• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS NURUL HIDAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS NURUL HIDAYAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENERAPAN

STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS NURUL HIDAYAH

Siti Nur Asiyah 1, Muslimah 2

1, 2Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

E-mail: nabihaqalbi25@gmail .com1 , [email protected]2 Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan masalah proses pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa merasa bosan, jenuh, dan kurang minat atau bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena seorang guru ketika pembelajaran berlangsung hanya menggunakan metode ceramah dan monoton. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung masih belum maksimal dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang masih dibawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Penerapan strategi Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas VII MTs Nurul Hidayah Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini terdiri dari 15 peserta didik kelas VII MTs Nurul Hidayah Mojokerton tahun pelajaran 2023/2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari persiklusnya, siklus I 73% dengan sebanyak 11 siswa, dan siklus II mencapai 93,33% dengan sebanyak 14 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi Problem Based Learning dapat meningkatkan nilai hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlaq kelas VII di MTs Nurul Hidayah tahun pelajaran 2023/202.

Kata kunci: hasil belajar, problem based learning, akidah akhlak

Pendahuluan

Abad ke-21 adalah abad keemasan bagi perkembangan teknologi dan informasi yang telah menyentuh segala lini kehidupan manusia (Fajriyah, 2017). Mulai dari teknologi sederhana hingga teknologi tingkat tinggi telah digunakan manusia dalam membantu setiap pekerjaan yang dijalani. Teknologi dan informasi semakin berkembang pesat setelah ditemukannya internet,

(2)

yang membawa dunia dewasa ini memasuki era industri 4.0 (Syamsuar dan Reflianto, 2018).

Persaingan di era ini sangat global dan ketat. Mengantisipasi hal ini, Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam. Pemerintah telah berupaya membangun sumber daya manusia melalui program yang meliputi program jangka panjang dan jangka pendek yang dicanangkan guna mempersiapkan generasi muda Indonesia menyongsong era kemajuan tersebut. Dunia pendidikan merupakan salah satu pondasi krusial yang diperhatikan pemerintah sebagai titik tumpu Indonesia dalam menghadapi persaingan ke depan (Hidayat dalam Fajriyah, 2017).

Pemerintah mengharapkan lahirnya generasi muda penerus bangsa yang kompeten dan memiliki tingkat 2 sumber daya mumpuni yang nantinya dapat digunakan sebagai modal membangun bangsa.

Kemendikbud (2016) telah merumuskan bahwa kompetensi yang seyogianya dimiliki seorang siswa sebagai generasi penerus bangsa kedepannya adalah sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif, disertasi kejujuran dan keterbukaan. Menanggapi hal tersebut, maka upaya yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan merumuskan tujuan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang salah satunya adalah bahwa siswa diharapkan memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi atau sering disebut dengan istilah High Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berpikir tingkat tinggi memiliki makna bahwa siswa diharapkan dapat menata ulang informasi yang telah diperoleh kemudian mengkonstruksi kembali informasi atau pengetahuan tersebut melalui pikiran kritis dan kreatifnya guna menjawab permasalahan baru yang lebih kompleks yang dijumpai (Brookhart, 2010; Conklin, 2012;

Heong et al., 2001; Lewis dan Smith, 1993).

Terdapat dua karakteristik yang mendasari keterampilan berpikir tingkat tinggi seorang siswa, yaitu berpikir kritis dan kreatif (Concklin, 2012). Chairunnisa (2016) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah pemikiran evaluatif yang dapat merasakan kesenjangan antara fakta dan apa yang seharusnya dilakukan, menyimpulkan apa yang ideal, mampu menganalisis dan mengevaluasi, serta mampu mengetahui strategi pemecahan masalah. Halpern (2014) menjelaskan bahwa berpikir kritis sebagai penggunaan strategi berpikir yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diinginkan.

Berpikir kritis juga memerlukan penalaran logis dan keterampilan untuk memisahkan fakta dan opini, memeriksa informasi kritis dan bukti sebelum menerima atau menolak ide ide pertanyaan sehubungan dengan masalah yang akan diselesaikan. Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran, dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya. Jadi, ketika seseorang telah berpikir kritis maka ia pun telah berpikir logis, sebab di dalam berpikir kritis membutuhkan pemikiran-pemikiran yang logis. Melalui berpikir kritis, siswa diharapkan dapat mendeteksi

(3)

permasalahan, mendorong seseorang memunculkan ide-ide, dan membantu dalam membuat kesimpulan dari suatu permasalahan. Oleh karena itu, berpikir kritis merupakan kompetensi penting yang mutlak dimiliki siswa dalam rangka menciptakan kemajuan bangsa berlandaskan inovasi dan kreatifitas, dan guna menyongsong ketatnya persaingan zaman ke depan.

Di dalam proses mewujudkan sistem yang telah dicanangkan dalam undang-undang maka keberhasilan pelaksanaan pendidikan melalui proses pembelajaran di suatu sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan formal maka sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan dan juga adanya faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: pertama faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan rohani siswa. Selanjutnya faktor eksternal (luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terakhir faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi pelajaran.

Dalam pendidikan Penelitian Tindakan Kelas atau biasanya dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research sudah lama berjalan dan dikembangkan di negara-negara maju seperti halnya Inggris, Australia dan Amerika. Para Ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian khusus terhadap Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pengajar dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, dengan cara melihat indikator keberhasilan proses pembelajaran yang dijalankan. PTK sebagai bentuk penelitian reflektik yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar.

Segala bentuk faktor tersebut ketika sudah terpenuhi tentu keberhasilan pelaksanaan pendidikan melalui proses pembelajaran di sekolah atau madrasah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal sangat dipengaruhi terutama mata pelajaran Aqidah Akhlaq, yang mana akan menunjang hasil belajar yang maksimal dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Dan pastinya ketika proses penerapan pembelajaran di madrasah yang backgroundnya penyelenggara pendidikan agama, maka mata pelajaran Akidah Akhlaq menjadi prioritas keberhasilan yang harus dicapai.

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun metode pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataaan yang ada di lingkungn sekitar. Atas dasar itulah perlu dikembangkan salah satu model pembelajaran yang komperatif dalam pembelajaran, semisal dengan strategi belajar Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah.

Salah satu faktor untuk mencapai prestasi belajar yang baik adalah adanya motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa. Motivasi belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang

(4)

mendorong keadaan siswa untuk melakukan semangat dalam belajar.

Persoalan mengenai motivasi belajar adalah bagaimana mengatur agar motivasi belajar dapat ditingkatkan, karena dalam kegiatan belajar mengajar setiap siswa memiliki motivasi belajar dengan tingkatan yang berbeda.

Menurut pandangan Mel Silberman bahwa gaya pendidikan seperti gaya bank ini, yang mana pendidikan yang memilik corak guru subjek, siswa objek, guru mengajar, siswa diajar, guru bicara, siswa mendengarkan, guru aktif, siswa pasif, guru maha tahu, siswa belum tahu, dan bentuk-bentuk hubungan dikotomik antogonistik lain antara guru dan siswa.

Dimana guru memperlakukan murid seperti tong sampah kosong yang harus siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Melihat kurikulum yang dijalankan saat ini adalah merujuk pada penekanan pendidikan karakter maka hal ini merupakan masalah yang harus diatasi oleh guru dengan melakukan tindakan pada pembelajaran yakni menggunakan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya serta mengutamakan kerja sama antara siswa satu dengan yang satunya, artinya adanya rasa keingin tahuan masing-masing siswa dan tidak tergantung pada temannya.

Model-model pembelajaran belum banyak digunakan oleh guru mata pelajaran Akidah Akhlaq di dalam kelas, dengan maksud menumbuhkan rasa nyaman dan merasa tidak bosan dengan metode yang digunakannya secara bergantian. Dengan belum diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning, peneliti memiliki kesempatan untuk memperkenalkan model pembelajaran tersebut kepada siswa. Dengan harapan besar mampu meningkatkan motivasi belajar serta mendapatkan hasil yang maksimal.

Metode/Metodologi

Penelitian ini adalah disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran 1.

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

Empat tahapan tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tindakan kelas (classroom research). Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

Suharsimi menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian+Tindakan +Kelas, dengan paparan sebagai berikut:

1. Penelitian kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metedologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

(5)

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti;

2. Tindakan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan;

Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari seorang guru.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada PTK ini adalah meliputi teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan tes

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dengan orang lain untuk mengetahui suatu kejadian, kegiatan, perasaan, dan lain-lain. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam yakni penelitian mengajukan beberap pertanyaan secara yang berhubungan dengan fokus permasalahan yang dihadapi siswa-siswa MTs Nurul Hidayah Mojokerto, yaitu motivasi dan minat belajar mata pelajaran Akidah akhlak yang rendah, sehingga hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak nilainya rendah.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Hidayah Mojokerto, untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, pemahaman terhadap materi pelajaran sebelum dan sesudah serta kesan sebelum dan sesudah dilaksanakannya strategi Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Observasi

Observasi adalah usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur berstandar atau pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi langsung atau partisipasi aktif yaitu mengamati atau menatap kejadian, gerak atau proses dari data lapangan dan ikut serta kejadian- kejadian di dalamnya. Jadi peneliti bertindak aktif sebagai seorang peneliti. Teknik Observasi ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran saat diterapkannya strategi Problem Based Learning dalam proses pembelajaran.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokuemntasi adalah pengumpulan data dari sumber non insani yang terdiri dari dokumen. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berupa profil madrasah, foto dalam proses pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai

(6)

data untuk mendukung penelitian dalam mengetahui motivasi dan hasil belajar dengan diterapkannya strategi Problem Based Learning.

4. Teknik Tes

Teknik tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur nilai hasil belajar siswa dengan angket dan tulis menggunakan strategi Problem Based Learning dalam proses pembelajaran mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan analisis data kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dari lapangan dianalisis ke dalam bentuk deskriptif.

Karakteristik Peserta (Subjek)

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Nurul Hidayah Mojokerto tahun pelajaran2023-2024 yang terdiri dari 15 orang siswa

Desain penelitian

Penelitian ini dilatar belakangi dengan masalah proses pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa merasa bosan, jenuh, dan kurang minat atau bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal ini disebabkan karena seorang guru ketika pembelajaran berlangsung hanya menggunakan metode ceramah dan monoton. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung masih belum maksimal dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang masih dibawah KKM.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing aspek yang diteliti terus mengalami peningkatan di setiap siklus. Hal ini karena ketika peserta didik termotivasi dalam belajar maka hasil belajarpun juga baik dan meningkat. Jadi pengunaan metode Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar ini sangat tepat digunakan agar siswa belajar dan terus belajar dan untuk mencari solusi masalah yang nyata. Sebagaimana penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Lilis Satriani bahwa dalam penelitiannya ini juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

Diperjelas juga dengan pendapatnya Amir, M. Taufiq dalam bukunya yang berjudul: Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning yang mengatakan bahwasanya PBL ini adalah suatu pendekaan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari meteri pelajaran.

(7)

Siklus I Siklus II

Hasil belajar F % Hasil belajar F %

Tidak Tuntas 4 26 % Tidak Tuntas 1 06,67 %

Tuntas 11 73 % Tuntas 14 93,67 %

Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Dari tabel di atas bisa diketahui bahwa dengan menggunakan strategi problem based learning secara maksimal dalam pembelajaran mampu meningkatkan motivasi belajar masing-masing peserta didik. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik terus mengalami peningkatan secara drastis di setiap siklusnya. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada siklus 1 sebanyak 11 siswa atau 73, % yang mencapai tuntas, kemudian di siklus II siswa yang tuntas dalam belajar berjumlah 14 siswa atau 93,67%, dan siklus II hasil belajar siswa mencapai 95,83 % atau 23 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar dari siklus 1 hingga dijalankannya siklus II mendapatkan hasil yang sangat baik.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, penggunaan, dan penerapan strategi Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Nurul Hidayah Mojokerto pada mata pelajaran Akidah Akhlaq. Dari hasil penelitian pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berlandaskan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dengan menerapkan strategi Problem Based Learning pada mata pelajaran Akidah Akhlaq di kelas VII MTs Nurul Hidayah Mojokerto tahun pelajaran 2023/2024, dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara bertahap.

Pada siklus I, hasil belajar siswa sebanyak 15 siswa dengan persentase 73,%

sebanyak 11 siswa tuntas. Sedangkan di siklus II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara drastis yakni 14 siswa dengan persentase 93,33% tuntas.

Referensi

Ahmad, H. Rusdiana. 2015. Kebijakan Pendidikandari Filosofi ke Inplementasi.

Bandung: Pustaka Setia.

Ahmad, H. Rusdiana. 2015. Kebijakan Pendidikandari Filosofi ke Inplementasi.

Bandung: Pustaka Setia.

(8)

Ali, Muhammad Daud. 2000. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Andayani, Dian dan Abdul Majid. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Remaja Rosda Karya.

As’adi, Basuki. 2000. Desain Pembelajaran Berbasis PTK. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.

Berdiati, Ika, dan Asis Saefuddin. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Asdi Mahasatya Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fakhruddin, Asef Umar. 2010. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: Diva Press.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT Rosda Karya.

Mardiansyah, Dicky. 2012. “Peningkatan Partisipasi Peserta didik Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Mata Pelajaran PKN Kasus Pelanggaran HAM dan Upaya Penegakan HAM di Indonesia pada Peserta didik Kelas VIII F SMP N 1 Badegan tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Murtadho, Ali dan Zainal Aqib. 2006. Kumpulan Metode Pembelajaran Aktif dan Inovatif. Bandung: Satu Nusa.

Muhibbin, Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Makmum, Syamsudin, Abin. 2002. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudjiono, Dimyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Nata, Abudin. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Priansa, Donni Juni, Euis Karwati. 2015. Manajamen Kelas (Classroom Management). Bandung: Alfabeta.

Rahman, Fathur, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(9)

Ramayulis, 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rooejakers, Ad. 2006. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Shoim, Aris. 2014. 68 Model Pebelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:

Dirjen Dikti.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

Supardi, Suhardjono, Arikunto, Suharsimi. 2017. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui siklus I, siklus II serta dari hasil seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh analisis serta pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

KESIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

Kesimpulan Berdasar dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh

Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas VII B MTsN 1 Mukomuko selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1