekitar lokasi perancangan

(Sumber : google maps, 2016) 4) Status Kepemilikan

Status kepemilikan site merupakan pemilik pribadi. Karena lokasi site berada dekat dengan pemukiman penduduk.

5) Nilai Lahan

Nilai lahan lokasi perancangan tergolong sedang di banding dengan lahan yang berada di kota. Namun kemungkinan besar nilai lahan dapat berubah seiring dengan perkembangan kawasan. Sebelum Bandar udara direncanakan di daerah ini, harga lahan sangat murah namun setelah Bandar udara di bangun di kawasan ini harga lahan pun ikut naik.

Bandara Internasional Kuala Namu

(25)

6) Peraturan

Peraturan pembangunan di kawasan ini masih dalam tahap perencanaan. Sehingga peraturan yang dipakai yaitu peraturan pembangunan fasilitas yang berada di luar Bandar udara Kualanamu dan juga MEBIDANGRO.

2.3.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

Gambar 2.17 Lokasi perancangan

(Sumber : google earth, 2016)

Lokasi perancangan terletak di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara geografis terletak pada posisi 3°35'58.48" s.d. 3°35'58.94" Lintang Utada dan 98°49'0.28" s.d. 98°49'0 Bujur Timur. Adapun kondisi tapak perancangan sebagai berikut :

a) Judul Proyek : Mall di Central Park Kuala Namu b) Status Proyek : Fiktif

c) Lokasi Proyek : Jl. Bandara Kuala Namu Batas Site :

- Utara : Lahan kosong - Selatan : Lahan kosong

- Timur : Jl. Bandara Kuala Namu - Barat : Lahan kosong

(26)

Lahan mall : ±2 Ha (2.0156m2) e) Kontur : Relatif datar f) Peruntukan Lahan :

-Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok, souvenir -Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

g) KDB : ≤ 60%

h) KLB : 8

i) GSB :

- Utara : minimal 4 meter - Timur : minimal 4 meter - Selatan : minimal 11 meter - Barat : minimal 4 meter j) Bangunan Eksisting : Lahan kosong k) Potensi Lahan :

- Adanya pengembangan kawasan Bandara Kuala Namu sebagai Aerotropolis akan membuat tingginya aktivitas yang ada disekitar site sehingga sangat menguntungkan bila dibangun sarana perbelanjaan untuk meminimalkan kesenjangan infrastruktur di Mebidangro dan menjawab kebutuhan masyarakat.

- Akses menuju kawasan ini mudah dan lancar karena merupakan jalan arteri sekunder dan kondisinya baik dan lalui angkutan umum.

- Lokasi yang dipilih mempunyai tata guna lahan sebagai pusat kegiatan perdagangan, serta rekreasi dan wisata. Sehingga dapat menjadi penunjang kebutuhan rekreasi dan menarik turis.

- Berada pada kawasan tidak padat bangunan

- Berada di dekat persimpangan Kecamatan Batang Kuis dan Kuala Namu - Kabupaten Deli Serdang belum memiliki pusat perbelanjaan yang

bertema taman.

(27)

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Adapun pengguna Mall di Central Park Kuala Namu adalah :

1) Pengelola, adalah pihak yang tergabung dalam struktur badan usaha yang melakukan kegiatan perkantoran dengan memberikan layanan informasi, promosi, dan transaksi mengenai ruang sewa serta pengelolaan gedung. 2) Penyewa / penjual, adalah pihak individu atau badan usaha yang

menggunakan ruang dan fasilitas komersial untuk usaha maupun pameran yang disediakan dengan system sewa. Penyewa / penjual terbagi menjadi 3, yaitu :

- Penyewa / penjual kecil (small tenant) - Penyewa / penjual sedang (medium tenant)

- Penyewa / penjual besar (large tenant), yang sekaligus berfungsi sebagai anchor

3) Pengunjung, adalah pihak yang mengunjungi gedung baik masyarakat sekitar, turis lokal maupun turis mancanegara, dengan tujuan masing-masing seperti berbelanja kebutuhan sehari-hari, berbelanja souvenir, rekreasi, melihat pameran, dll. Pengunjung dibagi berdasarkan pertimbangan seperti :

Berdasarkan golongan :

- Masyarakat berpenghasilan menengah - Masyarakat berpenghasilan lebih Berdasarkan asal-usul :

- Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya - Pengunjung yang datang dari luar kota Medan

(28)

Berdasarkan motivasi tujuan :

- Pengunjung dengan motivasi untuk berbelanja - Pengunjung dengan motivasi hanya untuk cuci mata - Pengunjung dengan motivasi untuk rekreasi.

4) Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.

2.4.2 Deskripsi Perilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan pengguna bangunan Mall di Central Park Kuala Namu dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :

 Bersifat Statis yaitu perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang dalam waktu yang lebih lama dan telah menjadi rutinitas. Kebiasaan pengguna bersifat ini seperti aktivitas pengelola pelaksana pameran dan pihak yang mengikuti kegiatan konvensi dan para pemilik retail sewa.

 Bersifat Dinamis yaitu perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pembeli.

Adapun perilaku atau aktivitas yang terjadi di Mall di Central Park Kuala Namu adalah :

1) Pengelola

Aktivitas umum yang dilakukan adalah :

- Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan - Melakukan kegiatan administrasi

- Melayani kebutuhan konsumen

- Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukan

- Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan)

(29)

Gambar 2.18 Diagram alur aktivitas pengelola

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

2) Pengunjung

Aktivitas umum yang dilakukan adalah : - Berbelanja

- Melihat pertunjukan atau pameran yang diberikan oleh pihak pengelola - Jalan-jalan / cuci mata, rekreasi

- Makan atau minum

- Menikmati fasilitas taman, plaza, dan fasilitas penunjang yang ada

Gambar 2.19 Diagram alur aktivitas pengunjung

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

3) Penyewa / penjual

Aktivitas umum yang dilakukan adalah : - Mengelola retail

Datang Ke Ruangan

Mengawasi

Rapat

Istirahat /

Shalat Pulang

Datang Ke Ruangan

Rekreasi Makan &

Minum

Istirahat /

Shalat Pulang Berbelanja

Kegiatan Lain

(30)

- Menjual barang dan jasa - Melayani kebutuhan konsumen - Membayar sewa retail

Gambar 2.20 Diagram alur aktivitas penyewa / penjual

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

Penyewa / penjual menempati ruang untuk kegiatan antara lain perdagangan, pameran, workshop, dan kegiatan pengunjung lain seperti foodcourt, taman, bank (ATM).

4) Servis

Aktivitas umum yang dilakukan adalah : - Membersihkan setiap ruang di bangunan

- Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan di dalamnya.

- Mengurus loading dock - Mengurus utilitas bangunan - Menjaga keamanan

Gambar 2.21 Diagram alur aktivitas servis

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

Datang

Kegiatan Jual Beli

Pulang Istirahat /

Shalat

Parkir Parkir

Datang

Kegiatan Servis

Pulang Istirahat /

Shalat

(31)

2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Berisikan tentang kebutuhan dan pembagian ruang berdasarkan kelompok ruang, fungsi ruang, pemakai, kegiatan dan sifat ruang tersebut.

a) Kebutuhan Ruang 1) Kelompok pengelola

Tabel 2.4 Kebutuhan ruang kelompok pengelola

No Aktivitas Fasilitas Pelaku Ruang Sifat

1 Menglola seluruh bangunan

Ruang kerja GM Ruang tamu

Resepsionis Lobby

Ruang tunggu Public

5

Security Pos security

Ruang cctv Private

7

(32)

2) Kelompok pengunjung

Tabel 2.5 Kebutuhan ruang kelompok pengunjung

No Aktivitas Fasilitas Pelaku Ruang Sifat

1

Store Pengunjung /

pembeli Makan dan minum menggunakan

(33)

3) Kelompok penyewa / penjual

Tabel 2.6 Kebutuhan ruang kelompok penyewa/penjual

No Aktivitas Fasilitas Pelaku Ruang Sifat

1

Store Pengunjung /

pembeli Makan dan minum menggunakan

(34)

4) Kelompok servis

Tabel 2.7 Kebutuhan ruang kelompok servis

No Aktivitas Fasilitas Pelaku Ruang Sifat

1 Memberi informasi Pusat informasi

Wudhu Mushola

Pengelola

Berdandan Toilet

Pengunjung/ pembeli Penjual/ pedagang

WC

Ruang berias Service

4

5 Menjaga stabilitas

dan keamanan Keamanan

Petugas keamanan (satpam)

Ruang

keamanan Service

6 Menjaga kebersihan Kebersiha n

7 Transaksi perbankan ATM Center

(35)

b) Besaran Ruang

Besaran ruang diterapkan berdasarkan standard, yaitu : 1) Kelompok pengunjung

Tabel 2.8 Besaran ruang kelompok pengelola

No Kebutuhan Ruang Standard

(m2/orang) Sumber

1 Resepsionis 0.7 NAD

2 Ruang GM 4.5 NAD

3 Ruang wakil GM 4.5 NAD

4 Ruang sekretaris 4.5 NAD

5 Ruang tamu GM 5.4 NAD

6 Ruang kerja kabag 4.5 NAD

7 Ruang sekretaris 4.5 NAD

8 Ruang tamu 5.4 NAD

9 Ruang kerja kabag 4.5 NAD

10 Ruang sekretaris 4.5 NAD

11 Ruang tamu 5.4 NAD

12 Ruang staff 5.6 NAD

13 Ruang rapat 2 NAD

14 Ruang arsip 12 NAD

15 Toilet 3 NAD

16 Pantry 8 NAD

17 Ruang janiator 4 NAD

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016) 2) Kelompok pengunjung

Tabel 2.9 Besaran ruang kelompok pengunjung

No Kebutuhan Ruang Standard

(m2/orang) Sumber

1 Hall 0.4 NAD

2 Retail 2 NAD

3 Café 2 NAD

4 Departemen store 7 NAD

5 Electronic Store 2 NAD

6 Furniture Store 2 NAD

(36)

8 Book Store 2 NAD

(Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016) 3) Kelompok Servis

Tabel 2.10 Besaran ruang kelompok servis

No Kebutuhan Ruang Standard

(m2/orang) Sumber

4 Ruang fiterized tank

(air kotor) 20 AS

(37)

Keterangan :

NAD : Neufart Arsitek Data AS : Asumsi

2.4.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Tabel 2.11 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang

Fungsi Kebutuhan Ruang Persyaratan

Pusat perbelanjaan

Kantor pengelola Pencapaian mudah

Hall Luas

Restoran Memerlukan view yang bagus

Café Memerlukan view yang bagus, suasana tenang dan nyaman

Supermarket Di sesuaikan dengan modul struktur

Food court Memerlukan view yang bagus, suasana tenang dan nyaman

Retail Di sesuaikan dengan modul struktur Mushollah Nyaman dan tenang

Area parkir Kemudahan dalam pencapaian (Sumber : Hasil olah data pribadi, 2016)

A.Persyaratan pengelola :

1) Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan : - Ruang kerja minimum 8 m²

- Ruang kerja minimum 8 m²

- Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15 m² pada ruang beraktivitas gerak

- Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50 m - Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m - Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00 m

- Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25 m

2) Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk kantor ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15 m².

3) Lebar minimum jendela adalah 1.25 m.

(38)

1) Dapur

- Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas bangunan.

- Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur. - Dapur paling sedikit terdiri dari : tempat pencuci peralatan, pengepakan,

persiapan dan administrasi. 2) Ruang makan

- Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2

- Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar.

3) Gudang bahan makan

- Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan.

- Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makan.

- Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyipanan bahan makanan.

C.Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makan jadi 1) Penyimpanan bahan makanan

- Penempatan terpisah dengan makanan jadi - Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis. 2) Penyimpanan makanan jadi

- Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan. D.Persyaratan sanitasi

1) Air bersih

- Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku.

- Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan.

2) Pembuang air limbah

(39)

3) Toilet

- Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan.

- Didalam toilet harus tersedia jamban, bak air, dan sebagainya. - Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.

- Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung. - Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun.

- Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup.

- Tersedia tempat cuci tangan.

- Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup.

4) Toilet

- Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi cepat membusuk.

- Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi. 5) Tempat cuci tangan

- Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk.

- Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering. 6) Tempat mencuci peralatan

- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan. - Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur,

menyabun, dan membilas.

7) Tempat pencucian bahan makanan

- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. 8) Fasilitas penyimpanan pakaian ( loker ) karyawan

- Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat. - Loker utnuk pria dan wanita dibuat terpisah.

(40)

2.4.5 Studi Banding Bangunan Fungsi Sejenis

1) Plaza Indonesia

Gambar 2.22 Plaza Indonesia

(Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Plaza_Indonesia, 2016)

Plaza Indonesia diresmikan pada awal tahun 1990, terdiri dari empat lantai pertokoan kelas atas dengan luas 38.050 m2. Pusat perbelanjaan ini terletak di Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya pada perantara jalan M.H. Thamrin dan jalan Kebon Kacang Raya di kawasn bisnis utama Jakarta.

Plaza Indonesia juga dilengkapi dengan hotel Grand Hyatt Jakarta, sebuah hotel bintang lima berlantai 28 yang resmi dibuka juga pada awal tahun 1990. Hotel ini memiliki lebih dari 300 kamar dengan desain modern minimalis, restoran-restoran eksklusif, dan fasilitas yang sangat lengkap. Pengembangan Plaza Indonesia Berlanjut ketika Entertainment X'nter dibuka disebelah gedung yang ada dengan membidik pangsa pasar anak muda. Kedua gedung disambung dengan sebuah jembatan yang dikelilingi toko-toko.

(41)

2) Hashimoto Konoha Mall

Gambar 2.23 Hashimoto Konoha Mall

(Sumber : http://www.e-architect.co.uk/japan/konoha-mall-hashimoto, 2016) - Arsitek : Jon Jerde

- Lokasi : Suburban Bloomington, Minnesota, Amerika - Area : 882.550 meter²

Konoha Mall merupakan mall yang mengusung konsep gaya hidup 'eco-rekreasi' tujuannya memperkenalkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan eco-desain ke ritel untuk menciptakan rasa yang menarik dari tempat dan pengalaman. Konsep proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang berbeda untuk berbelanja, makan, jalan-jalan dan mencari kebutuhan.

(42)

tahun dengan penjualan tahunan dari sekitar 13 miliar yen (US $ 150.000.000 USD).

Dari warna, tekstur dan kualitas spasial dari eksterior dan interior, seluruh proyek berakar pada unsur-unsur alam dan menawarkan pengalaman yang berbeda untuk berbelanja, makan, mengeksplorasi dan mengembara. Dalam interior, proyek ini disusun sekitar tiga lapangan utama yang mewakili unsur-unsur dari berbagai musim, dengan CenterCourt musim panas yang terinspirasi besar sebagai plaza publik utama di mana acara komunitas dan atraksi diadakan, dan Cherry (musim semi) dan Maple (Autumn ) pengadilan menjabat sebagai jangkar di ujung-ujung pusat.

Gambar 2.24 Hashimoto Konoha Mall

(43)

Pembukaan Konoha Mall untuk memberikan tempat masyarakat di Jepang dan warisan perusahaan menciptakan model-model baru dari ritel yang memberikan nilai sosial, budaya dan ekonomi ke kota-kota mereka.

2.5 Elaborasi Tema

2.5.1 Pengertian

 Pengertian Arsitektur

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia:

Arsitektur : seni bangunan, gaya bangunan misalnya : Gedung-gedung yang mempunyai sifat khusus

Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Pengantar Arsitektur, bahwa :

Arsitektur : lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam duania fana dan cukup berbahaya, menekankan sosia dan mnonjolkan status.

Menurut Van Romondt :

Arsitektur adalah ruang atau tempat tinggal manusia dengan tenang dan bahagia.

 Pengertian Rekreatif

Rekreatif merupakan kata sifat yang berasal dari kata 8 Kata rekreasi itu sendiri memiliki beberapa arti, antara lain :  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi adalah :

- Penyegaran badan dan pikiran

- Sesuatu yang menggembirakan hati seperti hiburan piknik

(44)

dilakukan dengan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. (sumber : Wiikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas) Berdasarkan pengertian arsitektur dan rekreasi diatas dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Rekreatif adalah bangunan yang dalam perancangan dan perencanaannya bertujuan untuk dapat menjelaskan dan mengaplikasi unsur-unsur penting rekrasi.

Unsur terbentuknya rekreasi antara lain :

- Ada minat, waktu, tingkat social dan keuangan yang mendukung. - Ada wadah yang menampung kegiatan rekreasi.

- Aspek-aspek yang harus ada dalam rekrasi itu adalah : - Penyegaran fisik dan mental

- Dilakukan pada waktu luang

- Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan bagi pelaku

- Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian

2.5.2 Interpretasi tema

Aspek-aspek pendukung guna menciptakan suasana rekreatif dari lingkungan binaan adalah :

 Skala

- Menggunakan skala intim dan skala perkotaan untuk menciptakan suasana rekreatif

- Skala intim dapat memberikan suasana akrab dan dekat dengan sesame manusia maupun lingkungannya. Sedangkan skala perkotaan membuat manusia betah di lingkungan tersebut.

- Perhitungan skala intim : Jika D = Jarak, dan H = tinggi, maka : Skala intim : 1<D/H<2

(45)

Desain sebuah ruangan yang menerapkan skala intim akan memberi kesan bersahabat dan tidak merasa terintimidasi oleh lingkungan.

Menurut teori Camilo, ukuran satu plaza minimal sama dengan tinggi bangunan utama dengan plaza, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali tingginya.

Menurut Yoshinobu Ashiara, perbandingan antara tinggi bangunan dan jarak bangunan :

- D/H = 1, ruang telalu seimbang

- D/H <1, ruang terlalu sempit sehingga terasa tertekan - D/H >1, ruang terasa agak besar

- D/H >4, pengaruh ruang sudah tidak terasa  Warna

Warna dalam kasus desain memberikan pengaruh psikologi terahadap manusia. Dalam arsitektur rekreatif penerapan warna memberikan kesan yang berbeda-beda dan tidak memberi gangguan psikologis terhadap pengguna

 Tekstur

Tekstur adalah perbedaan titik-titik kasar atau halus pada suatu permukaan. Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya. Fungsi tekstur dalam visual manusia akan menghilangkan kesan monoton.

(a) Mall terbuka ( The Open Centre )

Awalnya berkembang di Eropa, daya tarik dari tipe mall ini terletak pada facade bangunan yang mengapit jalur pedestrian. Mall tipe ini juga memberikan kesan alami, hal ini terlihat pada arcade seperti pohon, semak-semak, bungan dan kursi taman. Tipe mall ini juga mempunyai kelemahan, utamanya bagi negara yang memiliki 4 (empat) musim. Yaitu adanya hambatan dari iklim, sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat berlangsung sepanjang tahun.

(46)

 Full Mall

Full Mall dihasilkan oleh jalan yang tertutup yang dulunya digunakan oleh lalu-lintas kendaraan dan kemudian mengembangkan pedestrian atau plaza dengan paving, pohon-pohon, tempat duduk, penerangan dan kenyamanankenyamanan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan.

 Transit Mall

Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu-lintas automobil dan truk pada site jalan dan hanya membiarkan lalu-lintas publik seperti bus dan taxi. Parkir pada jalan dilarang, jalur pejalan kaki diperlebar dan asesories lainnya ditambahkan.

(b) Mall Tertutup (The Closed Mall Centre)

Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual dan pembeli terlindung dalam satu area tertutup (bangunan) dan tempat pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat berlangsung sepanjang tahun.

Mall tertutup dapat menjadi community centre bagi kegiatan sosial seperti kegiatan promosi, eksibisi, sekedar tempat berjalan-jalan dan lain-lainnya. Pada dasarnya Mall Tertutup menerapkan konsep mall kedalam bangunan. Konsep indoor street ini diterapkan secara konsekuen, sehingga elemen-elemen luar dan elemen jalan seperti lampu-lampu jalan hadir secara nyata dalam mall tertutup.

Selain terdapat pengaturan pengkondisian ruang, jenis mall ini juga menggunakan pecahan buatan (artifical lighting) untuk membantu menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang menggunakan skylight sebagai salah satu elemen utama mall.

Dalam merencanakan Mall tertutup, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

 Magnet/Anchor

(47)

Penempatan dari magnet ini dapat bermacam-macam. Tetapi umumnya penempatan magnet menggunakan pola “Pimpong Effect/Dumb Bell”. Dengan adanya efek tersebut, menciptakan mall menjadi daerah pergerakan aktivitas yang tinggi sehingga semua retail dilalui oleh pengunjung.

 Tenant Mix

Penempatan retail dan anchor berdasarkan tingkat ekonomi mayoritas pengunjung dan selera pengunjung. Diperlukan zoning jenis barang yang dijual agar tidak saling terganggu.

Perbandingan jumlah antara anchor dan retail-retail tersebut adalah 40:60. Hal ini dipertimbangkan dari investasi dan pengambilan modal.

 Desain Kriteria

Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat kriteria-kriteria tertentu bagi para penyewa / penjual dalam mengatur retail yang disewanya, agar dapat membentuk satu kesatuan dengan retail-retail lainnya. Juga haruslah memperhatikan orientasi mall kedalam dan tidak banyak bukaan-bukaannya.

Perencanaan suatu mall harus memperlihatkan kesan santai atau rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus diperhatikan pintu masuk yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out dari mall dibuat secara sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidakmembosankan.

2.5.3 Keterkaitan Tema dengan Judul

(48)

2.5.4 Studi Banding Tema Sejenis

1) Mall Of America

Gambar 2.25 Mall of America

(Sumber : http://www.twincities.com/2013/07/01/just-when-you-thought-mall-of-america-had-it-all-soon-you-could-swim-skate-stay-longer/, 2016)

 Arsitek : Jon Jerde

 Lokasi : Suburban Bloomington, Minnesota, Amerika  Area : 882.550 meter²

Mall ini memiliki fasilitas bioskop, taman Nickelodeon, akuarium, lapangan golf, simulator penerbang dan rumah komedi.

Mall of America memiliki area kotor 4.870.000 kaki persegi (452.000 m2) atau 96,4 acre (390.000 m2), cukup untuk memenuhi tujuh Yankee Stadion di dalam, dengan 2.500.000 sq ft (230.000 m2) tersedia sebagai ruang ritel.

Gambar 2.26 Mall of America

(49)

Mal ini hampir simetris, dengan rencana lantai kasar persegi panjang. Lebih dari 530 toko yang diatur sepanjang tiga tingkat trotoar pejalan kaki di sisi persegi panjang, dengan tingkat keempat di sisi timur. Empat anchor department store yang terletak di sudut. Mall ini disusun dalam empat zona yang berbeda, masing-masing dengan gaya dekoratif sendiri.

Meskipun musim dingin Minnesota, hanya pintu masuk Mall dan beberapa daerah bawah tanah yang dipanaskan. Panas diperbolehkan melalui skylight di atas Nickelodeon Universe. Mayoritas panas yang dihasilkan oleh perlengkapan pencahayaan, perangkat listrik lainnya, dan orang-orang di mal. Bahkan selama musim dingin, sistem pendingin udara masih digunakan selama jam sibuk untuk memastikan lingkungan belanja yang nyaman. Meskipun wilayah umum pemanas, toko-toko individu memiliki sistem pemanas.

Terdapat parkir yang identik landai berada di timur dan barat sisi Mall bermuatan 12.287 ruang parkir. Tersedia juga parkir tambahan pada utara bangunan sebanyak 1,200-1,500 ruang selain parkir yang disediakan oleh IKEA (1407 spasi).

Gambar 2.27 Mall of America

(50)

2) Namba Parks

Gambar 2.28 Namba Park

(Sumber : http://www.amusingplanet.com/2012/12/roof-gardens-at-namba-parks-osaka-japan.html, 2016)

 Arsitek : The Jerde Partnership

 Lokasi : Osaka, Japan  Area : 3,3 ha

 Tata guna lahan : High-Rise Building, Lifestyle Center, Taman Kota, Mall, Open-Air Pusat, Retail, restoran

The Jerde Partnership Namba Parks, di Osaka, Jepang adalah sebuah

kantor dan kompleks perbelanjaan yang terletak di Namba-naka Nichome, Osaka,

Jepang, tempat di mana stadion bisbol Osaka digunakan untuk berdiri hingga

tahun 2003. Kompleks ini terdiri dari menara perkantoran berlantai 30 yang

disebut Taman Menara dan 120-tenant pusat perbelanjaan.

Terdapat plaza di lantai 1. Untuk belanja, berbagai toko yang tersedia di 2

ke lantai 5. Restoran terletak di lantai 6, sementera restoran fine dining berada di

lantai 7 dan 8, berbagai jenis makanan, seperti makanan Jepang, Korea, dan Italia.

Lantai 9 memiliki pemandangan taman. Juga terdapat amphitheatre agar terlihat

(51)

Berjalan di samping menara perkantoran 30 lantai dan sebuah menara

perumahan 46-lantai, Namba Parks menciptakan ruang atap yang dinamis, serta

memberikan sebuah pusat komersial di tingkat yang lebih rendah. Struktur secara

bertahap naik delapan tingkat yang mengalir melewati beberapa blok kota.

Gambar 2.29 Namba Park

Gambar

Gambar 2.5 Mal tertutup  (Sumber :Sihombing, R., 2009)
Gambar 2.8 Shopping street, Athens, Greece
Gambar 2.11 Mal Bentuk Cluster
Gambar 2.12 Mal Bentuk Double Dumbbell Shape
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam calon penyedia jasa untuk pekerjaan tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan proses

Penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para calon penyedia atas Dokumen Pengadaan Barang Perangkat Personal Komputer, Notebook dan Printer

Gubernur Provinsi Sumatera Selatan masa bakti 2013-2018 menegaskan arah pembangunan untuk: (1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan yang seimbang baik dari

Another technique that can help teams to write clean code is doing unguided but supervised peer reviews: after writing code, a programmer can share it with a peer, who will read

Gambar 1.1 Identifikasi masalah pengaruh media audio visual dengan pengetahuan dan tindakan dalam memilih jajanan pada siswa SDN Purwoyoso 04 Semarang ... 12 Gambar 3.1

menunjukan performa yang sesuai dengan potensinya. Kondisi yang menjadi akar masalah masih belum optimalnya. perkembangan

Tanah negara bekas tanah terlantar berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara