• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Bank Sumut Cabang Iskandar Muda Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Bank Sumut Cabang Iskandar Muda Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Zaman semakin maju dari tahun ke tahun. Di era globalisasi ini

persaingan bisnis pun semakin ketat. Oleh karena itu, setiap organisasi

berusaha untuk meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) mereka agar

menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas organisasi

(Utami, 2005).

Organisasi, termasuk organisasi perusahaan terdiri dari sejumlah

anggota yang memberikan sumbangan mereka masing-masing sebagai

upaya mencapai tujuan organisasi melalui kedudukan dan peran mereka

dalam organisasi. Sejumlah anggota di dalam organisasi disebut juga

sebagai sumber daya manusia organisasi. Sumber daya manusia dipandang

sebagai unsur yang sangat menentukan dalam proses pengembangan usaha

sehingga perkembangan dunia usaha akan terealisasi apabila ditunjang

oleh sumber daya manusia yang berkualitas (Tadjudin, 1995).

Sumber daya manusia, di dalam organisasi perusahaan disebut juga

kelompok kerja yang terdiri dari sejumlah pekerja dan pimpinan yang

saling mempengaruhi dan saling tergantung sama lainnya dalam rangka

mencapai atau mewujudkan tujuan organisasi perusahaan. Agar

tercapainya tujuan dari perusahaan, maka diperlukan hubungan kerjasama

(2)

hubungan atasan bawahan, sesama karyawan, dan juga bawahan dengan

atasan (Winarsih, 2011).

PT. Bank Sumut mendapat peringkat kedua dalam kategori BPD yang

memberikan pelayanan prima pada The Best BSEM 2010/2011 yang

dirilis MRI dan Infobank. Kemudian PT Bank Sumut juga kembali

mengukir prestasi menjadi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

terbaik di Indonesia yang diselenggarakan oleh Majalah Bussines Review

medio Januari 2013 yang lalu (analisadaily.net, 2013)

Prestasi yang diperoleh tentunya juga menegaskan bahwa

penghargaan yang sama yang diraih pada Tahun 2010 yang lalu bukanlah

suatu kebetulan tapi wujud konsistensi terhadap visi misi perusahaan yang

dijalankan secara baik oleh para karyawannya. Hal ini terjadi karena

didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang selalu memberikan

pelayanan terbaik sesuai dengan motto PT. Bank Sumut. Dengan motto

Memberikan Pelayanan Terbaik PT. Bank Sumut selalu berusaha

memenuhi janji kepada nasabahnya dengan memberi pelayanan prima.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karyawan perlu saling

mendukung dan bersama-sama bekerja satu sama lain. Dengan adanya

employee engagement, maka karyawan akan memiliki suatu kesadaran

terhadap bisnis. Kesadaran terhadap bisnis inilah yang membuat karyawan

akan memberikan seluruh kemampuan terbaiknya terhadap perusahaan.

Riset menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki engagement dengan

(3)

dalam Nusatria, 2011). Hal inilah yang disebut dengan employee

engagement.

Menurut Nusatria (2011) di dalam jurnalnya yang berjudul Employee

Engagement : Anteseden dan Konsekuensi, bahwa Karyawan yang

memiliki engagement dengan perusahaan akan berkomitmen secara

intelektual dan emosional terhadap perusahaan serta akan memberikan

usaha terbaiknya melebihi apa yang dijadikan target dalam suatu

pekerjaan. Namun kenyataannya, masih banyak perusahan-perusahaan di

dunia yang belum memberi perhatian lebih pada employee engagement

meskipun employee engagement sangat memberikan manfaat bagi

perusahaan.

Employee engagement adalah hubungan yang erat antara karyawan

dan pekerjaan mereka, organisasi mereka, atau dengan orang-orang yang

bekerja untuk atau dengan mereka. Dengan adanya employee engagement,

Karyawan akan menemukan makna pribadi dalam pekerjaan mereka,

bangga dengan apa yang mereka lakukan dan dimana mereka

melakukannya (McPhie & Rose, 2008).

Selanjutnya, pendapat diatas diperkuat oleh pandangan populer yang

menyatakan bahwa employee engagement tidak hanya membuat karyawan

memberikan kontribusi lebih, namun juga membuat mereka memiliki

loyalitas yang lebih tinggi sehingga mengurangi keinginan untuk

(4)

Employee engagement juga dapat dicapai melalui penciptaan

lingkungan organisasi yang kondusif dimana emosi positif seperti

involvement dan pride didorong, sehingga terjadi peningkatan kinerja

organisasi, rendahnya tingkat turnover, serta kondisi kesehatan yang lebih

baik (Robinson dalam Kular, 2008).

Menurut HRglobal (dalam Mahmudah, 2011) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi employee engagement didalam organisasi yaitu

budaya kerja yang menghargai kinerja, ekspektasi pekerjaan jelas, tingkat

motivasi tinggi, adanya sistem umpan balik, kesempatan pengembangan

karir, sistem insentif, penghargaan, dan pengakuan, serta adanya

kepemimpinan yang efektif.

Hal ini juga sejalan dengan Vazirani (2007) yang menyatakan faktor

yang mempengaruhi employee engagement di dalam organisasi yaitu

peningkatan karir, kepemimpinan, otonomi, hubungan interpersonal yang

baik, image, komunikasi, kesehatan dan keselamatan kerja, kepuasan

kerja.

Kahn (1990) mengatakan bahwa seseorang memiliki tingkat

engagement yang berbeda-beda terhadap keuntungan yang mereka terima

dari peran mereka. Karyawan akan lebih terikat terhadap pekerjaannya

apabila mereka mendapatkan penghargaan dan pengakuan terhadap

performansi mereka. Kurangnya penghargaan dan pengakuan akan

menyebabkan karyawan tidak betah, maka dari itu pengakuan dan

(5)

Berdasarkan pendapat Saks (2006), PT. Bank Sumut juga mempunyai

penilaian yang terbaik untuk pemberian reward atau penghargaan. Adanya

manajemen kinerja berupa penambahan 50 poin, yang apabila terus

dikumpulkan akan berguna untuk promosi jabatan karyawan. Sehingga

para karyawan akan terus memberikan kemampuan terbaiknya untuk

perusahaan (Amalia, 2012).

Secara umum McBain (dalam Mahmudah, 2011) menjelaskan bahwa

ada tiga kluster yang menjadi penggerak employee engagement yaitu

organisasi, manajemen dan kepemimpinan, serta working life.

Working life adalah kenyamanan kondisi lingkungan kerja yang dapat

menjadi pemicu terciptanya employee engagement. Lingkungan kerja yang

dimaksud disini adalah pertama, lingkungan kerja yang memiliki keadilan

distributif dan prosedural. Hal ini terjadi karena karyawan yang memiliki

persepsi bahwa ia mendapat keadilan distributif dan prosedural akan

berlaku adil pada organisasi dengan cara membangun ikatan emosi yang

lebih dalam pada organisasi. Kedua, lingkungan kerja yang melibatkan

karyawan dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini mempengaruhi

karyawan secara psikologis, mereka menganggap bahwa mereka berharga

bagi organisasi. Hal ini membuat munculnya employee engagement di

dalam organisasi. Ketiga, organisasi yang memperhatikan keseimbangan

kehidupan kerja dan keluarga karyawan. Dalam banyak penelitian

(6)

karyawan akan cenderung memutuskan keluar dari pekerjaan (McBain

dalam Mahmudah, 2011)

Dari uraian diatas, secara umum istilah Working life berkaitan erat

dengan konsep iklim organisasi. Iklim organisasi adalah proses

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, sehingga dapat tercipta

hubungan dan kerjasama yang harmonis diantara seluruh anggota

organisasi. Upaya untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif,

dapat diarahkan dengan terwujudnya kerjasama kerja yang serasi,

sehingga dapat mewujudkan kinerja yang semakin lebih baik pada diri

karyawan (Vivi, 2007).

Iklim organisasi mengacu pada persepsi bersama dari kebijakan,

praktek, dan prosedur organisasi secara formal dan informal. Sehingga

dapat dikatakan iklim organisasi merupakan suatu keadaan atau ciri-ciri

atau sifat-sifat yang menggambarkan suatu lingkungan psikologis

organisasi-organisasi yang dirasakan oleh orang yang berada dalam

lingkungan organisasi tersebut (Reichers dan Schneider dalam Suhanto,

2009).

Steers (dalam Yuliana, 2007) juga mengatakan bahwa konsep iklim

organisasi adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasakan dalam lingkungan

kerja dan timbul karena kegiatan organisasi tersebut dan dapat

mempengaruhi perilaku orang-orang didalamnya. Begitu juga halnya

dengan Schneider (dalam Yuliana, 2007) menyatakan bahwa iklim

(7)

jenis-jenis perilaku yang diberikan penghargaan dan didukung dalam latar

tertentu.

Selain itu, Iklim Organisasi juga merupakan suatu yang dapat diukur

pada lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung yang

berpengaruh pada orang-orang yang bekerja di lingkungan organisasi itu

dan diasumsikan akan berpengaruh pada motivasi dan perilaku mereka

(Litwin & Stringer, 1968).

Beberapa peneliti mengatakan bahwa iklim organisasi adalah suatu

yang bersifat psikologis, multidimensi, fenomena yang kompleks yang

mempunyai efek terhadap pembelajaran, kinerja, turnover, keabsenan dan

jabatan yang tetap. Iklim organisasi telah menunjukkan pengaruh yang

kuat terhadap tingkah laku individu dan kelompok di dalam organisasi

(Abbey dalam Suhanto, 2009).

Sementara itu, Davis dan Newstrom (2002), menjelaskan bahwa iklim

organisasi dapat menentukan sejauh mana individu merasa betah menjadi

anggota suatu organisasi dan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

produktivitas dan kualitas kinerja. Sehingga iklim organisasi berpengaruh

terhadap kinerja seseorang.

Ditinjau dari aspek-aspek iklim organisasi berdasarkan Stringer

(2002) seperti struktur, standar, tanggung jawab, penghargaan, dukungan,

dan komitmen, maka hal ini juga berlaku pada salah satu aspek yaitu

standar di PT. Bank Sumut. PT. Bank Sumut juga memiliki standar dalam

(8)

layanan yang dapat menunjang kualitas pelayanan dalam jangka panjang

yang diterapkan secara berkesinambungan oleh karyawan PT Bank Sumut.

Delapan standar penampilan tersebut berupa memperhatikan

penampilan rambut, wajah, seragam, sepatu, tanda identitas, aksesoris,

kebersihan tubuh, dan menjaga kesehatan tubuh. Untuk standar layanan

disesuaikan dengan posisi jabatan masing-masing karyawan yakni dimulai

dengan memberikan senyum ketika nasabah datang sampai dengan

mengucapkan terima kasih ketika mengakhiri pembicaraan dengan

nasabah (Aisha, 2012).

Aspek-aspek yang dikemukakan oleh Stringer (2002) membentuk

iklim organisasi. Ketika iklim organisasi positif, dapat menjadi pemicu

terciptanya employee engagement. Adanya employee engagement

membuat karyawan memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaan

sehingga dapat merasakan kepuasan bekerja di perusahaan tersebut

(Trimahanani dalam Mahmudah, 2011). Dengan adanya employee

engagement diyakini berdampak pada hasil bisnis, juga ditandai dengan

peningkatan intensi untuk tetap di organisasi (Robinson, 2004). Hal ini

tentu akan berdampak pada kinerja karyawan sehingga menyebabkan

peningkatan produktifitas. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang

peneliti lakukan kepada beberapa karyawan di PT. Bank Sumut Cab.

Iskandar muda. Berikut kutipannya:

(9)

“...abang masi beberapa bulan disini sih memang. Masih banyak yang abang gak tau tentang pekerjaan. Orang disini malah banyak yang bantu abang. Kalau ada yang abang gak tau, abang

tanya, mereka pasti bantu. Kasih tau gimana cara

nyelesaikannya...” (Komunikasi personal, 4 Juni 2013)

“...abang lembur kalau pekerjaan belum selesai. Daripada ditunda-tunda dan bawa pekerjaan ke rumah, kan mending dikerjakan disini sampai selesai. Nah kalau sudah selesai, baru deh pulang. Abang lembur ya karena keinginan sendiri. Merasa bertanggung jawab sama pekerjaan abang...” (Komunikasi personal, 4 Juni 2013)

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat pengaruh iklim

organisasi terhadap employee engagement dalam perusahaan, khususnya di

PT. Bank Sumut Cabang Iskandar Muda.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh

iklim organisasi terhadap employee engagement pada PT. Bank Sumut

Cabang Iskandar Muda?”

C. BATASAN MASALAH

Mengingat luasnya permasalahan yang membutuhkan pembahasan lebih

lanjut, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti

yaitu ingin mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap employee

(10)

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pengaruh antara iklim organisasi terhadap employee

engagement.

b. Mengetahui dan mendapatkan data mengenai seberapa positif iklim

organisasi yang dirasakan karyawan.

c. Mengetahui dan mendapatkan data mengenai seberapa tinggi tingkat

employee engagement pada para karyawan.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki dua manfaat baik secara teoritis maupun praktis :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dibidang

Psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi terutama

yang berkaitan dengan iklim organisasi dan employee engagement.

Untuk menguji penerapan teori yang diperoleh selama masa

perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini ditujukan pada dunia bisnis

khususnya perbankan. Membantu dalam memberikan kontribusi

berupa pemikiran dan kerangka acuan untuk dimanfaatkan

mengenai iklim organisasi dan juga employee engagement.

(11)

baik dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat

tercapai.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan

Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Berisikan uraian tentang teori-teori dari masing-masing variabel,

hubungan antara variabel, dan hipotesa, yang mendasari masalah

yang menjadi objek penelitian, yang meliputi landasan teori dari

iklim organisasi dan employee engagement.

Bab III : Metode Penelitian

Berisikan mengenai metode-metode dalam penelitian yaitu

identifikasi variabel, definisi operasional variabel penelitian,

populasi dan sampel, alat ukur, validitas dan realibilitas alat ukur,

(12)

Bab IV : Analisis data dan Pembahasan

Berisikan mengenai analisis data dan pembahasan yang berisikan

gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan

pembahasan hasil penelitian yang merupakan perbandingan

hipotesis dengan teori-teori atau hasil penelitian terdahulu.

Bab V : Kesimpulan dan Saran-saran

Berisikan mengenai kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian ini

akan membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran

yang diberikan oleh peneliti baik itu untuk penyempurnaan

penelitian atau untuk penelitian yang berhubungan dengan apa

Referensi

Dokumen terkait

7 Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi 4 Nana Suarna, M.Kom/Assiten APP1-APP2 Kamis 17.00-19.15 3 Sore. Cirebon, 27 September

Bagi rekanan yang merasa keberatan atas pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan secara tertulis disampaikan kepada Panitia Pengadaan Barang

Puket I Bidang Akadamik dan Kemahasiswaan Ketua STMIK IKMI Cirebon.

[r]

Saat kehilangan gaya benda akan berhenti atau saat berhenti benda tidak memiliki gaya; (2) Menganggap arah gerak benda selalu sesuai dengan arah gaya yang bekerja pada

THE USE OF ENGLISH NEWSPAPER TO IMPROVE STUDENTS’ READING SKILL (A Classroom Action Research to the Tenth Grade Students of SMA Negeri 1 Tekarang in the Academic Year 2016/2017).

Suatu jenismistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukuran ketinggian disebut jangkasorong ketinggian atau kaliber tinggi. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak

Dalam kepercayaan masyarakat Asmat, suku bangsa Asmat sekarang ini merupakan keturunan dewa yang turun dari dunia ghoib.. Dewa-dewa itu