• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP

PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

AGNES WIDYANI PALUPI

NIM S540209101

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP

PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

Disusun oleh :

AGNES WIDYANI PALUPI

Telah disetujui Tim Pembimbing

Pada Tanggal : 22 Pebruari 2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja,dr,PAK,MARS NIP. 19460405 197603 1 001

Pembimbing II

Dr. Nunuk Suryani,MPd NIP. 19661108 199003 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, Mkes

(3)

commit to user

iii

PENGARUH PENYULUHAN IMUNISASI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP

PADA BAYI SEBELUM USIA 1 TAHUN

Oleh:

Agnes Widyani Palupi NIM S540209101

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : 23 Pebruari 2011

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,MM,M.Kes,PAK

NIP. 19480313 197610 1 001 ...

Sekretaris : Ir. Ruben Dharmawan,dr.,Ph.D

NIP. 19511120198601 1 001 ...

Anggota Penguji 1.Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja,dr,PAK,MARS

NIP. 19460405 197603 1 001 ...

2. Dr. Nunuk Suryani,MPd

NIP. 19661108 199003 2 001 ...

Mengetahui

Ketua Program Studi

Direktur Program Pascasarjana UNS Magister Kedokteran keluarga

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,MM,M.Kes,PAK

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama

: Agnes Widyani Palupi

NIM

: S540209101

Menyatakan

dengan

sesungguhnya

bahwa

tesis

berjudul

PENGARUH

PENYULUHAN

IMUNISASI

TERHADAP

PENINGKATAN

PENGETAHUAN

DAN

SIKAP

IBU

TENTANG IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

SEBELUM USIA 1 TAHUN”

adalah betul-betul karya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan

gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Agnes Widyani Palupi

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya milik Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan

bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang

berjudul “Pengaruh Penyuluhan Imunisasi terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi sebelum Usia 1 Tahun”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam menyelesaikan karya tulis ini, di antaranya kepada yang

terhormat:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Much. Syamsulhadi,

dr, Sp.KJ (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof.

Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. Dr. Didik

Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti program Magister di Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga, P. Murdani K., dr, MHPEd yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magister di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Pembimbing tesis yang telah membimbing penulis dengan tulus, sehingga

sangat memperlancar proses penulisan tesis ini. Dengan segala hormat saya

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

yang telah diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus sesuai waktu yang

tersedia.

6. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS

UNS yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, terima kasih atas bekal ilmu

yang telah diberikan, semoga menjadi bagian dan amal baiknya yang

senantiasa Tuhan membalas-Nya.

7. Ibu-ibu balita yang hadir dalam posyandu dan telah bersedia menjadi subyek

penelitian dalam penelitian tesis ini.

8. Seluruh keluarga, kerabat dan rekan penulis yang telah memberikan banyak

dukungan doa, serta material dan spiritual selama proses studi sampai

terselesainya tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak mendukung hingga terselesaikannya penulisan tesis ini.

Semoga segala amal kebaikan semua pihak yang telah diberikan pada

penulis mendapatkan imbalan yang sesuai dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya

penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca

pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Surakarta, Januari 2011

(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iii

PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Pengetahuan ... 7

2. Konsep Sikap ... 11

3. Konsep Ibu ... 18

4. Konsep Imunisasi Dasar Lengkap... 20

5. Penyuluhan Imunisasi ... 24

B. Penelitian yang relevan ... 28

C. Kerangka Konseptual ... 30

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 32

B. Lokasi Penelitian ... 32

C. Populasi, dan Sampel Penelitian ... 32

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

E. Kerangka Penelitian ... 35

F. Pengumpulan Data ... 36

G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 36

H. Definisi Operasional Variabel ... 36

I. Tes Validitas dan Reabilitas ... 37

J. Analisis Data Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

C. Hasil Analisis ... 53

D. Pembahasan ... 57

E. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 65

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan Ibu ... 41

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap Ibu ... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Ibu ... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Ibu ... 43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ... 46

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pendidikan ... 47

Tabel 4.7 Distribusi Responden pernah mendapat informasi tentang Imunisasi Dasar Lengkap ... 47

Tabel 4.8 Distribusi Sumber Informasi yang didapat responden ... 48

Tabel 4.9 Distribusi jumlah anak yang dimiliki responden ... 48

Tabel 4.10 Distribusi Responden dengan balitanya mendapat imunisasi dasar lengkap tepat waktu ... 49

Tabel 4.11 Distribusi responden merasa kuatir balita panas setelah mendapat imunisasi DPT ... 49

Tabel 4.12 Distribusi responden dengan balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap saat usia 1 tahun ... 50

Tabel 4.13 Distribusi responden yang memiliki KMS ... 51

Tabel 4.14 Distribusi responden rutin menimbangkan balitanya ke Posyandu/Puskesmas ... 51

Tabel 4.15 Distribusi responden yang diingatkan bila telah waktunya balita di imunisasi ... 52

Tabel 4.16 Nilai Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap bagi responden yang ditreatment maupun kontrol ... 52

Tabel 4.17 Nilai Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap bagi responden yang ditreatment maupun kontrol ... 53

Tabel 4.18 Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap ... 54

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ... 30

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Penelitian ... 35

Gambar 4.1 Perbedaan Perubahan Skor Pengetahuan Kelompok Kontrol

dan Kelompok Treatment ... 55

Gambar 4.2 Perbedaan Perubahan Skor Sikap Kelompok Kontrol dan

Kelompok Treatment ... 56

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ... 69

Lampiran 2. Halaman Pemberitahuan ... 70

Lampiran 3. Halaman Inform Consent ... 71

Lampiran 4. Kisi-Kisi Kuesioner : Pengetahuan Ibu tentang imunisasi Dasar lengkap ... 72

Lampiran 5. Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap . 73 Lampiran 6. Kunci Jawaban Kuisioner : Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap ... 77

Lampiran 7. Kisi-Kisi Kuesioner : Sikap Ibu tentang imunisasi Dasar lengkap ... 78

Lampiran 8. Kuesioner Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap... 79

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 81

Lampiran 10. Data Hasil Penelitian ... 89

Lampiran 11. Hasil Uji Statistik ... 93

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ... 97

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRAK

Agnes Widyani Palupi, S540209101,2011. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi

terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi sebelum usia 1 tahun. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Setelah dilakukan evaluasi data pencapaian diketahui bahwa masih banyak wilayah atau desa dengan cakupan imunisasi dibawah standart, bahkan ada yang terlampau jauh kesenjangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui usaha promotif, antara lain lebih mengaktifkan penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pelaksanaan imunisasi bagi bayi dan anak sekolah serta ibu usia subur maupun ibu hamil, sehingga pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi mendorong mereka jadi lebih perduli dan mau melaksanakan imunisasi dengan tanpa merasa ragu-ragu lagi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan Imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap.

Desain penelitian adalah true experimental desaign, dengan pendekatan Posttest

-Only control group yaitu eksperimen pada 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang di kenakan tindakan dan kelompok kontrol yang tidak di kenakan tindakan.

Besar sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple Random Sampling

dengan menggunakan perhitungan statistik estimasi proporsi suatu populasi terhadap 60 orang ibu yang punya balita. Data dikumpulkan melalui kuesioner tentang pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap yang telah

diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis dilakukan dengan uji Two independent

sample t-test dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17.

Hasil analisis data pada pengetahuan diperoleh nilai t = 5,387 dengan probabilitas 0,000; pada sikap diperoleh nilai t = 11,495 dengan probabilitas 0,000

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan imunisasi

terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Dan ada

pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap menjadi lebih baik.

(13)

commit to user

xiii

ABSTRACT

Agnes Widyani Palupi, S540209101, 2011. The Impact of Immunization

Illumination for Mother’s Knowledge and Attitude Increase about Complete Basic Immunization for 1 Year Old Baby. Thesis . Master Degree Program. Sebelas Maret Surakarta University.

Since 1977, immunization program has been developed. It was done during prevention of some disease that preventable by immunization (PD31), i.e. tuberculosis, diphtheria, pertusis, measles, polio, tetanus, and hepatitis B. After data was evaluated, result known that there are still many areas with under target immunization, even there is too extreme slack. One of efforts done is promotion program; such activates illumination about importance of immunization for babies and school-children and also childbearing age and pregnant mother, so public knowledge about immunization will motivate them to care and follow immunization without any worried. Purpose of this study is to know the impact of immunization illumination for mother’s knowledge and attitude increase about complete basic immunization for 1 year old baby.

It was a comparative study with posttest-only approach and control group experimental design, which is experiment among 2 groups, treated group and untreated group as controller. Sample size was determined by cluster random sampling using proportion estimation statistical of population 60 toddler’s mother. Data was collected using questionnaire about mother’s knowledge and attitude about complete basic immunization. It was firstly tested by validity and reliability test before. Analysis used was Two Independent Sample t-test by SPSS for Windows program version 17.

The result of knowledge achieved t-value = 5.387 with probability 0.000, whereas attitude achieved t-value = 11.495 with probability 0.000.

According to analysis result, it is concluded that there is impact of immunization illumination for mother’s knowledge increase about complete basic immunization. Beside that, there is also impact of immunization illumination for mother’s attitude about complete basic immunization to become better.

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B A B I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan

sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD

1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini

mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

masalah, sementara penyakit degeratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit

menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan

pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit

menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya

penyakit dari satu wilayah ke wilayah lain dapat dilakukan dalam waktu relatif

singkat dan dengan hasil yang efektif.

Sebagai acuan, pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep

”Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas

utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan

penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan

(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu. (Depkes

RI, 2005). Dan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,

”Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain

pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit menular adalah

(15)

commit to user

Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program

Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit

yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis,

campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan,

cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Karena secara umum

tujuan dari PD3I adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan

kematian akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). (Depkes

RI, 2005)

Untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan program imunisasi , hal

yang dilakukan adalah pemantauan pada pelaksanaan, keadaan sosial ekonomi,

sosio-demografi, penggunaan pelayanan kesehatan dan kegiatan sosial masyarakat

melalui kegiatan Posyandu, PKK dan kegiatan lain yang lebih banyak melibatkan

kaum ibu kerkumpul. Pemerintah telah menetapkan target nasional untuk

imunisasi yang harus dicapai adalah cakupan DPT minimal sebesar 90% dan

cakupan imunisasi dasar lengkap untuk bayi sebelum berumur satu tahun sebesar

80%. Serta mempertahankan cakupan yang sudah dicapai tiap kabupaten dan

tingkat kecamatan melalui program imunisasi yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

Pemantauan keberhasilan program imunisasi dilakukan melalui standart UCI

(Universal Child Immunization) desa, yaitu suatu keadaan tercapainya imunisasi

dasar secara lengkap pada semua bayi sebelum umur satu tahun. (Depkes RI,

2006)

Pada kenyataannya menunjukkan bahwa meskipun standart pencapaian

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pencapaian diketahui bahwa masih banyak wilayah atau desa dengan cakupan

imunisasi atau UCI dibawah standart, bahkan ada yang terlampau jauh

kesenjangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui usaha promotif,

antara lain lebih mengaktifkan penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pelaksanaan

imunisasi bagi bayi dan anak sekolah serta ibu usia subur maupun ibu hamil,

dengan demikian diharapkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi

mendorong mereka jadi lebih perduli dan mau melaksanakan imunisasi dengan

tanpa merasa ragu-ragu lagi, sehingga kesenjangan antara target dan pencapaian

tidak terlalu besar, meskipun masih ada faktor lain yang berpengaruh. Karena

tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita dalam melakukan imunisasi pada

anaknya, banyak berperan dalam pelaksanaan imunisasi secara lengkap.

Puskesmas Wilangan secara umum telah mencapai standart UCI, namun

bila ditinjau dari segi pencapaian tingkat desa ternyata dari 6 desa masih ada dua

desa yang target pencapaiannya masih dibawah 80% yaitu desa Mancon dan desa

Ngudikan.

Dengan dasar seperti tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui lebih

dalam lagi ”Pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan

dan sikap ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon

Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai

(17)

commit to user

1. Adakah pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap pengetahuan ibu tentang

Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan

Wilangan Kabupaten Nganjuk ?

2. Adakah pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan sikap ibu

tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon

Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan

pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia

1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap

peningkatan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada

anak usia 1 tahun di Desa Mancon di Kecamatan Wilangan Kabupaten

Nganjuk

b. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap

peningkatan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada anak usia

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya Ilmu

Kedokteran Keluarga, serta memberikan informasi tentang penyuluhan

imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi

dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kecamatan Wilangan

Kabupaten Nganjuk.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan bagi

masyarakat terutama mengenai imunisasi dasar lengkap bagi bayi usia 1

tahun

b. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan informasi bagi petugas

Kesehatan mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang kelengkapan

imunisasi dasar bagi bayi usia 1 tahun dan memberikan wawasan bagi

instansi penyelenggara program Imunisasi.

c. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan kepustakaan untuk

memperkaya pustaka yang sudah ada sehingga dapat dimanfaatkan oleh

(19)

commit to user

kesehatan. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan.

d. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang metodologi penelitian

beserta aplikasinya dalam penelitian sehingga dapat digunakan dalam

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B A B II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya menurut Soekanto, 2003: 8 dalam (Mubarak, dkk,

2007 : 28) yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul

(superstition), dan penerangan yang keliru (misinformafion).Menurut Wahit,dalam

Mubarak,dkk pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

mengingat kembali kejadian yang pemah dialami baik secara sengaja maupun

tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan

terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2003 : 121).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

(21)

commit to user

yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyarankan dan

sebagainya.

b. Paham (Comprehension)

Paham diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang paham terhadap obyek atau materi dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi realita (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan materi atau suatu obyek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari kata

kerja, seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada kemampuan meningkatkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sebagai contoh dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek penilaian-penilaian itu didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 2003 : 122-124).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain

pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi

(Mubarak, dkk,. 2007 : 30).

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap

sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,

dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya

jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

(23)

commit to user

c. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan

psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga,

hilangnya ciri-ciri lama, keetnpat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir

seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada

akhimya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang

baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhimya dapat pula

membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan

Lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap. Apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap

pribadi atau sikap seseorang ,menurut Saifuddin A., dalam (Mubarak, dkk,. 2007

: 30).

g. Informasi

Informasi merupakan salah satu unsur komunikasi karena komunikasi pada

dasarnya adalah suatu proses penyampaian informasi dari "komunikator" (sender)

kepada "komunikan" (receiver) (Notoatmodjo, 2005 : 96). Kemudahan

memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang memperoleh

pengetahuan yang baru (Mubarak, dkk,. 2007 : 30).

2. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu obyek psikologis

(Edwards, 2003:5). Menurut Lapierre dalam Azwar, sikap adalah suatu pola

perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi adalah respon terhadap

stimuli sosial yang telah terkondisikan (Lapierre dalam Azwar, 2003:5). Bagi

Petty dan Cacioppo, sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu (Petty dan Cacioppo dalam Azwar,

2005:6). Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya)

(25)

commit to user

b. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain, menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo (2005 : 53),

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu obyek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

c. Tingkatan Sikap

Notoatmodjo (2003:126), mengemukakan tingkatan sikap sebagai berikut :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan obyek.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggungjawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

d. Ciri-ciri Sikap

Bagi Dayakisni, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar

pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek

sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu

keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif adalah sikap yang berhubungan dengan rasa senang

dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan

nilai-nilai kebudayaan atau system nilai yang dimiliki.

3. Komponen Kuratif

Komponen kuratif adalah merupakan kesiapan seseorang untuk

bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

Menurut Azwar (2008), sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku

dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau

kejadian-kejadian. Adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :

1. Sikap itu dipelajari (learn ability)

Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif

psikologis. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran

kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari

sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwahal itu akan membawa

lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok atau

memperoleh suatu nilai yang sifatnya perorangan.

(27)

commit to user

Sikap bermula dari dipelajar, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan

stabil, melalui pengalaman.

3. Personal societal significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga

antara orang dan barang atau situasi.

4. Berisi kognisi dan afeksi

Komponen kognisi sikap adalah berisi informasi yang aktual.

5. Approach-avoidance directionality

Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable)

terhadap objek tersebut. Formulasi menurut Thrustone mengatakan bahwa

sikap adalah derajad afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan

suatu objek psikologis (Azwar, 2008 : 5).

e. Faktor Pembentuk Sikap

Berbagai faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman pribadi,

kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi

atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri

individu (Azwar, 2008 : 31).

1. Pengalaman pribadi

Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan

kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya

sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif

ataukah sikap negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain. Akan

tetapi Middlebrook (1974) seperti yang dikutip Azwar, 2008

mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan

sesuatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif

terhadap objek tersebut.

2. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan

telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena

kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu

yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya

kepribadian individu yang kuat yang dapat memudarkan dominasi

kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap

penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi

setiap gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang

(29)

commit to user

yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru,

teman kerja, isteri atau suami dan lain-lain. Pada umumnya individu

cenderung mempunyai sikap konformis dengan sikap orang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan

memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan

dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman

akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan

ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka tidaklah

mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut

berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya

oarang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya,

atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak.

Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga

pendidikan atau dari agama seringkali menjadi determinan tunggal yang

menentukan sikap.

6. Faktor emosi dalam diri individu

Tidak semua bentuk sikap ditentukan situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang sikap merupakan pernyataan

yang didasari emosi yang berfungsi penyaluran frustasi atau pengalihan

pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan

segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara

penanyaan langsung (direct questioning) maupun observasi tingkah

laku. Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan

dapat memberikan penafsiran terhadap sikap manusia adalah

(31)

commit to user

Dilihat dari bentuknya, skala sikap tidak lain daripada kumpulan

pernyataan-pernyataan sikap (attitude statements). Pernyataan sikap

adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek

sikap yang diukur.

Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek

sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada

objek sikap. Karena sikap bukan dibawa sejak lahir, namun dapat

dibentuk dari adanya interaksi sosial. Dalam interaksi sosial terjadi

hubungan sebagai individu maupun anggota kelompok sosial yang

saling mempengaruhi. Interaksi sosial ini meliputi hubungan individu

dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan

biologis yang ada disekitarnya. Hal ini didukung penelitian Murdjati

(2008) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap.

Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang imunisasi, maka semakin

baik sikap mereka. Dan semakin baik sikap responden, semakin baik

partisipasinya dalam pelaksanaan imunisasi. Sebaliknya semakin

kurang/negatif sikap responden, semakin rendah tingkat partisipasinya.

3. Konsep Ibu

a. Pengertian

Ibu adalah sebutan untuk perempuan yang telah melahirkan, sebutan

untuk seorang perempuan yang sudah bersuami, panggilan yang lazim kepada

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Peranan Ibu

i. Sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya.

Pelindung sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga, ibu berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. (Efendy, 1998 : 34)

ii. Menurut Nye dan Gecas (1976) dalam Friedman (1998 : 307) telah

mengidentifikasi delapan peranan dasar yang membentuk posisi sosial sebagai

suami-ayah dan istri-ibu :

a.Peran sebagai provider

b.Peran sebagai pengatur rumah tangga

c.Peran perawatan anak

d.Peran sosialisasi anak

e.Peran rekreasi

f.Peran persaudaraan (Kindship) (memelihara hubungan keluarga paternal dan

maternal)

g.Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan)

h.Peran seksual (Friedman, 1998 : 307)

iii. Peran ibu dalam sehat dan sakit, peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan

tentang kesehatan utama, pendidik, konselor dan pemberi asuhan dalam keluarga

(33)

commit to user

c. Pola Asuh Ibu

i. Asih, adalah memberi kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada

keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai

usia dan kebutuhannya.

ii. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi anak-anak yang

baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

iii. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sehingga siap menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. (Efendi,

1998 : 36).

4. Konsep Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia

terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. Pengertian

dari imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan diatas ambang perlindungan. Kelengkapan imunisasi dasar terutama

ditujukan pada bayi usia 1 tahun. Jika kekebalan seseorang terhadap penyakit

tertentu diperoleh karena pernah menderita penyakit spesifik atau telah

mendapatkan suntikan vaksin/pemberian vaksin spesifik maka ia dapat disebut

telah mendapatkan imunisasi.

Secara umum tujuan dari imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan,

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(PD3I). Sesuai kesepakatan Internasional (Global Commitment) yang ikut

disepakati Pemerintah Indonesia, maka program imunisasi adalah :

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%

desa/kelurahan pada tahun 2010.

b. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden dibawah

1 per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) pada tahun 2008.

c. Eradikasi Polio pada tahun 2008

d. Tercapainya Reduksi campak (REKAM) pada tahun 2006.

(Depkes RI, 2005)

Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi rutin/program yang diberikan pada bayi

usia di bawah 1 tahun yang meliputi :

1. Hepatitis B dini, 1 kali (usia 0-7 hari)

2. BCG, 1 kali (usia 1 bulan)

3. DPT-HB, 3 kali (usia 2 s.d. 4 bulan)

4. Polio, 4 kali (usia 1 s.d 4 bulan)

5. Campak, 1 kali (usia 9 bulan)

Pemberian imunisasi tersebut bisa di Posyandu, rumah Sakit, Rumah

(35)

commit to user

Manfaat dan jenis vaksin adalah :

1. Hepatitis B

Manfaat : untuk mencegah penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis B

yang meyerang hati, bersifat akut/menahun dapat berlanjut menjadi kanker hati

terutama jika menyerang pada waktu bayi.

Susunan : merupakan virus mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang

dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin)

Cara Pemberian : diberikan dengan cara disuntikkan pada lengan atau paha bayi

Jadwal Pemberian : waktu yang tepat imunisasi Hepatitis B dini adalah saat bayi

berusia 0 s.d. 7 hari. Sedangkan imunisasi Hepatitis B lanjutan diberikan

bersamaan dengan pemberian vaksinasi DPT atau biasa disebut DPT/HB Combo.

2. B C G

Manfaat : untuk mencegah TBC atau Tuberculosis, yaitu penyakit yang

disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa dimana pada anak timbul gejala

sering batuk pilek dan lesu karena nafsu makan berkurang sehingga berat badan

terus turun yang berakibat bertumbuhan badan terhambat. Bila tidak segera

dicegah dan diobati berakibat gangguan pada kelenjar, paru-paru, tulang dan otak

(radang otak).

Susunan : merupakan organisme (bakteri) hidup yang dilemahkan.

Cara Pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada lengan atas.

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. D P T (Difteri Pertusis Tetanus)

Manfaat : untuk mencegah penyakit Difteri yang disebabkan oleh kuman

Corynaebacterium Dipteriae, dimana anak batuk pilek disertai panas dan sakit

waktu menelan makanan sehingga nafsu makan turun, serta terdapat selaput putih

pada mulut. Kematian terjadi karena saluran nafas tertutup atau karena kelemahan

jantung. Penyakit Pertusis (Batuk Rejan) disebabkan oleh bakteri Bordetella

Pertusis, dengan gejala batuk pilek disertai panas dan batuk bertambah hebat

sampai muntah pada malam hari yang bisa berakibat radang paru-paru dan radang

otak. Penyakit Tetanus disebabkan oleh kuman kan Clostridium tetani, yaitu

kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang sistem syaraf pusat. Pada bayi

yang baru lahir bisa terjadi karena infeksi akibat pemotongan tali pusat yang tidak

steril. Gejala awalnya bayi dapat menetek dengan baik mendadak tidak mau

menetek, mulut sulit dibuka disertai tubuh kejang, bila tidak dilakukan perawatan

di Rumah Sakit akan menimbulkan kematian. (Dinkes Prop.Jatim, 2003)

Susunan : merupakan bakteri mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang

dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin).

Cara pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada paha bayi

Jadwal pemberian : diberikan sebanyak 3 kali dengan rentang waktu 4 minggu,

dimulai saat bayi berusia 2 bulan. Biasanya timbul reaksi ringan berupa panas

pada bayi setelah pemberian imunisasi ini dan segera sembuh setelah minum obat

(37)

commit to user

4. Polio

Manfaat : untuk mencegah penyakit akibat virus polio. Dengan gejala awal batuk,

pilek, demam diserta diare ringan yang selanjutnya terjadi kelumpuhan pada salah

satu atau kedua tungkai/tangan.

Susunan : merupakan virus mati/inaktif, yaitu mikroorganisme hidup yang

dimatikan dengan cara pemanasan atau kimiawi (misalnya formalin)

Cara Pemberian : imunisasi polio diberikan dengan cara diteteskan pada mulut

bayi sebanyak 2 tetes dan tunggu sekitar 15 menit bayi baru boleh minum atau

makan agar vaksin melekat pada usus.

Jadwal Pemberian : pemberian sebanyak 4 kali dengan rentang waktu 4 minggu

setelah bayi berusia 1 bulan.

5. Campak

Manfaat : mencegah penyakit akibat virus morbili, dengan gejala batuk, pilek,

demam dan mata merah disertai adanya cairan kuning kental, selanjutnya timbul

bercak merah pada tubuh. Kematian bisa terjadi karena kurang gizi sehingga daya

tahan tubuh rendah dan terjadinya komplikasi radang paru-paru dan radang otak.

Susunan : merupakan organisme (virus) hidup yang dilemahkan.

Cara Pemberian : pemberian dengan cara penyuntikan pada paha bayi.

Jadwal Pemberian : waktu yang tepat adalah saat bayi telah berusia 9 bulan

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Penyuluhan Imunisasi

Penyuluhan Imunisasi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan Imunisasi. Penyuluhan merupakan gabungan berbagai

kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa

yang bisa dilakukan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar penyuluhan dapat mencapai sasaran

yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru

yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam

(39)

commit to user

c. Adat Istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai

sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang

yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan

penyampai informasi.

e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat

untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan

kesehatan antara lain :

a. Metode Ceramah

Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan

kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang imunisasi.

b. Metode Diskusi Kelompok

Pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Metode Curah Pendapat

Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua

kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta,

dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

d. Metode Panel

Pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang

sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

e. Metode Bermain peran

Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan

latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan

pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi

Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal

yang telah dipersiapkan untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan

suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan

terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium

Serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang

(41)

commit to user

h. Metode Seminar

Suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah

dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

Suatu penyuluhan yang bertujuan mengubah perilaku hidup masyarakat tidak

mudah dilakukan. Mengubah perilaku memerlukan kesadaran, dan memerlukan

proses panjang. Oleh karena itu, tenaga penyuluh di lapangan tidak boleh bosan

apalagi putus asa melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan kesehatan, dalam

hal ini tentang imunisasi, berdampak akan menyadarkan masyarakat tentang hidup

sehat, sehingga mereka akan berperan-serta dalam proses pembangunan

kesehatan, terutama dukungan terhadap pelaksanaan program imunisasi.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Keberhasilan program Imunisasi terutama kelengkapan Imunisasi Dasar

pada bayi usia 1 tahun, tak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu

tentang imunisasi, tetapi ada beberapa faktor lain yang turut berperan. Menurut

Murdjati (2003) pada tesisnya berjudul “Faktor Keluarga Yang Mempengaruhi

Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Usia Satu Tahun/Balita”, menyebutkan

bahwa ada beberapa faktor turut mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada

bayi usia 1 tahun. Faktor tersebut antara lain adalah :

a. Faktor Keluarga

b. Faktor Pelayanan Imunisasi, dan

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut di atas menunjukan bahwa semakin baik

kondisi keluarga, pelayanan Imunisasi dan sosial ekonomi, maka akan semakin

lengkap imunisasi dasarnya sehingga semakin tinggi atau baik cakupan

(43)

commit to user

C.

KERANGKA KONSEPTUAL

Keterangan :

: diteliti

[image:43.595.127.510.173.642.2]

: tidak diteliti

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Konseptual Penelitian

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : - Pendidikan - Pekerjaan - Umur - Minat - Pengalaman - Kebudayaan - informasi

Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak usia 1 tahun

Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar : - Faktor

keluarga - Faktor

pelayanan imunisasi - faktor sosial

ekonomi

Sikap Ibu tentang

Imunisasi Dasar

Faktor yang

mempengaruhi sikap : a. Pengalaman pribadi b. Kebudayaan c. Pengaruh orang lain

yang dianggap penting d. Media massa

e. Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama f. Faktor emosi dalam

diri individu

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

D.

HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 1 tahun.

2. Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan

(45)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan

Posttest-Only control group experimental yaitu eksperimen pada 2 kelompok

yaitu kelompok treatment yang dikenakan tindakan dan kelompok kontrol yang

tidak dikenakan tindakan. (T.Widodo,2009)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten

Nganjuk. Target sasaran bayi di Desa Mancon sebanyak 60 bayi. Pemilihan lokasi

penelitian pada desa tersebut karena selama 7 bulan berturut-turut ditahun 2009

tidak memenuhi pencapaian standart UCI (Universal Child Immunization) desa.

Waktu penelitian bulan Pebruari sampai dengan Mei 2010.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita sebanyak 60

orang yang berada di wilayah Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten

Nganjuk. Subyek penelitian adalah sebagian dari populasi dengan kriteria inklusi :

- Keluarga yang memiliki bayi berusia 1 tahun

- Usia Ibu bayi antara 20 – 35 tahun

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

- Mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)

- Bayi telah pernah mendapat imunisasi

- Mempergunakan fasilitas imunisasi di Posyandu/Puskesmas

Kriteria eksklusi :

- Bayi yang diasuh oleh kakek – neneknya

- Usia Ibu bayi < 20 tahun atau > 35 tahun

- Ibu tidak bisa baca tulis atau tidak pernah sekolah

Besar sampel penelitian ditentukan dengan teknik Simple Random

Sampling dengan menggunakan perhitungan statistik estimasi proporsi suatu

populasi (Notoatmodjo, 2005).

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sample

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Sesuai dengan rumus tersebut didapatkan besar sampel :

N

n =

1 .+ N 0,052

60

n =

1 .+ 60 0,0025

n = 52 responden

N n =

(47)

commit to user

Kemudian pada sampel tersebut dilakukan pemilihan responden dengan

teknik Simple Random Sampling, sehingga didapat pembagian 26 orang

kelompok treatment dan 26 orang kelompok kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar pertanyaan

berupa kuesioner. Lembar kuesioner tersebut diberikan pada kelompok treatment

maupun kelompok kontrol, pada kelompok treatment sebelumnya sudah diberi

beberapa kali penyuluhan atau pengetahuan tentang Imunisasi Dasar. Kuesioner

terdiri atas beberapa kelompok pertanyaan meliputi :

1. Identitas Responden

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

[image:48.595.151.493.115.648.2]

E. Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 : Bagan Kerangka Penelitian Kesimpulan

Populasi sebanyak 60 orang Ibu dari bayi usia 1 tahun di Desa Mancon Kec Wilangan

Sampel : 52 orang

Pengukuran variabel

Analisis data

Memenuhi kriteria inklusi

Simple Random Sampling

Kelompok treatment Sebanyak 26 orang

(49)

commit to user

F. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan pernyataan dan

pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data ini langsung

diperoleh dari hasil penelitian dengan pengisian kuesioner meliputi data

pengetahuan dan data sikap.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk,

Puskesmas Wilangan, dan Desa Mancon Kecamatan Wilangan Kabupaten

Nganjuk. Data sekunder berupa data dasar dan data cakupan imunisasi.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : · Penyuluhan tentang imunisasi dasar

2. Variabel terikat : · Pengetahuan Ibu bayi tentang imunisasi dasar.

· Sikap Ibu bayi tentang imunisasi dasar.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan Ibu tentang imunisasi dasar lengkap adalah hasil tahu Ibu tentang

apa saja jenis imunisasi serta manfaatnya bagi bayi usia 1 tahun yang dinilai

menggunakan kuesioner dengan skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban

salah dengan skala data nominal.

2. Sikap tentang kelengkapan imunisasi dasar adalah respon psikologis Ibu

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

terhadap alasan mau membawa atau menolak anaknya untuk diberi imunisasi

secara lengkap sampai usia 1 tahun dengan alat ukur kuesioner pernyataan

positif : Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu = 3, Tidak setuju = 2, Sangat

Tidak Setuju :1, Pernyataan negatif : Sangat Setuju : 1, Setuju = 2, Ragu =

3, Tidak setuju = 4, Sangat Tidak Setuju : 5 dinyatakan dalam skala data

nominal.

3. Penyuluhan tentang Imunisasi Dasar Lengkap adalah pengetahuan tentang

imunisasi dasar yang sebaiknya sudah diberikan pada balita secara lengkap

sebelum usia 1 tahun,yang meliputi jenis vaksin, manfaat dan kandungannya

I. Tes Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan, kuesioner dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas

untuk mengetahui layak atau tidaknya digunakan dalam penelitian.

1. Validitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test

melakukan fungsi ukurnya atau validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh

mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo,

2008). Item-item yang mempunyai korelasi signifikan berarti betul-betul

mengukur apa yang seharusnya terukur dikategorikan item valid, dan item-item

yang mempunyai korelasi tidak signifikan berarti item yang tidak mengukur apa

yang seharusnya terukur dikategorikan item tidak valid (gugur). (T.Widodo,2009).

Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS dilakukan terhadap

(51)

commit to user

Rumus untuk menghitung validitas digunakan

Pearson Product Moment.

å xy

rxy

(åx2) (åy2 )

Keterangan :

rxy : Pearson Product Moment

X : ada X1, X2, dan seterusnya sebanyak soal di kuesioner

Y : skor total

Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel pada taraf

signifikansi 5 %.

2. Reliabilitas

Reliabilitas hasil pengukuran adalah menguji hasil pengukurannya,

dibatasi seberapa keajegan atau kekonstanan hasil pengukuran suatu variabel.

Teknik yang digunakan adalah Teknik Kuder-Richardson Approach, teknik ini

digunakan untuk instrument yang bentuknya alternative salah atau benar.

Formulanya :

n ∑ pq

KR = ( 1 – )

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterangan :

n = banyak item

p = proporsi responden yang menjawab item benar

q = proporsi responden yang menjawab item salah

∑ pq = jumlah p x q tiap item

SD = Standart Deviasi

Rentang koefisien KR20 berkisar antara 0.00 – 1.00, disimpulkan dari sangat

kurang reliabel sampai dengan sangat reliabel, hasil pengukuran yang termasuk

reliabel bila berkisar lebih dari atau sama dengan 0,7. (T.Widodo,2009)

J. Analisis Data Penelitian

Analisis dilakukan dengan uji Two independent sample t test (Nursalam,

2003 : 128). Analisis menggunakan program SPSS ( Statistifical Package for the

(53)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan terhadap semua item-item soal untuk mengetahui

apakah item-item soal tersebut benar-benar merepresentasikan atau mampu

digunakan untuk mengukur nilai dari variabel yang terkait dengan item soal

tersebut. Item yang tidak valid berarti item tersebut tidak dapat digunakan untuk

mengukur atau merepresentasikan variabel terkait dengan tepat sehingga item

tersebut di buang. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara

tiap-tiap item dengan nilai variabel yang tidak lain adalah total dari nilai-nilai semua

item. Suatu item dikatakan valid apabila korelasinya dengan nilai total atau

variabel yang diukurnya signifikan pada taraf ketelitian (α) tertentu yang

digunakan peneliti.

Pengujian validitas dengan program SPSS metode korelasi Spearman

menghasilkan output yang menampilkan angka korelasi, nilai signifikansi dan

jumlah data. Kesimpulan dapat diambil dengan mudah berdasarkan nilai

signifikansi. Dengan taraf ketelitian α = 0,05 apabila signifikansi suatu item

kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi item tersebut dengan

variabel yang diukur signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa item tersebut

valid. Sedangkan apabila signifikansi suatu item lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa korelasinya dengan variabel yang diukur tidak signifikan

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dalam penelitian ini terdapat variabel pengetahuan dan sikap ibu tentang

kelengkapan imunisasi dasar, yang melibatkan sebanyak 30 orang responden

untuk diuji validitas dan reabilitasnya. Pada hasil uji validitas didapat angka

signifikansi sebesar 0,361 berdasar pada Tabel Harga Kritis dari r dengan N

sejumlah 30 orang responden dan besaran interval kepercayaan adalah 95%,

sehingga didapat angka signifikansi sejumlah 0,361, yang artinya apabila angka

[image:54.595.114.512.249.685.2]

korelasi lebih besar dari 0,361 maka variabel tersebut dikategorikan valid.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan

Variabel Item Korelasi Signifikansi Kategori

(55)
[image:55.595.111.512.163.486.2]

commit to user

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap

Variabel Item Korelasi Signifikansi Kategori

Sikap Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0,807 0,984 0,964 0,865 0,984 0,769 0,984 0,984 0,950 0,964 0,984 0,984 0,984 0,865 0,865 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas bahwa pada variabel pengetahuan

dan sikap ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar tidak terdapat item yang tidak

valid sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas ulang terhadap kedua variabel

tersebut di atas.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap variabel penelitian yang diukur dengan

item-item soal yang valid tersebut akan memberikan hasil yang sama apabila

diterapkan terhadap responden yang lain. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila

kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut memberikan hasil

yang sama ketika digunakan untuk penelitian yang berulang-ulang.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai koefisien Cronbach’s Alpha-nya

lebih besar dari 0,7. Berikut adalah nilai koefisien Cronbach’s Alpha dari variabel

[image:56.595.113.513.232.548.2]

pengetahuan dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar.

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Ibu

Variabel Koefisien Cronbach’s Alpha Kategori

Pengetahuan Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

0,956 Reliabel

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Ibu

Variabel Koefisien Cronbach’s Alpha Kategori

Sikap Ibu tentang kelengkapan Imunisasi Dasar

0,981 Reliabel

Sebagaimana terlihat pada tabel di atas, variabel tersebut mempunyai

koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,7. dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa variabel tersebut adalah reliabel.

B. Deskripsi hasil Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari balita sebanyak 60 orang

(57)

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian   ...................................
Gambar  2.1 : Bagan Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 3.1 : Bagan Kerangka Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Pengetahuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi makan yang tidak memperhatikan jenis yang sesuai dengan kondisi tubuh ketika berbuka, dan berlebihan inilah yang beresiko untuk mudah jatuh sakit.. Pola seperti ini

IV.3.2 Program Ruang Gedung Terminal Pelabuhan Laut Tanjung Kendal

secara parsial berpengaruh positif dan apabila budaya organisasi dapat diterima oleh karyawan akan meningkatkan kinerja Karyawan di Bank BPD Bali Cabang

Jika akan disusun jadwal keberangkatan BRT yang siap digunakan operator Trans Jogja, maka bilangan kabur yang menyatakan waktu keberangkatan tersebut harus diubah menjadi

(1) Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Perceived Ease Of Use merupakan analisis faktor konfirmatori variabel perceived ease of use yang dapat dilihat

Metode: TTNA dengan tuntunan USG toraks dilakukan pada 46 sampel yang diduga menderita kanker paru di RSUP H. Diagnosis akhir berdasarkan sitologi atau follow-up klinis. Dari analisis

meroket hingga 278% pada semester pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp175 miliar, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama

Kondisi TPA eksisting di Wilayah Jabodetabek sudah jenuh dan tidak dimungkinkan lagi untuk dikembangkan, Dalam pemilihan alternatif yang prioritas dalam pemilihan