• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Penjadwalan Dan Alokasi Sumb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Penjadwalan Dan Alokasi Sumb"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Perencanaan Penjadwalan Dan Alokasi Sumber Daya Proyek Gedung

Center For Advanced Sciences (CAS)

Institut Teknologi Bandung

Kartika Nur Rahma Putri

Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung

Email : Kartika_nurrahmaputri@yahoo.com

Abstrak

Penjadwalan memegang aspek penting terkait pelaksanaan proyek. Sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan proyek konstruksi cukup terbatas dan akan secara langsung mempengaruhi mutu dan biaya proyek. Karena itu, diperlukan perencanaan yang baik salah satunya dalam hal penjadwalan dan alokasi sumber daya. Diharapkan dengan adanya penjadwalan yang baik, setiap detail pekerjaan dapat terdefinisi dengan jelas baik sumber daya, maupun waktunya. Dengan penjadwalan pekerjaan yang baik, biaya dari pengerjaan proyek konstruksi juga akan menjadi lebih mudah untuk dikontrol dan direncanakan sejak awal. Untuk merencanakan penjadwalan ini digunakan metoda precedence diagram method (PDM) dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Project.

Metode PDM dapat memperlihatkan hubungan seri atau paralel antar pekerjaan yang terjadi. Berdasarkan hasil perencanaan penjadwalan Microsoft Project diperoleh bahwa durasi pekerjaan persiapan, tanah dan pondasi serta strutural Gedung CAS ITB adalah selama 309 hari. Selain durasi pekerjaan, hasil perencanaan yang dilakukan juga menghasilkan jalur kritis, jadwal penggunaan alat berat, dan alokasi tenaga kerja proyek.

Kata kunci : penjadwalan, sumber daya, microsoft project, durasi, leveling, jalur kritis.

Abstrack

Scheduling holds important aspects related to the implementation of the project. Resources used to carry out the construction project is quite limited and will directly affect the quality and cost of the project. Therefore, we need good planning one of them in terms of scheduling and resource allocation. Hopefully with good scheduling, every detail activity of work will be well-defined in resources, and time. By scheduling, the cost of the construction project will also become easier to be controlled and planned from the beginning. To plan for this scheduling, method of precedence diagram (PDM) with the help of software Microsoft Project will be the best wayand easy to do.

PDM method can show series or parallel relationship between the tasks. Based on the schedule planning by Microsoft Project, duration of the CAS Building construction of preparation, earth and foundation and also structural works can be obtained as 309 days. Besides the duration, the planning that have been done also gives the information about critical path, equipment schedule, and resource allocation of workers.

(2)

2

1. Pendahuluan

Seiring dengan semakin banyaknya proyek

infrastruktur di Indonesia, penyedia jasa

konstruksi perlu meningkatkan mutu dari

pekerjaan yang dilakukannya.

Keterlambatan proyek seringkali menjadi

kendala yang dialami dalam suatu proses

konstruksi. Keterlambatan proyek akan

meningkatkan biaya konstruksi.

Penjadwalan menjadi hal penting dalam

mengatasi kendala keterlambatan tersebut.

Penjadwalan ditujukan untuk memprediksi

durasi waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu proyek yang terdiri

dari pekerjaan-pekerjaan yang saling

berkaitan satu dengan lainnya. Sumberdaya

yang digunakan untuk melaksanakan

proyek konstruksi juga cukup terbatas dan

akan secara langsung mempengaruhi mutu

dan biaya proyek. Karena itu, perlu juga

dilakukan alokasi sumberdaya dan

dihubungkan dengan penjadwalan

konstruksi.

2. Metoda Penelitian

Tahapan untuk mengerjakan proyek akhir

penjadwalan dan alokasi sumber daya ini

disajikan dalam gambar 1.

Penentuan Paket pekerjaan sesuai Work Breakdown Structure

MULAI

Penentuan Urutan Pekerjaan (Logic Sequence) Penentuan Produktivitas alat dan tenaga kerja Penentuan batasan durasi pekerjaan rencana (sesuai kontrak)

Input durasi, dan tenaga kerja ke software Project Management

Analisis overallocation dan levelling

SELESAI

Perhitungan durasi dan tenaga kerja yang dibutuhkan

Sesuai Batasan Durasi Belum Sesuai

Sesuai

Gambar 1 Tahapan Pekerjaan Penjadwalan

3. Penjadwalan dan Alokasi Sumber Daya

3.1 Work Breakdown Structure

Dalam melakukan perencanaan suatu

proyek, yang harus dilakukan pertama kali

adalah membuat work breakdown structure

(WBS) terlebih dahulu. Dengan adanya

WBS maka proyek akan terkelola dengan

baik karena lingkup pekerjaan proyek

dipecah menjadi komponen yang akan

menentukan elemen pekerjaan. Pekerjaan

akan menjadi lebih terstruktur karena telah

dibagi menjadi sub-sub pekerjaan yang

semakin detail agar tidak ada pekerjaan

(3)

3

3.2 Urutan Pekerjaan

Tahapan perencanaan penjadwalan yang

dilakukan hanya mencakup pekerjaan

persiapan, tanah dan pondasi, serta

struktural. Sebelum mulai merencanakan

PDM, terlebih dahulu membuat logic

sequence (logika ketergantungan) untuk

mengetahui hubungan antar pekerjaan satu

dengan yang lainnya.

3.3 Penentuan Produktivitas Alat dan Tenaga Kerja

3.3.1 Produktivitas Alat Berat

Produktivitas alat dihitung berdasarkan

spesifikasi teknis alat berat yang dipilih.

Secara umum, produktivitas alat berat

didapat dengan perhitungan

Perhitungan produktivitas dilakukan untuk

seluruh alat berat dan didapatkan simpulan

seperti Tabel 1.

Tabel 1 Kesimpulan Produktivitas Alat Berat

3.3.2 Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas yang dipergunakan dalam

penjadwalan Tugas Akhir ini didapat dari

wawancara kepada pelaksana lapangan.

Contoh hasil perhitungan produktivitas dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Produktivitas Pembesian Pelat, Pile Cap, dan Tie Beam

3.4 Penentuan Batas Durasi Pekerjaan Durasi pekerjaan rencana didapatkan dari

rencana awal kontraktor agar sesuai dengan

durasi pada kontrak. Menurut kontrak,

proyek gedung CAS harus diselesaikan

dalam 62 minggu untuk seluruh pekerjaan

mulai dari struktur sampai arsitektur. Dari

62 minggu yang diperjanjikan, 44 minggu

akan dialokasikan untuk pekerjaan struktur. No Al a t Bera t Produkti vi ta s

1 Concrete pump 11,38 m3/ja m 2 Concrete vibrator 3 m3/ja m 3 Concrete bucket 2,8 m3/ja m 4 Excavator 35,217 m3/ja m 5 Dump truck 7,115 m3/ja m 6 Plate compactor 108,33 m3/ja m 7 Power sprayer 1 m2/mi n 8 Hydra ul i c Rota ry Ri g 6 m/ja m

Wawancara : 18 orang, 9 pekerja, 4 hari - 1 zona

Tenaga Kerja Jumlah OH

Tukang 18 22236,77 kg 48 jam 25,737 kg/jam/orang tukang 0,0032

12 jam 308,844 kg/hari/orang tukang

Pekerja 9 22236,77 kg 48 jam 51,474 kg/jam/orang tukang 0,001619

12 jam 617,688 kg/hari/orang tukang

Mandor 3 22236,77 m3 36 jam 205,896 kg/jam/orang tukang 0,00040

12 jam 2470,752 kg/hari/orang tukang

Pembesian Balok, Pelat, Pile cap, tie beam

Volume Waktu Produktivitas

12

Jam kerja

(4)

4

Pada Tabel 3 akan ditampilkan milestone

untuk tiap pekerjaan.

Tabel 3 Milestone Tiap Pekerjaan

Pekerjaan Target durasi

Earth work 98 Hari

3.5 Perhitungan Durasi dan Tenaga Kerja yang Dibutuhkan

3.5.1 Durasi dengan Lead Resources Alat

Berat

Beberapa durasi pekerjaan akan ditentukan

oleh produktivitas alat berat, antara lain

pekerjaan galian, timbunan, pengeboran,

dan pengecoran. Secara umum perhitungan

durasi dengan lead resources alat berat

adalah sebagai berikut :

Contoh perhitungan durasi pekerjaan dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Contoh Perhitungan Durasi Pekerjaan dengan Lead Resources Alat Berat

3.5.2 Durasi Pekerjaan dengan Lead

Resources Tenaga Kerja

Untuk menentukan durasi pekerjaan, selain

melihat milestone per pekerjaan, perlu

diperhatikan juga jumlah tenaga kerja yang

tersedia. Berdasarkan wawancara dengan

pelaksana lapangan, didapat jumlah pekerja

maksimal sebagai berikut :

 Mandor : 15 orang

 Tukang Kayu : Maksimal 50 orang.

Dengan 1 zona maksimal terdapat 25 orang

untuk melakukan pekerjaan bekisting pelat

dan balok

 Tukang Besi : Maksimal 30 orang.

Dengan 1 zona maksimal terdapat 20 orang

untuk pekerjaan pembesian pelat dan balok.

 Tukang Baja : Maksimal 10 orang

 Tukang Batu : Maksimal 20 orang

 Tukang Bor : Maksimal 4 orang

 Tukang Gali : Maksimal 25 orang

Pengecoran Balok dan Pelat Lantai 2 RE

Volume

124,1645 9 11,38 m3/alat/jam 1 1,212307 2

124,1645 9 3 m3/alat/jam 4 1,149671 2

(5)

5

Perhitungan durasi dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

Diambil tenaga pekerja sebanyak 12 orang.

3.6 Input Durasi dan Tenaga Kerja

ke Software Project Management

Durasi masing-masing pekerjaan di input ke

Software Project Management, lalu dilihat

apakah durasi dari setiap pekerjan dan

durasi total proyek telah sesuai dengan

milestone. Jika sudah, dapat dilanjutkan ke

tahap berikutnya.

3.7 Analisis Overallocation dan

Levelling

Setelah seluruh kegiatan dimasukkan

durasi, tenaga kerja, dan urutan

pekerjaannya, kita dapat melihat kegiatan

yang berada di jalur kritis dan kegiatan

yang tidak berada di jalur kritis. Total slack

menunjukkan jumlah waktu yang

diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda

tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian

proyek secara keseluruhan. Jumlah waktu

tersebut sama dengan waktu yang didapat

jika semua pekerjaan terdahulu dimulai

seawal mungkin sedangkan semua

pekerjaan berikutnya dimulai selambat

mungkin (Soeharto, 1999). Sementara Free

slack menunjukkan jumlah waktu yang

diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda

tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian

proyek secara keseluruhan maupun waktu

mulai dan selesai kegiatan sesudah aktivitas

tersebut.

Setelah mendapatkan hasil durasi total

pekerjaan dari Ms. Project, terkadang atau

bahkan sering terjadi konflik seperti over

allocated resources. Konflik over allocated

resources merupakan konflik yang terjadi

akibat jumlah sumber daya yang dipakai

melebihi jumlah tenaga kerja maksimal

yang dialokasikan per hari dalam suatu

proyek. Kontraktor perlu melakukan

pembatasan jumlah tenaga kerja karena :

1. Menyesuaikan dengan sumberdaya yang

dimiliki kontraktor

2. Menghindari adanya naik atau turun

tenaga kerja secara signifikan dalam waktu

singkat

3. Mengefisienkan jumlah tenaga kerja

dengan luas area kerja, agar tidak terjadi

area kerja yang terlalu padat.

Cara mengatasi konflik sumberdaya ini

adalah dengan :

 Mengurangi penggunaan resources yang over allocated pada pekerjaan-pekerjaan

yang menggunakan resources tersebut, hal

ini akan berakibat pada bertambahnya

durasi pekerjaan.

(6)

6

 Menggeser jadwal pekerjaan yang terdapat over allocated resources dengan

memperhatikan free slack dan total slack.

 Menambah jam kerja, bisa dalam bentuk lembur.

Hasil perhitungan durasi pekerjaan

disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Perhitungan Durasi Pekerjaan.

Hasil perhitungan jadwal alat berat dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jadwal Penggunaan Alat Berat

4. Analisis

1. Dibandingkan dengan durasi aktual yang

terjadi di lapangan, terjadi perbedaan

selama 94 hari. Hal ini disebabkan karena :

- Pekerjaan persiapan yang direncanakan

pada proyek akhir ini hanya

memperhitungkan pekerjaan persiapan

berupa pembangunan fasilitas sementara,

dan seluruh pekerjaan diasumsikan lancar.

Sementara kenyataan yang terjadi di

lapangan, terdapat keterlambatan

kedatangan alat berat dan kesalahan peta

underground yang diberikan oleh owner.

- Pada awal pekerjaan galian tanah,

kontraktor perlu melakukan survey

underground karena data jaringan bawah

tanah yang diberikan oleh owner kurang

lengkap. Hal ini menghambat proses

penggalian kontraktor karena pekerjaan Pekerjaan

Earth work 98 hari 101 hari

Pondasi 98 hari 101 hari

Basement 56 hari 57 hari

Lantai 1 56 hari 58 hari

Lt 2 49 hari 48 hari

Lt 3 49 hari 51 hari

Lt 4 49 hari 46 hari

Lt 5 49 hari 46 hari

Lt 6 49 hari 43 hari

Penthouse 49 hari 39 hari

Atap 42 hari 22 hari

Total 308 hari 309 hari

Target durasi Rencana durasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

10-1617-2324-3031-6 7-13 14-2021-2728-4 5-11 12-1819-2526-1 2-8 9-15 16-2223-2930-6 7-13 14-2021-2728-3 4-10 11-1718-2425-31 1-7 8-14 15-2122-2829-5 6-12 13-1920-2627-2 3-9 10-1617-2324-30 1-7 8-14 15-2122-2829-4 5-11 12-18

Genset 75 Kva untuk Listrik Kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

(7)

7

galian baru bisa dilakukan sedikit demi

sedikit untuk menghindari kerusakan. Hal

ini menyebabkan pekerjaan tanah dan

pondasi menjadi terlambat.

- Adanya hujan pada bulan April sampai

September yang menghambat pekerjaan

pile cap dan tie beam.

- Durasi pekerjaan untuk aktual terlihat

sangat besar, hal ini disebabkan karena

terdapat beberapa pekerjaan yang sengaja

ditunda pengerjaannya oleh kontraktor.

Pada saat itu kontraktor mengerjakan

pekerjaan arsitektur dan Mechanical

Electrical Plumbing (MEP) Pekerjaan yang

ditinggal tersebut adalah pekerjaan tangga

dan liftwall. Menurut bar chart kemajuan

dari kontraktor, di awal pekerjaan memang

terjadi keterlambatan, namun seluruh

pekerjaan utama struktur yaitu pelat, balok,

dan kolom telah selesai dilakukan pada

minggu ke-44. Hal ini menunjukkan bahwa

meskipun terjadi keterlambatan di

pekerjaan awal, kontraktor dapat mengejar

ketertinggalan struktur dengan menambah

jumlah pekerja.

- Pekerjaan atap baja juga merupakan

salah satu pekerjaan yang sengaja ditunda

pengerjaannya oleh kontraktor. Dan baru

selesai dikerjakan pada minggu ke-51.

2. Keterlambatan pekerjaan struktur terjadi

akibat adanya beberapa hambatan dari segi

material. Pada kondisi aktual, pemesanan

material dilakukan secara bersamaan untuk

empat gedung yaitu gedung Center of

Advanced Sciences (CAS), Center for Arts,

Design, and Language (CADL), Center of

research and Community Services (CRCS),

dan Center for Infrastructure and Built

Environment (CIBE) sempat terjadi

keterlambatan material baja D25 selama

satu minggu.

3. Pada struktur atas sejak lantai 3, kondisi

aktual per pekerjaan (balok, pelat, dan

kolom) lebih cepat dari rencana karena

kontraktor melakukan penambahan jumlah

pekerja untuk mengejar ketertinggalan

akibat pekerjaan awal yang tertunda.

Sementara durasi total per lantai lebih cepat

rencana karena kontraktor mengerjakan

pekerjaan tangga dan liftwall setelah tiga

lantai diatasnya sudah selesai. Sementara

pada penjadwalan rencana, tangga dan

liftwall dikerjakan setelah pekerjaan satu

lantai diatasnya sudah selesai.

4. Pada kondisi aktual di lapangan, salah

satu yang menyebabkan keterlambatan

adalah produktivitas tenaga kerja yang tidak

selalu dalam kondisi stabil. Khususnya

setiap dua minggu sekali. Hal ini

disebabkan setelah dua minggu, pekerja

mendapatkan pembayaran dari mandor dan

sebagian besar dari mereka pulang ke

rumah masing-masing.

5. Perbedaan perencanaan dengan batasan

tenaga kerja dan batasan durasi pekerjaan.

Sebagai perbandingan, penulis melakukan

perhitungan dengan batasan jumlah tenaga

kerja. Secara umum proses perhitungan

(8)

8

durasi dengan menggunakan batasan durasi

kontrak. Namun pada perhitungan durasi

dengan batasan tenaga kerja, jumlah tenaga

kerja telah ditentukan sejak awal yaitu :

Jumlah tenaga kerja pembesian tidak boleh

lebih dari 15 orang

Jumlah tenaga kerja bekisting kayu tidak

boleh lebih dari 25 orang

Batasan jumlah tenaga kerja yang

digunakan merupakan jumlah tenaga kerja

ideal yang diharapkan oleh kontraktor

untuk berada di lapangan. Dengan batasan

jumlah tenaga kerja, durasi yang didapatkan

sebesar 346 hari. Sementara dengan batasan

durasi kontrak, durasi total proyek

didapatkan sebesar 309 hari. Namun yang

perlu dilakukan dalam perencanaan adalah

memenuhi perjanjian kontrak, karena itu

perlu dibuat penjadwalan dengan batasan

durasi sesuai kontrak. Hal ini

mengakibatkan jumlah tenaga kerja yang

dipakai lebih banyak, namun durasi yang

didapat lebih kecil.

5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan

1. Waktu mulai pekerjaan proyek adalah

10 Maret 2014 sampai 12 Januari 2015.

Durasi total proyek adalah 309 hari.

Penentuan durasi pekerjaan lebih baik

disesuaikan dengan durasi yang telah ada

pada kontrak daripada menyesuaikan tenaga

kerja yang ingin dialokasikan. Hal ini

dilakukan karena pemilik proyek tidak

mementingkan mengenai jumlah tenaga

kerja,, namun lebih mementingkan durasi

pekerjaan proyek.

2. Secara umum, pekerjaan yang terletak

di jalur kritis merupakan pekerjaan di zona

satu. Sementara untuk struktur atas,

pekerjaan yang terletak di jalur kritis

sebagian besar merupakan pekerjaan

beksiting balok dan pelat. Hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan di zona satu

dan pekerjaan bekisting perlu mendapatkan

perhatian lebih dan tidak boleh terlambat.

3. Jumlah tenaga kerja maksimal yang

dipergunakan sebagai berikut :

 Mandor : 15 orang

Tenaga kerja yang dialokasikan pada

proyek ini sudah cukup rata, tidak terlalu

terjadi kenaikan dan penurunan yang besar.

Hal ini sebaiknya menjadi salah satu

pertimbangan bagi pelaksana proyek untuk

menentukan penjadwalan, karena dengan

sumberdaya tenaga kerja yang timpang dari

waktu ke waktu, akan menimbulkan

tambahan biaya.

4. Jadwal penggunaan alat berat dapat

dilihat pada tabel V.6. Penggunaan alat

berat baiknya dioptimalkan dan dihindari

(9)

9

dalam waktu yang lama, namun digunakan

lagi pada periode selanjutnya. Hal ini

karena alat berat tersebut akan tetap

memerlukan biaya sewa per bulannya.

5.2 Saran

1. Pada penjadwalan selanjutnya,

produktivitas yang dipakai sebaiknya lebih

diperinci lagi untuk masing-masing

kegiatan dan pembagian kerjanya.

2. Penjadwalan selanjutnya lebih baik

memperhatikan curah hujan dan

mengalokasikan waktu penjadwalan untuk

hujan.

6. Daftar Pustaka

AACE International (2007). Skills and

Knowledge of Cost Engineering, 5th

Edition. Morgantown, United States of

America: AACE International.

Buku Pedomen Analisis Harga Satuan

Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umu

(2008 dan 2013) : Kementerian Pekerjaan

Umum

Badan Standarisasi Nasional (2012).

“Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI

1726-2012)”, BSN, Jakarta, Indonesia

Badan Standarisasi Nasional (2013).

“Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013)”,

BSN, Jakarta, Indonesia

Chitkara, KK (1998). Construction Project

Management Planning, Schedulling, and

Controlling. New Delhi. Tata Mcgraw-Hill,

Inc.

Halpin, Daniel W. (1981). Construction

Management, 4th Edition. United States of

America: John Wiley & Sons.

Imran, I., Hendrik, F., (2014), “Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang” , Penerbit

ITB, Bandung, Indonesia.

Institut Teknologi Bandung (2012).Bidding

Document for Construction of

Infrastructure and New Buildings.

Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Institut Teknologi Bandung (2012).Package

No.1 Construction of Infrastructure and

New Buildings Bidding Documents Part 2:

Works Requirements: Drawings. Bandung:

Institut Teknologi Bandung.

Nunnally, S.W. (2007). Construction

Methods and Management, 7th Edition.

New Jersey : Pearson Education.Inc.

Peurifoy, Robert L. (1989). Estimating

Construction Cost, 4th Edition. United

States of America: McGraw-Hill Book

Company.

Soeharto, Iman. (2001). Manajemen Proyek

Gambar

Gambar 1 Tahapan Pekerjaan Penjadwalan
Tabel 1 Kesimpulan Produktivitas Alat Berat
Tabel 5 Hasil Perhitungan Durasi Pekerjaan.

Referensi

Dokumen terkait

Namun angka keamanan yang dihasilkan yang dilakukan pada berbagai kondisi bendungan beberapa mendekati nilai keamanan ijin yaitu pada bagian tengah kondisi kosong

Foto-foto atau data pendukung lainnya digunakan untuk menguatkan konteks tuturan. Dengan demikian, data penelitian ini dapat dipandang representatif dan tersajikan

Yang kedua adalah kontribusi secara praktis yaitu mempermudah orang untuk mempelajari dan mendalami Qirâat Sab’ah dikarenakan metode yang digunakan Faidh al-Barakât

Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan Daftar Salinan Pemilih Tetap untuk TPS.. NO

Untuk pengguna sistem operasi Linux, anda dapat melakukan koneksi ke server melalui SSH dengan menggunakan aplikasi Terminal yang ada pada distro Linux

Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34 (65,4%) responden yang berada dalam usia reproduksi sehat memiliki perilaku yang kurang baik

Adapun tujuan dari pembuatan sistem informasi dan promosi berbasis web bagi PT.Perkebunan Tambi adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan ilmu yang didapat