Journal Review
MENCARI ESENSI DAN MISI GEREJA
DALAM KONTEKS INDONESIA AWAL ABAD 21
Elizabeth Styvani Mairuhu
Universitas Pelita Harapan
Identitas diri haruslah dimiliki oleh gereja jika ingin mempunyai landasan yang kokoh dan sasaran yang jauh kedepan. Gereja haruslah berpaut hanya pada Ke-Tritunggalan Allah dan Alkitab sebagai firmanNya. Gereja adalah kita selaku manusia yang adalah bait Allah yang hidup. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Ia menebus kita untuk menjadikan kita murid-murid-Nya yang telah dipanggil dan dipilih-Nya. Kita menjadi percaya hanya karena karya Roh Kudus yang bekerja dan memampukan kita untuk dapat percaya kepada-Nya. Terlihatlah
hubungan antara Kristus dan Gereja yang hadir ditengah kemajemukan dunia ini. Kehadiran gereja haruslah memberikan warna yang indah bagi jemaat-Nya. Menurut Grudem, tujuan dari keberadaan gereja adalah untuk melayani Allah, melayani orang-orang percaya dan melayani dunia ini. Tetapi pertanyaanya adalah: Bagaimana sebenarnya gereja di Indonesia memahami perannya? Diharapkn gereja-gereja di Indonesia dapat memahami dan menjalankan perannya sesuai dengan “Lima Dokumen Keesahan Gereja” di dalam “Pemahaman Bersama Iman Kristen”.
Peran gereja dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, fokus dari pelayanan ibadah adalah Tuhan sendiri. Kesadaran akan kehadiran Tuhan dan semangat untuk memuji dan
memuliakan-Nya haruslah terus ada. Sehingga hari demi hari gereja terus ditransformasi dan diperbaharui olehTuhan sendiri, dan pada akhirnya gereja dapat menjadi teladan. Kedua, fokus dari kegiatan pelayanan ini adalah jemaat Tuhan sendiri. Jemaat Tuhan harus disadarkan untuk terus belajar dari Tuhan sendiri. Tugas membritakan Injil haruslah dilakukan oleh semua anggota jemaat. Oleh sebab itu, semua anggota jemaat haruslah benar-benar dibekali dengan pembinaan yang mendalam dari gereja. Diharapkan melalui pembinaan tersebut, terjadi pertumbuhan kerohanian setiap anggota jemaat yang berdampak pada tugas dan panggilan untuk membritakan Injil. Ketiga, fokus dari kegiatan pelayanan adalah dunia ciptaan Tuhan dengan segala isinya. Pelayanan yang dilakukan oleh gereja mencakup: pemberitaan kabar baik, pelayanan doa dan pengusiran roh jahat, dan pelayanan dalam bidang sosial kemasyarakatan dan lingkungan. Tugas pelayanan menuntut gereja untuk menjadi pelayan yang bertugas untuk melayani bukan untk dilayani. Masing-masing anggota jemaat haruslah mau untuk melayani sesama tanpa
yang lainnya karena kita diciptakan dengan rasa ketergantungan bukannya untuk beradu menjadi yang paling tertinggi dan terhebat. Anggota jemaat haruslah meneladani Yesus yang terlebih dulu datang dan merendahkan diri untuk menebus dosa umat manusia.
Perkembangan gereja diikuti dengan pluralitas agama. Pengalaman teolog dan interaksi mereka dengan agama-agama lain memunculkan perbedaan penilaian teolog Kristen tentang agama-agama non Kristen. Kerendahan hati haruslah dimiliki oleh setiap teolog agar tidak menganggap diri merekalah yang paling benar. Tiap-tiap pribadi diciptakan dengan pola pemikiran yang berbeda-beda. Apapun yang disampaikan oleh sesama kita takan merubah cara pandang kita. Hanyalah Roh Kudus yang dapat megubahkan seseorang. Oleh sebab itu
diperlukan kerendahan hati dalam menyikapi pluralitas agama.
Injil adalah kabar baik untuk orang-orang miskin. Ketimpangan sosial di Indonesia, terkhususnya di gereja haruslah diperhatikan. Gereja harus bertindak secara nyata, bukan hanya sekedar khotbah-khotbah yang diperdengarkan. Peran gereja sebagai terang perlu diterapkan. Dalam hal ini, gereja perlu membela dan memperjuangkan hak-hak orang miskin yang disepelehkan. Selain itu, perlunya pembinaan agar pola pikirnya dapat terarah dan tidak cepat terhasut hal-hal yang tidak baik. Tugas gereja dalam hal pelayanan haruslah ditingkatkan disini.
Mendengarkan adalah hal yang perlu diterapkan oleh gereja dalam menghadapi berbagai perkembangan kebudayaan di kalangan masyarakat. Layaknya hakim yang selalu mendengar runtutan suatu perkara dengan seksama, dan dengan banyak pertimbangan untuk menetapkan hasil akhir dari pekara tersebut, maka gereja pun hasrus berlaku seperti itu. Kejadian yang terjadi keluhaan yang disampaikan haruslah diterima dan disaring gereja dengan menggunakan Alkitab sebagai dasarnya.