• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI KELAS VII MTS SYAMSUL HUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI KELAS VII MTS SYAMSUL HUDA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN AKIDAH

AKHLAK DI KELAS VII MTS SYAMSUL HUDA

Salmiah

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail: miateduh@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien, dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cendrung membosankan. Bahkan pembelajaran dilakukan satu arah berpusat pada guru dengan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di Mts Syamsul Huda tahun pelajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Akidah Akhlak maka digunakanlah model pembelajaran problem based learning. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini pada tiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan setelah mengunakan metode problem based learning hasil belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya. Hal ini terbukti dari skor yang di peroleh mulai dari pra siklus ke siklus I, dan siklus I ke siklus II. Pada pra siklus I siswa yang mencapai KKM adalah 66,5%, sedangkan pada siklus I siswa yang mencapai KKM adalah 76% dan pada siklus II siswa yang mencapai KKM 86,8%. Ini menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan mengunakan metode problem based learning.

Kata kunci: hasil belajar, problem based learning, akidah akhlak

Pendahuluan

Pendidikan sebagai bentuk memanusiakan manusia pada sekolah menengah yang sangat penting dimana akan semakin berat tantangannya dimasa yang akan datang. Di era globalisasi yang penuh tantangan anak harus disiapkan untuk bisa menghadapi tantangan zaman dengan ilmu, iman dan takwa. Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan, salah satu aspek yang diperlukan yaitu sumber daya manusia.

Guru sebagai profesi yang professional perlu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyampaikan pendidikannya.

Saat ini Indonesia masih menjadi negara berkembang belum menjadi negara maju, oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas baik dari segi kualitas guru, siswa atau hasil pendidikan itu sendiri. Mata pelajaran fikih tema sedekah sangat ampuh untuk mencapai hasil belajar melalui latihan, semakin sering belajar berlatih tentang

(2)

Akhlak tercela riya dan nifaq pada materi akidah akhlak sehingga diharapkan siswa akan mampu membiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk meraih keberhasilan siswa harus belajar sehingga siswa mampu mendapatkan keberhasilan dan kemajuan yang maksimal dalam pencapaian hidupnya. Pada materi ini terdapat 4 KKTP yang akan dibahas yaitu pengertian riya` dan nifaq,contoh perbuatan riya` dan nifaq,akibat perbuatan riya` dan nifaq dan cara menghindari perbuatan riya` dan nifaq. Yang bertujuan agar siswa dapat menhindari perbuatan riya` dan nifaq dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menuntun siswa untuk berperilaku yang baik dalam pergaulannya.dengan memahami pengertian ,contoh dan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan riya`

dan nifaq. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa di kelas VII Mts.Syamsul Huda pada mata pelajaran akidah akhlak pada tema akhlak tercela riya` dan nifaq hasil belajar siswa memperlihatkan adanya hasil yang rendah.

Ketika pembelajaran berlangsung, seringkali guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan buku pegangan siswa atau lks tidak menggunakan media pendukung lainnya seperti media power point atau melalui vidio pembelajaran yang relevan.

Kendala yang dihadapi anak pada proses belajar-mengajar ialah kurangnya perhatian dan respon siswa pada materi akhlak tercela riya` dan nifaq dan pengertian riya` dan nifaq sehingga mengakibatkan anak kurang memahami materi akhlak tercela riya` dan nifaq secara optimal. Oleh sebab itu, banyak didapatkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya karena masih di bawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah. Diharapkan dengan adanya proses pembelajaran yang menggunakan metode pbl bisa mingkatkan hasil belajar siswa.

Pada proses pembelajaran tema akhlak tercela riya` dan nifaq dan cara menghindari perbuatan riya` dan nifaq ketentuan di temukan siswa di kelas VII Mts.Syamsul Huda terdapat kekurangan yaitu belajar siswa mengalami penurunan minat belajar, siswa mempunyai kelemahan daya pikir, dukungan dari internal (keluarga), tidak ingin berusaha, dan rendahnya motivasi. Penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat bersumber dari dua faktor yaitu faktor internal seperti cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dibawakan oleh guru kurang menarik dan juga keterbatasan sarana di dalam kelas dan faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan di mana siswa bergaul, dan juga dari faktor keluarga yang memotivasi siswa saat proses belajar.

Kurikulum 2013 sudah diberlakukan di seluruh sekolah yang tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas, sehingga dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat dicapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya,

(3)

dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik, dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang di ajarkan, dan sumber belajar yang tersedia.

Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efesien, dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang di capai siswa tidak optimal. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar siswa kelas VII Mts Syamsul Huda yang rata-rata siswanya tidak mencapai ketuntasan minimal pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya indikator Akhlak tercela riya` dan nifaq.

Berdasarkan nilai ulangan harian untuk mata pelajaran Akidah Akhlak dengan indikator Akhlak tercela riya` dan nifaq yang nilai ketuntasan minimalnya 75, lebih banyak siswa yang tidak mencapai nilai tersebut dibandingkan siswa yang memperoleh nilai di atas standar ketuntasan minimal tersebut, dari 11 siswa hanya 16% yang berhasil. Hal ini menunjukan kurang berhasilnya pembelajaran yang dilakukan.

Kendala yang dihadapi anak pada proses belajar-mengajar ialah kurangnya perhatian dan respon siswa pada materi sedekah dan ketentuan sedekah yang disampaikan, sehingga mengakibatkan anak kurang memahami materi sedekah secara optimal. Oleh sebab itu, banyak didapatkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya karena masih di bawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah. Diharapkan dengan adanya proses pembelajaran yang menggunakan metode pbl bisa mingkatkan hasil belajar siswa.

Dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri dan hasil belajar siswa, peneliti memanfaatkan model Problem based learning (PBL) dengan tujuan lebih memudahkan siswa dalam memahami masalah-masalah di setiap proses pembelajaran karena siswa terlibat secara langsung. Keadaan pembelajaran yang didesain oleh guru dimaksudkan untuk melatih kepercayaaan diri siswa pada setiap kegiatan pembelajaran di mana terdapat permasalahan yang harus siswa pecahkan.

Melihat keadaan ini guru sudah berusaha untuk mengatasinya melalui berbagai macam metode, akan tetapi masih banyak sikap dan prilaku murid yang kurang aktif. Menyadari akan pentingnya peran guru sebagai sumber informasi dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, Maka penulis berupaya mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi siswa kelas VII melalui suatu perbaikan pembelajaran. Tertarik pada penggunaan strategi problem based learning, maka penulis menggunakan problem based learning agar siswa dapat memahami akhlak tercela riya`dan nifaq.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ialah salah satu dari banyaknya model pembelajaran yang memanfaatkan masalah sebagai titik dasar untuk mengakui sisi pengetahuan (Ibrahim M., 2005). Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menuntut siswa bersikap responsif ketika dihadapkan pada masalah nyata yang harus dipecahkan dan diselesaikan. Siswa

(4)

diberikan permasalahan di awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru, kemudian selama proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa mampu menyelesaikannya sehingga siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk laporan. Pada pembelajaran yang diawali dari masalah, siswa menelaah suatu konsep beserta prinsip sekaligus menyelesaikan masalah.

Pembelajaran yang dimulai dari masalah yang nyata akan berdampak pada pemahaman siswa yang lebih bermakna. Kemampuan dalam proses memecahkan masalah tidak hanya sekadar menambah pengetahuan, namun juga mengembangkan kemampuan dan cara kognitif untuk membantu siswa dalam menganalisis situasi yang tak terduga serta diharapkan mampu menghasilkan solusi atau penyelesaian masalahyangbermakna. Strategi pembelajaran metode problem based learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan masalah untuk memperoleh pengetahuan dari materi pelajaran.

Melalui penerapan strategi pembelajaran problem based learning, pembelajaran Akhlak tercela riya` dan nifaq dapat diselenggarakan secara efektif sehingga siswa mampu memahami pengertian, contoh,akibat buruk dan cara mencegah perbuatan riya` dan nifaq . Berdasarkan pemikiran demikian, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menerapkan strategi pembelajaran metode problem based learning pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi akhlak tercela riya` dan nifaq dalam memahami dampak buruk yang disebabkan oleh perilaku riya` dannifaq.

Hasil belajar adalah hasil dari proses pengajaran, di mana kita mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Dalam rangka memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi, guru diharapkan mampu mengondisikan aktivitas pembelajaran berjalan secara efektif melalui pemanfaatan model dan media pembelajaran yang diperlukan serta dapat disesuaikan dengan materi belajar yang akan diajarkan sehingga hasil belajar bisa tercapai secara efektif dan maksimal. Penggunaan berbagai macam model pembelajaran tentunya akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk menangkap intisari dari setiap materi yang diajarkan oleh guru, khususnya berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang jitu bisa menumbuhkan rasa antusiasme bagi siswa terhadap pelajaran. Selain itu, hal ini juga memberikan kemudahan bagi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(5)

Metode/Metodologi

Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VII Mts Syamsul Tahun Ajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 11 orang, terdiri dari 4 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Dan guru sebagai peneliti di observasi oleh teman sejawat atau observer. Objek penelitian ini adalah kemampuan memahami pengertian, contoh, akibat buruk dan cara menghindari akhlak tercela riya` dan nifaq dengan problem based learning, Siswa Kelas VII Mts Syamsul Huda.

Penelitian ini dilaksanakan di Mts Syamsul Huda, Dusun lekok utara, desa gondang, kecamatan gangga Lombok utara NTB. Pada proses pelaksanaan di setiap siklus dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama melakukan tahap perencanaan.

Pada fase ini, peneliti mengembangkan rencana tindakan yang menggambarkan apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana (Suhardjono, 2009). Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran fikih materi sedekah adalah sebagai berikut: (1) menentukan bahan materi yang akan dipelajari (2) Membuat RPP sengan LKPD (3) mengembangan alat uji yang akan disampaikan pada akhir siklus. Tes disiapkan oleh peneliti dan meminta guru kelas untuk memberi pertimbangan (4) Menyusun format observasi siswa untuk memeriksa aktifitas siswa dan kemajuan belajar

Kedua penerapan tahap pelaksanaan. Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah implementasi atau tindakan. Implementasi yang akan diterapkan tergantung pada apa yang dirancang. Tindakan ini dilakukan secara sadar dan terkendali.

(Suhardjono, 2009). Pada fase ini peneliti melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti kemudian melakukan siklus pembelajaran pertama dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Setelah pembelajaran pada siklus I selesai, peneliti melakukan tes berupa soal-soal tes, melakukan tindakan dari siklus I hingga siklus terakhir, kemudian melihat seberapa baik hasil yang dicapai siswa.

Ketiga melakukan tahap pengamatan (observasi). Observasi memiliki kemampuan untuk mendokumentasikan efek dari tindakan yang dilaksanakan sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berlangsung. Pada fase ini, peneliti atau pengamat mencatat pada lembar observasi baik hasil yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran, aktivitas siswa dan aktivitas guru sebagai peneliti pada saat yang bersamaan. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui alur proses pembelajaran Problem based learning (PBL) pada kelas VII bertema Akhlak tercela riya` dan nifaq.

Keempat melakukan refleksi. Pada fase ini, peneliti meninjau dan menganalisis pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk catatan peneliti dan catatan pengamat.

Jika hasil yang diperoleh pada siklus pertama belum optimal untuk tahap refleksi ini, peneliti melanjutkan ke siklus kedua. Hasil refleksi pada siklus I diinput dan diperbaiki pada siklus II.

(6)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur ketuntasan hasil belajar siswa serta untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di dalam kelas khususnya pembelajaran dengan memakai model Problem based learning (PBL) pada materi pelajaran dengan tema akhlak tercela riya` dan nifaq. Selain itu, penelitian tindakan ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berjalan.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, menghasilkan beberapa temuan terkait dengan proses kegiatan belajar. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I masih kurang. Selanjutnya dilakukan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil yang meningkat dan sudah tuntas. Hal ini sebagaimana dapat diketahui dari nilai yang didapatkan pada siklus I yaitu 70%

(berkategori baik) dan nilai pada siklus II yaitu 100% (berkategori baik sekali).

Dengan demikian, hasil penelitian berupa data nilai tersebut menerangkan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pengelolaan pembelajaran menggunakan model Problem based learning (PBL) pada materi sedekah berada pada kategori sangat baik.

Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sudah terlaksana sesuai dengan rencana yang telah disusun pada RPP I dan RPP II.

Adapun beberapa faktor yang mendukung keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu guru sudah mampu mengaitkan materi ketentuan sedekah dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru sudah mampu memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyampaikan materi akhlak tercela riya` dan nifaq sekaligus mempraktikannya. Hal ini sesuai seperti apa yang dikemukakan oleh Dudung Rahmat Hidayat dan kawan- kawannya yaitu keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh motivasi belajar siswa. Apabila siswa memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, maka keinginan belajar akan muncul dengan sendirinya dari dalam diri siswa itu sendiri (Dudung Rahmat Hidayat, dkk, 2007:85).

Di samping aktivitas guru dalam pembelajaran, kegiatan siswa juga menjadi komponen yang harus dinilai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas pembelajaran siswa menggunakan model problem based leraning (PBL) bisa dikatakan efektif atau tidak. Ukuran baik atau tidaknya nilai yang didapatkan dari aktivitas belajar siswa juga sangat bergantung pada nilai yang didapatkan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan penting sebagai penentu kesuksesan. Cece Wijaya dan kawan- kawan memberi pernyataan bahwa keberhasilan seorang siswa sangat ditentukan oleh keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran (Cece Wijaya dkk,

(7)

1999:224). Oleh karena itu, kesuksesan siswa sangat bergantung pada keberhasilan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami kenaikan, yaitu 70% (kategori baik) pada siklus I dan meningkat pada siklus II dengan persentase sebesar 100% (kategori sangat baik). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model Problem based learning (PBL) pada tema sedekah berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di Mts Syamsul Huda adalah 75. Seorang siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) apabila hasil belajarnya mencapai nilai 75 atau melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan. Kemudian untuk mengetahui bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan hasil belajar, maka dilaksanakan tes. Menurut Slameto, hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan nilai rata-rata hasil tes yang diujikan dan tes hasil belajar itu sendiri yang meliputi seperangkat pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa yang bertujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa (Slameto, 1995). Dari perolehan hasil tes pada siklus I hanya sebanyak 7 siswa (60%) yang dapat mencapai ketuntasan individu. Apabila ketuntasan dilihat secara klasikal, siklus ini juga belum tuntas dikarenakan terdapat 4 siswa (40%) yang belum tuntas.

Pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (100% ). Dengan demikian, pada siklus ini proses pembelajaran sudah mencapai ketuntasan dengan kategori sangat baik, baik dilihat pada hasil secara individual maupun klasikal.

Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas VII Mts Syamsul Huda pada materi Akhlak tercela riya` dan nifaq dengan menggunakan model Problem based learning pada tema akhglak tercela riya` dan nifaq adalah tuntas.

Peranan dari tujuan instruksional yang terdiri dari rumusan kemampuan serta tingkah laku siswa menjadi komponen penting sebagai landasan dan acuan penilai

Kesimpulan

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh skor nilai 71,9% atau berada pada kategori baik dan skor pada siklus II sebesar 100% atau berada pada kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada materi ketentuan akhlak tercela riya` dan nifaq berada pada kategori sangat baik.

Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami kenaikan, yaitu sebesar 71,7% atau berada pada kategori baik di siklus I sedangka pada siklus II skor menjadi sebesar 100% atau berada pada kategori baik sekali. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas siswa kelas V di Mts Syamsul

(8)

Huda pembelajaran sedang berjalan dengan penggunaan model problem based learning (PBL) pada materi ketentuan sedekah telah mencapai hasil yang optimal.

Hasil dari tes pada siklus I hanya sebanyak 7 siswa (60%) yang telah mencapai ketuntasan individu. Ketika melihat hasil pada ketuntasan secara klasikal di siklus ini juga belum tuntas dikarenakan ada 4 siswa (40%) yang belum tuntas. Setelah siklus II dilaksanakan, terjadi peningkatan hasil yaitu siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (100%) .

Penggunaan pembelajaran model problem based learning (PBL) diharapkan akan menjadikan cara mengajar guru lebih terampil dan guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran lebih bermutu dengan melibatkan keaktifan siswa supaya lebih responsif pada saat kegiatan pembelajaran berjalan. Guru menjadi lebih kreatif dalam memberikan motivasi belajar supaya siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan serta pengetahuan siswa semakin meningkat dalam pembelajaran. Implementasi pembelajaran model Problem based learning (PBL) cukup membawa dampak yang positif terhadap kualitas kemampuan menangkap pelajaran dan prestasi belajar siswa. Ketika menggunakan model Problem based learning (PBL) diharapkan guru memiliki inisiasi yang bersifat kreatif dan inovatif dalam pengelolaan pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu Pendidikan.

Referensi

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Subrata, Sumadi Surya. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud). 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4,

Usman, Muhammad Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dua kali siklus dan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Subjek penelitian tindakan kelas

Jenis peneitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dua kali siklus dan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Subjek penelitian tindakan kelas

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo bahwa dapat disimpulkan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 01 Tunggulrejo, Kecamatan Jumantono, Kabu- paten Karanganyar dalam dua siklus, setiap

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaborasi yang dilaksanakan dalam dua siklus, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari tiga pertemuan tindakan dan satu pertemuan ulangan harian dan siklus II dilaksanakan dalam empat

Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA pada materi perubahan bentuk energi,

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas PTK yang telah dilakukan dengan subyek kelas VII E SMP Negeri 13 Semarang dapat disimpulkan