32
Rina Rohmawati, 2016
A. Desain PTK
Penelitian ini merupakan sebagian kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran mengenai meningkatkan keaktifan belajar dengan menggunakan model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Proses pembelajaran ini tidak terlepas dari adanya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, materi dan sumber belajar yang digunakan sehingga dalam penelitian ini yang diteliti adalah proses dan hasil belajar siswa.
Proses penelitian tindakan kelas dimulai dari perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengamati dan mengevaluasi (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai kepada perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Keempat tahapan ini akan membentuk siklus, yaitu satu putaran dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan sampai dengan refleksi. (Iskandar, 2009, hlm. 211).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik. (Wardani dan Wihardit, 2011, hlm.1.7).
Rina Rohmawati, 2016
McTaggart. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK rancangan Kemmis dan McTaggart:
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Arikunto (2009:16) Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Hasil Penelitian SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
Reflekasi
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Rina Rohmawati, 2016
Berdasarkan gambar di atas, dalam setiap siklus terdapat empat kegiatan yang terdiri dari: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas IV SD. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Peneliti dengan bantuan guru dan dosen pembimbing menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa gambar, power point dan tongkat berbicara yang akan digunakan pada saat talking stick berlangsung.
3) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan mengacu pada RPP yang telah disusun. Peneliti mengamati setiap proses pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan di dalam kelas selama pembelajaran tematik berlangsung. Keberhasilan penggunaan model cooperative learning tipe talking stick dapat meningkatkan keaktifan siswa dapat diketahui dan dilihat dari respon siswa dalam aktivitas siswa pada saat mengikuti permainan talking stick. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dirangkum
ditulis dalam lembar observasi yang telah disiapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
c. Observasi Tindakan (Observing)
Rina Rohmawati, 2016
dalam kelas. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diolah sebagai bahan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. d. Refleksi Tindakan (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti untuk memahami proses dan hasil yang terjadi berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil dari tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul. Kegiatan tersebut kemudian akan menghasilkan kesimpulan mengenai ketercapaian tujuan penelitian. Apabila masih ditemukan hambatan sehingga tujuan penelitian belum tercapai, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Pada observasi awal dan pada saat melakukan kegiatan PLP, penulis melakukan observasi dan praktik megajar selama kurang lebih tiga bulan di beberapa kelas , hal ini dijadikan pertimbangan untuk memilih kelas yang akan dijadikan subjek dalam penelitian, dalam hal ini penulis memilih kelas IV sebagai subjek dalam penelitian ini yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas tersebut tidak terlepas dari kondisi siswa yang memiliki keaktifan belajar yang kurang baik. Situasi seperti ini muncul dalam pembelajaran, salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian siswa terhadap proses pembelajaran, kegaduhan yang muncul dalam proses pembelajaran, kurangnya rasa tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, dan kurangnya kerja sama dalam kelompok. Adanya permasalahan tersebut membuat peneliti ingin mencari pemecahan masalahnya agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan diadakannya penelitian, diharapkan pada proses pembelajaran selanjutnya lebih dapat mengembangkan keaktifan belajar mereka.
Rina Rohmawati, 2016
Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup padat siswa dimana masing-masing tingkatan kelas terdiri dari 2 rombel terkecuali kelas 1 dan kelas 4 pada tahun ajaran 2013-2014. Kondisi sarana cukup memadai berupa tersedianya perpustakaan dan lab komputer. Di beberapa kelas juga sudah dilengkapi dengan fasilitas proyektor in-focus.
3. Prosedur Administratif Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan administratif penelitian, meliputi :
1. Pengajuan Proposal
Pengajuan proposal dilakukan setelah peneliti menemukan fokus penelitian yang ditemukan melalui observasi langsung maupun dengan wawancara terhadap guru dan siswa. Selanjutnya peneliti mencari kajian literatur yang sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditemukan oleh peneliti. Selanjutnya, peneliti merancang proposal penelitian yang kemudian diserahkan kepada pembimbing skripsi sementara.
2. Pengajuan SK Dosen Pembimbing
Pengajuan SK pembimbing skripsi dilakukan setelah peneliti mengajukan proposal kepada dosen pembimbing skripsi sementara. SK tersebut dibuat oleh bagian akademik fakultas yang kemudian akan di serahkan kepada dosen pembimbing skripsi satu maupun dua.
3. Pembuatan Surat Ijin Penelitian
Surat ijin penelitian dikeluarkan oleh Dinas Kesatuan Bangsa Kota Bandung dengan syarat menyerahkan satu lembar surat rujukan dari fakultas. Lalu surat ijin penelitian tersebut diserahkan kepada pihak sekolah sebagai lembaga tempat dilaksanakannya penelitian.
4. Prosedur Substantif Penelitian
Rina Rohmawati, 2016
Pengumpulan data menurut Sugiyono (dalam Rubino Rubiyanto, 2013:97). Macam-macam data sebagai berikut, yaitu (a) data kualitatif dan (b) data kuantitatif. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu mengenai data peningkatan keaktifan belajar siswa.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data. Setiap teknik mempunyai kelemahan, namun kelemahan itu dapat ditunjang dengan teknik-teknik yang lain. Sehingga antara teknik yang satu dengan teknik yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif, dilaksanakan setiap akhir pertemuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan pada hari itu. Tes hanya digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa di setiap akhir proses pembelajaran telah berlangsung.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati terhadap objek penelitian secara cermat tidak hanya sekedar melihat objek. Suharsimi Arikunto (2006: 157) mengemukakan observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan, dan
b) observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
Pedoman observasi sangat diperlukan untuk mengamati proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil yang di dapat dari aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian menjadi acuan untuk proses pembelajaran dalam perencanaan dalam siklus berikutnya.
c. Dokumen
Rina Rohmawati, 2016
mengenai kegiatan kelompok dan mengenai suasana kelas ketika aktivitas berlangsung.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan kajian terhadap suatu data untuk dipahami struktur dari suatu fenomena-fenomena yang ditemukan pada saat penelitian. Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data-data yang satu dengan data yang lain. Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti.Dalam menjawab rumusan masalah peneliti menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Sugiyono (2011:147) menjelaskan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi". Analisis data kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis hasil belajar kognitif siswa pada setiap akhir siklus dan menganalisis keterampilan sosial yang dimiliki siswa.
Data yang dianalisis menggunakan analisis kuantitatif adalah nilai rata-rata keaktifan siswa, hasil belajar siswa dan presentase ketuntasan belajar.
1) Analisis Data Keaktifan Siswa
Rina Rohmawati, 2016
Penilaian keaktifan dalam penelitian ini diberikan skala sikap pada pengamatannya. Setiap indikator disertai kolom deskripsi respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Indikator keaktifan berjumlah 5, jadi skor tertinggi adalah 5. Untuk mengetahui skor rata-rata dari pencapaian kekatifan belajar siswa digunakan rumus:
% = ∑ %
% K = persentase dari keaktifan belajar siswa
∑x = total banyak siswa yang aktif y = banyaknya indikator (5)
Tabel 3.1
Kriteria Presentase Aktivitas Belajar Menurut Slavin
Presentase Aktivitas Siswa Keterangan
0-39 Tidak Aktif
40-59 Kurang Aktif
60-69 Cukup Aktif
70-100 Aktif
2) Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa adalah: ̅ =∑
Keterangan : ̅:Nilai rata-rata kelas
∑ :Total nilai yang diperoleh siswa : Jumlah siswa
3) Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar
Rina Rohmawati, 2016
Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :
� =∑ ≥ 7 × %
Keterangan :∑ ≥ 7 :Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70
n :Banyak siswa 100% : Bilangan tetap TB : Ketuntasan belajar b. Analisis Data Kualitatif
Analisis data dalam penelitian ini dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir 2010: 129), “ ada tiga macam kegiatan analisis data kualitatif, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk menganalisis mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe talking stick. Analisis data kualitatif mengenai pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick yang digunakan peneliti selama di lapangan adalah analisis model Miles and Huberman. Aktivitas analisis data dalam model ini yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1) Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.
Rina Rohmawati, 2016
2) Model Data (Data Display)
Setelah mereduksi data, peneliti mulai menyajikan data. Penyajian data berbentuk uraian yang memaparkan mengenai temuan-temuan berdasarkan reduksi data. Selain bentuk uraian, peneliti juga menyajikan dalam bentuk tabel. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.
3) Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Kesimpulan akhir mungkin tidak terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan dan metode-metode perbaikan yang digunakan.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan cara mengkategorikan dan mengklasifikasikan data berdasarkan analisis kaitan logis, kemudian ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan ini berupaya memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data itu tidak hanya bersifat deskriptif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan.
Rina Rohmawati, 2016
kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah pengolahan dan analisis data sebagai berikut.
Pengolahan data yaitu mengolah dari data yang telah dikumpulkan melalui lembar tes maupun non tes yang telah di isi selama pembelajaran berlangsung.Dalam mengolah data dilakukan dalam setiap siklus pada setiap tes yang diberikan kepada siswa, observer, guru mitra maupun peneliti itu sendiri. Pengolahan data ini dilakukan di setiap siklus untuk mengukur peningkatan keaktifan siswa melalui model cooperative learning tipe talking stick. Berikut ini pengolah data yang dilakukan dalam penelitian.
Test merupakan instrumen pengungkap data untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pelajaran, menurut Depdiknas, (2004, hlm. 112).Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata kelas. Menurut Sudjana, (2016, hlm. 109) nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus :
���� − ���� =∑ �� �� � �� ��� �� �ℎ �� �
Nilai rata-rata kelas tersebut kemudian dihitung berdasarkan presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Purwanto, (dalam Iswanto, 20011, hlm. 32) dapat menggunakan rumus :
�� =∑ ≥ � %
Keterangan :
TB : Ketuntasan Belajar
∑ S ≥ KKM : Jumlah Siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
sama dengan KKM
KKM : 70
N : Banyak siswa
Rina Rohmawati, 2016
Presentase Kategori
0-30 Gagal
31-54 Rendah
55-74 Sedang
75-89 Tinggi
90-100 Sangat Tinggi