• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejarah masjid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sejarah masjid"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

ARI SENTOSA

XII IPA 4

SMA N 4 MANDAU

2013 – 2014

DURI-RIAU

MAKALAH

AGAMA

ISLAM

TENTANG

(2)

Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa, yang berdiri pada tahun 1477 dan di bangun oleh Wali Sembilan atau Wali Songo secara bersama–sama yang mitosnya di bangun hanya pada satu malam. Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak + 26 km dari Kota Semarang, + 25 km dari Kabupaten Kudus, dan + 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak.

Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.

SEJARAH MASJID DEMAK

Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam. Babad Demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477) yang ditandai oleh candrasengkala “Lawang Trus Gunaningjanmi”, sedang pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri tahun 1479. Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.

Dalam proses pembangunannya, Sunan Kalijaga memegang peranan yang amat penting. Wali inilah yang berjasa membetulkan arah kiblat. Menurut riwayat, Sunan Kalijaga juga memperoleh wasiat antakusuma, yaitu sebuah bungkusan yang konon berisi baju “hadiah” dari Nabi Muhammad SAW, yang jatuh dari langit di hadapan para wali yang sedang bermusyawarah di dalam masjid itu.

(3)

berkedudukan di Demak, secara terbuka memutuskan ikatan dari Majapahit yang sudah tidak berdaya lagi, dan atas bantuan daerah-daerah lain yang telah Islam (seperti Gresik, Tuban dan Jepara), ia mendirikan kerajaan Islam yang berpusat di Demak. Namun keberadaan kerajaan Demak tak pernah sepi dari rongrongan pemberontakan. Dimasa pemerintahan raja Trenggono, walau berhasil menaklukkan Mataram dan Singasari. Tapi perlawanan perang dan pemberontakan tetap terjadi di beberapa daerah yang memiliki basis kuat keyakinan Hindu. Sehingga daerah Pasuruan serta Panarukan dapat bertahan dan Blambangan tetap menjadi bagian dari Bali yang tetap Hindu. Di tahun 1548, raja Trenggono wafat akibat perang dengan Pasuruan.

Kematian Trenggono menimbulkan perebutan kekuasaan antara adiknya dan putranya bernama pangeran Prawoto yang bergelar Sunan Prawoto (1549). Sang adik berjuluk pangeran Seda Lepen terbunuh di tepi sungai dan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh anak dari pangeran Seda Lepen yang bernama Arya Panangsang. Tahta Demak dikuasai Arya Penangsang yang terkenal kejam dan tidak disukai orang, sehingga timbul pemberontakan dan kekacauan yang datangnya dari kadipaten-kadipaten. Apalagi ketika adipati Japara yang mempunyai pengaruh besar dibunuh pula, yang mengakibatkan si adik dari adipati japara berjuluk Ratu Kalinyamat bersama adipati-adipati lainnya melakukan pemberontakan dalam bentuk gerakan melawan Arya Panangsang. Salah satu dari adipati yang memberontak itu bernama Hadiwijoyo berjuluk Jaka Tingkir, yaitu putra dari Kebokenongo sekaligus menantu Trenggono yang masih ada hubungan darah dengan sang raja. Jaka Tingkir, yang berkuasa di Pajang Boyolali, dalam peperangan berhasil membunuh Arya Penangsang. Dan oleh karena itu ia memindahkan Karaton Demak ke Pajang dan ia menjadi raja pertama di Pajang. Dengan demikian, habislah riwayat kerajaan Islam Demak.

KEISTIMEWAAN MASJID AGUNG DEMAK

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.

(4)

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya: iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

Bentuk bangunan masjid banyak menggunakan bahan dari kayu. Dengan bahan ini, pembuatan bentuk bulat dengan lengkung-lengkungan akan lebih mudah. Interior bagian dalam masjid juga menggunakan bahan dari kayu dengan ukir-ukiran yang begitu indah. Dan ada satu keistimewahan satu buah tiang yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal). Bentuk bangunan masjid yang unik tersebut ternyata hasil kreatifitas masyarakat pada saat itu. Di samping banyak mengadopsi perkembangan arsitektur lokal ketika itu, kondisi iklim tropis (di antaranya berupa ketersediaan kayu) juga mempengaruhi proses pembangunan masjid. Arsitektur bangunan lokal yang berkembang pada saat itu, seperti joglo, memaksimalkan bentuk limas dengan ragam variasinya.

Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas. Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan, bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.

LETAK DAN STRUKTUR BANGUNAN MASJID AGUNG DEMAK

Masjid Agung Demaki terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak + 26 km dari Kota Semarang, + 25 km dari Kabupaten Kudus, dan + 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.

(5)

sebagai tempat peribadatan dan ziarah. Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan “Condro Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

A. MASJID KUBAH EMAS

1. Sejarah Singkat Pembuatan Masjid Kubah Emas

Berawal dari sakitnya Ibu Hajjah Dian, beliau sakit Jantung dan di Operasi di Australia, beliau memberi amanat mendesain Islamic senter Dian Al Mahri (Masjid Kubah Emas) beberapa hari setelah menjalani Operasi bedah Jantung di Australia, Ibu Hajjah Dian berkata kepada Uke G. Setiawan “Ibu mau bangun Masjid yang besar dan megah” itulah kata-kata awal Ibu Hajjah Dian Juriah Maimun Al-Rasyid.

Setelah keyakinan itu Uke G. Setiawan memperoses desain Masjid Kubah Emas yang sekarang menjadi Icon Islamic Senter.

2. Peresmian Masjid Kubah Emas

Dimulai dari Desain pada Desember 1998 - Oktober 2000, Masjid Dian Al Mahri yang memiliki luas 800m2 dan di resmikan pada tanggal 31 Desember 2006 peresmian dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan Sholat Idul Adha 1427 H, oleh pendiri Masjid Ibu Hj. Dian Juriah Maimun Ar-Rasyid dan Bapak. Drs. H. Maimun Ar-Rasyid. Masjid yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas ini dibangun di atas lahan seluas 70 hektar di Kelurahan Merujung, kecamatan Limo, Kota Depok.

B. KEISTIMEWAAN MASJID KUBAH EMAS

Banyak sekali keistimewaan yang dimiliki masjid kubah emas ini, di antaranya : 1. Bangunan Utama Masjid

(6)

2. Halaman Dalam Masjid

Halaman dalam masjid berukuran 40 x 60 m dan dapat menampung sekitar 8.000 jemaah. Di kedua sisinya, sisi utara dan selatan , terdapat 2 gerbang masuk.

Gerbang utama terletak disisi timur yang berhubungan langsung dengan dalam. Tiga sisi halaman dalam dibatasi selasar dengan deretan pilar-pilar berbalut batu granit dari Brazil. Pilar-pilar tersebut membentuk deretan Arcade yang menjadi pembatas halaman dalam ini.

Halaman dalam pada soat-soat tertentu, seperti saat idul fitri dan hari jum’at, dapat digunakan sebagai perluasan ruang sholat ataupun berfungsi untuk kegiatan lainnya, seperti manasik Haji.

3. Tempat Wudhu

Tempat wudhu terletak di kedua sisi bangunan dengan beratapkan kubah berlapis mozaik dan terawangan mukharabish.

4. Minaret

Enam minaret berbentuk segi enam melambangkan rukun iman, minaret ini menjulang setinggi 40 m ke angkasa, di balut granit abu-abu dari hali dan ornament melingkar. Terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat pada puncaknya.

5. Portal

Portal berupa gerbang masuk dan hiasan geometris dan obelisk adalah salah satu ciri lainnya. 6. Kubah

Bentuk kubah masjid mengacu pada kubah-kubah masjid di Persia dan India, dengan cirri menjulang keatas dan memberikan kesan dominant sebagai elemen arsitektur. Jumlah 5 kubah melambangkan rukun islam. Seluruh kubah di balut mozaik berlapis emas 24 karat yang material dan tengan pemasangannya di datangkan khusus dari Italy.

Dilihat dari langit-langit kubah bagian dalam masjid, langit-langit kubah merempresentasikan langit sebenarnya yang warnanya dapat berubah di waktu-waktu sholat. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang di program dengan bantuan computer.

Pada dasar kubah terdapat cincin dengan aksen warna emas, seolah menjadi batas cakrawala, di atasnya terdapat 33 jendela yang masing-masing diisi dengan kaligrafi 3 nama Allah SWT, seehingga seluruhnya berjumlah 99. pada puncak langit-langit terdapat kaligrafi sholawat yang terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas.

Anggun dan menarik, di tengah kubah tergantung lampu kristal yang sempurana dan serupa dengan lampu di masjid sultan oman. Berat batu kristal ini mencapai 2,7 ton, dengan rangka terbuat dari kuningan berlapis emas 24 karat.

(7)

Mihrab adalah bagian yang menjorok padaa dinding dibagian depan Masjid, menunjukkan arah kiblat, sekaligus tempat bagi imam untuk memimpin sholat. Mihrab di suguhkan dengan 4 pilar berbalut batu Granit jenis Porto Rose dari Afrika.

C. ARSITEKTUR MASJID KUBAH EMAS

1. Profil Arsitektur Masjid

Arsitektur masjid kubah emas ini adalah Ir. Uke G. Setiawan, keterlibatan Uke G. Setiawan di dunia desain adalah sejak bergabung dengan konsultan arsitektur dan interior, PT. Graha Cipta Hadi Prana, pada tahun 1988-1994. mulai tahun 1995, Uke mendirikan Firma sendiri bernama PT. Garis pada. Ketertarikannya pada bidang desain berawal sejak masih duduk di bangku SMP.

2. Harapan Arsitektur

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pariwono (1989) dalam artikel Kondisi Pasang Surut Di Indonesia, Co-Amplitude memperlihatkan garis yang menghubungkan titik-titik di laut dengan amplitudo yang

Sistem Pendukung Keputusan dengan metode TOPSIS merupakan solusi yang terbaik untuk menentukan calon tenaga kerja berkualitas yang akan diterima pada Alfamidi Kota Palopo

Perencanaan, Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah yang ada; 2) Menyusun perbaikan rencana

b. Seleksi proposal untuk LPNK dan konsorsium riset untuk memastikan bahwa usulan sesuai prosedur pengusulan dan merupakan bagian dari road-map pencapaian flagship. Seleksi

Tujuan perencanaan pembelajaran dirumuskan oleh bagian kurikulum, tim pengembang kurikulum, dan guru mata pelajaran Bahasa Arab dimulai dengan pembuatan Silabus dan Rencana

Cytokine gene expression and protein production in peripheral blood mononuclear cells of children with acute dengue virus infections.. Early Immune Activation in Acute Dengue Illness

node.cc lanjutan protected: virtual void initialize; virtual void channelInitialize; virtual void astarMessageint nodeCount; virtual void floydMessageint nodeCount; virtual

Analisis kesesuaian wisata adalah analisis kegiatan wisata yang telah diadakan atau akan dikembangkan di suatu kawasan dengan menyesuaikan antara peruntukannya dengan