• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1009918 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1009918 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

65

Ledia Wati, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENCETAK DENGAN BARANG BEKAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, yang penulis peroleh dari berbagai temuan penelitian yang dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan. Maka pada akhirnya penulis dapat mengambil beberapa simpulan penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Kondisi objektif pengembangan kreativitas anak di PAUD Bani Shaleh sebelum diberi tindakan berada pada kategori belum optimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya guru kurang memberikan media yang bervariasi dan masih cenderung memberikan banyak contoh sehingga membuat anak tidak kreatif untuk mengemukakan ide-ide yang sesuai dengan imajinasinya. Indikator-indikator kreativitas seperti: orisinalitas (keaslian), fleksibilitas (keluwesan), fluency (kelancaran), dan elaborasi (penguraian) terlihat belum muncul.

2. Meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan mencetak dengan barang bekas menunjukkan adanya peningkatan. Dil lihat dari kegiatan pada siklus I tindakan I dan II dengan menggunakan tema binatang dan subtema binatang serangga, pada kegiatan ini menggunakan indikator-indikator yang di jadikan untuk acuan dalam menilai anak, pada siklus ini tingkat kreativitas anak meningkat secara bertahap. Maka dari itu peneliti melakukan perbaikan pada siklus II tindakan I dan II dengan menggunakan tema yang sama tetapi subtema yang berbeda yaitu binatang air, pada siklus II ini kreativitas anak mengalami peningkatan di lihat dari indikator anak mampu menciptakan bentuk karya yang kreatif dengan menggunakan barang bekas, anak mampu menggunakan media dan bahan dengan orisinil. Pada kegiatan ini anak di beri kebebasan untuk berekpresi dan berkarya sehingga anak dapat menuangkan ide-ide kreatifnya untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak.

(2)

66

Ledia Wati, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENCETAK DENGAN BARANG BEKAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan tidak meniru orang lain, serta dapat menghasilkan karya yang orisinal.berpikir fleksibel (flexibility), seperti kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan tidak terlihat rasa takut, tidak kaku lagi dan anak lebih banyak berinisiatif dalam mengemukakan pendapatnya. Berpikir lancar (fluency), seperti kemampuan anak dalam menghasilkan banyak gagasan dengan mengungkapkan kata-kata. Elaborasi (elaboration), kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci atau kemampuan menggabungkan atau memberi gagasan-gagasan atas jawaban yang dikemukakan, sehingga anak mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya dengan terinci sampai hal-hal kecil.

B. Rekomendasi

Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar. Kegiatan mencetak merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Oleh karena itu, berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat direkomendasikan kepada pihak-pihak terkait.

1. Bagi guru PAUD

Melalui hasil penelitian ini, guru diharapkan dapat mengupayakan hal-hal berikut: a. Guru diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas anak dan guru dapat mencoba kegiatan mencetak ini untuk pembelajaran dengan materi lain.

b. Guru diharapkan mampu mengelola kelas dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga menumbuhkan kreativitas anak. c. Guru diharapkan dapat memacu kreativitas anak dan selalu berinovasi dalam pengayaan media yang dapat mengembangakan aspek-aspek perkembangan anak terutama kreativitas.

d. Guru diharapkan lebih komunikatif dalam menyampaikan materi agar dapat menarik minat anak dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

67

Ledia Wati, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENCETAK DENGAN BARANG BEKAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Guru diharapkan dapat menjadai fasilitator terbaik dalam proses pembelajaran anak.

2. Bagi yayasan PAUD

Pihak yayasan sebagai penyelenggaraan pendidikan hendaknya selalu mendukung dalam menyediakan fasilitas yang memadai dan dapat menunjang kreativitas anak, yayasan juga diharapkan dapat memberikan motivasi dan penghargaan kepada guru yang kreatif dalam mengembangkan ide dan gagasannya untuk menggunakan metode, media dan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga memungkinkan pembelajaran lebih bermakna dan menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya hasil penelitian yang membuktikan bahwa melalui kegiatan mencetak dengan barang bekas, kreativitas anak dapat meningkat, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian secara lebih

mendalam terhadap kegiatan mencetak dalam meningkatkan kualitas

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan multikultural dalam buku ajar bahasa dan sastra indonesia untuk siswa sekolah menengah pertama di surakarta, Widyaparwa, 41 (1): 29 — 39. Meneguhkan paradigma mutu

 teknologi informasi adalah (1) beberapa kumpulan sistem informasi yang digunakan untuk mengelola data dan informasi untuk diterima, didistribusikan dan disimpan,

Seluruh tahapan tersebut sesungguhnya telah disebutkan dalam RUU JPH yakni pada Bab V tentang Tatacara Memperoleh Produk Halal, hanya saja tanpa adanya

Fabricating is forced to transfer product in lieu of selling 5,000 units outside. Fabrication manager gets $50 Assembly manager

 Bagaimana Penting Media Massa yang berkaitan dengan UU Keterbukaan Memperoleh Informasi Publik ini,dapat dikaitkan dengan fungsi media

It generally has at least three support paragraphs, each containing facts and details that develop the main point.

 Pola ini  kadar glukosa dalam darah menjadi tetap tinggi yang dapat mengarah pada kondisi-kondisi yang lebih buruk (Snoek & Skinner, 2005)...  Gejala yang dapat

Kemudian karena kedua lembaga berdiri dibawah naungan pondok pesantren, maka proses pembelajaran antara di sekolah/madrasah dan di pondok harus berjalan