• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Kelompok 5A Informasi terkait Penatalaksanaan DM dan Hiperlipidemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PPT Kelompok 5A Informasi terkait Penatalaksanaan DM dan Hiperlipidemia"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Informasi dalam penatalaksanaan

diabetes disertai hiperlipidemia

Kelompok 5

(2)

Penatalaksanaan

 Tujuan  untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai target

utama, yaitu:

1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran

normal.

2. Menjaga kadar lipid darah

3. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya

(3)
(4)
(5)

Faktor-faktor mempengaruhi

ketidakpatuhan :

• Regimen yang kompleks

• Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya

• Kurang keyakinan pasien terhadap terapi/obat

• Kebingungan tentang petunjuk cara minum obat

• Biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien

• Ada gangguan psikologi terutama depresi

• Ada gangguan kognitif

(6)

Konseling dan pemberian informasi

(7)

Langkah yang dapat dilakukan:

1. Libatkan pasien

2. Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila pasien mendiskusikan masalah obatnya.

3. Identifikasi hambatan utama

a. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya? b. Apakah regimen obat terlalu kompleks?

c. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya? d. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu

walaupun pasien tidak merasakan keuntungannya? e. Apakah biaya menjadi masalah?

(8)

4. Simpulkan  apakah pasien memerlukan perubahan sikap dan bagaimana melaksanakannya.

5. Memecahkan masalah (saran-saran);

a. Meminum obat sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting b. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi c. Bila pasien memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau

khawatir mengenai efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.

d. Bila pasien khawatir dengan biaya obat, mungkin ada alternatif yang lebih

murah yang sama keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.

e. Bila regimen obat terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan;

tanyakan ke dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana

f. Jumlah obat yang diminum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak

sehat. Lebih baik didiskusikan dengan dokter atau Apoteker tentang target pengobatan seharusnya

g. Bila merasa depresi atau tertekan dengan ruwetnya penanganan

(9)

Konseling & Kondisi Psikologis

(10)

Konseling  Penting

Tujuan Pemberian Konseling

1. Penderita DM memiliki harapan hidup lebih lama dengan

kualitas hidup yang optimal.

2. Membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya

sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat diminimalkan

3. Penderita DM dapat berfungsi dan berperan optimal dalam

masyarakat

(11)

Materi Konseling

1. Kepatuhan konsumsi obat 2. Diet sehat

3. Olahraga

4. Informasi terkait obat yang dikonsumsi

5. Hal yang dilakukan saat mengalami kondisi hipoglikemia 6. Kondisi psikologi yang mungkin dialami, dan

(12)

3 Prime Questions

1. Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan

pengobatan Anda?

2. Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat

Anda?

3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap

(13)

Kondisi Psikologis

Permasalahan terkait psikologis dan sosial merusak

kemampuan penderita DM dalam menjalankan terapi (American Diabetes Association, 2015).

Depresi adalah salah satu kondisi yang sering ditemukan pada

penderita DM (Snoek & Skinner, 2005).

 Depresi dapat dikaitkan (Snoek & Skinner, 2005):

Penurunan kepatuhan pasien terhadap terapi yang dilakukan,  Meningkatnya komplikasi, dan

(14)

A. Distres terkait DM

Manajemen terapi DM melibatkan semua aspek kegiatan yang biasa dilakukan

oleh penderita DM

Gaya hidup pada mayoritas penderita

(15)

Beberapa hal yang memicu peningkatan stres penderita DM adalah (Snoek & Skinner, 2005):

Kondisi hiperglikemi,

 Kondisi hipoglikemi, dan

 Rasa takut menggunakan terapi insulin.

Cara mengatasi distress terkait DM (Snoek & Skinner, 2005):

 Intervensi edukasi psikologis berupa pelatihan

peningkatan kemampuan mengatasi masalah dan

Intervensi klinis berupa konsultasi dengan tenaga

kesehatan terkait (apoteker atau dokter)

(16)

B. Permasalahan Psikologis

Permasalahan Psikologis

Depresi

Ansietas

(17)

Depresi

 Diagnosis ditegakkan bila terdapat 5 atau lebih gejala-gejala khas berikut ini (Soegondo dkk., 2011):

1. Perasaan sedih sepanjang hari dan hampir setiap hari

2. Sulit tidur atau tidur terlalu banyak yang hampir terjadi setiap hari 3. Merasa lesu, lelah, dan tidak bertenaga, hampir setiap hari

4. Perasaan murung dan hilang rasa senang setiap hari

5. Tidak ada minat terhadap semua aktivitas sehari-hari hampir setiap hari

6. Merasa hidup ini tidak berharga, tidak berguna, merasa bersalah tanpa alasan,

hampir setiap hari

7. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan

(18)

 Cara mengatasi depresi adalah (Soegondo dkk., 2011) :

1. Membiasakan diri untuk berjalan-jalan keluar, 2. Sering berkomunikasi (bercerita) dengan teman,

3. Senantiasa menambahkan pikiran-pikiran positif setiap

harinya, dan

4. Melakukan terapi yang dilakukan dengan bantuan dari

tenaga kesehatan

(19)

 Diagnosis ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan penderita mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut (Soegondo dkk., 2011):

1. Rasa gelisah berlebihan, seperti mau mendapat musibah

2. Kewaspadaan berlebihan sehingga mengganggu tidur, sukar konsentrasi 3. Mudah lelah

4. Merasa pikiran kosong

5. Mudah tersinggung

6. Otot-otot yang tegang (tidak bisa santai)

 Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi ansietas yaitu (Soegondo dkk., 2011) :

1. mencoba mengidentifikasi penyebab kecemasan yang dialami, dan 2. mencari jalan keluar untuk mengatasi kecemasan tersebut

(20)

Eating Disorder

 Prevalensi sesungguhnya dari DM dengan eating disorder belum diketahui secara pasti (Snoek & Skinner, 2005).

Penelitian terkini menuliskan bahwa 1/3 hingga ½ dari wanita muda penderita DM tipe I mengkonsumsi insulin dengan jumlah yang kurang dari yang dibutuhkan ingin menjaga berat badan mereka (Snoek & Skinner, 2005).

(21)

 Gejala yang dapat dijadikan sebagai pedoman kemungkinan terjadinya gangguan pola makan yaitu (Soegondo dkk., 2011):

1. Sangat khawatir akan menjadi gemuk (padahal masih berbadan

kurus)

2. Olahraga berlebihan, melebihi kebutuhan

3. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang buruk 4. Mempunyai kebiasaan makan banyak pada sekali makan (terjadi 2

kali seminggu dalam 3 bulan)

5. Mempunyai kebiasaan meminum obat pencahar/diuretik untuk

menurunkan berat badan, memuntahkan makanan yang baru dimakan

(22)

 DM adalah penyakit keluarga  mempengaruhi orang yang mencintai, yang tinggal bersama atapun yang peduli terhadap keadaan penderita.

 Perasaan tidak didukung merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan stres penderita DM.

 Perasaan tidak didukung seringkali berkembang menjadi

rasa dikucilkan/isolasi, frustasi, marah, ataupun rasa bersalah.

(23)

 Hal yang tepat dilakukan oleh keluarga adalah

Jika keluarga merasa belum memiliki pengetahuan terkait DM, maka mencari referensi yang bersumber dari (Snoek & Skinner, 2005) :

Buku-buku,

Bertanya pada orang yang memiliki keluarga dengan kondisi DM

ataupun

 Meminta saran kepada tenaga ahli kesehatan terkait

(24)
(25)

Prinsip diet

Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal

Mencapai dan mempertahankan kadar lipid optimal

Memberi kecukupan energi untuk

mempertahankan atau mencapai BB normal

Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin

(26)

Yang harus

diperhatikan

Jumlah

kalori

Kebiasaan Jenis

(27)

Kebutuhan kalori

Kalori/kg BB Ideal

Status gizi Kerja Santai Sedang Berat

Gemuk 25 30 35

Normal 30 35 40

(28)

Perhitungan berat badan ideal

Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm -100) x 1

kg

Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:

Berat badan ideal = (TB dalam cm

100) x 1 kg

Menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg)/tinggi badan (m2)

(29)

Penurunan berat badan dapat mengurangi resistensi

(30)
(31)

Informasi terkait penatalaksanaan pasien

DM dan hiperlipidemia

 Pasien disarankan untuk membatasi lemak jenuh kurang dari 7% dari total kalori dan mengurangi total asupan kolesterol kurang dari 200 mg per hari.

(32)

Apabila pasien merupakan pecandu alkohol, maka anjuran bagi pasien yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai berikut:

Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila:

 Kadar glukosa darah belum terkendali

 Kadar trigliserida darah meningkat

Menggunakan obat diabetes sulfonilurea generasi pertama

karena dapat memberikan efek samping

 Menderita penyakit gastritis, pankreatitis, tipe tertentu penyakit ginjal atau Sjantung. Alkohol memiliki kalori tinggi sehingga tidak baik bagi seseorang yang obesitas

(33)

Referensi:

 Chisholm-Burns, Marie, Wells, Barbara, Schwinghammer, Terry, Malone, Patrick, Kolesar, Jill, Rotschafer, John, dan Dipiro, Joseph. 2008. Pharmacotherapy Principles & Practice. United States of America: The McGraw-Hill.

 Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care

untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

 Linn, William, Wofford, Marion, O’keefe, Mary, dan Posey, Michael. 2009. Pharmacotherapy in Primary Care. United States of America: The McGraw-Hill.

(34)

Hasti Ristina sari

(35)

Olahraga yang dianjurkan  aerobic low impact

Senam

Jogging

(36)

Porsi latihan

Intensitas

Berat ringannya latihan

Lama Latihan

Waktu/durasi yang diperlukan

Sekitar 30 – 60 menit, 5 menit pemanasan, 5 menit pendinginan

Frekuensi

Banyaknya latihan persatuan waktu yang berkaitan dengan intensitas dan lama latihan.

(37)

MANFAAT OLAHRAGA

Ketika olahrga, sel-sel otot bekerja lebih keras  lebih

membutuhkan gula dan oksigen yang lebih banyak untuk diubah menjadi energi

daripada saat istirahat

Olahraga  gula dalam darah digunakan oleh sel otot untuk diubah menjadi energi

 kadar gula dalam darah menurun  meringkan kerja

(38)
(39)

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

SEBELUM OLAHRAGA

Kadar gula darah

Sepatu yang pas

dan sesuai

atau sedikit gula

untuk pertolongan

(40)

Senam diabetes

 Gerakan senam diabetes  gerakan energik tapi tidak menghentak (SKJ) dan tidak low impact (senam lansia)

(41)

Anna Veronika S.

(42)

Definisi

 Hipoglikemia terjadi ketika kalau kadar glukosa darah turun di bawah 50-60 mg/dL

 Terdiri dari 3 jenis:  Hipoglikemia ringan

Hipoglikemia sedang

(43)
(44)

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

 Usia

 Menurut Lefebvre, gejala (symptom) hipoglikemia muncul lebih berat dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang tua dibanding dengan usia yang lebih muda

 Kelebihan (ekses) insulin

Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi.  Konsumsi glukosa yang berkurang.

 Produksi glukosa endogen berkurang, misal setelah konsumsi alkohol.

 Peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh, misal setelah berolahraga.

 Peningkatan sensitivitas terhadap insulin.

(45)

Obat hipoglikemik oral yang berisiko menyebabkan

hipoglikemia

Penggunaan obat hipoglikemik oral yang memiliki cara kerja

meningkatkan sekresi insulin pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Obat – obat tersebut antara lain

(46)

Jika mengabaikan gejala hipoglikemia terlalu lama, maka

akan mungkin mengalami kehilangan kesadaran. Hal itu terjadi karena otak memerlukan glukosa untuk berfungsi dengan baik. Untuk itu, kenalilah tanda dan gejala

hipoglikemia awal karena hipoglikemia yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan kesadaran hingga

kematian.

 Seiring waktu, episode berulang dari hipoglikemia dapat menyebabkan koma hipoglikemia. Tubuh dan otak tidak lagi memproduksi tanda-tanda dan gejala yang

(47)

Penanganan

Gejala awal biasanya dapat diobati dengan mengonsumsi

15 sampai 20 gram karbohidrat atau gula. Makanan tersebut termasuk permen, jus buah, dan lain-lain.

(48)

Periksa kembali kadar gula darah 15 menit setelah

pengobatan. Jika kadar gula darah masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah ini sampai gula darah di atas 70 mg/d.

 Setelah kadar gula darah kembali normal, penting sekali untuk mengonsumsi makanan ringan atau makanan untuk membantu menstabilkan gula darah Anda. Hal ini juga

(49)

Lipodistrofi

Terdapat 2 jenis:

 Lipoatrofi (terjadi lekukan dibawah kulit tempat suntikan akibat atrofi jaringan lemak)

(50)

Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat

dijadikan tempat menyuntikkan insulin.

Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan

di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat.

Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah,

hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.

Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat

(51)

 Lipodistrofi  Dapat menurunkan absorbsi insulin

 Rotasi penyuntikan sangat dianjurkan untuk mencegah timbulnya lipodistrofi

 Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.

(52)
(53)

Kaki Diabetes

(54)

Pendahuluan

• Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus yang tidak terkendali.

• Kelainan kaki DM dapat disebabkan adanya gangguan

pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi.

• Kaki diabetes yang tidak dirawat dengan baik dan benar akan mudah mengalami luka dan cepat berkembang

menjadi ulkus ganggren. Hal ini merupakan penyebab dari mayoritas amputasi pada penderita diabetes.

(55)

GangguanPembuluh Darah

Keadaan hiperglikemia yang terus menerus menyebabkan

kemampuan kontraksi dan relaksasi pembuluh darah menurun. Akibatnya sirkulasi darah tubuh menurun, terutama pada kaki, dengan gejala:

• Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik

• Jika diraba kaki terasa dingin/ tidak hangat

• Rasa nyeri kaki pada waktu istirahatdan malam hari

• Sakit pada telapak kaki setelah berjalan

• Jika luka sukar sembuh

• Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang

(56)

Gangguan Persyarafan (Neuropati)

(57)

Neuropati pada Kaki

• Ditandai perasaan baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terhadap rasa panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.

Neuropati

Sensorik

• Ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot mengecil, mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh.

Neuropati

Motorik

• Ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.

(58)

Infeksi

Penurunan sirkulasi darah di daerah kaki akan

menghambat proses penyembuhan luka sehingga kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Kadar gula darah yang tinggi akan menghambat kerja leukosit dalam mengtasi infeksi sehingga luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi

(59)

Masalah Umum pada Kaki Diabetes

Orang dengan diabetes memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah kaki karena:

• Sirkulasi darah dari jantung ke kaki dan tungkai menurun

• Berkurangnya indra rasa pada kaki

(60)
(61)

Kapalan dan Mata Ikan

• Kapalan (callus), mata ikan (corn atau kutilmulmus)

merupakan penebalan atau pengerasan kulit akibat adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan gesekan atau tekanan yang berulang pada daerah tertentu di kaki. Jika tidak diobatai maka akan timbul luka pada jaringan

(62)

Melepuh

• Kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh

pemakaian sepatu yang sempit. Hal ini jangan diobati sendiri karena kulit yang iritasi sering disertai infeksi

(ulkus) dan kadang tidak dirasa karena adanya neuropati, sehingga baru diketahui setelah keluar cairan atau nanah yang merupakan tanda awal masalah.

(63)

Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)

Cantengan merupakan luka infeksi pada jaringan sekitar kuku akibat pertumbuhan kuku yang salah. Hal ini disebabkan karena perawatan kuku yang tidak tepat

misalnya memotong kuku yang salah (terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Kuku

merupakan sumber kuman sehingga bila ada luka di

(64)

Kulit Kaki Retak dan Luka Kutu Air

(65)

Kutil pada Telapak Kaki

(66)

Radang Ibu Jari Kaki (jari seperti martil)

Peradangan dapat disebabkan oleh luka akibat pemakaian sepatu yang terlalu sempit. Neuropati dan peradangan pada ibu jari kaki dapat menyebabkan perubahan bentuk ibu jari kaki seperti palu (hammer toe). Hal ini juga dapat

disebabkan adanya kelainan anatomik yang dapat

(67)

Daftar Pustaka

Soegondo, Sidartawan; Pradana Soewondo; dan Imam

Subekti. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu

Edisi Kedua: Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Johnson, Marilyn. (1998). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya.

(68)
(69)

Upaya Pencegahan Primer

Edukasi kesehatan DM, komplikasi dan perawatan kaki  Status gizi yang baik dan pengendalian DM

 Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya

 Pemeriksaan berkala kaki penderita

 Pencegahan/ perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus

 Higiene personal termasuk kaki

(70)

Pemeriksaan Kaki sehari-hari

Periksa bagian atas atau punggung, telapak, sisi-sisi kaki

dan sela jari.

 Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh

 Periksa apakah ada luka dan tanda-tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang

(71)

Perawatan Kaki sehari-hari

 Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk sela-sela jari

 Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak. Tapi jangan berikan pelembab pada sela jari karena dapat menjadi sangat lembab dan tumbuh jamur

 Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk jari normal, tidak terlalu pendek atau dekat dengan kulit

 Pakai alas kaki untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga didalam rumah. Jangan menggunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet

 Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:

 Panjang sepatu ½ inchi lebih panjang dari jari kaki terpanjang saat berdiri

 Ujung sepatu lebar

 Tinggi tumit kurang dari 2 inchi

 Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin, dengan tebal 10-12 mm

(72)

 Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda tajam seperti duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta

gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik

 Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan kaki

Pilih kakus kaki berbahan katun atau wol. Bahan katun

menyerap keringat sehingga mencegah infeksi jamur

 Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang

 Segera ke dokter bila kaki mengalami luka

(73)

Hal-hal yang Perlu Dilihat

Kemerahan, memar atau sesuatu yang berubah warna  Gelembung

 Luka-luka atau goresan-goresan

 Retak-retak atau infeksi jamur diantara sela jari kaki

(74)

Yang Tidak Boleh Dilakukan

 Merendam kaki terlalu lama

 Menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki

Berjalan diatas aspal atau batu panas

 Menggunakan silet untuk mengurangi kapalan (callus)  Memakai sepatu atau kaus kaki sempit

 Menggunakan sepatu berhak tinggi dan atau ujung sepatu lancip  Menyilangkan kaki terlalu lama

Menggunakan obat-obat pada kaki tanpa anjuran dokter

(75)
(76)

Senam Kaki Diabetes

Kaki diabetes yang mengalami gangguan sirkulasi darah

dan neuropati dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani dan senam kaki.

 Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah

terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas).

(77)

Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri,

duduk dan tidur dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki, misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki.

(78)

Berjalan sedikitnya 30-40 menit sehari. Berjalan lebih

(79)

Daftar pustaka

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Panduan

Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia

(80)
(81)

 Pengendalian daibetes yang baik  pengaturan diet,

olahraga, menggunakan obat sesuai petunjuk dokter, dan ecaluasi kesehatan secara berkala diantaranya

(82)
(83)

Pemeriksaan Glukosa Darah Mandiri/Self

Monitoring Blood Glucose

Bersifat praktis dengan menggunakan glukometer.  Hasil tes glukometer hanya sebatas monitoring agar

glukosa darah penderita tetap terkontrol dalam batas idealnya.

(84)

Beberapa hal yang mempengaruhi akurasi

pengukuran darah oleh glukometer

Faktor kualitas alat glukometer dan kelengkapannya

(tingkat akurasi alat, kualitas strip tes, kemampuan alat

untuk menghindari interferensi pembacaan glukosa akibat adanya zat lain dalam darah pasien)

Faktor internal pengguna yang melingkupi keterampilan

(85)

ADA (The American Diabetes Association)

merekomendasikan seseorang untuk melakukan

pemeriksaan gula darah jika berada pada kondisi seperti :

Mendapat terapi insulin/obat diabetes

Sedang menjalani terapi insuin secara intensif  Sedang dalam masa kehamilan

 Mengalami kesulitan mengendalikan kadar glukosa darah

 Memiliki tingkat glukosa darah yang sangat rendah atau muncul keton karena kadar glukosa darah yang tinggi

Memiliki kadar glukosa darah yang rendah tanpa didahului

(86)

 Waktu pemeriksaan bervariasi  tergantung tujuan pemeriksaan yang terkait dengan terapi

 Pemeriksaan glukosa darah  menggambarkan kadar glukosa darah saat diperiksa  tidak menggambarkan pengendalian jangka panjang

 Namun tetap diperlukan dalam pengelolaan diabetes 

(87)

Pemeriksaan klinis menggunakan HbA1c

Pemantauan pengendalian kadar glukosa darah untuk

menilai keberhasilan pengobatan/terapi.

 ADA merekomendasikan pemeriksaan HbA1c

 setiap 3 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemi rendah ataupun yang mengalami pergantian terapi

Setiap 6 bulan pada pasien yang memiliki kontrol glikemik yang

(88)

Pemeriksaan glukosa urin

Untuk memperkirakan kadar glukosa darah namun tidak

selektif.

 Dipengaruhi fungsi ginjal  pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan terapi.

(89)

Daftar Acuan

American Diabetes Association: Standards of medical care

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki lebih besar dari faktor ancaman, sehingga disimpulkan bahwa alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan Industri

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Master Fuel Trip (MFT) PB ON, Soft & Hard [] Pengaman untuk mencegah ledakan di dalam Furnace karena adanya konsentrasi bahan bakar yang tidak terbakar.. Soft berupa

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

Guru mengorganisasikan peserta didik untuk melakukan aktivitas penyelidikan berkaitan dengan sifat-sifat cahaya (pada buku siswa).. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok

ABSTRAK: Pada zaman yang telah modern ini masyarakatnya mulai melupakan budaya setempat dan lebih condong kepada budaya luar dengan alasan budaya setempat sudah ketinggalan zaman