Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah (PPK)
Diyah Ayu Entika Qur’ani*
*Mahasiswa Teknologi Pembelajaran Pascasarjana UM, email :
entikadiyah@gmail.com
*Program Pascasarjana UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145
ABSTRAK
pembangunan karkater bangsa dan merupakan trasformsi dari penannamn nilai Pancasila secara berkelanjutan. Dan pembangunan karkater itu bukan hanya kewajiban sekolah tapi juga bersama, yaitu keluarga, masyarakat, siswa, dan sekolah. PPk membutuhkan dukungan komitmen dan regulasi gerakan, juga memperhatikan keberagamna dan tingkat kesenjangan.
A. Pendahuluan
Secara etimologi: Karakter berasal dari sebuah kata “charassein” dalam Bahasa Yunani dan “character” dalam Bahasa Inggris yang berarti tabit, sfat, watak. Dalam Bahasa Indonesia karakter diartikan dengan watak, yaitu sifat batin yangmempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia yang menonjol sehingga dpaat dikenali dalam berbagai situasi.
Karakter seseoarang atau individu itu muncul dan lahir dari hasil olah pemikiran, hati, perasaan, yang mengandung sebuah nilai dan kapasitas moral dalam menghadapi segala permasalahan dalam hidup. Sedangkan makna dari Pendidikan karakter sendiri adalah upaya membangun kesadaran melakukan berbagai kebijakan untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan berorientasi pada karakter individu. Karena semakin baik karakter seseorang, akan semakin baik pula dia mengatasi permasalahan dalam kehidupannya.
B. Pembahasan 1. Definisi
Program Pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah piker, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, danmasyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
2. Urgensi
Ada 3 argensi dalam Penguatan Pendidikan yaitu : a. Pembangunan SDM merupakan pondasi
pembangunan bangsa
b. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa : kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi 4c, guna mewujudkan keunggulan bersaiing Generasi Emas 2045
c. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.
3. Latar Belakang
Beberapa hal yang menjadi latar belakang dari munculnya penguatan Pendidikan karakter adalah : a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
b. Agenda Nawacita No. 8
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
c. Trisakti
Mewujudkan generasi yang berkepribadian dalam kebudayaan
d. RPJMN 2015-2016
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilainilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global. f. Ajaran Khusus Presiden kepada Mendikbud
4. Tantangan Pendidikan
a. Harmonisasi pengembangan potensi siswa yang belum optimal
Beberapa potensi yang dikembangkan dalam penguatan Pendidikan karakter siswa di sekolah ada beberapa, yaitu olah hati atau etik, olah pikir atau literasi, olah rasa atau estetika, dan olah raga atau kinestetik.
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah
Salah satu tantangan dalam penguatan Pendidikan karakter kepada siswa adlaah banyaknya populasi siswa. Kenapa berhubungan juga dengan populasi guru dan sekolah? Karena yang lainlah sebagai yang membantu siswa dalam menguatkan Pendidikan karkater kepada siswa
c. Belum optimalnya sinergi tanggungjawab
Tanggung jawab dari sekolah kepada anak, orang tua dan masyarakat belum terlaksana secara maksimal dalam pengembangan Pendidikan karakternya.
d. Terbatasnya pendampingan orang tua
Mengakibatkan krisis identitas dan disorientasi tujuan hidup anak.
e. Keterbatasan sawrana belajar dan infrastruktur
(jalur sungai, hutan), sehingga PPK diimplementasikan bertahap.
5. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
6. Tugas dan Peran Guru serta Kepala Sekolah dalam PPK
Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif
Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan
Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain-lain)
Dalam penguangatan pendidikan karakter, guru dapat mengintregasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan mampu mengelola manajemen kelas dengan baik. Sedangkan kepala sekolah dapat mendesain budaya skeolah yang menjadi ciri khas dan keunggulan sekolah tersbeut. Kemudian, sekolah mendesain pelibatan publik guna meningkatkan peran orang tua dan masyarakat dalam penguatan pendidikan karakter terhadap anak untuk mempersiapkan anak dwalma menghadapi masalah dalam kehidupan mereka.
7. Pentingnya Pendidikan Karakter dan Kepribadian bagi Anak
Pendidikan karakter merupakan kunci utama dan sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu diterapkan di sekolah dan lingkungan sosial. Karena pada hakekatnya, pendidikan karakter sendiri adalah program pemerintah untuk mencapai tujuan membantu manusia menjadi lebih cerdas dan tumbuh menjadi insanyang lebih baik. Dawlam rangka menyiapkan generasi emas 2045, pemerintah menguatkan karakter generasi muda agar memilki keunggulan dalam persaingan global abad 21.
C. Kesimpulan
Pendidikan karkater sebagia pondasi utama dari pembangunan karakter bangsa dawn merupakan informasi dari penanaman nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan, utama melalui aspek keteladanan Kepala sekolah, guru, orang tua,d ans eluruh penyelenggara pendidika serta tokh-tokoh masyarakat.
Pembangunaan karakter juga merupakan sebagai kewajiban bersama, terselenggaranya pembangunan karkater bangsa sebagai kewajiban seluruh kementerian Lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku bisnis, dan marayakat/komunita, agar segenap sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan Pendidikan karakter.
Dukungan komitmen dan regulasi gerakan PPK terwujudnya ini terkait dengan : a) a) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai Manager; b) Revitalisasi kewajiban 8 jam guru di sekolah; c) Implementasi Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah sebagai badan gotong royong dan partisipasi masyarakat; d) Kegiatan pembelajaran 5 hari; e) Penguatan dan perluasan kegiatan di sekolah dan luar sekolah (seni budaya, keagamaan, ekstra dan kokurikuler, literasi).
Daftar Rujukan
________. 2017. Karakater Sebagai Poros Pendidikan. (http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/). Online. Diakses pada 5 Desember 2017.