• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi salahsatu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Edi Chandra, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 5 Tadris-IPA Biologi C/VI 1. Ajrin Moesalli I (1413162026) 2. Egih Kurniawan (1413163069) 3. Milatul Mauliyah (1413163091) 4. Qurrotul Aini (1413161016) 5. Umu Sa’adah (1413161023) 6. Zulfanur (1413163126)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah pembelajaran misalnya; siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas, sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan inovasi dari para guru.

Permasalahan-permasalahan seperti itu ibarat penyakit yang kalau tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses alamiah pada tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggungjawab yang paling besar dalam pembelajaran.

Guru pada kesempatan ini harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non-pembelajaran secara profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan.

(3)

Disamping itu perlu juga pemuthakiran pilihan atas konsep-konsep pembelajaran yang mendidik dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

(4)

PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya. PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadi perdebatan jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. (Sumadayo, 2013: 19).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR) sudah tidak asing dalam dunia pendidikan. Dari rangkaian kata tersebut, sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas terbentuk dari tiga kata, maka terdapat tiga pengertian yang harus diketahui, diantaranya:

1. Penelitian, merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodlogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3. Kelas, merupakan sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Pengertian kelas disini tidak terikat pada pengertian ruangan kelas.

Berdasarkan tiga kata inti diatas, maka Arikunto (2008: 3) menyimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

(5)

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Selain itu, Hopkins (1993) dalam Muslich (2009: 8) merumuskan pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Kemmis dan Mc. Taggart (1988) dalam Muslich (2009: 8) melengkapi beberapa pendapat diatas bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai penelitian tindakan kelas dapat ditemukan kata-kata kunci yang terkait dengan PTK, diantaranya: 1. PTK bersifat reflektif

2. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan

3. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

4. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri 5. PTK besifat situasional dan kontekstual

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan masyarakat dan tuntutan pendidikan yang berkualitas begitu cepat. Sehingga tuntutan terhadap layanan pendidikan yang harus dilakukan oleh pendidik pun harus meningkat lebih cepat. Maka menurut Supardi (2008: 106) penelitian tindakan kelas merupakan salahsatu cara yang sesuai bagi pendidik untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran dikelas.

Penelitian tindakan kelas pada dasarnya bertujuan untuk suatu perbaikan dalam kegiatan pembelajaran, untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa tujuan atau sasaran dari PTK:

1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran disekolah. (Muslich, 2011: 10)

(6)

3. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.

4. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran.

5. Meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.

6. Mengembangkan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru dikelasnya. (Supardi, 2008: 107)

Manfaat adanya pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah: 1. Akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah

pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. 2. Akan terjadi peningkatan sikap profesionl guru.

3. Akan terjadi perbaikan kinerja belajar dan kompetensi siswa.

4. Akan terjadi peningkatan penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber belajar.

5. Akan terjadi peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengatur proses dan hasil belajar siswa.

6. Akan terjadi pengembangan pribadi siswa disekolah. 7. Akan terjadi peningkatan penerapan kurikulum.

Secara singkat dari uraian diatas mengenai manfaat PTK terjadi peningkatan dalam tiga bidang yang menonjol dalam kependidikan yaitu peningkatan inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, dan profesionalisme pendidikan. (Supardi, 2008: 108)

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Semua penelitian pada dasarnya berupaya untuk memecahkan suatu problema. Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting, diantaranya:

1. Masalah PTK berawal dari guru.

(7)

dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajarn yang dihadapi dikelas. Kemudian dari persoalan tersebut pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara professional. Dalam konteks seperti itu seorang pendidik yaitu guru dan guru lain atau kepala sekolah dapat berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan dikelas.

2. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran

PTK mendorong guru untuk berupaya memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK sehingga menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. PTK harus dikerjakan terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari dikelas. Sehingga guru tidak perlu mengubah jadwal rutin dikelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. 3. PTK adalah penelitian yag bersifat kolaboratif

Guru tidak harus sendirian untuk melakukan penelitian tindakan kelas, namun dapat dilaksanakan dengan cara berkolaborasi dengan teman sesama guru atau dosen LPTK. Dengan berkolaborasi guru akan menerima masukan mengenai prosedur PTK yang benar. Dosen LPTK dapat bertindak sebagai mitra diskusi yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis yang tindakan yang baik serta membantu analisis data penelitian. 4. PTK adalah jenis penelitian yang memuncuklan adanya tindakan tertentu

untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas

Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.

(8)

teori tersebut untuk diterapkan dikelas agar pembelajarannya efektif dan efisien optimal, serta fungsional. (Muslich, 2011: 14)

D. Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas

Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa. Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan sebagainya. Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini naik. (Bambang, 2010: 52)

E. Persyaratan Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang benar dalam arti sesuai kenyataan, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pengumpulan data. Persyaratan tersebut meliputi : validitas, reliabilitas, kebergunaan dan etika. 1. Validitas pengumpulan data

Validitas menunjukkan ketepatan pengumpulan data, atau data yang dikumpulkan memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti.

2. Relibialitas pengumpulan data

Realibilitas menunjukkan keajegan, ketetapan data yang diperoleh. Pengumpulan data yang dilakukan dengan jujur, sungguh-sungguh dan teliti akan menghasilkan data yang ajeg. Sebaliknya pengumpulan data yang dilakukan dengan ceroboh, tidak sungguh-sungguh akan menghasilkan data yang berubah-ubah. Data yang demikian sudah tentu merupakan sampah. 3. Kebergunaan

(9)

berlaku secara luas atau berlaku untuk populasi. Dalam penelitian kualitatif kebergunaan ini mempunyai makna yang berbeda. Kebergunaan menunjukkan kesesuaian atau relevansi antara temuan atau hasil penelitian dengan peneliti atau penggunaan alat.

4. Etika

Penelitian tindakan kelas dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, seperti halnya penelitian-penelitian lainnya harus memperhatika segi-segi etika. Ada beberapa pegangan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penelitian berkenaan dengan masalah etika, diantaranya:

a. Kembangkan pandangan etika yang sesuai dengan posisi etika pribadi peneliti.

b. Carilah, upayakanlah agar partisipan penelitian dapat menyetujui penelitian anda.

c. Tentukan prinsip-prinsip sosial yang lebih luas yang terkait dengan sikap etika anda.

d. Pertimbangkan prinsip-prinsip etika utilitarian atau kebaikan universal, etika deontologis yang berkenaan dengan tugas, kewajiban, etika relational atau kebaikan bersama dana etika ekological kebaikan menurut lingkungan masyarakat, budaya, kerja.

e. Perhatikan masalah kerahasiaan, nama baik dan hindarkan dampak negatif. (Nana, 2005. 153-154)

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Pengalaman

(10)

proses-proses yang sedang berjalan dengan menggunakan instrumen yang disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki peran tersendiri misalnya hanya memberikan bimbingan.

2. Pengungkapan

Pengungkapan yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian. Beberapa instrumen dalam penelitian yang dikategorikan wawancara (alat untu mengumpukan data) diantaranya: wawancara informal, wawancara formal terstruktur atau wawancara tidak terstruktur, angket, menggunakan skala model Likert atau Thurtston, dengan tes standar (termasuk quiz belajar atau tes hasil belajar), dan beberapa instrumen lainnya sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan.

3. Pembuktian

Jika proses pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian, pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang terkait. (Depdikbud, 1999, 23-25)

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifiknasi konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif lebih dari dua sampel datanya interval digunakan analisis varian.

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan Sevilla, dkk (1993) bahwa dalam pengumpulan data penelitian dalam pendidikan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pengamatan

(11)

2. Pertanyaan

Teknik pertanyaan lebih cocok digunakan dalam pendekatan survei. Pertanyaan yang efektif akan membantu pengumpulan data yang akurat,

3. Angket atau kuesioner (questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.

4. Studi dokumenter (documentary study)

Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan.

Menurut Millis (2003:71), jika dilihat dari segi teknik pengumpulan data kualitatif, ada tiga teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang disebut 3 E (Experiencing, Enquiring, dan Examining) yaitu :

1. Experiencing, yaitu pengumpulan data melalui pengalaman. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa observasi.

2. Enquiring, yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa wawancara, angket, skala sikap, atau tes.

(12)

G. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Secara umum, langkah-langkah PTK akan membentuk suatu siklus sampai dirasa ada suatu perbaikan. Langkah-langkah tersebut yaitu penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut. Kelima langkah ini dapat diperinci lagi menjadi langkah-langkah operasional sebagai berikut :

1. Menetapkan fokus masalah, maksudnya Anda harus mencari dan menetapkan masalah yang dipandang kritis dan betul-betul memerlukan tindakan perbaikan dalam sistem pembelajaran.

2. Melakukan diskusi awal, maksudnya Anda harus mengadakan pertemuan di antara kelompok yang terlibat, seperti guru, peneliti, penasihat dan sponsor untuk mendiskusikan masalah kritis yang perlu diperbaiki dan berakhir dengan suatu draft (konsep awal) usulan (proposal).

3. Melakukan kajian pustaka, maksudnya Anda harus mempelajari berbagai referensi seperti buku sumber, jurnal penelitian, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Coba Anda cek di referensi tersebut, adakah orang lain yang menemukan masalah yang sama ? jika masalahnya sama tetapi lokasi sekolah dan kelasnya berbeda maka masalah tersebut dapat dilanjutkan.

4. Merumuskan kembali masalahnya, maksudnya setelah mengikuti langkah 1,2,dan 3 Anda harus merumuskan kembali masalahnya secara mantap. Mungkin saja berubah atau muncul hipotesis tindakan yang dapat diuji. 5. Setting penelitian, maksudnya Anda harus menetapkan sampel, kelompok

partisipasi, administrasi penelitian, pemilihan bahan atau materi, metode mengajar, alokasi waktu dan biaya, dan memerinci kegiatan untuk setiap tahap penelitian.

6. Melaksanakan penelitian, maksudnya Anda melaksanakan penelitian tindakan yang meliputi tahap-tahap rencana, tindakan observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi.

7. Menafsirkan dan memberikan makna, maksudnya data yang sudah dikumpulkan kemudian Anda tafsirkan dan diberi makna.

(13)

komentar atau pendapat Anda, selanjutnya evaluasi keseluruhan hasil penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

9. Simpulan atau saran, maksudnya Anda harus menarik kesimpulan dan memberikan saran perbaikan. Simpulan adalah hasil kristalisasi dari hasil pembahasan dengan rumusan masalah.

10. Menyusun laporan PTK, (Arifin. 2011: 110-113).

Menurut Sukmadinata (2006) dalam Sumadayo (2013: 27) langkah-langkah penelitian tindakan menurut beberapa ahli, yaitu:

1. Kurt Levin (1952): perenceanaan, pelaksanaan, dan pengamatan;

2. Stephen Kemmis (1990): pengamatan, perencanaan, tindakan pertama, monitoring, refleksi, berpikir ulang dan evaluasi;

3. Richard Sagor (1992): perumusan masalah, pengumpulan data, analisiss data, pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan;

4. Emily calhoun (1994): pemilihan masalah, penyusunan data, analisis dan interpretasi data, dan pelaksanaan tindakan;

5. Ernes Stringer (1996): mengamati, berpikir, dan bertindak;

6. Debora South (2000): identifikasi daerah atau fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data serta perencanaan tindakan.

Sementara itu, khusus PTK prosedur langkah-langkah pelaksanaannya terdiri atas empat tahap yaitu :

1. Perencanaan (plan)

2. Pelaksanaan tindakan (action) 3. Pengamatan (observation)

4. Refleksi (reflection), (Sumadayo. 2013: 27).

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Dr. Bambang Subali,M.S. 2010. Metodologi penelitian pendidikan Biologi. UNY,

Yogyakarta

Nana Syaodih.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

(15)

Referensi

Dokumen terkait

5 penelitian tindakan kelas PTK adalah „salahsatu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas metode, pendekatan,

Gambar 3.1 : Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan M.C Taggart (dalam Karmilah, 2012). b) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP

Suhardjono dalam Asrori (2008:5) mendefenisikan” peneletian tindakan kelas adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas dengan tujuan

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. Jadi, tindakan dalam PTK adalah sebagai alat atau cara untuk memperbaiki

Digunakannya penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas XI Bahasa 1, dengan harapan dapat menumbuhkan keterampilan

PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindaakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik

Menurut Muchlisin Riadi 2019 bahwa Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research CAR adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa tindakan tertentu yang