• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Penetapan Harga dalam Mempertahankan Pelanggan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Penetapan Harga dalam Mempertahankan Pelanggan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI II. Defenisi Teori

Teori adalah landasan bagi penulis untuk memudahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. Kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan berpikir yang berguna untuk memudakan penulis dalam mencari solusi permasalahan. Oleh karena itu, penulis akan dapat memahami dan menjelaskan masalah yang ada di dalam penelitian ini.

Adapun yang menjadi teori yang berhubungan dengan penelitian ini adalah : 2.1. Teori Jasa

Menurut Kotler ( Dalam Tjiptono, 2005 : 16 ) Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Leonard L Berry dalam Yazid ( Sunyoto, 2013 : 42 ) yaitu Jasa itu sebagai deeds ( tindakan, prosedur, aktivitas ) proses-proses dan untuk kerja yang intangible.

(2)

Menurut Kotler, Pekerjaan dalam sektor jasa di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 79 % dari total lapangan kerja, diprediksi akan menyedikan sekitar 90 % dari keseluruhan lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21.

2.2. Defenisi Telekomunikasi

Telekomunikasi adalah sejenis komunikasi elektronika yang menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi untuk berlangsungnya komunikasi yang kita maksudkan. Dengan demikian, telekomunikasi merupakan upaya lanjutan komunikasi yang dilakukan oleh manusia,disaat sedang melakukan komunikasi ( Saydam, 2006 ).

Pasal 1 Undang-undang No 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi mengemukakan defenisi telekomunikasi. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya sedangkan alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam berkomunikasi.

2.3. Awal –Mula Telepon Seluler

(3)

telepon yang disebut sambungan telepon bergerak ( STB ) yang masih bekerja pada jaringan bukan seluler.

Teknologi STB itu hanya bertahan di pasar selama setengah dasa warsa,karena mulai masuknya teknologi telepon seluler NMT- 450 ( Nordic Mobile Telephone ) tahun 1986 yang diperkenalkan oleh PT Rajasa Hazanah Perkasa milik Dali Taher, kemudian NMT 450 memperkenalkan telepon seluler,memdorong investror lain untuk memasuki lahan bisnis telepon seluler saat itu.

PT Elektrindo Nusantara tahun 1990 mulai memperkenalkan jasa telepon seluler yamg menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System ) Jaringan telepon seluler NMT 450 dan AMPS ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai STBS ( Sistem Telepon Bergerak Seluler ) nasional.

(4)

Di negara Indonesia sistem GSM mulai diperkenalkan pada tahun 1993 dengan sebutan Global System for Mobile Communication ( Sistem Komunikasi Bergerak Global ) yang disingkat dengan GSM.

2.4. Teori Harga

Dalam pemasaran ( Marketing ) secara umum berkaitan langsung dengan masalah harga suatu produk. Kesesuaian antara harga dengan kualitas produk menjadi penentu atau penetapan harga yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan kualitas produk sehingga akan menjadi masalah bagi pemasar. Misalnya harga yang ditetapkan terlau mahal atau terlalu murah untuk produk dengan kualitas tertentu.

Jika penetapan harga yang terlalu mahal dan tidak sesuai dengan kualitasnya maka konsumen ( pelanggan ) akan cenderung meninggalkannya dan mencari produk sejenis lainnya. Sebaliknya jika penetapan harga terlalu murah maka konsumen ada kemungkinan akan membeli dalam jumlah relative

banyak.

(5)

Menurut Fandy Tjiptono, Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah uang ( satuan moneter ) atau aspek lain yang mengandung utilitas / kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

2.5. Peranan harga

Menurut Fandy Tjiptono, Harga berperan penting secara makro ( bagi perekonomian secara umum ) dan secara mikro ( bagi konsumen dan perusahaan) adalah :

1. Bagi perekonomian : Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi. Seperti: Tenaga kerja, tanah, modal, waktu dan kewirahusaan. Tingkat upah yang tinggi menarik tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi menjadi daya tarik bagi investasi modal dan seterusnya. Sebagai alokator sumber daya, harga menentukan apa yang akan diproduksi ( penawaran ) dan siapa yang akan membeli barang dan jasa yang dihasilkan ( permintaan ) 2. Bagi konsumen : Dalam penjualan ritel,ada segmen pembeli yang sangat

(6)

konsumen agak sensitif terhadap harga, namun juga mempertimbangkan faktor lain seperti citra merek, lokasi toko, layanan, nilai ( value ), fitur produk, dan kualitas. Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas produk seringsekali dipengaruhi oleh harga.

3. Bagi perusahaan : Dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya ( produk, distribusi dan promosi ) yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas produk bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan. Dampaknya, harga berpengaruh pada pendapatan dan laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mendapatkan uang melalui harga yang ditetapkan.

2.6. Dimensi Strategis Harga

Menurut Chandra ( dalam Tjiptono, 2005 : 179 ) sebagai salah satu elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan yang cermat, sehubungan dengan sejumlah dimensi strategis harga berikut ini :

1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk ( a statement of value )

(7)

2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas ( visible ) bagi para pembeli

3. Harga adalah determinan utama permintaan.Berdasarkan hukum permintaan ( the law of demand ) besar kecilnya harga mempengaruhi kauntitas produk yang dibeli konsumen.Semakin mahal harga,semakin sedikit jumlah permintaan atas produk bersangkutan dan sebaliknya.

4. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba.

5. Harga bersifat fleksibel artinya bisa disesuaikan dengan cepat

Gambar 2.1. Fleksibilitas Harga ( Sumber : Tjiptono, 2005 )

P

E

L

ANGGAN

FLEKSIBILITAS HARGA

BI

AYA

(8)

6. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning

7. Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para manajer. 2.7. Strategi Penetapan Harga

Untuk memenangkan sebuah persaingan, maka pihak produsen harus menentukan strategis harga yang tepat bagi produknya. Menurut Indriyo Gitosudarmo ( dalam Sunyoto, 2013 : 18 ) ada dua strategi penetapan harga yaitu :

1. Strategi Harga Produk Baru

Jika kita melihat di toko-toko elektronik saat ini banyak dijumpai produk-produk baru yang menawarkan berbagai jenis fasilitas dan kemudahan beserta kecanggihan teknologi yang diterapkan pada produk tersebut. Misalkan produk baru jenis televisi ada jenis LCD, LED dengan layar kiristal yang tipis berbagai jenis ukuran inchi. Karena masih termasuk produk baru,maka penawaran harganya relatif mahal yaitu ukuran 32 inchi harga 20 juta, ukuran 42 inchi harga 33 juta. Namun seiring waktu, tentu saja banyak pesaing-pesaing lain masuk dengan menawarkan produk baru sejenis lainnya.

2. Strategi Harga Bauran Produk

(9)

2.8. Metode Penetapan Harga

Menurut Fandy Tjiptono, Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama yaitu:

A. Metode penetapan harga berbasis permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan prefensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba`dan persaingan.

Di dalam metode penetapan harga berbasis permintaan ada tujuh metode dalam menghadapi perasingan harga yang baru muncul di dalam su atu persaingan usaha yaitu:

1. Skimiming price

Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat.

2. Penetration pricing

Dalam strategi ini, perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.

3. Prestising pricing

(10)

4. Price Lining

Price lining digunakan apabila perusahaaan menjual produk lebih dari satu jenis.

5. Odd-even princing

Harga-harga yang ditetapkan dengan harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu

6. Demand – Backward Pricing

Perusahaan yang memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal.

7. Build Pricing

Build princing adalah strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket.

B. Metode penetapan harga berbasis biaya

Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

C. Metode penetapan harga berbasis laba.

(11)

D. Metode penetapan harga berbasis persaingan

Metode penetapan harga berabasis persaingan terdiri dari 4 jenis yaitu :

a. Customery pricing

Metode ini digunakan untuk produk yang harganya ditentukan oleh faktor-faktor saluran distribusi yang tersadarinsasi atau faktor persaingan lainnya.

b. Above,at,or market pricing

Above – market pricing digunakan dengan cara menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar..metode ini digunkan hanya sesuai deigunakan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah memilki reputasi atau perusahaan yang sudah memiliki barang prestise.

c. Loss leader pricing

Metode ini digunakan untuk keperluan promosi khusus,ada perusahaan yang menjual harga suatu produk di bawah biayanya, tujuannya bukan meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi untuk menarik konsumen agar datang untuk membeli produk tersebut jadi produk itu dijadikan sebagai penglaris agar produk lainnya juga laku.

d. Sealed Bid Pricing

(12)

2.9. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Kotler ( dalam Sunyoto, 2013 : 15 ) Dalam menetapkan harga pada sebuah produk perusahan mengikuti prosedur enam langkah yaitu :

1. Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan pemasarannya,misalnya mempertahankan hidup,meningkatkan laba saat itu,ingin memenangkan bagian pasar dan kualitas produk

2. Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode,pada tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak elastis,semakin tinggi pula harga yang dapat ditetapkan oleh perusahaan

3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi pada tingkat produksi yang berbeda-beda

4. Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk menetapkan harga mereka sendiri

5. Perusahaan memilih salah satu dari metode penetapan harga yang terdiri dari penetapan harga biaya tambahan, penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup.

(13)

2.1.0. Teori Konsumen

Menurut Ulang Sumarwan, Konsumen telah menjadi pusat perhatian pemasar karena konsumenlah yang memustuskan apakah ia akan membeli atau tidak, hal tersebut juga sebagaimana dinyatakan oleh Peter dan Austin ( dalam Engel, Blackwell dan Miniard, 1990 : 4 ) “ Dalam sektor swasta atau publik, dalam perusahaan besar atau kecil, mengamati bahwa hanya ada dua cara untuk menciptakan dan mempertahankan prsetasi unggul dalam waktu yang lama. Pertama, memberikan perhatian luar biasa kepada pelanggan melalui pelayanan yang unggul dan kualitas yang unggul. Kedua, melakukan inovasi.

2.1.1. Konsep Perilaku Konsumen

Menurut Hawkins, Best , dan Coney ( dalam Tatik Suryani 2007 : 6 ) menyatakan perilaku konsumen adalah “ Consumer behaviour is the study if indiviuals, groups or organizations, and the processes they use to select ,secure,

use, and dispose of products, services, experinces or ideas to satisfy needs and

the impact that these processes have on the consumer and society.”

(14)

Dengan demikian studi perilaku konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas karena termasuk di dalamnya juga mempelajari dampak dari proses dan aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk ( dalam Tatik Suryani, 2007 ) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang dimiliki ( waktu, uang dan usaha ) untuk mendapatkan barang dan jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

2.1.2. Karateristik Konsumen

Menurut Ulang Sumarwan, Karateristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan karateristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk untuk mencari informasi karena konsumen sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.

(15)

2.1.3. Strategi Mempertahankan Pelanggan

Menurut Danang Sunyoto, Perusahaan dalam mempertahankan pelanggan tidak hanya ingin memperbaiki hubungan dengan mitranya, tetapi mereka juga ingin membangun ikatan dan loyalitas yang lebih kecil dengan pelanggan akhirnya.

Terkait dengan hal tesebut, adapun cara lain untuk mempertahankan pelanggan adalah memberikan kepuasan pelanggan yang tinggi sehingga akan lebih sulit bagi pesaing untuk menerobos halangan dengan menawarkan harga lebih murah atau rangsangan lain. Tugas menciptakan kesetian pelanggan ini disebut pemasaran berwawasan hubungan.

2.1.4. Perlindungan Hukum Konsumen

Perlindungan konsumen di Indonesia telah menampakan titik cerah,karena telah banyak undang-undang dan peraturan dikeluarkan oleh DPR ( Dewan Perwakilan Daerah ) maupun pemrintah dalam melindungi konsumen secara langsung maupun tidak langsung.

Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bisa dianggap sebagai undang-undang utama atau payung undang-undang secara langsung melindungi kepentingan konsumen, Sedangkan undang-undang peraturan lainnya juga melindungi konsumen dapat disebutkan sebagai berikut :

(16)

Gambar

Gambar 2.1.  Fleksibilitas Harga

Referensi

Dokumen terkait

Presentase Kerugian Piutang pada PT. Piutang Tak Tertagih di Seluruh Sektor PT. 6 menunjukkan bahwa jumlah piutang tak tertagih pelanggan pada PT. PLN WS2JB UP3 mengalami

Pada saat dilakukan simulasi gangguan pada incoming feeder Tursina terjadi kesalahan koordinasi proteksi dengan terputusnya rele diluar kawasan Tursina karena setting

Adapun ruang lingkup peneitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika

Gordon dan Gordon (2000) membedakan pengertian pengguna, penyalah guna, dan pecandu narkoba. Menurutnya, pengguna adalah seseorang yang menggunakan narkoba hanya sekedar

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang antara lain disiplin dalam menggunakan waktu, dalam belajar, dalam

MANAGEMENT DEVELOPMENTAL PAPERS INTERNATIONAL BUSINESS DEVELOPMENTAL PAPERS ORGANIZATIONAL PSYCHOLOGY DEVELOPMENTAL PAPERS SUSTAINABLE AND RESPONSIBLE BUSINESS DEVELOPMENTAL

If you apply the regular version to a paragraph, then select a word in that paragraph and click the B button in the Property Inspector to make that text bold, the web browser won’t

Provinsi yang mengamalkan perilaku penjarangan dengan efektif adalah Provinsi Maluku dengan