39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
SMK Negeri 2 Salatiga adalah salah satu sekolah menengah
kejuruhan negeri di Salatiga, yang terletak di Jl. Parikesit, Kec. Sidomukti,
Kota Salatiga. Dengan jumlah siswa kelas XI 596. Yang menjadi populasi
sekaligus subyek penelitian yang pembagiannya dapat dilihat pada tabel
40 4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Perijinan
Untuk melakukan penelitian ini tentulah penulis memerlukan
surat ijin dari pihak fakultas, sehingga penulis membuat surat ijin
untuk melakukan penelitian yang telah disetujui oleh Dekan FKIP
pada tanggal 7 November 2016. Surat ijin untuk penelitian kemudian
di serahkan pada pihak sekolah SMK Negeri 2 Salatiga pada tanggal 7
November 2016. Kemudian atas ijin dan kesepakatan maka penelitian
dimulai pada tanggal 15 November 2016 – selesai.
4.2.2 Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 November 2016
dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI yang berjumlah 221 siswa yang kebetulan semua siswa
hadir untuk pengisian skala likert. Penulis menyebarkan skala sikap
konformitas negatif dan perilaku konsumsi minuman beralkohol.
Skala tersebut diberikan langsung kepada subjek penelitian dan
penulis mengawasi pengisian instrumen tersebut untuk memastikan
subjek mengisi sesuai keadaan sesungguhnya. Instrumen penelitian ini
diberikan secara klasikal pada waktu jam pelajaran BK.
Penulis mengawali kegiatan dengan menjelaskan tujuan dan
membagikan skala likert kepada siswa, kemudian menjelaskan tata
41
mengerjakan skala likert dengan sebaik-baiknya. Penulis memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang point yang belum
dimengerti siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan skala
likert penulis mengecek jumlah skala likert dan mengakhiri kegiatan.
4.3 Diskripsi dan Hasil Penelitian
4.3.1 Analisa Deskriptif
Untuk mengukur tinggi rendahnya variabel konformitas
negatif dan perilaku minuman beralkohol penulis menggunakan rumus
interval sebagai berikut :
Skor Tertinggi – Skor Terendah
Jumlah Kategori
Pada masing-masing item variabel, skor tertinggi 4 dan skor
terendah 1. Untuk mengatur tinggi rendahnya skor pada variabel
dibagi dalam empat kategori.
4.3.1.1 Konformitas Negatif
Analisis deskriptif variabel konformitas negatif yang telah di
klasifikasikan berdasarkan tabel 4.2 dalam 4 kategori sebagai berikut
42
Pengukuran variabel penelitian ini digunakan interval dengan rumus:
. *dibulatkan menjadi 26
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konformitas Negatif Siswa Kelas XI SMK N 2 Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
Kategori Rentang Skor Frekuensi(f) Persentase (%)
Sangat tinggi 113 0 0
Tinggi 87 – 112 31 14
Cukup 61 – 86 185 84
Rendah 35 – 60 5 2
Jumlah 221 100
Berdasarkan Tabel 4.2 Distribusi frekuensi diatas dapat
diketahui bahwa siswa yang konformitas negatif sangat tinggi sebesar
0% , kategori tinggi sebesar 14% , katagori cukup sebesar 84%,
katagori rendah sebesar 2%. Adapun skor minimum yakni 35 dan skor
maximum yakni >113. Jadi siswa yang mempinyai kategori
konformitas negatif tinggi dan cukup lebih dominan dari pada kategori
43
4.3.1.2 Perilaku konsumsi minuman berakohol
Analisis deskriptif variabel perilaku konsumsi minuman
berakohol yang telah di klasifikasikan berdasarkan tabel 4.3 dalam 4
kategori sebagai berikut :
Pengukuran variabel penelitian ini digunakan interval dengan rumus:
. *dibulatkan menjadi 23
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumsi Minuman Berakohol Siswa Kelas XI SMK N 2 Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
Kategori Rentang Skor Frekuensi(f) Persentase (%)
Sangat tinggi 99 0 0
diketahui bahwa siswa yang perilaku konsumsi minuman beralkohol
sangat tinggi sebesar 0% , kategori tinggi sebesar 10% , katagori
cukup sebesar 60%, katagori sangat rendah sebesar 30%. Adapun skor
minimum yakni 30 dan skor maximum yakni >99. Jadi siswa yann
mempunyai kategori perilaku konsumsi minuman beralkohol cukup
44 4.4 Anailis korelasi
Hasil korelasi konformitas negatif dan perilaku konsumsi
minuman beralkohol siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Spearman's rho konformitasnegatif Correlation Coefficient 1.000 .057
Sig. (2-tailed) . .402
N 221 221
perilakukonsumsiAK Correlation Coefficient .057 1.000
Sig. (2-tailed) .402 .
N 221 221
Pedoman dalam menafsifkan koefesien korelasi didasarkan pada
interpretasi nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2008) sebagai
berikut :
1. Koefisien korelasi 0,00 – 0,199 = tingkat hubungan sangat
rendah
2. Koefisien korelasi 0,20 – 0,399 = tingkat hubungan rendah
45
4. Koefisien korelasi 0,60 – 0,799 = tingkat hubungan kuat
5. Koefiseien korelasi 0,80 – 1,00 = tingkat hubungan sangat kuat
Dari tabel 4.5 hasil korelasi diatas menunjukan bahwa antara konformitas
negatif dengan perilaku minuman beralkohol menunjukan tingkat hubungan
sangat rendah, dengan rxy = 0,057 dan p = 0,402 > 0,05. Berarti koefisien
korelasinya negatif, maka kedua variabel tidak ada hubungan dan tingkat
hubungan antara kedua variabel sangat rendah..
4.5 Uji Hipotesis
Hipotesis pada penelitian berunyi : “ada hubungan yang signifikan
antara konformitas negatif dan perilaku konsumsi minuman beralkohol
siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga”. Ditolak, karena hasil uji statistik
dikrtahui hasil rxy = 0,057 dan p = 0,402 > 0,05 yang menyatakan tidak ada
hubungan antara konformitas negatif dengan perilaku minuman beralkohol
siswa kelas XI SMK Negeri 2 salatiga Tahun pelajaran 2016/2017.
4.6 Pembahasan
Berdasarkan data uji korelasi mengenai konformitas negatif dan
perilaku konsumsi minuman beralkohol siswa kelas XI SMK Negeri 2
Salatiga menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan. Hal ini dapat
diketahui dari nilai korelasi rxy = 0,057 dan p = 0,402 > 0,05. Hal ini berarti
46
Beberapa kemungkinan faktor dapat mempengaruhi hasil uji
korelasi yang menyatakan tidak ada hubungan, seperti konformitas yang
dimiliki siswa yakni konformitas positif, perilaku konsumsi minuman
beralkohol siswa tidak hanya disebabkan oleh konformitas negatif saja
namun keinginan sendiri dan lainnya, konformitas negatif siswa
kemungkinan bukan hanya pada perilaku konsumsi minuman beralkohol
namun bisa pada yang lain misalnya membolos, merokok, dan lain-lain.
Kesalahan penulis dalam menuliskan instrumen secara asal-asalan dan
tergesa-gesa juga dapat mempengaruhi hasil uji korelasi diatas.
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Jawaludin (2009)
mengenai “Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Minum
-Minuman Keras Pada Remaja” menunjukkan tidak ada hubungan antara
konformitas dengan perilaku minum-minuman keras pada remaja.
Hasil penelitian oleh Soejono (dalam Bachtiar, 2006) seorang pakar
ilmu kedokteran Jiwa dinyatakan bahwa 50% dari pelajar sudah pernah
minum-minuman keras, dan alasan pelajar untuk minuman beralkohol
adalah untuk menenangkan pikiran didapat data sebanyak 40%, disusul