• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Keselamatan dan kesehatan kerja seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Dengan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan pekerjaannya dengan aman, nyaman, dan sehat setiap saat. Hal ini akan meningkatkan produktivitas perkerja sehingga hasil produksi perusahaan juga meningkat. Setiap pekerja baik sektor formal ataupun informal haruslah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja saat melakukan pekerjaan.

Setiap pekerjaaan memiliki potensi bahaya untuk menimbulkan kecelakaan kerja. Besarnya potensi bahaya kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana (Kementerian Kesehatan RI., 2015).

(2)

Berdasarkan undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 Ayat 1 dan 2, perusahaan harus mempersiapkan sarana dan prasarana sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan program-program yang dapat mengurangi angka kecelakaan kerja di perusahaan.

Berdasarkan analisis kecelakaan kerja dan bencana di berbagai industri terlihat bahwa penyebab utama kecelakaan bukanlah ketersediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang minim atau peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku, melainkan dipengaruhi oleh budaya dan iklim keselamatan kerja di dalam organisasi tersebut (Sholihah dan Kuncoro, 2014).

Menurut Zohar yang dikutip oleh Winarsunu (2008) menyatakan bahwa iklim keselamatan kerja adalah sebuah persepsi pekerja pada sikap manajemen terhadap keselamatan kerja dan persepsi pada sejauh mana kontribusi keselamatan kerja. Penekanan iklim keselamatan terletak pada persepsi pekerja mengenai peran manajemen didalam melaksanakan program keselamatan kerja (Winarsunu, 2008).

Menurut para peneliti yang dikutip Neal dan Griffin (2002), penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa persepsi iklim keselamatan positif terkait dengan kepatuhan keselamatan dan negatif terkait dengan kecelakaan individu, kelompok dan organisasi tingkat analisis.

(3)

keselamatan kerja secara bermakna dikaitkan dengan pekerja melaporkan mereka menggunakan setiap jenis alat pelindung diri sebagian besar atau semua waktu. Iklim keselamatan kerja secara bermakna dikaitkan dengan persen waktu pekerja yang menggunakan kacamata, sarung tangan, dan topi keras, tapi tidak penutup telinga atau safety harness. Iklim keselamatan kerja tidak terkait dengan keyakinan tentang pentingnya alat pelindung diri.

Berdasarkan hasil penelitian Prihatiningsih dan Sugiyanto (2010), hasil penelitian menunjukkan bahwa skor iklim keselamatan yang diperoleh subjek berkisar antara 112 sampai dengan 172 dengan rerata empirik sebesar 143. Skor kepatuhan yang diperoleh masing-masing subjek berkisar antara 6 samapi dengan 28 dengan rerata empirik sebesar 22. Hasil uji regresi ganda pengalaman personal dan iklim keselamatan dengan kepatuhan pada pekerja kontruksi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,253 dengan F= 7,45 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel pengalaman personal dan variabel iklim keselamatan berpengaruh terhadap kepatuhan.

(4)

Berdasarkan penelitian Siburian (2012), gambaran penggunaan APD terhadap 30 orang perawat IGD RSUD Pasar Rebo menunjukkan hasil analisa data bahwa 63, 30 % perawat IGD memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap penggunaan APD. Sebanyak 53,30 % perawat memiliki sikap negatif dalam menggunakan APD. Alasan terbanyak menggunakan APD adalah karena ingin menjaga keselamatan diri dan alasan terbanyak tidak menggunakan APD adalah karena sudah terbiasa tidak menggunakan APD.

Berdasarkan penelitian Veronika (2015), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan petugas cleaning service terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis termasuk dalam kategori baik (63,6 %), untuk sikap termasuk dalam kategori positif (63,6 %), sedangkan untuk tindakan termasuk dalam kategori tidak lengkap memakai alat pelindung diri (90,0 %).

(5)

mengeluarkan CPO dari mobil truk tangki menuju manhole penyimpanan CPO. Pekerja kernek bongkar naik ke atas mobil tangki truk untuk membantu mengeluarkan CPO dengan cara mendorong CPO keluar memakai tongkat panjang yang terbuat dari besi.

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis, suasana kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung cukup kondusif. Iklim organisasi pada PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung pada saat survei pendahuluan adalah setiap hari jumat pada awal bulan diadakan safety talk bulanan yang dihadiri oleh seluruh pekerja termasuk pekerja kernek bongkar CPO, kebijakan dan peraturan yang diterapkan perusahaan dimana tidak semua karyawan pada saat survei pendahuluan belum menerapkan aturan dan menerima kebijakan perusahaan tersebut hal ini terlihat dari adanya puntung rokok di area dilarang merokok, serta partisipasi seorang pemimpin yang membawahi karyawan-karyawannya dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada karyawan. Gambaran umum tentang penggunaan APD pada pekerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung pada saat survei pendahuluan sebagian pekerja khususnya pekerja bagian mengelas tidak menggunakan APD dengan lengkap.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana gambaran iklim keselamatan kerja dan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja kernek bongkarcrude palm oildi PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjungtahun 2016?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan kerja dan penggunaan APD pada pekerja kernek bongkarcrude palm oildi PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sarana untuk menambah wawasan tentang iklim keselamatan kerja dan penggunaan APD pada pekerja kernek bongkar crude palm oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung.

2. Menambah referensi bagi perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tentang iklim keselamatan kerja dan penggunaan APD pada pekerja kernek bongkar crude palm oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 30 Rehabilitasi.. Jaringan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertimbangan sekolah dalam menetapkan sosiologi sebagai mata pelajaran lintas minat, prosedur pemilihan lintas minat sosiologi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pendekatan bermain lempar tangkap terhadap hasil belajar servis bawah pada siswa kelas VII SMPN 1 Nanga

Ekstrakurikuler merupakan program diluar jam mata pelajaran yang diselenggarakan sekolah untuk mengembangkan potensi non akademik siswa. Salah satu sekolah yang

Arium Core Finance merupakan solusi dengan itur yang lengkap serta menyeluruh dan dapat mencakup berbagai jenis bisnis pembiayaan, seperti Pembiayaan Konsumen (KPR, KKB,

Layanan perbankan modern yang menyeluruh, yang memungkinkan BPR, BPRS, Koperasi dan BMT menangani akun tabungan, deposito berjangka, pinjaman, akuntansi, pelaporan operasional

[r]

For banks requiring a secure web-based Internet Banking system to increase and expand customer loyalty, provide banking services to retail and corporate customers anywhere