• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VII-B MTs RAUDHOTUT THOLIBIN BUNGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VII-B MTs RAUDHOTUT THOLIBIN BUNGO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1138

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VII-B MTs RAUDHOTUT THOLIBIN BUNGO

Farida Zahro’

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : faridabungo759@gmail.com

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar Peserta Didik menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi peserta didik kelas VII-B MTs Raaudhotut Tholibin Bungo dalam memahami pembelajaran Akidah Akhlak. Hal ini dilatar belakangi oleh cara guru yang tidak menggunakan model pembelajaran yang bisa menarik minat belajar Peserta Didik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu diadakannya penelitian untuk meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik Kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo perlu dirumusukan model pembelajaran lain yang kondusif dan menyenangkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

Sangat diperlukan model yang relevan dengan mata pelajaran Akidah Akhlak yang memiliki cakupan materi luas dengan berbagai konsep terperinci yang terbagi dalam berbagai sub bab. Dalam hal ini salah satu model yang memberikan konsep secara terperinci adalah model Discovery Learning.

Discovery Learning merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Model ini juga menggunakan media ilustrasi gambar, yang akan membuat peserta didik semakin tertarik dan semangat dalam proses pembelajaran sehingga materi yang diserap dapat mudah dipahami.

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin dengan menggunakan model Discovery Learning. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model penelitian Kurt Lewin yang terdiri dari 4

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1139

tahap: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan Akhlak Tercela dalam Kehidupan (Riya dan Nifaq) dan Akhlak Terpuji kepada Allah SWT (Taubat dan Taat). Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang mulanya hanya 70% yakni 14 peserta didik yang sudah mencapai kompetensi yang diinginkan sesuai KKM dari hasil belajarnya, sedangkan 30% yakni 6 peserta didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kemudian pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 90% yakni 18 peserta didik yang nilainya berada di atas KKM, sedangkan 10% belum tuntas, yakni terdapat 2 peserta didik lagi yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jadi setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 20%.

Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan dari kebodohan, meningkatkan pengetahuan dan membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (Masdar Hilmy, 2015 : 1).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 dipaparkan bahwa “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

(Nanang Purwanto, 2014 : 23).

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar potensi tersebut menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, keharmonisan, kedinamisan guna mencapai tujuan kemanusiaan. Diharapkan adanya perubahan pada peserta didik setelah

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1140

mengalami proses pendidikan baik berubahnya tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup (Binti Maunah, 2009 : 29). Membicarakan tentang pendidikan pasti tidak terlepas dari yang namanya belajar dan pembelajaran.

Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik melalui berbagai aktifitas belajar mengajar, namun demikian dalam proses pembelajaran guru bertanggung jawab mendampingi peserta didik agar dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan tuntas serta mendampingi proses perkembangan peserta didik, termasuk menyelesaikan program-program belajar dan pembelajaran (Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2013 : 251-252).

Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi pada hal-hal yang harus dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi (Marno dan M. Idris, 2014 : 20). Supaya pembelajaran aqidah akhlak di sekolah lebih bermakna bagi peserta didik sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka guru harus mampu memilih metode, model ataupun strategi pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran dengan baik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih bermakna.

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain metode mengajar ialah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 1997 : 12).

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari (Wina Sanjaya, 2010 : 1).

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1141

Proses pembelajaran yang seperti itu menyebabkan anak sering merasa bosan mengikuti pembelajaran di kelas. Mereka sering tidak memperhatikan pelajaran bahkan mereka terkadang asyik bermain atau berbicara dengan teman ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga kelas menjadi tidak kondusif ketika guru menerangkan pelajaran. Peserta didik kurang berminat mengikuti proses pembelajaran, karena penyampaian materi yang dilakukan oleh guru kurang menarik. Permasalahan diatas terjadi karena penyampaian materi yang masih di dominasi oleh guru di hampir bidang mata pelajaran termasuk pelajaran Akidah Akhlak.

Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan keimanan peserta didik. Melalui pemberian pengetahuan peserta didik tentang Akidah Akhlak diharapakan kualitas, keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT akan meningkat, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam bahasa Arab Aqidah berasal dari kata Al-'Aqdu yang berarti ikatan, At-Tautsiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, Al- Ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan Ar-Rabthu biquw- wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan secara terminologis pengertian akhlak adalah tindakan yang berhubungan dengan tiga unsur penting (Ahmad Saebanidan Abdul Hamid, 2010 : 19).

Discovery adalah proses mental dimana peserta didik mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain mengamati, mencerna, mengerti, menggolong- golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi (Roestiyah, 2008 : 20).

Model Discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi model mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif (Suryosubroto, 2009 : 178). Pada strategi atau bentuk belajar mengajar Discovery learning bahan ajaran tidak disajikan dalam bentuk jadi, tetapi setengah atau bahkan seperempat jadi. Bahan ajaran disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau masalah-masalah yang harus dipecahkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011 : 184). Peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan, materi yang dipelajari

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1142

dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama mengena atau membekas karena peserta didik terlibat dalam proses menemukannya.

Beberapa alasan mengapa skor nilai tidak mencapai KKM adalah minat belajar siswa yang kurang, pemahaman bacaan yang buruk, dan konsentrasi yang buruk sehingga kesulitan untuk memahami pentingnya literasi. Hasil Akidah Akhlak harus sebanding dan bahkan melampaui KKM dengan motivasi dan semangat belajar yang tinggi. Hal ini terjadi ketika guru memilih model dengan benar.

Berdasarkan keadaan tersebut penggunaan model discovery learning baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal- hal yang berkaitan dengan praktik, proses terjadinya sesuatu, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Apalagi seusia mereka menurut teori Piaget dalam tahap perkembangan anak merupakan tahapan ketiga yaitu periode operasional konkrit dimana pada tahapan ini peserta didik mampu menggunakan logika yang memadai (Hanafi, 2012 : 50).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki gagasan untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo Tahun Pelajaran 2022/2023”

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo dengan model pembelajaran Discovery Learning, yang merupakan suatu strategi dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

Jenis penelitian yang digunakan dalm penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris, PTK disebut Classroom Action Research (CAR). Penelian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dikumpulkan dan terjadi sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2008 : 2).

Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1143

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). (Zainal Aqib dkk.

(2009 : 21).

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan model penelitian Kurt Lewin. Dikarenakan model penelitian Kurt Lewin menjadi pokok acuan pada berbagai model penelitian tindakan kelas (PTK) yang lainnya. secara umum penelitian tindakan kelas (PTK) ini. dilakukan melalui 2 siklus yang tujuannya adalah untuk mengatasi perbaikan permasalahan yang terjadi pada penelitian. Penelitian ini pada satu siklus terdapat empat langkah, yaitu yang pertama perencanaan, yang kedua tindakan atau aksi, yang ketiga adalah pengamatan/observasi, dan yang keempat refleksi.

Didalam melaksakan pembelajaran berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkah pertama adalah melakukan pengamatan awal untuk menemukan permasalan-permasalahan, kemudian mengindentifikasi permasalahan, membuat batasan permasalahan, menentukan permasalahan dengan mendapatkan faktor-faktor apa saja yang terdeteksi sebagai penyebab yang utama dalam permasalahan, kemudian membuat gagasan sebagai pemecahan permasalahan dengan rumusan hipotesis sebagai pemecahannya, setelah itu menentukan pilihan hipotesis sebagai tindakan pemecahan permasalahan, yang terakhir merumuskan perencanaan judul kegiatan pembelajaran yang berbasis penelitian tindakan kelas (PTK).

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2009 : 61) Menurut Hadi, variabel sebagai gejala yang bervariasi atau penelitian yang bervariasi ( Suharsimi Arikunto 2006 : 29).

Variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Peserta didik kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo 2. Variabel proses : Model Discovery Learning dengan media ilustrasi

gambar

3. Variable output : Peningkatan hasil belajar peserta didik

HASIL PENELITIAN a. Siklus I

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran berdasarkan temuan - temuan masalah yang didapat dari hasil evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1144

materi Akhlak tercela dalam Kehidupan (Riya’ dan Nifaq). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan Peserta Didik masih rendah. Oleh karena itu peneliti mengadakan pembelajaran dengan menerapkan strategi Model pembelajaran Discovery Learning dengan media ilustrasi gambar.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II.

Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kelemahan-kelemahan atau kegagalan pembelajaran pada siklus yang pertama. Pada siklus I dihadiri 20 peserta didik.

Tabel 1.1

Data Hasil Pembelajar Akidah Akhlak Pada Tes Siklus I KKM : 75

No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin Nilai Keterangan

1 Adinda Tri Juliana P 90 Tuntas

2 Afik Khoiruman Aqila L 80 Tuntas

3 Ahmad Fathur Rohim L 70 Tidak Tuntas

4 Ahmad Yusuf Bachrudin L 80 Tuntas

5 Alifatuz Zahra P 90 Tuntas

6 Dananda Purnama L 60 Tidak Tuntas

7 Dedek Avian Apriyanto L 60 Tidak Tuntas

8 Dewi Sita Meiliawati P 80 Tuntas

9 Fahmi Afham Ulumi L 70 Tidak Tuntas

10 Fariq Thoriqul Luthfi L 80 Tuntas

11 Ilma Nur Cahyani P 90 Tuntas

12 Leny Annuria Ilhami P 80 Tuntas

13 Maliha Nabila P 100 Tuntas

14 Miroh Febriana P 100 Tuntas

15 Nabilatus Salsabila P 90 Tuntas

16 Naila Fitriyani P 90 Tuntas

17 Naufal L 80 Tuntas

18 Pradita Fahmi Reza L 60 Tidak Tuntas

19 Sinta Rahayu P 90 Tuntas

20 Yusuf Ahmad Fayyad L 70 Tidak Tuntas

Tabel 1.2

Analisis Ketuntasan Hasil Pembelajaran Akidah Akhlak Siklus I

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 14 70%

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1145

2 Tidak Tuntas 6 30%

Rata-rata 80,5

Niai Maks 100

Nilai Min 60

Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I diperoleh data analisis ketuntasan hasil belajar peserta didik terdapat 14 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKM 75 atau 70% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 75 adalah 6 peserta didik atau 30% dari materi pelajaran Akhlak Tercela dalam Kehidupan (Riya dan Nifaq).

Terdapat beberapa kendala pada siklus I antara lain adalah beberapa siswa tidak teratur pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dan aktivitas lainnya pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik asik berbicara sendiri dengan temannya dan tidak memperhatikan atas penjelasan yang diberikan guru. Selain itu, siswa kurang aktif untuk mengajukan pertanyaan yang tidak mereka pahami dari apa yang dijelaskan oleh guru, baik dari segi materi maupun langkah-langkah dan model Discovery Learning dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga menjadikan penghambat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

b. Siklus II

Kemudian peneliti melanjutkan siklus II dengan pembahasan materi yang berbeda dari siklus I. kekurangan pada siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. pada siklus II peneliti sudah lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan yang lebih baik, khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada pembelajaran di siklus I.

Tabel 1.3

Data Hasil Pembelajar Akidah Akhlak Pada Tes Siklus II KKM : 75

No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin Nilai Keterangan

1 Adinda Tri Juliana P 90 Tuntas

2 Afik Khoiruman Aqila L 80 Tuntas

3 Ahmad Fathur Rohim L 80 Tuntas

4 Ahmad Yusuf Bachrudin L 80 Tuntas

5 Alifatuz Zahra P 90 Tuntas

6 Dananda Purnama L 70 Tidak Tuntas

7 Dedek Avian Apriyanto L 80 Tuntas

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1146

8 Dewi Sita Meiliawati P 90 Tuntas

9 Fahmi Afham Ulumi L 80 Tuntas

10 Fariq Thoriqul Luthfi L 90 Tuntas

11 Ilma Nur Cahyani P 90 Tuntas

12 Leny Annuria Ilhami P 90 Tuntas

13 Maliha Nabila P 100 Tuntas

14 Miroh Febriana P 100 Tuntas

15 Nabilatus Salsabila P 90 Tuntas

16 Naila Fitriyani P 90 Tuntas

17 Naufal L 90 Tuntas

18 Pradita Fahmi Reza L 70 Tidak Tuntas

19 Sinta Rahayu P 90 Tuntas

20 Yusuf Ahmad Fayyad L 80 Tuntas

Tabel 1.4

Analisis Ketuntasan Hasil Pembelajaran Akidah Akhlak Siklus II

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 18 90%

2 Tidak Tuntas 2 10%

Rata-rata 86,00

Nilai Maks 100

Nilai Min 70

Berdasarkan tabel 1.4 analisis ketuntasan hasil belajar peserta didik di atas terdapat 18 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari KKM 75 atau 90% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar kurang dari 75 adalah 2 peserta didik atau 10% dari matero pelajaran Akhlak Terpuji kepada Allah Swt (Taubat dan Taat).

Berdasarkan pada tabel dari hasil penelitian, hasil menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning meningkat pada siklus I dan siklus II, berikut tabel perbandingan hasil belajar peserta didik antara siklus I dan II:

Tabel 1.5

Tabel Perbandingan Hasil Pembelajaran Akidah Akhlak

Siklus I Siklus II

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Ket

14 70% 18 90% Tuntas

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1147

6 30% 2 10% Tidak Tuntas

Tabel di atas menunjukkan dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik. Ada 14 peserta didik masuk dikategori tuntas pada siklus I, prosentase siklus I 70% dan mengalami kenaikan 90% yakni sebanyak 18 peserta didik. Berdasarkan hasil peningkatan hasil belajar peserta didik dapat disimpulkan didalam pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Raudhotut Tholibin Bungo, implementasi model Discovery Learning dengan media ilustrasi gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas VII-B MTs Raudhotut Tholibin Bungo bahwa dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan media ilustrasi gambar bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Akidah Akhlak materi pokok Akhlak Tercela dalam Kehidupan (Riya’ dan Nifaq) dan Akhlak Terpuji kepada Allah SWT (Taubat dan Taat). Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar peserta didik pada siklus I hanya 70% yakni 14 peserta didik yang sudah tercapai kompetensi yang sesuai dengan KKM dari hasil belajarnya, sedangkan 30%

yakni 6 peserta didik belum tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal. (KKM).

Kemudian pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan sebesar 90% yakni 18 peserta didik yang nilainya berada di atas KKM , sedangkan 10% yakni 2 peserta didik lagi yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal. (KKM).

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV Pustaka Setia, 1997.

Ahmad Saebanidan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung : CV Pustaka Setia, 2010.

Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009.

Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Cet.II, Jakarta : Kemerdekaan Agama RI, 2012.

Marno dan M. Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014.

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1148

Masdar Hilmy, Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran, Surabaya : IMTIYAS, 2015.

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidika Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013.

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014.

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.

Suharsimi Arikunto, Penilaian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Prenada Media Group, 2010.

Zainal Aqib, Penilaian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya : 2009.

Referensi

Dokumen terkait

tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan. Selanjutnya data dianalisis menggunakan dan dibandingkan dengan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor yang

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan beberapa karyaw an diperoleh informasi bahw a sejumlah fakt or lain yang diprediksi t urut mempengaruhi kinerja pegawai

st rengt h of brand associat ions, dan Uniqueness of brand associat ions (Fat lahah, 2013); (2) Kepuasan pelanggan, indikat ornya adalah kepuasan t erhadap kemampuan unt uk

Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui nilai Q10dan umur simpan tiga merek produk kopi bubuk komersial menggunakan metode

relay dilakukan oleh source node dengan menggunakan paket RTS yang multifungsi, selain untuk reservasi kanal, memberi tahu destination node akan ada transmisi data,

Berdasarkan Hasil Evaluasi Evaluasi Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul I) Seleksi Umum dan Penetapan Peringkat Teknis oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Non Fisik di

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang berkat rahmat dan hidayah -Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

The minimum expected count is 3.60.. Computed only for a