• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 1103599 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 1103599 Chapter3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian pada dasarnya memiliki peranan yang sangat

penting dalam penulisan skripsi, metode penelitian yang dipakai pada penelitian

ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menulis skripsinya. Pada bab

ini, akan dibahas metodologi penelitian dalam skripsi yang berjudul “Peranan

Malcolm X Dalam Perjuangan Hak-Hak Sipil Orang Kulit Hitam Di Amerika

Serikat Tahun 1957-1965”. Peneliti mencoba memaparkan prosedur atau

cara-cara yang dilakukan untuk mencari, mengolah, dan menganalisis data yang

didapatkan. Hal tersebut dimulai dengan pencarian sumber, pemilihan sumber

yang dapat mendapat mendukung pada topik penelitian, analisis dan intepretasi

mengenai sumber-sumber yang berhasil didapatkan serta diakhiri dengan

penulisan sejarah dalam penelitian ini.

Peneliti menjelaskan bab ini,dengan menggunakan metode dan teknik

penelitian secarateoritis. Hal tersebut berguna sebagai landasan yang dapat

dijadikan pedoman oleh penelitian yang akan dikaji. Selanjutnya peneliti

menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam

pembuatan skripsi, baik dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga sampai ke

tahap akhir penelitian. Hal ini dilaksanakan berguna sebagai landasan dalam

pelaksanaan yang peneliti lakukan.

3.1 Metode Penelitian

Untuk memperjelas penelitian ini perlu didukung oleh metodologi sejarah

yang merupakan suatu metode yang lazim digunakan dalam penelitian sejarah.

Dalam hal ini memang kita harus membedakan antara metode dan metodologi

karena kedua hal ini berkaitan dengan ilmu sejarah. Metode sejarah adalah “bagaimana mengetahui sejarah”, sedangkan metodologi ialah “mengetahui bagaimana mengetahui sejarah” (Sjamsuddin, 2007 hlm. 14). Metode yang peneliti gunakan dalam rancangan penulisan skripsi ini ialah menggunakan

metode historis atau metode sejarah. Metode historis menurut Louis Gottschalck

(2)

peninggalan pada masa lampau. Dengan menggunakan metode historis ini kita

bisa merekonstruksi semua peristiwa yang dialami oleh manusia pada masa

lampau. Semua data dan hasil peninggalan dari manusia pada masa lampau

dijadikan sebuah bukti yang nantinya akan bisa digunakan untuk merekonstruksi

sejarah.Metode historis sering digunakan dikarenakan peristiwanya sudah

terlewati dan tidak banyak pelaku atau narasumber yang masih hidup.

Menurut Helius Sjamsuddin metode historis adalah suatu prosedur, proses,

atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk

mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti (Sjamsuddin, 2012, hal.

11).Begitu pula yang dikatakan oleh Abdurahman dalam bukunya metodologi

penelitian sejarah, metode historis adalah penyelidikan atas suatu masalah dengan

mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif historis (Abdurahman, 2007,

hal. 53). Daliman juga mengatakan hal serupa bahwa metode penelitian diartikan

sejarah sebagai penulisan sejarah dengan menggunakan cara, prosedur atau teknik

yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu sejarah (Daliman, 2012,

hal. 27). Hal tersebut juga sama dengan yang diungkapkan oleh Rahman Hamid

dan Saleh Majid yang mengatakan bahwa :

“Metode sejarah merupakan cara atau teknik dalam merekonstruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), Kritik sumber (eksternal/bahan dan internal/isi), interpretasi (penafsiran), serta historiografi (penulisan kisah sejarah) (Hamid & Madjid, 2011, hal. 43).”

Selaras dengan yang dikatakan diatas, bahwa terdapat beberapa tahapan

dalam melakukan metode historis ketika akan melakukan penelitian. Begitu pula

yang diungkapkan oleh (Sjamsuddin, 2012, hal. 67-188) dalam buku nya bahwa

tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Heuristik, merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk

mendapatkan data-data, atau materi sejarah atau evidensi sejarah. Tahapan ini

merupakan tahapan yang paling menyita waktu disela-sela kesibukan peneliti,

dikarenakan dalam tahapan pencarian sumber tersebut, peneliti mencari ke

berbagai perpustakaan dan toko buku di Bandung maupun luar kota Bandung.

2. Tahapan Kritik Sumber, merupakan tahap penyaringan terhadap

sumber-sumber yang telah didapatkan sebelumnya dari kegiatan heuristik. Dalam

(3)

Sehingga dapat menghasilkan fakta-fakta terkait hal yang kita cari. Tahap ini

terbagi dalam dua bagian yaitu tahap kritik eksternal dan tahap kritik internal.

3. Intepretasi, tahapan ini merupakan penjabaran dari sumber yang telah

disaring dalam tahapan kritik sebelumnya, peneliti memaparkan fakta-fakta

yang sudah teruji dan menghubungkan satu sama lain sehingga menjadi

sebuah narasi yang utuh dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Historiografi, tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam metode sejarah.

Tahapan tersebut merupakan pemaparan dalam bentuk tulisan oleh seorang

peneliti dengan berdasarkan fakta yang telah didapatkan sebelumnya

sehingga menghasilkan sebuah cerita sejarah yang enak dibaca. Peneliti berusaha menulis cerita sejarah mengenai “Peranan Malcolm X dalam Perjuangan Hak-Hak Sipil Orang Kulit Hitam di Amerika Serikat Tahun

1957-1968”.

Empat tahapan tadi, disusun kembali dalam enam tahapan yang lebih

terperinci untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitiannya. Enam

tahapan tersebut, juga terdapat dalam buku (Sjamsuddin, 2012, hal. 70) yang

disebutkan oleh Wood Gray sebagai berikut:

1. Memilih topik. Pada tahap ini, peneliti memilih topik tentang Peranan yang

dilakukan oleh Malcolm X sebagai aktifis HAM dalam memperjuangkan

Hak-Hak Sipil orang kulit hitam di Amerika Serikat pada tahun 1957-1968.

2. Menyusun semua bukti yang sesuai dengan topik. Peneliti mengumpulkan

data-data terkait dengan Upaya Malcolm X dalam memperjuangkan Hak-Hak

Sipil orang kulit hitam Amerika Serikat melalui studi literatur atau studi

kepustakaan.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting oleh peneliti dalam

melakukan penelitian yang sesuai dengan topik ketika penelitian sedang

berlangsung.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik

sumber). Kritik dilakukan oleh peneliti terhadap setiap sumber yang didapat

tentang Peranan Malcolm X dalam perjuangan Hak-Hak Sipil orang kulit

(4)

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) kedalam suatu pola yang

benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

Catatan yang disusun oleh penulis disusun yang berpedoman pada buku

Pedoman Karya Tulis Ilmiah UPI 2014.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dipahami

sejelas mungkin.

Dari pendapat kedua tokoh tersebut, peneliti melihat adanya kesamaan

dalam kedua tahapan penelitiannya.Dalam tahapan heuristik yang dikemukakan

oleh Sjamsudin mengenai pengumpulan untuk mendapatkan data-data atau materi

sejarah atau evidensi sejarah berkaitan dengan tahapan penelitian sejarah menurut

Gray, seperti pemilihan topik, menyusun semua bukti dan membuat catatan

penting menenai topik penelitiannya.Tahapan kritik sumber yang diungkapkan

dalam bukunya Sjamsudin berkaitan dengan tahapan evaluasi kritis yang

diungkapkan oleh Gray, sehingga menghindari peneliti dari subjektifitas

penelitiannya. Dalam tahapan intepretasi adalah usaha untuk menyusun dan

menyimpulkan terhadap fakta-fakta yang didapat, sehingga hal tersebut dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun hasil-hasil penelitian, yang

terakhir adalah historiografi dimana tahapan tersebut adalah penyajian mengenai

hasil penelitian sejarah kedalam suatu bentuk tulisan, tahapan tersebut sesuai

dengan yang diungkapkan Gray yaitu tahapan penyajian, dikomunikasikannya

kepada pembaca agar menarik perhatian dan dapat dipahamai sejelas mungkin.

3.2 Teknik Penelitian

Peneliti menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan untuk

mendukung penelitian dalam menyusun skripsinya.Studi literatur dilakukan untuk

mendapatkan data-data atau sumber yang dibutuhkan oleh peneliti dalam

menyusun tulisannya.Menurut Ismaun(2005: 35) “sumber sejarah adalah bahan

baku yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau”. Sumber-sumber tersebut yang nantinya akan menjadi rujukan dan pedoman peneliti salam penyusunan skripsi. Dengan studi

(5)

teori, kerangka berfikir dan menentukan dugaan sementara, sehingga penelitidapat

memahami, memilah dan memilih data yang didapatkan dari berbagai macam

pustaka yang digunakan.

Peneliti menggunakan studi litelatur dikarenkan masalah mengenai “Peranan Malcolm X dalam Perjuangan Hak-Hak Sipil Orang Kulit Hitam di Amerika Serikat Tahun 1957-1965” sudah lama terjadi, maksudnya dengan

kejadian yang sudah lama terjadi tidak memungkinkan untuk menemukan

narasumber atau pelaku peristiwa tersebut untuk diwawancarai.Selain itu,

penelitian ini mengambil kawasan Amerika.Sehingga meskipun diadakanya

wawancara, kegiatan wawancara tersebut harus dilakukan di Amerika

Serikat.Sementara tokoh perjuangan hak sipil orang kulit hitam yaitu Malcolm X

telah wafat.Oleh karena itu, peneliti menggunakan studi kepustakaan atau studi

litelatur dalam penulisan skripsi.

Studi litelatur biasanya dilakukan setelah pemilihan topik dan rumusan

masalah yang telah ditentukan.Jenis studi litelatur tentunya berasal dari

buku-buku yang relevan dengan tema yang dipilih oleh peneliti.Buku tersebut berasal

dari buku cetak yang didapat dari toko buku, perpustakaan dan koleksi pribadi, di

era modern sekarang ini penelitipun memakai buku elektronik atau e-book dari

internet.Selain itu studi litelatur berasal dari jurnal, artikel, penelitian terdahulu

serta sumber lainya.

3.3 Tahapan Penelitian

Peneliti dalam melakukan penyusunan skripsi melakukan beberapa

tahapan dari penentuan topik, penyusunan rancangan penelitian hingga

bimbingan.Seperti yang diungkapkan oleh Sjamsuddin dan Grey, tahapan

penelitian terbagi dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah heuristik,

tahap ini adalah mencari sumber dan data-data mengenai tema yang diteliti, tahap

tersebut mencatat hal-hal apa saja yang dianggap penting. Tahap selanjutnya

adalah kritik, tahap tersebut menyaring data-data yang atau sumber sehingga

berbentuk fakta-fakta baru, proses tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu,

kritik internal dan kritik eksternal. Tahap ketiga adalah intepretasi, tahap tersebut

(6)

berhubungan.Tahapan terakhir adalah historiografi, tahapan tersebut adalah

merangkai fakta-fakta yang sudah didapat kedalam sebuah karya tulis ilmiah yaitu

skripsi.

Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian :

3.3.1 Persiapan Penelitian 3.3.1.1 Pemilihan Topik

Pemilihan topik merupakan tahapan awal yang dilakukan peneliti dalam

menulis skripsi. Peneliti pertama kali melakukan pengajuan judul Skripsi pada

saat mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah (SPKI).Selanjutnya setelah lulus

dari mata kuliah SPKI peneliti mengajukan judul skripsi kepada Tim

Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Departemen Pendidikan Sejarah, FPIPS,

UPI. Judul yang diajukan oleh peneliti pada saat itu adalah “SATU TUJUAN

BEDA JALAN : Study Komparatif langkah Martin Luther King, Jr. dan Malcolm

X dalam Pergerakan Hak-Hak Sipil Orang Kulit Hitam Di Amerika Serikat Tahun

1957-1968”. Namun, setelah beberapa kali bimbingan dan mendapatkan beberapa

masukan dari pembimbing I dan II akhirnya judul skripsipun berubah menjadi “Peranan Malcolm X dalam Perjuangan Hak-Hak Sipil Orang Kulit Hitam di Amerika Serikat Tahun 1957-1965”.

3.3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Pada tahapan ini adalah kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam

penulisan skripsi. Setelah mengajukan judul yang akan diteliti maka penulis

mengajukan proposal dengan susunan sebagai berikut :

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat Penelitian

6. Metode Penelitian

7. Tinjauan Pustaka

8. Sistematika Penulisan, dan

(7)

Proposal tersebut, kemudian diserahkan kepada Tim Pertimbangan

Penulisan Skripsi (TPPS) untuk selanjutnya dipresentasikan di dalam Seminar

Rancangan Penulisan Skripsi.

Setelah proposal skripsi diterima oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi

(TPPS), selanjutnya peneliti diperkenankan untuk seminar proposal penulisan

skripsi pada tanggal 28 Mei 2015 yang bertempat di Laboratorium Departemen

Pendidikan Sejarah. Setelah dilakukan beberapa koreksi akhirnya dikeluarkan

surat pengesahan dari ketua TPPS dengan nomer. 07/TPPS/JPS/PEM/2015.

Dengan penunjukan calon pembingbing Bpk. Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum

sebagai Pembingbing I dan Bpk, Moch. Eryk Kamsori S.Pd. sebagai Pembingbing II.

Pada saat seminar penulisan skripsi berlangsung, peneliti

mempresentasikan hasil temuannya dihadapan ketua TPPS dan Dosen

Pembingbing, pada saat itu calon pembimbing I tidak hadir dalam seminar

dikarenakan ada urusan lain, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk

kegiatan seminar tetap berlangsung. Pada saat peneliti selesai mempresentasikan

isi proposalnya banyak saran-saran yang dikemukakan oleh dosen pembimbing

dan juga ketua TPPS. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan kelayakan

proposal dilanjutkan kedalam penulisan skripsi.

Setelah seminar proposal skripsi dilaksanakan akhirnya dosen

pembingbing II kala itu bersedia untuk membingbing untuk penulisan skripsi ini,

dengan catatan memperbaiki kembali proposal penelitian berdasarkan

masukan-masukan yang telah dikemukakan oleh para dosen yang hadir pada saat seminar

berlangsung, perbaikan tersbut diantaranya adalah memperbaiki judul yang tidak

sama antara judul cover dengan judul yang ada pada isi proposal, memperbaiki

ejaan dengan menggunakan ejaan EYD yang benar, memfokuskan pembahasan di

latar belakang masalah dikarenakan latar belakang di proposal yang dibuat oleh

peneliti kurang fokus terhadap pembahasan yang akan dikaji serta menambahkan

sumber kembali.

Setelah selesai seminar, peneliti memperbaiki proposal sesuai dengan

catatan yang telah disarankan oleh Dosen Pembimbing maupun ketua TPPS,

(8)

tidak hadir pada seminar proposal skripsi untuk konsultasi mengenai isi dari

proposal, menurut beliau judul yang diambil oleh peneliti kurang terfokus, jika

sasaran penelitian hanya membandingkan mengenai cara pergerakan antara kedua

tokoh kurang esensial. Akhirnya beliau menyarankan agar peneliti mengambil

studi kasus mengenai satu tokoh pergerakan hak sipil orang kulit hitam, sehingga

peneliti bisa mengexplore lebih mengenai tokoh tersebut. Maka sebab itu judulpun

diganti dengan mengambil studi kasus perjuangan yang dilakukan oleh Malcolm

X dalam penegakan hak sipil orang kulit hitam Amerika Serikat.

3.3.1.3 Bimbingan dan Konsultasi

Dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah atau skripsi, diperlukannya

suatu kegiatan bimbingan dengan dosen pembingbing agar menghasilkan sebuah

skripsi yang baik. Kegiatan bimbingan ini peneliti lakukan dengan Dosen

Pembimbing I yaitu, Bpk. Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum.dan Dosen

Pembimbing II, Bpk. Moch. Eryk Kamsori, S.Pd. yang telah ditunjuk oleh ketua

TPPS. Dengan kegiatan bimbingan peneliti dapat mengetahui kesalahan, serta

saran yang diberikan oleh pembingbing agar lebih baik. Pada proses bimbingan,

kedua Dosen Pembimbing bekerja sama dengan baik dengan peneliti dengan

memberikan saran, kritik dan komentar pada skripsi ini.

Proses awal bimbingan diawali dengan bimbingan proposal sebelum

akhirnya bimbingan skripsi secara resmi. Baik pembimbing I maupun

pembimbing II memberikan saran, dan kritik membangun demi kebaikan peneliti

dalam menyusun skripsi. Konsultasi yang dilakukan mulai dari judul, bab I

(pendahuluan), bab II (kajian pustaka), bab III (metodologi penelitian), bab IV

(pembahasan), bab V (kesimpulan), serta abstrak dan lampiran- lampiran.

Pada proses bimbingan, penulis mengalami beberapa kali revisi atau

perbaikan pada tiap babnya. Bahkan, peneliti sempat mengganti judul skripsinya sebelum akhirnya disetujui judul “ Peranan Malcolm X dalam Perjuangan Hak -Hak Sipil Orang Kulit Hitam di Amerika Serikat Tahun 1957-1968”. Judul

tersebut merupakan hasil diskusi antara penulis dengan pembimbing I dan

(9)

berbelit-belit, tidak sesuai dengan konten yang harapkan, serta judul kurang

menarik.

Proses bimbingan adalah tahapan yang bisa dibilang melelahkan, peneliti

harus bersabar menunggu kesanggupan pembingbing meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dalam kegiatan bimbingan di sela-sela kesibukannya,

meskipun demikian peneliti merasa terbantu oleh kritik dan arahannya agar skripsi

menjadi lebih baik.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 3.3.2.1 Heuristik

Pada tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan data untuk memecahkan

masalah mengenai peranan Malcolm X dalam perjuangan hak sipil orang kulit di

Amerika Serikat. Pencarian sumber dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari setiap sumber yang didapatkan. Sumber tersebut baik berupa buku

cetak maupun e-book, jurnal, artikel yang berasal dari internet.

Heuristik adalah suatu art atau seni, dalam arti bahwa kecuali perlu ditaati

peraturannya, alat-alat kerjanya, juga dibutuhkan keterampilan.Disamping itu,

tetap merupakan kenyataan bahwa tersedianya bahan, baru tampak bila seorang

sejarawan tertarik pada suatu permasalahan yang menarik (Karodirdjo, 1992, hlm.

30).Pada tahap ini peneliti berusaha mencari beberapa buku sumber untuk

mendukung penelitiannya, usaha yang dilakukan yaitu mencari ke beberapa

perpustakaan yang ada di Bandung maupun luar kota Bandung, mencari ke

beberapa toko buku seperti Gramedia, Toga Mas, Palasari, dan pedagang buku

kaki lima di jl. Dewi Sartika.

Berikut adalah kegiatan peneliti dan tempat yang dikunjungi oleh peneliti

selama kegiatan heuristik, dijelaskan dalam beberapa poin :

1. Perpustakaan UPI Bandung, di perpusatakaan ini peneliti cukup banyak

mendapatkan buku sumber, seperti buku Teori Sosiologi Modern,

Sosiologi Perubahan Sosial, Islam sebagai Kritik Sosial dan buku lainya.

Peneliti cukup sering mengunjungi perpustakaan UPI dikarenakan, peneliti

(10)

akademik peneliti lakukan diperpusatakaan ini. Selain itu perpustakaan

UPI mempunyai koleksi buku yang cukup lengkap.

2. Koleksi Pribadi, selain mencari buku ke berbagai toko buku dan

perpustakaan yang ada di Bandung dan luar Bandung, peneliti mempunyai

cukup buku yang bisa dipakai sebagai sumber penelitian, diantaranya

adalah buku Perjuangan Hak-Hak Sipil di Amerika Serikat dan

Implikasinya bagi Indonesia yang ditulis oleh Dr. Valentinus Miharso,

buku Sejarah Bangsa Amerika karya Nana Supriatna, buku Islam di

Amerika yang ditulis oleh Jane I Smith, buku Garis Besar Sejarah

Amerika, Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial dan buku Metodologi Sejarah karya

Helius. S.

3. Perpustakaan Batu Api Jati Nangor, perpustakaan tersebut adalah

perpustakaan pribadi. Pemilik perpustakaan tersebut mempunyai hobi

mengumpulkan buku setiap minggunya, sehingga bagian depan rumahnya

diisi oleh buku. Perpustakaan pribadi tersebut dibuka untuk umum. Pada

kegiatan heuristik di perpustakaan ini peneliti dibantu oleh pemilik

perpusatakaan mencari buku yang dibutuhkan, sehingga peneliti tidak

mengalami kesulitan. Peneliti mendapatkan beberapa buku sumber seperti,

Otobiografi Malcolm X, Pidato-Pidato yang Menggugah Dunia,

Kaleidoskop Amerika I dan II.

4. Internet, selain dari tempat-tempat yang telah disebutkan diatas, penulis

melakukan pencarian di Internet baik untuk mencari artikel, jurnal atau

e-book. Sehingga penulis memerlukan waktu dan kuota yang cukup banyak

untuk mendapatkan sumber yang didapatkan.

Pencarian dan pengumpulan sumber-sumber tertulis ini dapat

dikategorikan sebagai sumber primer dan sumber sekunder, sumber primer yang

didapatkan peneliti adalah buku yang dicatat langsung oleh Malcolm X, seperti

buku yang berjudul Malcolm X sebuah Otobiografi. Selain itu peneliti

mendapatkan sumber sekunder yang ditulis oleh peneliti lain yang juga membahas

mengenai sosok Malcolm X dan peranannya dalam perjuangan hak sipil orang

(11)

Adanya sumber-sumber tersebut sangat membatu sekali peneliti untuk

menggambarkan pemikiran dan peranan mengenai topik yang sedang dibahas,

serta mempermudah peneliti untuk mengerjakan laporan penelitian sesuai dengan

aturan-aturan penulisan dan keilmuan standar penulisan.

3.3.2.2 Kritik

Tahapan selanjutnya dalam penulisan skripsi dengan metode historis

adalah tahapan kritik yang dilakukan setelah proses heuristik. Kritik tersebut

dilakukan dengan dua cara, yaitu uji keabsahan tentang keaslian sumber

(autentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern, dan keabsahan tentang

kesohihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern

(Abdurahman, 2007: 68).Tujuannya tentu sangat penting bagi peneliti untuk

menemukan kebenaran dari informasi yang didapatkan.Pada tahap ini, peneliti

hanya menggunakan buku sebagai sumber penelitian, dikarenakan ada beberapa

faktor yang tidak mendukung peneliti untuk menemukan sumber lainnya, untuk

meneliti buku yang akan dijadikan sumber penelitian. Dalam tahap kritik ini

terbagi kedalam dua bagian yaitu:

1. Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah cara melakukan verifikasi terhadap aspek-aspek

luar pada sumber sejarah (Sjamsuddin, 2012, hal. 104). Selaras dengan yang

diungkapkan oleh Daliman bahwa kritik eksternal ingin menguji otentisitas

(keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang sungguh-sungguh asli dan

bukan tiruan atau palsu (Daliman, 2012, hal. 67). Sehingga kritik eksternal

sangatlah penting dalam penulisan sejarah karena dapat menentukan hasil

penulisan. Apabila sumber yang didapatkan merupakan sumber yang palsu, maka

penulisan yang dilakukan kemungkinan akan keliru.

Tidak hanya latar belakang penulis, kondisi bukupun menjadi salah satu

aspek untuk dikritik, karena hal tersebut jelas sangat mempengaruhi seorang

peneliti agar mudah membacanya dan mendapatkan informasi dengan jelas,

berbeda halnya dengan kondisi buku yang sudah rapuh dan sobek, hal tersebut

(12)

dengan tahun terbit buku, menjadi salah satu faktor penting, karena akan dilihat

tahun terbit buku dengan tahun kejadian yang kita kaji. Jika waktunya berdekatan,

maka kemungkinan penulis buku mengetahui masalah yang kita kaji.Tahapan

kritik ini dimaksudkan untuk meminimalisir subjektivitas penulisan dari

sumber-sumber yang telah didapat.

Dalam proses pencarian sumber, peneliti berhasil menemukan sumber

primer, seperti buku yang berjudul Otobiografi Malcolm X. Buku tersebut peneliti

dapat dari perpustakaan Batu Api yaitu perpustakaan pribadi namun koleksi

bukunya disewakan, berbanding lurus dengan judulnya buku tersebut

menceritakan perjalanan hidup Malcolm X. Buku tersebut diterbitkan di Indonesia

pada tahun 2002 oleh penerbit Teralitera Yogyakarta, namun sebenarnya buku

tersebut pertama kali diterbitkan oleh penerbit Ballantine Books pada tahun 1965.

Melihat dari tahun penerbitan yang sama dengan kajian yang diteliti, maka dari itu

permasalahannyapun sama dengan masalah-masalah yang dicari oleh peneliti,

oleh sebab itu buku tersebut merupakan bagian penting dalam penelitian ini. Buku

yang berisikan curahan hati Malcolm X kepada Alex Haley ini sangat mudah

dicerna dan dipahamai sehingga peneliti banyak sekali mendapatkan informasi

penting pada buku ini.Alex Haley adalah sahabat karir Malcolm X dalam

perjuangan penegakan hak sipil orang kulit hitam di Amerika Serikat.Oleh sebab

itu sudah pasti buku tersebut menjadi salah satu buku prioritas utama dalam

penelitian skripsi ini.

Selanjutnya dalam tahapan heuristik peneliti hanya mendapatkan sumber

sekunder seperti buku atau tulisan yang tidak sezaman, diantaranya seperti buku

Perjuangan Hak-Hak Sipil di Amerika, yang ditulis oleh Valentinus Miharso,

karya tersebut merupakan karya tulis ilmiah disertasi yang dikembangkan menjadi

buku dan diterbitkan tahun 2009.Selanjutnya ada buku Malcolm X Militant Black

Leader karya Jack Rummel diterbitkan oleh Chelsea House Publisher pada tahun

2005, kemudian Gale Thomson yang menulis buku The Civil Rights Movement.

Selain dari buku-buku tersebut, peneliti menemukan buku-buku yang berkaitan

dengan tema penelitan yang kebanyakan berbentuk e-book.

(13)

Tahapan selanjutnya adalah kritik internal, sebagaimana yang telah

diungkapkan oleh Sjamsuddin (2012, hal 112) kritik internal lebih menekankan pada aspek “dalam” atau isi dari sumber. Begitupun menurut Daliman (2012, hal. 72) bahwa kritik internal merupakan tahap peneliti atau sejarawan harus

menentukan seberapa jauh dapat dipercaya (credible atau reliable) kebenaran dari

isi informasi yang disampaikan oleh suatu sumber atau dokumen sejarah. Pada

tahapan ini reliable dan tidaknya suatu sumber yang digunakan, merupakan tugas

dari peneliti agar nantinya tidak akan menimbulkan informasi yang kurang dapat

dipahamai oleh pembaca.Menurut Robert Jones kritik internal yang bersifat

higher criticism, kritik eksternal lebih dianggap sebagai lower criticism. Kritik

eksternal menguji keaslian dokumen, sedangkan kritik internal lebih menguji

makna isi dokumen (Daliman, 2012, hal. 68). Oleh sebab itu pada tahapan kritik

internal lebih susah dibandingkan dengan kritik eksternal yang hanya melihat

sumber dari aspek luar saja.

Sering terjadi kekeliruan dalam penulisan sejarah, ini disebabkan karena

pemikiran sejarawan itu sendiri yang cenderung subjektif dalam suatu penulisan.

Oleh sebab itu, dalam kritik internal perlu adanya perbandingan antara dua

sumber yang ditemukan untuk menghindari tingkat subjektivitas dalam suatu

penulisan.Suatu karya sejarah tidak akan banyak berarti jika penulis dengan

sengaja subjektif. Sejarah sebagai ilmu dituntut objektifitas, ilmu tanpa

objektifitas tidak mempunyai nilai ilmiah dan akan berhenti sebagai ilmu

(Hugiono & Poerwantana, 1992, hal. 26). Berhubungan dengan tahap kritik

internal ini maka peneliti melakukan kaji banding antara sumber tertulis yang satu

dengan sumber tertulis yang lainnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mendapatkan data-data yang benar-benar akurat. Sebagai contohnya peneliti

melakukan perbandingan buku yang diantaranya mengungkapkan mengenai

perubahan pemikiran Malcolm X setelah melakukan ibadah haji ke Makkah, buku

Malcolm X Speaks yang ditulis oleh Breitmen mengungkapkan “Jika Islam dapat

(14)

Hitler oleh rasismenya yang akhirnya menghancurkan Jerman sendiri” (Breitmen,

1990 hlm. 60). Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Miharso (2009, 164)

dalam buku yang berjudul Perjuangan Hak-Hak Sipil di Amerika dan

Implikasinya Bagi Indonesia menjelaskan “Malcolm X mulai merenungkan

bahwa apa yang selama ini ada didalam benaknya adalah kebencian terhadap orang julit putih Amerika”. Pendapat dari kedua buku tersebut nampaknya ada suatu kesamaan persefsi mengenai perubahan pemikiran Malcolm X setelah

menjalankan ibadah haji ke Mekkah, Malcolm X menjadi sosok yang lebih

bijaksana, dan berpendapat bahwa sistem rasial bukanlah sebuah jalan untuk

sebuah integrasi di Amerika serikat, ia meyakini bahwa penyatuan dalam tubuh

Amerika Serikat dapat tercipta jika satu sama lain bisa menghargai pribadi atau

kelompok masing-masing. Pendapat tersebut memang senada dengan apa yang

diungkapkan oleh Malcolm X dalam Otobiografinya yang mengatakan “Saya

tidak curiga lagi terhadap rasisme. Setelah saya pertimbangkan kembali saya

menyadari bahwa warga kulit putih adalah sesama manusia.Mereka adalah

manusia biasa yang sama dengan warga kulit hitam selama mereka berperilaku

manusiawi terhadap orang kulit hitam”.

3.3.2.3. Intepretasi

Tahap ketiga dalam penelitian sejarah adalah interpretasi, tahap ini

merupakan proses penyatuan data-data yang telah didapat menjadi satu kesatuan.

Heuristik dan kritik berfungsi untuk menyeleksi sumber-sumber atau data-data

sejarah, sehingga didapatkan fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah yang valid dan

reliabel (Daliman, 2012, hlm. 81). Hasil kritik-kritik sumber ialah fakta yang

merupakan unsur-unsur bagi penyusunan atau rekonstruksi cerita sejarah

(Kartodirdjo, 1992, hlm. 16). Maka sebab itu apabila dilihat, tahap Interpretasi ini

hampir serupa dengan tahap kritik, tetapi sebenarnya berbeda karena pada tahap

interpretasi ini merupakan tahap merekonstruksi fakta-fakta yang telah ditemukan.

Tahap interpretasi, dituntut kecermatan dan sikap objektif sejarawan,

terutama dalam hal interpretasi subjektif terhadap fakta sejarah (Hamid & Madjid,

2011, hal. 50). Selaku sejarawan, maka sudah selayaknya bersikap objektif tanpa

(15)

peristiwa sejarah. Oleh karena itu, interpretasi dapat dilakukan dengan cara

memperbandingkan data guna menyikap peristiwa-peristiwa mana yang terjadi

dalam waktu yang sama (Abdurahman, 2007, hal. 74). Selain itu, hilangnya

sebagian fakta sejarah yang kita ketahui menjadi tugas interpretasi untuk

menghubungkannya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Menurut Kuntowijoyo ada dua metode yang digunakan dalam interpretasi

yaitu analisis dan sintesis.Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti

menyatukan (Abdurahman, 2007, hal. 73). Oleh karena itu peneliti mencoba

menguraikan data mengenai ketertarikan Malcolm X untuk memperjuangkan Hak

Sipil orang kulit hitam di Amerika Serikat, hingga upaya yang dilakukan oleh

Malcolm X dalam pencapaian cita-citanya, sampai pada dampak sosial-politik

pada orang kulit hitam Amerika Serikat setelah perjuangan yang dilakukan oleh

Malcolm X untuk penegakan hak sipil. Kemudian tahapan sintesis peneliti

menyatukan data-data yang telah didapat sehingga menjadi sebuah kesatuan

informasi mengenai peranan Malcolm X dalam penegakan hak sipil orang kulit

hitam di Amerika Serikat.

3.3.2.4 Historiografi

Tahap terakhir dari sebuah penelitian, sebelumnya telah diulas tentang

proses heuristik, kritik, interpretasi, kemudian penulis harus melewati proses

historiografi untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukannya. Helius

Sjamsuddin menjelaskan bahwa (Sjamsuddin H. 2012, hal. 121):

“Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu didalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi”.

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa historiografi merupakan proses akhir

dari suatu penelitian sebelum akhirnya menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam

hal ini berupa skripsi. Pada tahap ini peneliti harus mampu menganalisis suatu

data yang didapatkan baik berupa catatan, maupun kutipannya. Dalam hal ini,

(16)

X dalam perjuangan hak-hak sipil orang kulit hitam di Amerika Serikat tahun

1957-1968.

Sistematika penulisan seperti yang telah dibahas pada bab I terdiri dalam

lima bab. Bab I terdiri dari pendahuluan penelitian meliputi latar belakang

penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penelitian. Bab II merupakan tahap tinjauan pustaka merupakan tahap

pengkajian terhadap sumber-sumber yang dimiliki, apakah sumber tersebut layak

untuk digunakan atau tidak akan dibahas pada bab ini. Bab berikutnya adalah

bab III merupakan metodologi penelitian, pada bab ini akan dibahas tahap-tahap

penelitian yang dilakukan, metode dan teknik yang digunakan dalam mencari

sumber, menganalisis sumber tersebut, hingga menyajikannya menjadi sebuah

karya ilmiah. Bab berikutnya merupakan tahap yang paling penting yaitu bab IV

yang berisi pembahasan, merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penulis

terhadap suatu peristiwa yang dikaji. Selanjutnya adalah bab V berisi kesimpulan

dari hasil yang didapatkan dan saran untuk penelitian berikutnya.

Selain lima bab yang disebutkan tadi, dalam sebuah karya ilmiah dalam

hal ini skripsi, harus terdapat daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan sebuah

proses mencantumkan sumber yang didapat baik buku, artikel maupun jurnal.

Selain daftar pustaka ada pula lampiran-lampiran yang memuat

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana dengan penulisan sejarah lainnya, dalam penulisan skripsi ini pun juga ditempuh empat tahapan atau teknik dalam merekonstruksi peristiwa yang pernah

kesaksian dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan sumber sejarah sekunder. yang pada penelitian ini berupa

Tahap ini merupakan tahap kedua dalam penelitian sejarah yang bertujuan melakukan kritik terhadap sumber yang telah diperoleh. Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini

sejarah. Tahap heuristik merupakan tahap yang paling menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran, dan juga perasaan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita cari, kita seperti menemukan

Penelitian ini menggunakan metode sejarah (historis). Langkah-langkah metode sejarah adalah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan

peneliti bisa melakukan kritik eksternal terhadap sosok yang akan kita wawancarai.. dalam mendapatkan sumber sejarah. Hal tersebut dilakukan untuk dapat. memastikan apakah

Pada tahap heuristik, penulis berusaha untuk melakukan pencarian, pengumpulan dan pengklarifikasian berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian baik

Sejarah memiliki metode sendiri dalam mengungkapkan peristiwa masa lampau. Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan