Informasi dalam penatalaksanaan
diabetes disertai hiperlipidemia
Kelompok 5
Penatalaksanaan
Tujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai target
utama, yaitu:
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran
normal.
2. Menjaga kadar lipid darah
3. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya
Faktor-faktor mempengaruhi
ketidakpatuhan :
• Regimen yang kompleks
• Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya
• Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat
• Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat
• Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien
• Ada gangguan psikologi terutama depresi
• Ada gangguan kognitif
Konseling dan pemberian informasi
Langkah yang dapat dilakukan:
1. Libatkan pasien
2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan masalah obatnya.
3. Identifikasi hambatan utama
a. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya? b. Apakah regimen obat terlalu kompleks?
c. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya? d. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu
walaupun pasien tidak merasakan keuntungannya? e. Apakah biaya menjadi masalah?
4. Simpulkan apakah pasien memerlukan perubahan sikap dan bagaimana melaksanakannya.
5. Memecahkan masalah (saran-saran);
a. Meminum obat sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting b. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi c. Bila pasien memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau
khawatir mengenai efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.
d. Bila pasien khawatir dengan biaya obat, mungkin ada alternatif yang lebih
murah yang sama keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.
e. Bila regimen obat terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan;
tanyakan ke dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana
f. Jumlah obat yang diminum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak
sehat. Lebih baik didiskusikan dengan dokter atau Apoteker tentang target pengobatan seharusnya
g. Bila merasa depresi atau tertekan dengan ruwetnya penanganan
Konseling & Kondisi Psikologis
Konseling Penting
Tujuan Pemberian Konseling1. Penderita DM memiliki harapan hidup lebih lama dengan
kualitas hidup yang optimal.
2. Membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat diminimalkan
3. Penderita DM dapat berfungsi dan berperan optimal dalam
masyarakat
Materi Konseling
1. Kepatuhan konsumsi obat 2. Diet sehat
3. Olahraga
4. Informasi terkait obat yang dikonsumsi
5. Hal yang dilakukan saat mengalami kondisi hipoglikemia 6. Kondisi psikologi yang mungkin dialami, dan
3 Prime Questions
1. Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan
pengobatan Anda?
2. Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat
Anda?
3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap
Kondisi Psikologis
Permasalahan terkait psikologis dan sosial merusak
kemampuan penderita DM dalam menjalankan terapi (American Diabetes Association, 2015).
Depresi adalah salah satu kondisi yang sering ditemukan pada
penderita DM (Snoek & Skinner, 2005).
Depresi dapat dikaitkan (Snoek & Skinner, 2005):
Penurunan kepatuhan pasien terhadap terapi yang dilakukan, Meningkatnya komplikasi, dan
A. Distres terkait DM
Manajemen terapi DM melibatkan semua aspek kegiatan yang biasa dilakukan
oleh penderita DM
Gaya hidup pada mayoritas penderita
Beberapa hal yang memicu peningkatan stres penderita DM adalah (Snoek & Skinner, 2005):
Kondisi hiperglikemi,
Kondisi hipoglikemi, dan
Rasa takut menggunakan terapi insulin.
Cara mengatasi distress terkait DM (Snoek & Skinner, 2005):
Intervensi edukasi psikologis berupa pelatihan
peningkatan kemampuan mengatasi masalah dan
Intervensi klinis berupa konsultasi dengan tenaga
kesehatan terkait (apoteker atau dokter)
B. Permasalahan Psikologis
Permasalahan Psikologis
Depresi
Ansietas
Depresi
Diagnosis ditegakkan bila terdapat 5 atau lebih gejala-gejala khas berikut ini (Soegondo dkk., 2011):
1. Perasaan sedih sepanjang hari dan hampir setiap hari
2. Sulit tidur atau tidur terlalu banyak yang hampir terjadi setiap hari 3. Merasa lesu, lelah, dan tidak bertenaga, hampir setiap hari
4. Perasaan murung dan hilang rasa senang setiap hari
5. Tidak ada minat terhadap semua aktivitas sehari-hari hampir setiap hari
6. Merasa hidup ini tidak berharga, tidak berguna, merasa bersalah tanpa alasan,
hampir setiap hari
7. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
Cara mengatasi depresi adalah (Soegondo dkk., 2011) :
1. Membiasakan diri untuk berjalan-jalan keluar, 2. Sering berkomunikasi (bercerita) dengan teman,
3. Senantiasa menambahkan pikiran-pikiran positif setiap
harinya, dan
4. Melakukan terapi yang dilakukan dengan bantuan dari
tenaga kesehatan
Diagnosis ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan penderita mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut (Soegondo dkk., 2011):
1. Rasa gelisah berlebihan, seperti mau mendapat musibah
2. Kewaspadaan berlebihan sehingga mengganggu tidur, sukar konsentrasi 3. Mudah lelah
4. Merasa pikiran kosong
5. Mudah tersinggung
6. Otot-otot yang tegang (tidak bisa santai)
Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi ansietas yaitu (Soegondo dkk., 2011) :
1. mencoba mengidentifikasi penyebab kecemasan yang dialami, dan 2. mencari jalan keluar untuk mengatasi kecemasan tersebut
Eating Disorder
Prevalensi sesungguhnya dari DM dengan eating disorder belum diketahui secara pasti (Snoek & Skinner, 2005).
Penelitian terkini menuliskan bahwa 1/3 hingga ½ dari wanita muda penderita DM tipe I mengkonsumsi insulin dengan jumlah yang kurang dari yang dibutuhkan ingin menjaga berat badan mereka (Snoek & Skinner, 2005).
Gejala yang dapat dijadikan sebagai pedoman kemungkinan terjadinya gangguan pola makan yaitu (Soegondo dkk., 2011):
1. Sangat khawatir akan menjadi gemuk (padahal masih berbadan
kurus)
2. Olahraga berlebihan, melebihi kebutuhan
3. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang buruk 4. Mempunyai kebiasaan makan banyak pada sekali makan (terjadi 2
kali seminggu dalam 3 bulan)
5. Mempunyai kebiasaan meminum obat pencahar/diuretik untuk
menurunkan berat badan, memuntahkan makanan yang baru dimakan
DM adalah penyakit keluarga mempengaruhi orang yang mencintai, yang tinggal bersama atapun yang peduli terhadap keadaan penderita.
Perasaan tidak didukung merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan stres penderita DM.
Perasaan tidak didukung seringkali berkembang menjadi
rasa dikucilkan/isolasi, frustasi, marah, ataupun rasa bersalah.
Hal yang tepat dilakukan oleh keluarga adalah
Jika keluarga merasa belum memiliki pengetahuan terkait DM, maka mencari referensi yang bersumber dari (Snoek & Skinner, 2005) :
Buku-buku,
Bertanya pada orang yang memiliki keluarga dengan kondisi DM
ataupun
Meminta saran kepada tenaga ahli kesehatan terkait
Prinsip diet
Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
Mencapai dan mempertahankan kadar lipid optimal
Memberi kecukupan energi untuk
mempertahankan atau mencapai BB normal
Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin
Yang harus
diperhatikan
Jumlah
kalori
Kebiasaan Jenis
Kebutuhan kalori
Kalori/kg BB Ideal
Status gizi Kerja Santai Sedang Berat
Gemuk 25 30 35
Normal 30 35 40
Perhitungan berat badan ideal
Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm -100) x 1
kg
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:
Berat badan ideal = (TB dalam cm
–
100) x 1 kg
Menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg)/tinggi badan (m2)
Penurunan berat badan dapat mengurangi resistensi
Informasi terkait penatalaksanaan pasien
DM dan hiperlipidemia
Pasien disarankan untuk membatasi lemak jenuh kurang dari 7% dari total kalori dan mengurangi total asupan kolesterol kurang dari 200 mg per hari.
Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:
Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila:
Kadar glukosa darah belum terkendali
Kadar trigliserida darah meningkat
Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama
karena dapat memberikan efek samping
Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi sehingga tidak baik bagi seseorang yang obesitas
Referensi:
Chisholm-Burns, Marie, Wells, Barbara, Schwinghammer, Terry, Malone, Patrick, Kolesar, Jill, Rotschafer, John, dan Dipiro, Joseph. 2008. Pharmacotherapy Principles & Practice. United States of America: The McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Linn, William, Wofford, Marion, O’keefe, Mary, dan Posey, Michael. 2009. Pharmacotherapy in Primary Care. United States of America: The McGraw-Hill.
Hasti Ristina sari
Olahraga yang dianjurkan aerobic low impact
Senam
Jogging
Porsi latihan
Intensitas
Berat ringannya latihan
Lama Latihan
Waktu/durasi yang diperlukan
Sekitar 30 – 60 menit, 5 menit pemanasan, 5 menit pendinginan
Frekuensi
Banyaknya latihan persatuan waktu yang berkaitan dengan intensitas dan lama latihan.
MANFAAT OLAHRAGA
Ketika olahrga, sel-sel otot bekerja lebih keras lebih
membutuhkan gula dan oksigen yang lebih banyak untuk diubah menjadi energi
daripada saat istirahat
Olahraga gula dalam darah digunakan oleh sel otot untuk diubah menjadi energi
kadar gula dalam darah menurun meringkan kerja
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
SEBELUM OLAHRAGA
Kadar gula darah
Sepatu yang pas
dan sesuai
atau sedikit gula
untuk pertolongan
Senam diabetes
Gerakan senam diabetes gerakan energik tapi tidak menghentak (SKJ) dan tidak low impact (senam lansia)
Anna Veronika S.
Definisi
Hipoglikemia terjadi ketika kalau kadar glukosa darah turun di bawah 50-60 mg/dL
Terdiri dari 3 jenis: Hipoglikemia ringan
Hipoglikemia sedang
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Usia Menurut Lefebvre, gejala (symptom) hipoglikemia muncul lebih berat dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang tua dibanding dengan usia yang lebih muda
Kelebihan (ekses) insulin
Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi. Konsumsi glukosa yang berkurang.
Produksi glukosa endogen berkurang, misal setelah konsumsi alkohol.
Peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh, misal setelah berolahraga.
Peningkatan sensitivitas terhadap insulin.
Obat hipoglikemik oral yang berisiko menyebabkan
hipoglikemia
Penggunaan obat hipoglikemik oral yang memiliki cara kerja
meningkatkan sekresi insulin pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Obat – obat tersebut antara lain
Jika mengabaikan gejala hipoglikemia terlalu lama, maka
akan mungkin mengalami kehilangan kesadaran. Hal itu terjadi karena otak memerlukan glukosa untuk berfungsi dengan baik. Untuk itu, kenalilah tanda dan gejala
hipoglikemia awal karena hipoglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga
kematian.
Seiring waktu, episode berulang dari hipoglikemia dapat menyebabkan koma hipoglikemia. Tubuh dan otak tidak lagi memproduksi tanda-tanda dan gejala yang
Penanganan
Gejala awal biasanya dapat diobati dengan mengonsumsi
15 sampai 20 gram karbohidrat atau gula. Makanan tersebut termasuk permen, jus buah, dan lain-lain.
Periksa kembali kadar gula darah 15 menit setelah
pengobatan. Jika kadar gula darah masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah ini sampai gula darah di atas 70 mg/d.
Setelah kadar gula darah kembali normal, penting sekali untuk mengonsumsi makanan ringan atau makanan untuk membantu menstabilkan gula darah Anda. Hal ini juga
Lipodistrofi
Terdapat 2 jenis: Lipoatrofi (terjadi lekukan dibawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak)
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat
dijadikan tempat menyuntikkan insulin.
Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan
di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat.
Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah,
hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat
Lipodistrofi Dapat menurunkan absorbsi insulin
Rotasi penyuntikan sangat dianjurkan untuk mencegah timbulnya lipodistrofi
Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Kaki Diabetes
Pendahuluan
• Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali.
• Kelainan kaki DM dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi.
• Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik dan benar akan mudah mengalami luka dan cepat berkembang
menjadi ulkus ganggren. Hal ini merupakan penyebab dari mayoritas amputasi pada penderita diabetes.
GangguanPembuluh Darah
Keadaan hiperglikemia yang terus menerus menyebabkan
kemampuan kontraksi dan relaksasi pembuluh darah menurun. Akibatnya sirkulasi darah tubuh menurun, terutama pada kaki, dengan gejala:
• Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik
• Jika diraba kaki terasa dingin/ tidak hangat
• Rasa nyeri kaki pada waktu istirahatdan malam hari
• Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
• Jika luka sukar sembuh
• Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang
Gangguan Persyarafan (Neuropati)
Neuropati pada Kaki
• Ditandai perasaan baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati
Sensorik
• Ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh.
Neuropati
Motorik
• Ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.
Infeksi
Penurunan sirkulasi darah di daerah kaki akan
menghambat proses penyembuhan luka sehingga kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Kadar gula darah yang tinggi akan menghambat kerja leukosit dalam mengtasi infeksi sehingga luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi
Masalah Umum pada Kaki Diabetes
Orang dengan diabetes memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah kaki karena:
• Sirkulasi darah dari jantung ke kaki dan tungkai menurun
• Berkurangnya indra rasa pada kaki
Kapalan dan Mata Ikan
• Kapalan (callus), mata ikan (corn atau kutilmulmus)
merupakan penebalan atau pengerasan kulit akibat adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan gesekan atau tekanan yang berulang pada daerah tertentu di kaki. Jika tidak diobatai maka akan timbul luka pada jaringan
Melepuh
• Kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh
pemakaian sepatu yang sempit. Hal ini jangan diobati sendiri karena kulit yang iritasi sering disertai infeksi
(ulkus) dan kadang tidak dirasa karena adanya neuropati, sehingga baru diketahui setelah keluar cairan atau nanah yang merupakan tanda awal masalah.
Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan sekitar kuku akibat pertumbuhan kuku yang salah. Hal ini disebabkan karena perawatan kuku yang tidak tepat
misalnya memotong kuku yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Kuku
merupakan sumber kuman sehingga bila ada luka di
Kulit Kaki Retak dan Luka Kutu Air
Kutil pada Telapak Kaki
Radang Ibu Jari Kaki (jari seperti martil)
Peradangan dapat disebabkan oleh luka akibat pemakaian sepatu yang terlalu sempit. Neuropati dan peradangan pada ibu jari kaki dapat menyebabkan perubahan bentuk ibu jari kaki seperti palu (hammer toe). Hal ini juga dapat
disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat
Daftar Pustaka
Soegondo, Sidartawan; Pradana Soewondo; dan Imam
Subekti. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu
Edisi Kedua: Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Johnson, Marilyn. (1998). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya.
Upaya Pencegahan Primer
Edukasi kesehatan DM, komplikasi dan perawatan kaki Status gizi yang baik dan pengendalian DM
Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya
Pemeriksaan berkala kaki penderita
Pencegahan/ perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus
Higiene personal termasuk kaki
Pemeriksaan Kaki sehari-hari
Periksa bagian atas atau punggung, telapak, sisi-sisi kaki
dan sela jari.
Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh
Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang
Perawatan Kaki sehari-hari
Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk sela-sela jari
Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak. Tapi jangan berikan pelembab pada sela jari karena dapat menjadi sangat lembab dan tumbuh jamur
Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk jari normal, tidak terlalu pendek atau dekat dengan kulit
Pakai alas kaki untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga didalam rumah. Jangan menggunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet
Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:
Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari kaki terpanjang saat berdiri
Ujung sepatu lebar
Tinggi tumit kurang dari 2 inchi
Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin, dengan tebal 10-12 mm
Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda tajam seperti duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta
gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik
Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan kaki
Pilih kakus kaki berbahan katun atau wol. Bahan katun
menyerap keringat sehingga mencegah infeksi jamur
Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang
Segera ke dokter bila kaki mengalami luka
Hal-hal yang Perlu Dilihat
Kemerahan, memar atau sesuatu yang berubah warna Gelembung
Luka-luka atau goresan-goresan
Retak-retak atau infeksi jamur diantara sela jari kaki
Yang Tidak Boleh Dilakukan
Merendam kaki terlalu lama
Menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki
Berjalan diatas aspal atau batu panas
Menggunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus) Memakai sepatu atau kaus kaki sempit
Menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip Menyilangkan kaki terlalu lama
Menggunakan obat-obat pada kaki tanpa anjuran dokter
Senam Kaki Diabetes
Kaki diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah
dan neuropati dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani dan senam kaki.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri,
duduk dan tidur dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki, misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki.
Berjalan sedikitnya 30-40 menit sehari. Berjalan lebih
Daftar pustaka
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Panduan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
Pengendalian daibetes yang baik pengaturan diet,
olahraga, menggunakan obat sesuai petunjuk dokter, dan ecaluasi kesehatan secara berkala diantaranya
Pemeriksaan Glukosa Darah Mandiri/Self
Monitoring Blood Glucose
Bersifat praktis dengan menggunakan glukometer. Hasil tes glukometer hanya sebatas monitoring agar
glukosa darah penderita tetap terkontrol dalam batas idealnya.
Beberapa hal yang mempengaruhi akurasi
pengukuran darah oleh glukometer
Faktor kualitas alat glukometer dan kelengkapannya
(tingkat akurasi alat, kualitas strip tes, kemampuan alat
untuk menghindari interferensi pembacaan glukosa akibat adanya zat lain dalam darah pasien)
Faktor internal pengguna yang melingkupi keterampilan
ADA (The American Diabetes Association)
merekomendasikan seseorang untuk melakukan
pemeriksaan gula darah jika berada pada kondisi seperti :
Mendapat terapi insulin/obat diabetes
Sedang menjalani terapi insuin secara intensif Sedang dalam masa kehamilan
Mengalami kesulitan mengendalikan kadar glukosa darah
Memiliki tingkat glukosa darah yang sangat rendah atau muncul keton karena kadar glukosa darah yang tinggi
Memiliki kadar glukosa darah yang rendah tanpa didahului
Waktu pemeriksaan bervariasi tergantung tujuan pemeriksaan yang terkait dengan terapi
Pemeriksaan glukosa darah menggambarkan kadar glukosa darah saat diperiksa tidak menggambarkan pengendalian jangka panjang
Namun tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes
Pemeriksaan klinis menggunakan HbA1c
Pemantauan pengendalian kadar glukosa darah untuk
menilai keberhasilan pengobatan/terapi.
ADA merekomendasikan pemeriksaan HbA1c
setiap 3 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemi rendah ataupun yang mengalami pergantian terapi
Setiap 6 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemik yang
Pemeriksaan glukosa urin
Untuk memperkirakan kadar glukosa darah namun tidak
selektif.
Dipengaruhi fungsi ginjal pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan terapi.
Daftar Acuan
American Diabetes Association: Standards of medical care