• Tidak ada hasil yang ditemukan

korelasi logika fakta dan bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "korelasi logika fakta dan bahasa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

disebut dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

B. Logika

Logika adalah bahasa latin berasal dari kata ‘Logos’yang berarti perkataan atau sabda.Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah mantiq,kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berucap.Irving M.Copi mendefinisikan logika adalah “ Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang benar dan penalaran yang salah.1

1Mundiri,Logika,Cet...(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2006)hlm.2

(2)

Logika diturunkan dari sifat logike,bahasa yunani,yang berhubungan dengan kata benda logos,berarti pemikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pemikiran.Nama logika untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke – 1 SM ),tetapi dalam seni berdebat.Alexander Aphrodisias (sekitar abad ke – 3 SM ) adalah orang pertama yang mempergunakan kata logika dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Disamping dua filsuf diatas (Cicero dan Alexander Aphrodisias),Aristoteles pun telah banyak berjasa besar dalam menemukan logika.Namun,Aristoteles memakai istilah analitika dan

dialektika.Analitika untuk penyelidikan mengenai berbagai argumentasi yang bertitik tolak dari putusan putusan yang benar,sedangkan dialektika untuk penyelidikan mengenai argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesis atau putusan yang tidak pasti kebenaran nya.2

Logika mengkaji kriteria untuk menentukan kebenaran pernyataan dan argumen. Dengan demikian,logika dihubungkan dengan proses menarik kesimpulan menurut cara tertentu,agar diperoleh suatu kesimpulan yang valid.Secara luas logika diartikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara shahih..Kesimpulan yang dihasilkan dinilai logis (masuk akal) dan absah.Logika merupakan asas dari penalaran itu sendiri. Dalam logika,berpikir berarti menyusun silogisme-silogisme untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat dan menghilangkan setiap kontradiksi.3

C. Logika Dan Bahasa

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi hati atau pikiran seseorang sehingga dengan bahasa,orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau pikiran yang disampaikan,misalnya melalui bahasa isyarat,tertulis atau lisan.Jadi,bahasa adalah alat komunikasi.

2 Surajiyo,Sugeng Astanto,dan Sri Andiani,Dasar Dasar Logika,Cet.IV (Jakarta:Bumi Aksara,2009) hlm.3

(3)

Komunikasi dapat lancar apabila permasalahannya disusun dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan benar.Hal ini dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika).4

Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir dan berlogika dengan tepat. Logis, atau masuk akal, merupakan ukuran yang hampir selalu dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam kegiatan berilmu. Dalam pembicaraan yang tidak penting pun lawan bicara kita selalu menuntut penjelasan yang logis dalam berilmu, yaitu mengembangkan, memahami dan mengkomunikasikan ilmu, logis atau tidak merupakan ukuran mutlak inilah alat ukurnya, sebagaimana termometer digunakan untuk mengukur suhu tubuh.

Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu, yaitu proses pemikiran yang bernalar. Proses berpikir tersebut mesti dilakukan dengan cara tertentu, karena itulah selalu disebut dengan “displin ilmu”. Proses menuju kesimpulan hanya dianggap sahih jika dilakukan menurut cara tertentu yang disebut logika. Jadi, secara sederhana, logika dapat didefinisikan sebagai pembicaraan tentang bagaimana berfikir secara sahih (valid). Atau, dalam ungkapan lain, dapat juga disebut dengan aturan bagaimana berfikir secara benar (correct).5

Bahasa memiliki peran yang sangat esensial dalam konteks logika dan berilmu. Ia sangat membantu, namun secara bersamaan juga dapat sangat mencelakakan, yaitu jika penggunaannya tidak tepat. Kegiatan berilmu akan mati bila terjadi kekeliruan penerapan bahasa di antara para penggiatnya. Ini karena bahasa bagi manusia merupakan pernyataan pikiran atau perasaan yang paling komunikatif. Gerak tubuh dan mimik muka dapat menginformasikan sesuatu, namun sangat terbatas penerapannya. Bahasa juga penting dalam pembentukan penalaran ilmiah, karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya

4 Surajiyo,Sugeng Astanto,dan Sri Andiani,Dasar Dasar...hlm.16

(4)

menyusun uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Untuk kelompok tertentu, agar komunikasi di antara mereka lebih efisien dan efektif, mereka menciptakan bahasa tersendiri. Mereka menciptakan dan menyepakati kata-kata, baik kata yang diambil dari kata-kata yang sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, atau secara sengaja membuat kata-kata yang baru sama sekali. 6

Logika sangat terkait dengan konsep bahasa. Di sisi sebaliknya, setiap bahasa memiliki logikanya sendiri. Bahasa yang disusun oleh sekelompok masyarakat mengandung kekhasan dimana berbagai kultur – dalam arti luas – menjadi basis pembentukan bahasa tersebut. Inilah salah satu point yang harus dipertimbangkan misalnya dalam proses penerjemahan satu pemikiran dari satu bahasa ke bahasa lain. Menurut Irving Copi, bukan berarti seseorang dengan sendirinya mampu menalar atau berpikir secara tepat hanya dengan mempelajari logika, meskipun ia sudah memiliki pengetahuan mengenai metode dan prinsip berpikir. Dalam logika dibutuhkan pengetahuan serta keterampilan. Pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih kemampuannya dalam berpikir. Sebaliknya pula, seseorang hanya bisa mengembangkan keterampilan berpikirnya bila sudah menguasai metode-metode dan prinsip-prinsip berfikir.

Tanpa bahasa manusia tidak mampu berfikir,Bahkan ketika masih ”dalam kepalanya” sebelum diucapkan sekalipun, manusia sudah menggunakan bahasa. Ada tiga fungsi bahasa yang utama yaitu untuk mengkomunikasikan, mengekspresikan perasanaan, dan membangkitkan atau mencegah perilaku tertentu. Adakalanya ketiga fungsi ini dapat dijalankan sekaligus, namun dapat juga terpisah, atau dua di antaranya. Dalam dunia ilmiah, harus dihindari berbagai kesalahan (atau kesesatan), dimana berbahasa secara tepat dan tidak emotif menjadi salah satu pedoman yang harus dipatuhi. Hanya dengan bahasa yang netral, maka informasi yang disampaikan dapat diterima dengan tepat. Keterampilan berargumen, terutama argumen deduktif, merupakan syarat pokok

(5)

dalam berilmu. Melalui nalar deduktif diperoleh kesimpulan (conclusion) sehingga dapat menyimpulkan apakah sesuatu yang disampaikan dapat dinilai kebenarannya (benar atau salah) dan kevalidannya (valid atau tidak valid).

Sudah dijelaskan di atas bahwa logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Jelaslah bahwa logika memiliki pertalian yang erat dengan bahasa. Jadi apabila kita ingin mempelajari logika, mulailah dengan melihat hubungan antara bahasa dan logika atau sebaliknya. Ilmu bahasa Menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar,dan logika menyajikan tata cara dan kaidah berpikir secara lurus dan benar oleh karena itu keduanya saling mengisi.Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar setiap orang untuk berpikir logis.Sebaliknya,suatu kemampuan berpikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu kepada orang lain.Oleh sebab itu logika berhubungan erat dengan logika.7

D. Logika Dan Fakta

Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya . Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun. 8

Fakta adalah kenyataan yang benar-benar terjadi. Pernyataan ini pasti, dan tidak dapat dipungkiri lagi. Manusia selalu ingin tahu kebenaran, karena hanya kebenaranlah yang biasa memuaskan rasa ingin tahu, dengan kata lain tujuan pengetahuan ialah mengetahui kebenaran atau fakta.

7 Surajiyo,Sugeng Astanto,dan Sri Andiani,Dasar Dasar...hlm.16

(6)

Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin mengetahui kebenaran dan Fakta dari suatu masaalah yang terjadi. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.

Terdapat banyak pandangan mengenai teori kebenaran dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu, di antaranya adalah kebenaran empiris, kebenaran rasional, kebenaran ilmiah, kebenaran intuitif,dan kebenaran religius.9

a. Kebenaran empiris.

Empiris adalah suatu keadaan yang bergantung bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera. Data empiris yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan.Jadi, empiris itu artinya kelihatan jelas, ada pembuktiannya, bias kita dengar, sentuh, berdasarkan pada hal-hal yang kelihatan dan sudah diuji kebenarannya. Merupakan hal yang dapat diinderawi, hal yang dirasakan oleh manusia dengan inderanya. Secara lebih jelas dengan contoh berikut ini:

 Api itu panas.

 Es itu dingin.

 Daun itu hijau.

b. Kebenaran Rasional.

Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Rasionalisme adalah pandangan bahwa kita mengetahui apa yang kita pikirkan dan bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri, atau bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan cara membandingkan ide dengan ide. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berpikir, sehingga kemampuannya tersebut dapat menangkap ide atau prinsip tentang sesuatu yang pada akhirnya sampai kepada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.

(7)

c. Kebenaran Ilmiah.

Kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu. Oleh karena itu, kebenaran ilmiah sering disebut sebagai kebenaran nisbi atau relatif. Sifat kebenaran ini sesuai dengan sifat keilmuan itu sendiri yang dapat berubah sesuai dengan perkembangan hasil penelitian, karena suatu teori pada masa tertentu bisa jadi merupakan kebenaran, tetapi pada masa berikutnya bisa jadi sebuah kesalahan besar. Contoh kebenaran ilmiah:

 Bumi itu bulat dan tidak datar.

 Air mendidih pada 100°C

d. Kebenaran Intuitif.

Intuitif merupakan suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Unsur utama bagi pengetahuan adalah kemukinan adanya sesuatu bentuk penghayatan langsung (intuitif).Pendekatan ini merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.

Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Bahwa intuisi yang dialami oleh seseorang bersifat khas, sulit atau tidak bisa dijelaskan, dan tidak bisa dipelajari atau ditiru oleh orang lain. Bahkan seseorang yang pernah memperoleh intuisi sulit atau bahkan tidak bisa mengulang pengalaman serupa, misalnya, seorang yang sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahan dari masalah yang dihadapi atau secara tiba-tiba seseorang memperoleh informasi mengenai peristiwa yang akan terjadi.

e. Kebenaran Religius.

(8)

makhluk jasmani yang ditentukan oleh hokum alam dan kehidupan saja, ia juga makhluk rohaniah sekaligus, pendukung nilai. Kebenaran tidak cukup diukur dengan interes dan rasio individu, akan tetapi harus bisa menjawab kebutuhan dan memberi keyakinan pada seluruh umat. Karena itu kebenaran haruslah mutlak, berlaku sepanjang sejarah manusia.

Dengan demikian dapat kita disimpulkan bahwa logika dan Fakta sangat berhubungan dan menjadi tujuan dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Logika dan fakta saling berkaitan satu dengan yang lainnya guna memperoleh sebuah kebenaran yang sahih. Dengan kata lain,kedua duanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Fakta seharusnya bermain di atas logika dan didukung oleh data (konfirmasi). Logika akan mengarahkan seorang peneliti ketika mencari kebenaran. Logika mengutamakan kesadaran dan dan nalar yang jernih dalam segala hal. Logika yang nalar harus didukung oleh konfirmasi, artinya ada penjelasan dan pemahaman mendalam. Konfirmasi dapat menjadi jalan mencapai kebenaran ketika didukung oleh strategi berpikir logis.

Kebenaran menjadi cita-cita tertinggi yang dikejar oleh Logika/berpikir ilmiah. Kebenaran pun perlu didukung oleh fakta-fakta (data). Kebenaran yang didukung oleh fakta (data), diperoleh melalui aplikasi berpikir metodologis. Dengan kata lain, fakta (data) merupakan modal untuk menemukan kebenaran yang logis. Kebenaran dan fakta selalu menggunakan logika.

E. Kesimpulan

(9)

berpikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu kepada orang lain.Oleh sebab itu logika berhubungan erat dengan logika.

Logika juga memiliki korelasi dengan fakta Logika dan fakta saling berkaitan satu dengan yang lainnya guna memperoleh sebuah kebenaran yang sahih. Dengan kata lain,kedua duanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Fakta seharusnya bermain di atas logika dan didukung oleh data (konfirmasi). Logika akan mengarahkan seorang peneliti ketika mencari kebenaran. Logika mengutamakan kesadaran dan dan nalar yang jernih dalam segala hal. Logika yang nalar harus didukung oleh konfirmasi, artinya ada penjelasan dan pemahaman mendalam. Konfirmasi dapat menjadi jalan mencapai kebenaran ketika didukung oleh strategi berpikir logis.

(10)

 Bahan Dari Buku

Mundiri,Logika,Cet...(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2006)

Surajiyo,Sugeng Astanto,dan Sri Andiani,Dasar Dasar Logika,Cet.IV

(Jakarta:Bumi Aksara,2009)

Jalaluddin,Filsafat Ilmu Pengetahuan,Cet.I (Jakarta:Rajawali Press,2013)

S suriasumantri,Jujun,Filsafat Ilmu,cet..(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,2009

Poespoprodjo,Logika Scientifika,Cet.III (Bandung:Pustaka Grafika,2010)

 Bahan dari internet.

Academiedu.Com diakses tanggal 8 April 2015 jam 10 : 23 wib

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan (controlling) merupakan bagian akhir dari fungsi pengelolaan/manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

[r]

Catatan Apabila Anda ingin menginstal lebih dari satu sistem operasi yang terdiri atas beberapa kombinasi Windows NT 4.0, dengan Windows 2000, ataupun Windows XP sebagai

Nilai Srategis Kawasan Kars Di Indonesia Dan Usaha Pengelolaannya Secara Berkelanjutan (Pelatihan Dasar Geologi Untuk Pecinta Alam dan Pendaki Gunung).. Samodra,

Form Login : Untuk Login Ke Program (Anda Bisa tekan F1 pada Keyboard) Form Logout : Untuk Logout dari Program (Anda Bisa tekan F2 pada Keyboard) Form Keluar : untuk Keluar

Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku merokok seseorang, terutama kapan seseorang harus memperoleh informasi mengenai bahaya

You will need to make initial queries to find banks and financial institutions that can help you with this marketing strategy and then apply for a merchant account to provide the

[r]