• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Penyebab Technostress terhadap Kinerja Pegawai dengan Dukungan Organisasi sebagai Moderating Variabel T2 912013035 BAB IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Pegawai yang bekerja di KPP Pratama Salatiga berjumlah 75 orang yang terbagi dalam beberapa seksi meliputi sub bagian umum, seksi pengolahan data dan informasi, seksi pelayanan, seksi penagihan, seksi ekstensifikasi, seksi pemeriksaan dan kepatuhan internal, seksi pengawas dan konsultasi, dan fungsional pemeriksa. Seluruh pegawai KPP Pratama Salatiga menggunakan teknologi informasi sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Setiap pegawai memiliki login dan password yang hanya dapat digunakan untuk membuka bagian pekerjaan mereka, seperti pegawai bagian pelayanan hanya dapat membuka menu pelayanan.

(2)

KPP Pratama Salatiga. Setelah mendapat persetujuan kemudian mengirimkan berkas yang berisi surat izin penelitian dari PPs MM UKSW tertanggal 6 Mei 2015, surat pernyataan, proposal tesis, dan kuesioner kepada Direktur P2 Humas Kantor Pusat DJP yang berlokasi di Jakarta. Pada tanggal 22 Mei 2015 setelah mendapat surat keputusan dari Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kantor Pusat DJP yang berupa izin untuk melakukan penelitian di KPP Pratama Salatiga maka pada tanggal 29 Mei 2015 kuesioner dititipkan kepada kepala subbag umum sebanyak 75 kuesioner dan diambil kembali pada tanggal 5 Juni 2015 pada subbag umum dengan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 63 kuesioner.

4.1.2 Deskripsi Responden

(3)

Tabel 4.1

Deskripsi Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin > 50 tahun

Tingkat Pendidikan Sumber: Data primer diolah, 2015

(4)

pendidikan SMA, sehingga dapat diartikan bahwa para pegawai pajak memiliki pendidikan yang baik karena DJP ingin terus meningkatkan kualitas SDM sehingga banyak disediakan fasilitas bagi para pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya, mayoritas dari responden memiliki masa kerja lebih dari lima tahun, hal ini mengindikasikan bahwa para pegawai telah memiliki pengalaman yang cukup dibidangnya.

4.1.3 Deskripsi Jawaban Responden

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi dari data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Jenis statistik deskriptif yang digunakan yaitu distribusi frekuensi untuk menentukan nilai rata-rata dari setiap variabel dengan perhitungan:

Nilai terbesar Nilai terkecil Range =

Jumlah kelas

5 1 =

5

(5)

Penilaian diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penilaian Analisis Deskriptif

Rata-rata Kategori

Pengukuran variabel penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan jumlah responden 63 dimana masing-masing variabel tersebut adalah techno-overload, techno-invasion, techno-complexity, techno-insecurity, techno-uncertainty, dukungan organisasi, dan kinerja. Berikut statistik deskriptif dari variabel-variabel yang telah diuji.

Tabel 4.3

Deskripsi Variabel Techno-overload

Pernyataan 1. Hadirnya sistem

komputerisasi meningkatkan beban pekerjaan saya

3 10 6 29 15 2,32

(6)

saya harus bekerja lebih cepat dalam waktu yang terbatas.

Rata-rata variabel 2,51

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa deskriptif variable techno-overload memiliki rata-rata variabel 2,51 sehingga dikategorikan rendah. Rata-rata tertinggi terdapat pada pernyataan ketiga dengan nilai rata-rata sebesar 2,97 yang menunjukkan bahwa responden menilai indikator ketiga menjadi faktor utama penyebab terjadinya techo-overload.

Tabel 4.4

Deskripsi Variabel Techno-invasion

Pernyataan SS 1. Saya merasa terhubung

dengan pekerjaan meskipun berada di luar jam kantor.

0 6 17 32 8 2,33

2. Saya merasa terhubung dengan pekerjaan meskipun pada hari libur.

0 3 22 32 6 2,35

3. Saya merasa terhubung dengan pekerjaan sehingga mengganggu waktu pribadi saya.

1 6 15 35 6 2,38

Rata-rata variabel 2,35

(7)

sebesar 2,38 yang berarti responden menilai bahwa indikator tersebut menjadi faktor utama penyebab terjadinya techo-invasion.

Tabel 4.5

Deskripsi Variabel Techno-complexity

Pernyataan SS 1. Sistem elektronik/

teknologi komputerisasi yang harus digunakan sulit dan rumit sehingga sering membingungkan.

1 9 12 33 8 2,40

2. Banyak istilah yang saya tidak mengerti dalam penggunaan sistem elektronik/ aplikasi pekerjaan.

2 4 16 33 8 2,35

3. Saya membutuhkan waktu lama untuk mempelajari teknologi/ sistem baru.

3 4 13 37 6 2,38

Rata-rata variabel 2,37

(8)

Tabel 4.6

Deskripsi Variabel Techno-insecurity

Pernyataan SS 1. Saya harus terus

meng-updatekemampuan

teknologi saya karena takut jika digantikan oleh rekan kerja yang lain.

5 10 16 29 3 2,76

2. Saya merasa kurangnya berbagi pengetahuan antar rekan kerja karena takut jika rekan lain lebih menguasai teknologi baru.

1 2 10 44 6 2,17

3. Saya merasa cemas dengan hadirnya pegawai baru yang lebih menguasai teknologi.

2 2 2 46 11 2,02

Rata-rata variabel 2,32

(9)

Tabel 4.7

Deskripsi Variabel Techno-uncertainty

Pernyataan SS 1. Sering adanya

perkembangan baru dalam sistem/aplikasi yang harus saya gunakan di kantor sehingga membingungkan.

1 13 16 29 4 2,65

2. Sering adanyaupgrade dalam jaringan komputer sehingga menghambat pekerjaan saya.

1 10 10 35 7 2,41

3. Seringnya pergantian aplikasi tanpa adanya pelatihan membuat saya merasa kesulitan.

5 16 13 27 2 2,92

4. Adanya penggantian

hardwareseperti perangkat komputer baru tanpa adanya pelatihan membuat saya merasa kesulitan.

2 8 16 31 6 2,51

Rata-rata variabel 2,62

(10)

Tabel 4.8

Deskripsi Variabel Dukungan Organisasi

Pernyataan SS 1. Instansi tempat saya

bekerja memberikan pelatihan sebelum menerapkan sistem/ aplikasi baru.

7 35 15 5 1 3,67

2. Pelatihan memudahkan saya mempelajari sistem/ aplikasi baru.

14 44 5 0 0 4,14

3. Instansi tempat saya bekerja menyediakan peralatan seperti perangkat komputer dan fasilitas lain yang memadai dan mudah digunakan(user friendly)

13 39 10 1 0 4,02

4. Fasilitas yang memadai membuat saya lebih nyaman bekerja.

17 41 5 0 0 4,19

5. Instansi tempat saya bekerja menyediakan tim khusus IT (Operator Consule) yang akan siap membantu jika terjadi masalah.

18 39 5 2 0 4,17

6. Kehadiran tim khusus IT (Operator Consule) membantu saya dalam menyelesaikan masalah dan meringankan beban pekerjaan.

21 36 4 2 0 4,21

Rata-rata variabel 4,07

(11)

terdapat pada pernyataan keenam dengan nilai rata-rata sebesar 4,21 yang berarti responden menilai bahwa indikator tersebut menjadi faktor utama variabel dukungan organisasi.

Tabel 4.9

Deskripsi Variabel Kinerja

Pernyataan SS 1. Penggunaan teknologi

komputerisasi akan menambah fleksibilitas dalam pelaksanaan tugas.

18 38 4 3 0 4,13

2. Saya dapat mengetahui dengan mudah data yang dibutuhkan dari data baseyang tersedia.

19 40 2 2 0 4,21

3. Hadirnya sistem komputerisasi akan menambah jenis pekerjaan yang dapat saya lakukan.

12 45 3 1 2 4,02

4. Hadirnya sistem komputerisasi membantu saya mencapai hasil yang diharapkan.

13 42 6 2 0 4,05

Rata-rata variabel 4,10

(12)

yang berarti responden menilai bahwa indikator tersebut menjadi faktor utama variabel kinerja.

4.2 Uji Kualitas Data

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Product Momen Pearson Correlation. Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan dari kedelapan variabel menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 sehingga seluruh variabel dinyatakan valid.

Tabel 4.10

Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item Pearson

Correlation Hasil Uji

(13)

P16 0,875 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2015

4.2.2 Uji Reliabilitas

Tabel 4.11

Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Jumlah

Item Alpha Hasil Uji Techno-overload

Sumber: Data primer diolah, 2015

(14)

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan ujiKolmogorov-Smirov.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data residual memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,121 dengan tingkat signifikansi 0,162. Dikarenakan tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data residual terdistribusi secara normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 63

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 2.10283971

Most Extreme Differences

Absolute .141

Positive .123

Negative -.141

Kolmogorov-Smirnov Z 1.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .162

a. Test distribution is Normal.

(15)

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.13

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Techno-overload Techno-invasion Techno-complexity Techno-insecurity Techno-uncertainty Dukungan Organisasi

0,731 0,258 0,201 0,919 0,532 0,724

1,367 3,880 4,973 1,088 1,881 1,381

Sumber: Data primer diolah, 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas > 0,10 yang artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji. Selain itu, dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model regresi penelitian ini bebas dari multikolinearitas yang berarti dapat dipercaya dan objektif.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

(16)

menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari setiap variabel bebas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel 4.14

Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Sig.

Techno-overload Techno-invasion Techno-complexity Techno-insecurity Techno-uncertainty Dukungan Organisasi

0,968 0,601 0,888 0,068 0,464 0,286

Sumber: Data primer diolah, 2015

4.4 Pengujian Hipotesis

(17)

Tabel 4.15

Hasil Uji Regresi Berganda

Uji Hipotesis 1

Pengujian hipotesis pertama (H1) dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor techno-overload terhadap kinerja. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung -2,709

dan nilai signifikansi 0,009 < 0,10 yang berarti hipotesis pertama (H1) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 31.365 1.829 17.144 .000

techno-overload -.298 .110 -.346 -2.709 .009

techno-invasion .144 .319 .097 .451 .654

techno-complexity -.178 .297 -.145 -.600 .551

techno-insecurity -.037 .159 -.026 -.233 .816

techno-uncertainty -.237 .137 -.260 -1.734 .088

(18)

Uji Hipotesis 2

Pengujian hipotesis kedua (H2) dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor techno-invasion terhadap technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung

0,451 dan nilai signifikansi 0,654 > 0,10 yang berarti hipotesis kedua (H2) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi faktor techno-invasion maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.

Uji Hipotesis 3

Pengujian hipotesis ketiga (H3) dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor techno-complexity terhadap technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung

-0,600 dan nilai signifikansi 0,551 > 0,10 yang berarti hipotesis ketiga (H3) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi faktor techno-complexity maka kinerja pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 4

Pengujian hipotesis keempat (H4) dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor techno-insecurity terhadap technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung

(19)

hipotesis keempat (H4) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi faktor techno-insecurity maka kinerja pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 5

Pengujian hipotesis kelima (H5) dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor techno-uncertainty terhadap technostress. Dari hasil pengujian diperoleh hasil thitung

-1,734 dan nilai signifikansi 0,088 < 0,10 yang berarti hipotesis kelima (H5) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda negatif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi faktor techno-uncertainty maka kinerja pegawai akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6

(20)

Tabel 4.16

Ringkasan Hasil Uji Variabel Moderasi

Variabel t Sig.

Moderat1 Moderat2 Moderat3 Moderat4 Moderat5

0,508 3,516 2,260 -0,078

1,322

0,614 0,001 0,028 0,938 0,191

Sumber: Data primer diolah, 2015

Uji Hipotesis 6.1

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-overload

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 0,614 dengan nilai signifikansi 0,614. Dikarenakan nilai Sig. 0,614 > 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis enam (H6.1) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan organisasi maka techno-overload akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.2

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-invasion

(21)

dengan nilai signifikansi 0,001. Dikarenakan nilai Sig. 0,001 < 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis enam (H6.2) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan organisasi maka techno-invasion akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.3

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-complexity

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 2,260 dengan nilai signifikansi 0,028. Dikarenakan nilai Sig. 0,028 < 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis enam (H6.3) diterima. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.4

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-insecurity

(22)

tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan semakin menurun.

Uji Hipotesis 6.5

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh bahwa nilai

thitung pada variabel moderasi antara techno-uncertainty

dengan dukungan organisasi (moderat) sebesar 1,322 dengan nilai signifikansi 0,191. Dikarenakan nilai Sig. 0,191 > 0,10 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis enam (H6.5) ditolak. Pada hipotesis ini nilai koefisien bertanda positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan organisasi maka techno-complexity akan semakin menurun.

4.5 Pembahasan

(23)

menyebutkan bahwa terjadinya overload pekerjaan sebagai akibat penggunaan sistem informasi dan teknologi komputerisasi meningkatkan beban kerja pegawai sehingga menurunkan kinerja.

Overload pekerjaan juga terjadi pada pegawai pajak khususnya pada waktu-waktu tertentu seperti pada masa pelaporan SPT tahunan. Hal ini ditunjukkan dengan cukup tingginya jawab responden yang menyetujui indikator pernyataan ketiga bahwa hadirnya sistem komputerisasi membuat para pegawai harus bekerja lebih cepat dalam waktu yang terbatas. Oleh sebab itu pada masa SPT tahunan para pegawai harus bekerja lembur yang berarti bahwa para pegawai harus semakin lama menggunakan perangkat komputer. Ketika para pegawai harus menggunakan peralatan komputer dalam waktu lama dampak fisik yang sering dirasa para pegawai sebagaimana hasil penelitian Dyer dan Moris (1990); Harper (2000) bahwa dampak fisik dari technostress yaitu terjadinya berbagai gangguan kesehatan seperti mata kemerahan, pandangan kabur, mudah merasa lelah dan ngantuk, terasa sakit dibeberapa bagian tubuh seperti leher, bahu, pinggang dan pergelangan tangan.

(24)

berarti bahwa faktor techno-invasion tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Selain nilai signifikansi, nilai rata-rata dari ketiga indikator pada variabel techno-invasion juga berada pada kategori rendah dengan komposisi jawaban responden terbanyak yaitu jawaban tidak setuju sehingga dapat dikatakan bahwa techno-invasiontidak terjadi pada pegawai KPP Pratama Salatiga.

(25)

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa faktor techno-complexity berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja, berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini ditolak. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,551 (p > 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya kompleksitas teknologi yang dialami oleh pegawai pajak sehingga tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Variabel techno-complexity juga memiliki nilai rata-rata variabel yang rendah karena berdasarkan hasil analisa statistik deskriptif dapat dilihat mayoritas pegawai menjawab tidak setuju pada ketiga indikator.

(26)

Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,816 (p > 0,10) sehingga dapat dikatakan bahwa faktor techno-insecurity tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dari ketiga indikator variabel techno-insecurity mayoritas responden menjawab tidak setuju yang mengindikasikan bahwa hadirnya teknologi tidak memberikan dampak negatif terhadap pekerjaan dan karir mereka pada masa mendatang. Namun, indikator pertama memiliki rata-rata tertinggi dimana indikator ini menunjukkan bahwa para pegawai harus terus meningkatkan kemampuan teknologi mereka karena takut jika digantikan oleh rekan kerja lain yang lebih menguasasi teknologi sehingga pegawai harus terus meng upgrade pengetahuan mereka tentang teknologi atau aplikasi baru.

(27)

sehingga hadirnya teknologi bukan menjadi suatu ancaman bagi para pegawai.

Hipotesis kelima yaitu faktor techno-uncertainty berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0,088 (p < 0,10). Jika dilihat dari jawaban responden, indikator ke tiga memiliki nilai rata-rata tertinggi yang mengindikasi bahwa pelatihan diperlukan sebelum organisasi menerapkan aplikasi baru. Berdasarkan kondisi dilapangan, banyak pegawai yang mengeluhkan terlalu banyaknya aplikasi yang harus digunakan dan juga terlalu seringnya update software sehingga seringkali menggangu pekerjaan. Kurangnya pembekalan atau pemberian pelatihan terhadap pegawai sebelum mengimplementasikan teknologi baru juga sering kali menimbulkan masalah karena menyebabkan terlalu seringnya update patch.

(28)

namun juga terdapat Seksi yang perubahan teknologinya statis, misalnya Seksi Pemeriksaan.

Hipotesis yang terakhir yaitu dukungan organisasi sebagai variabel moderasi antara faktor penyebab technostress dan kinerja pegawai. Berdasarkan data jawaban responden variabel dukungan organisasi memiliki nilai rata-rata tinggi yang berarti bahwa dukungan organisasi diperlukan untuk membantu pegawai dalam mengatasi masalah teknis yang berhubungan dengan teknologi. Pada H6.1, H6.4, dan H6.5 berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut ditolak. Hal ini terjadi karena faktor techno-overload lebih disebabkan karena terjadinya peningkatan beban kerja sehingga pegawai harus dapat bekerja lebih cepat, sedangkan dalam hal ini pihak organisasi telah berupaya menyediakan fasilitas teknologi yang baik dan menunjang pekerjaan.

(29)

Gambar

Tabel 4.1Deskripsi Responden
Tabel 4.2Penilaian Analisis Deskriptif
tabel 4.3 menunjukkan bahwa deskriptif
Tabel 4.5Deskripsi Variabel Techno-complexity
+7

Referensi

Dokumen terkait

(ROE) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, Return on Assets (ROA) yaitu rasio yang menunjukkan

نيرخآ ينسخم لىإ نيرشعو دحاو بعوتست ... 52 .دجسلما في .ةعبرا هضعبو ةسارد لوصف ةعست اهيدل ةسردلما هذه اذلهو أدبي ميلاعتو نآرقلا ةسارد ةيهمأ ابرتعم

Pada makalah ini hal yang berhubungan dengan proses fermentasi kulit singkong diuraikan secara berurutan, yaitu: (i) permasalahan kulit singkong; (ii) biodegradasi dan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan cooperative learning untuk meningkatkan kemampuan menulis diskripsi pada siswa kelas V SD

POLITIK KOLONIAL.. Pada awal abad XIX, Belanda menetapkan peraturan baru mengenai kedudukan residen sebagai wakil dari suatu kekuasaan tertinggi pemerintahan Hindia

Ajaran Machiavelli mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Golongan yang mendapatkan hak istimewa dalam sistem monarkhi absolut di Perancis adalah... Keterlibatan Perancis

Kekacauan itu terjadi karena pada saat yang sama, semua sejarawan Indonesia seolah-olah sepakat memasukkan Majapahit, Makassar pada masa Hassanuddin, Maluku pada masa

Apakah faktor eksternal yang memoderasi sumber daya manusia (SDM) berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah?... Apakah faktor