PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII
MTS. MANBAIL HUDA
Sati’ul Karimah
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Sati’ul Karimah, 2022, Peningkatan Pemahaman Materi Sholat Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VII MTs. Manbail Huda
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan pemahaman materi shalat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII MTs. Manbail Huda Kaliuntu Jenu Tuban Tahun Pelajaran 2022/2023. Penelitian ini mengunakan jenis penelitian tindakan kelas (Clasroom Reseach). Penelitian tindakan kelas (Clasroom Reseach) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kwalitas serta profesiolisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi fikih bab sholat lima waktu, hasil penelitian menunjukan pada siswa kelas VII berdampak positif dalam peningkatan pemahaman serta penguasaan gerakan dan bacaan dalam shalat.
Pada tes kognitif di siklus I dari 25 siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 16 siswa dengan persentase sebanyak 36%
(kurang) Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan presentase 88% (sangat baik). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 52%.
Sedangkan dalam tes praktik pada siklus I perolehan sebanyak 2.063 dengan presentase 83% kategori (Baik). Di siklus II meningkat 2.260 presentase 90,4%
kategori (Sangat Baik).
Kata Kunci : Pemahaman Materi Sholat, Metode Demenstrasi.
PENDAHULUAN
Ibadah merupakan realisasi dari keimanan seseorang dan sebagai bukti bahwa imannya benar. Orang yang mengatakan beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, Orang yang berpura-pura beriman, ibadah hanya untuk mengelabui mata atau untuk politis belaka, mereka disebut munafiq. Supaya terbebas dari hal-hal di atas maka pengamalan agama
(ibadah) hendaknya dilakukan benar-benar karena kesadaran dan keikhlasan karena Allah swt semata.
Sholat fardlu lima waktu yang merupakan salah satu bentuk ibadah utama yang diperintahkan Allah swt kepada ummat Islam hendaknya menjadi identitas dan kebiasaan seorang yang mengaku muslim. Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh.
Dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar, bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya.
Salah satu masalah yang dihadapi pada siswa di MTs. Manbail Huda khususnya pada kelas VII, dalam proses pembiasaan sholat dzuhur berjamaah, siswa kurang memahami tentang pentingnya ketentuan melaksanakan sholat fardhu. Siswa cenderung mengabaikan pentingnya kekhusyukan dalam melaksanakan sholat. Mulai dari bercanda dengan teman sebayanya saat melaksanakan sholat, dorong-dorongan saat melaksanakan sholat. Karena didalam sholat terdapat ruku dan sujud yang menjadi rukunnya sholat, apabila siswa dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun sholat maka sholatnya tidak sah dan harus mengulang sholat dari awal lagi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami ketentuan dari melaksanakan sholat. Terlebih lagi gerakan sholat harus tepat dengan kaidah yang ditentukan oleh syara.
Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran yang ada di tingkat sekolah. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan dapat terlaksana dengan baik, apabila guru dalam penyampaian materi pembelajaran dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif (Halik, A., Zulfianah, Z.,
& Naim, M, 2018 : 253-264). Metode pembelajaran adalah salah satu cara yang digunakan guru sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran agar dapat tercapai suatu tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi peningkatan pemahaman terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar akan terbentuk dengan baik jika guru dan peserta didik menjalin kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar
Sebagai pembelajaran yang sesuai dengan realita tersebut harus didukung metode yang tepat dalam pembelajaran fikih khususnya materi mengenai sholat lima waktu yang memberikan pemahaman salah satunya dengan menggunakan metode demontrasi. Metode Demonstrasi adalah salah satu strategi mengajar dimana guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan, atau suatu proses dari materi yang diajarkan kepada seluruh peserta didik (Miftahul Huda, 2013 : 152). Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh peserta didik dapat memperhatikan (mengamati)
terhadap objek yang akan di demonstrasikan, karena demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Kelebihan metode demonstrasi antara lain: (1) Membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret. (2) Memusatkan perhatian peserta didik. (3) Lebih mengarahkan proses belajar peserta didik pada materi yang sedang dipelajari (Hasibuan, op. cit., 2018 : 30).
Dapat disimpulkan jika dipaksakan dengan menggunakan media dan metode yang tidak tepat, maka siswa akan bosan, tidak menarik, jenuh, tidak bertahan lama dan akhirnya akan mempengaruhi kelancaran kegiatan belajar mengajar dan pembiasaan sholat dzuhur berjama’ah.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka seorang guru hendaklah proaktif mencari dan memiliki kompetensi pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan. Kompetensi tersebut bukan hanya didalam rangka mencapai tujuan. Tetapi hendaknya dalam rangka menumbuhkan kesadaran siswa bahwa dalam melaksanakan sholat fardhu yang sempurna haruslah memahami ketentua-ketentuan dari sholat itu sendiri, seperti mengetahui syarat sah dan syarat wajibnya sholat, rukun sholat, sunnah dan makruhnya sholat, serta hal- hal yang dapat membatalkan sholat. Sehingga dalam melaksanakan sholat, siswa bisa khusyuk dikarenakan sholat adalah ibadah yang dicintai Allah SWT yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Zainal Aqib (2006 : 30) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2007: 03), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. O’Brien (Mulyatiningsih, 2011 : 63) mengartikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang (siswa) yang identifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. Supardi (2006 : 16) juga memaparkan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa.
Dari beberapa penjelasan PTK menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian dalam bentuk penelitian yang bersifat reflektif. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada keseharian siswa yang kemudian diberikan perlakuan tertentu sehingga didapatkan hasil yang diharapkan akan lebih baik dari sebelumnya.
Untuk itu dalam penyusunan PTK ini penilaian yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi sholat lima waktu menggunakan beberapa cara. Di antara cara tersebut adalah :
a) Observasi aktifitas guru. Untuk menganalisa data yang didapat dari hasil observasi guru dan siswa teknik analisa yang digunakan adalah dengan cara deskriptif sebab hasil dari observasi lebih efektif dengan cara didiskusikan secara deskriptif agar dapat disajikan gambaran utuh terkait hasil observasi menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus 3.1 Observasi Guru Nilai Observasi Guru = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 Tabel 3.1
Kriteria Ketetapan Hasil Observasi Guru Nilai Obserasi Predikat Nilai Huruf
90 – 100 Sangat Baik A
70 – 89 Baik B
60 – 69 Cukup C
50 – 59 Kurang D
90 – 100 Sangat Baik A
Rumus 3.2 Observasi Siswa Nilai Observasi Siswa = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 Tabel 3.2
Kriteria Ketetapan Hasil Observasi Siswa Nilai Observasi Predikat Nilai Huruf
86 – 100 Sangat Baik A
70– 85 Baik B
60 – 69 Cukup C
55 – 59 Kurang D
< 54 Kurang Sekali E
b) Observasi aktifitas siswa. Instrumen ini dapat memberikan gambaran dan informasi yang objektif terkait aktifitas siswa selama belajar praktik sholat dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi guru dalam proses pembelajaran. Dengan kriteria :
Rumus 3.2 Observasi Siswa Nilai Observasi Siswa = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100
Tabel 3.2
Kriteria Ketetapan Hasil Observasi Siswa Nilai Observasi Predikat Nilai Huruf
86 – 100 Sangat Baik A
70– 85 Baik B
60 – 69 Cukup C
55 – 59 Kurang D
< 54 Kurang Sekali E
c) Tes pemahaman kognitif.
1. Nilai pemahaman berupa butir soal pilihan ganda yang berjumlah 10 soal, skor setiap butir soal adalah 10 dan skor maksimal bernilai 100.
Adapun rumus untuk menghitung nilai pemahaman siswa berikut ini:
Rumus 3. 3 Nilai Akhir Tes Kognitif Nilai Akhir Tes = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 2. Nilai Rata-Rata Kelas (Hasil Belajar Siswa)
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Rumus 3. 4 Nilai Rata-Rata Kelas Nilai Rata-Rata Kelas = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100 3. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Setelah diketahui rata-rata tingkat hasil belajar siswa seluruhnya, maka dapat dihitung presentase ketuntasan hasil belajar siswa digunakan sebagai berikut :
Rumus 3. 5 Presentase Kelas
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100 Adapun kriteria presentase ketuntasan keselurahan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Presentase Peningkatan Pemahaman Presentase % Predikat Nilai Huruf
80 – 100 % Sangat Baik A
60 – 79 % Baik B
40 – 59 % Cukup C
20 – 39 % Kurang D
d) Penilaian praktik sholat.
Adapun rumus dalam melakukan analisa data dilakukan dengan cara perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Rumus 3. 6 Presentas Praktik Sholat Nilai Prakik = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 X 100 Dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Praktik Sholat
Nilai Predikat Nilai Huruf
90 – 100 Sangat Baik A
70 – 89 Baik B
60 – 69 Cukup C
50 – 59 Kurang D
Rumus 3. 7 Presentase Praktik Sholat Presentase Prakik = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 X 100 Dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.5
Presentase Praktik Sholat
Presentase Predikat Nilai Huruf
80 – 100 Sangat Baik A
70 – 79 Baik B
60 – 69 Cukup C
50 – 59 Kurang D
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada siklus I dan siklus II secara keseluruhan dalam peningkatan pemahaman materi fikih melalui metode demonstrasi pada siswa kelas VII yang berjumlah 25 anak pada MTs. Manbail Huda sebagai berikut :
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Guru dan Peserta Didik Siklus I Dan Siklus II
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Observasi Aktivitas Guru 82,5 (Baik) 97,5 (Sangat Baik) 2. Observasi Aktivitas Peserta Didik 72 (Baik) 93 (Sangat Baik)
Grafik 4.1
Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Peserta Didik Pada Siklus I dan II
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II dengan menerapkan metode demonstrasi menunjukkan hasil yang sangat baik dari pada siklus I. Jumlah skor aktivitas guru memperoleh nilai 97,5 (sangat baik). Sedangkan skor aktivitas peserta didik memperoleh nilai 93 (sangat baik) yang menunjukkan nilai tersebut sudah mencapai indikator kinerja yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Peserta didik yang nilainya tuntas diatas KKM 75 dalam mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 10 soal pada siklus I hanya 9 anak dengan nilai rata- rata 66,8 dan presentase sebanyak 36% kategori (kurang). Sedangkan pada siklus II terdapat 13 peserta didik yang meningkat dari awalnya 16 peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM 75. Sehingga total peserta didik yang lulus KKM di siklus II sebayak 22 dari nilai rata-rata kelas 83,2 perolehan presentase 88% kategori (sangat baik). dengan rekapitulasi sebagai berikut :
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Ketuntasan Pemahaman (Tes Kognitif) Peserta Didik Siklus I Dan Siklus II
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Jumlah Peserta Didik Yang Tuntas 9 22
2. Jumlah Peserta Didik Yang Tidak Tuntas 16 3 Grafik 4.2
Rekapitulasi Ketuntasan Pemahaman (Tes Kognitif) Peserta Didik Siklus I Dan Siklus II
0 50 100
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
Siklus 1 Siklus 2
0 10 20 30
Siklus 1 Siklus 2
Tidak Tuntas Tuntas
Tabel 4. 13 Peningkatan Hasil Nilai Rata-rata Kelas
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Nilai Rata-Rata 66,8 83,2
Grafik 4.3
Peningkatan Hasil Nilai Rata-rata Kelas
Tabel 4.14 Peningkatan Presentase Ketuntasan Belajar
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Presentase Ketuntasan Belajar 36 % 88 %
Grafik 4.4 Peningkatan Presentase Ketuntasan Belajar
Dalam tes praktik di siklus II peneliti meningkatkan pemahaman dengan membentuk peserta didik dengan 4 kelompok yang beranggotakan 5-6 anak. Tujuannya agar peserta didik mempraktikkan salah satu sholat lima waktu dengan metode demonstrasi dapat terlaksana secara kondusif. Karena pada siklus I guru tidak membentuk kelompok sehingga mengakibatkan peserta didik ketika praktik sholat tidak kondusif dan banyak yang masih belum faham tentang ketentuan-ketentuan dalam sholat. Seperti yang dilihat pada tabel dibawah ini :
0 20 40 60 80 100
Nilai rata-rata
Siklus I Siklus 2
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus 1 Siklus 2
Presentase Series 2 Series 3
Tabel 4. 15 Peningkatan Nilai Tes Praktik Sholat
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Nilai Tes Praktik Sholat 2.063 2.260 Grafik 4.5 Peningkatan Presentase Nilai Tes Praktik Sholat
Tabel 4. 16 Peningkatan Presentase Nilai Praktik
No. Deskripsi Siklus I Siklus 2
1. Presentase Nilai Praktik 83 % 90,4 %
Grafik 4.6 Peningkatan Presentase Nilai Praktik Sholat
Dari data diatas dapat dikemukakan bahwa dalam tes praktik siswa pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Peningkatan pada siklus II nilai tes praktik sholat dari keseluruhan siswa mendapat 2.260 dengan presentase 90,4% kategori (sangat baik) dari siklus I hanya 2.063 presentase 83%
kategori (baik) peningkatan sebesar 36 % pada siklus II.
1.95 2 2.05 2.1 2.15 2.2 2.25 2.3
Tes Praktik
Siklus 1 Siklus 2 Tabel
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
Presentase Nilai Praktik Sholat
Siklus 1 Siklus 2 Series 3
KESIMPULAN
Pada siklus I yaitu 82,5 (baik) dan dilakukan perbaikan pada siklus II hasil observasi guru meningkat menjadi 97,5 (sangat baik). Hasil nilai aktivitas peserta didik pada siklus I yaitu 72 (baik) kemudian ada perbaikan pada siklus II hasil observasi peserta didik meningkat menjadi 93 (sangat baik).
Pemahaman dalam tes kognitif peserta didik dapat dilihat dari data awal nilai siklus I nilai rata-rata peserta didik sebanyak 66,8 dengan persentase 36 % (kurang). Setelah diberikan tindakan pada siklus II meningkat nilai rata-rata kelas menjadi 83,2 dengan persentase 88 % (sangat baik).
Dalam tes praktik pada siklus I dengan perolehan sebanyak 2.260 dari yang sebelumnya 2.063 dan memiliki presentase 90,4 % dengan kategori (Sangat Baik) daripada siklus I dengan presentase 83 % dengan kategori (Baik).
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, Tya. 2014. “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Pada Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Cibogo Kabupaten Bandung Barat”,
Poerwodarminto. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Permenag RI No. 02
Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah.
Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019, Peningkatan Pemahaman Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Witir Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelas Iii Mi Roudlotul Banat Taman Sidoarjo.
Sjamhadi. 2014 “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Gantiwarno Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar”, Skripsi tidak diterbitkan, Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta 2010
Yoga Ade Putra dan Suyadi, 2020, Penerapan Metode Demonstrasi Pada Materi Sholat Kelas 3 SD N Dayuharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Zainal Aqib, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Drama Widya Zuhairini dan Abdul Ghofir, 2004, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, Malang: UM Press.