• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sendiri sebagai hasil pemebelajaran perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan pada lima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, institusi kesehatan, tempat kerja, dan tempat umum. Program ini mengajarkan dan menciptakan kondisi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memberikan komunikasi, informasi, edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam perialku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (sosial support), dan pemberdayaan masyarakat (Depkes RI, 2008).

2.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Tujuan Umum

Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. 2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.

b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat 2.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(2)

tangga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabuaten / Kota dibidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS (Proverawati, 2012)

2.4Ruang lingkup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sekumpulan kegiatan perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-hari dengan pedoman perilaku sehat meliputi lima ruang lingkup:

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh angogta keluarga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan

Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan adalah pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas kesehatan di institusi kesehatan, dan karyawan di institusi kesehatan.

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat-tempat umum

Sasaran PHBS di Tempat-tempat umum adalah masyarakat pengunjung/pembeli, pedagang, petugas kebersihan, pengelola, jamaah, pemelihara atau pengelola tempat ibadah, remaja tempat ibadah, penumpang, awak angkutan umum, pengelola angkutan umum

(3)

Sasaran pembinaan PHBS di Sekolah adalah siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja

Sasaran PHBS di tempat Kerja adalah seluruh karyawan yang bekerja di tempat kerja tersebut

2.5Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga

Perilaku Hidup dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber-PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS di rumah tangga yaitu:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi asi eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunaka jamban sehat

7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10.Tidak merokok didalam rumah

(4)

6-12 tahun yaitu: menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah

2.5.1Menggunakan Air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit dan terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus, Kecacingan, Penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. ( Proverawati, 2012)

Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan dan air tanah.

a. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat prespitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung

(5)

b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. c. Air Tanah

Air tanah (grand water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan air permukaan.

2.5.2 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan dapat mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi ulang. Tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.

(6)

bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. ( Proverawati, 2012)

Menurut Proverawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan sebagai berikut:

1. Setiap kali tangan kita kotor 2. Setelah buang air besar

3. Setelah menceboki bayi atau anak 4. Sebelum makan dan menyuapi anak 5. Sebelum memegang makanan 6. Sebelum menyusui bayi 7. Sebelum menyuapi anak

8. Setelah bersin, batu, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian 9. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan

Menurut World Health Organization (2009), langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun yaitu:

1. Basahi kedua tangan dengan air mengalir 2. Beri sabun secukupnya

3. Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan 4. Gosok sela-sela jari kedua tangan

5. Gosok kedua telapak dengan jari-jari rapat

6. Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosk ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan dan sebaliknya

(7)

sebaliknya

8. Gosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya. 9. Basuh dengan air

10.Keringkan tangan dengan tisu 11.Matikan keran air dengan tisu 12.Tangan sudah bersih

2.5.3 Menggunakan Jamban Sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya (Depkes RI, 2009)

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil. Penggunaan jamban kan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kecacingan dan penyakit kulit. Faktorrisiko lain, prilau akan BAB tidak di jamban atau disembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah dan tinja yang berisi telur cacing. Infeksi pada anak sering terjadi dikarenakan menelan tanah yang tercemat telur cacing atau melalui tangan yang terkontaminasi telur cacing

Menurut Proverawati (2012), syarat jamban yang sehat adalah:

(8)

2. Tidak berbau

3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus 4. Tidak mencemari tanah sekitarnya

5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan 6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung 7. Penerangan dan ventilasi yang cukup 8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai 9. Tersedia air, sabun dan alat pembersih 2.5.7 Tidak Merokok

(9)

disekitar perokok atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu hanya satu batang dalam sehari sedangkan perokok pasif adalah adalah orang yang bukan merokok tapi menghirup asap rokok orang lain.

Merokok baik secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti

1. meyebabkan kerontokan rambut 2. gangguan pada mata seperti katarak

3. kehilangan pendengaran lebih awal dibandingkan bukan perokok 4. menyebabkan paru-paru kronis

5. merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap 6. menyebabkan stoke dan serangan jantung

7. tulang lebih muah patah 8. menyebabkan kanker mulut

9. menyebabkan kemandulan dan impotensi 10.menyebabkan kanker rahim dan keguguran 2.6 Penyakit Berbasis Lingkungan

(10)

tersebut bisa dicegah atau dikendalikan, kalau kondisi lingkungan yang berhubungan atau diduga berhubungan dengan penyakit tersebut dihilangkan (Achmadi, 2013).

Beberapa contoh penyakit berbasis lingkungan, misalnya berbagai penyakit yang diderita sekali waktu pada sebuah komunitas yang hidup atau tinggal pada pemukiman padat berdesakan dengan sanitasi dasar yang buruk (Achmadi, 2011).

2.6.1 ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, factor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas (WHO,2008)

(11)

merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO,2008)

Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) membagi penyakit ISPA dalam dua golongan yaitu pneumonia (radang paru-paru) dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi lagi atas derajat beratnya penyakit, yaitu

pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Pneumonia tidak berat ditandai

secara klinis oleh adanya napas cepat, pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam sedangkan bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding kedalam dan tanpa adanya napas cepat. (Irianto, 2014)

(12)

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. ISPA yang berlanjut menjadi radang paru-paru sering terjadi pada anak-anak terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasikan dengan keadaan lingkungan yang kurang sehat. Risiko utama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya infeksi silang, beban imunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik. (Irianto,2014)

Pada ISPA dikenal tiga cara penyebaran infeksi yaitu: melalui aerosol yang lembut terutama oleh karena batuk, melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk dan bersin-bersin, dan melalui kontak langsung/tidak langsung dari benda yang telah dicemari jasad renik (hand to hand transmission). Pada infeksi virus, transmisi diawali dengan penyebaran virus ke daerah sekitar terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus yang menyebabkan ISPA terdapat 10-100 kali lebih banyak di dalam mukosa hidung daripada mukosa faring (Alsagaff 2010).

2.6.2 Diare

Menurut Syafrudin (2011) Diare merupakan keadaan dimana seseorang buang air berkali-kali , tinjanya encer dan kadang-kadang muntah. Diare disebut juga muntaber (muntah berak), muntah mencret atau muntah bocor. Kadang-kadang tinjanya juga mengandung darah atau lendir. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras melalui tinja.

(13)

1. Infeksi bakteri : Shigella, Salmonella, E.Coli, golongan Vibrio, Bacillus cereuc, Clostridium perfringes, Staphylococcus aureus, Camplyobacter

aeromonas.

2. Infeksi virus : Rotavirus, Norwalk, Adenovirus

3. Infeksi parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Ascaris, Trichuris, Strongyloides, dan Candida.

4. Aleregi terhadap makanan atau obat tertentu 5. Pamanis buatan

Gejala diare pada umumnya adalah mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang, perut mulas, frekuensi BAB meningkat, tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, muntah, dan lain-lain (Suharyono, 2008).

Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Setiap tahunnya 1,5 juta anak meninggal dunia karena diare (Agtini, 2011).

2.6.3 Kecacingan

Kecacingan adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. (WHO,2011)

(14)

ketika telur cacing pada tangan, kotoran, atau kuku tangan masuk kedalam mulut sewaktu anak menghisap jari tangan atau makan. Telur cacing akan menetas didalam tubuh dan cacing akan berpindah keusus besar dan meletakkan telurnya disekitar anus, biasanya pada malam hari. Gejala kecacingan dapat ditandai dengan gatal yang amat sangat, tidak dapat tidur dan sakit perut ( Irianto, 2014)

Menurut Mardianan (2008) Infeksi Kecacingan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang masih tinggi prevalensinya terutama pada kelompok umur balita dan anak usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh perkotaan.

Gejala penyakit kecacingan memang tidak nyata dan sering dikacaukan dengan penyakit-penyakit lain. Orang (anak) yang menderita cacingan biasanya lesu, kurang bergairah dan konsentrasi belajar kurang (Menkes, 2006)

Kebiasaan hidup kurang higienis menyebabkan angka terjadinya penyakit masih cukup tinggi. Infeksi parasit terutama parasit cacing merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi ini bisa menyebabkan morbiditas. Salah satunya banyak terjadi pada anak usia anak sekolah yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka (Yulianto, 2007).

2.6.4 Tuberklosisi Paru

(15)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis adalah adanya sumber infeksi yaitu penderita dengan kasus terbuka atau hewan yang menderita tuberkulosis (walaupun jarang ada), jumlah basil sebagai penyebab infeksi harus cukup, virulensi yang tinggi dari basil tuberkulosis, dan daya tahan tubuh yang menurun yang memungkinkan basil berkembang biak dan keadaan ini menyebabkan timbulnya penyakit tuberculosis paru (Alsagaff dan Mukty, 2010).

Sebagian besar basil Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airborene disease. Keadaan ini hanya berlangsung beberapa saat dan akan berhenti bila jumlah kuman yang masuk sedikit dan telah terbentuk daya tahan tubuh yang spesifik terhadap basil ini. Pada permulaan infeksi, basil tuberculosis masuk ke dalam tubuh yang belum mempunyai kekebalan, selanjutnya tubuh mengadakan perlawanan dngan cara yang umum yaitu melalui infiltrasi sel-sel radang ke jaringan tubuh yang mengandung tuberkulosis. Reaksi tubuh ini disebut reaksi non spesifik (tahap pra-alergis) yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu. Setelah reaksi radang non spesifik dilampaui, reaksi tubuh memasuki tahap alergis yang berlangsung kurang lebih 3-7 minggu (Alsagaff dan Mukty, 2010).

(16)

beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis (Alsagaff dan Mukty, 2010).

Penularan yang sering terjadi ialah melalui saluran pernapasan yang dikenal sebagai droplet infection, dimana basil tuberkulosis dapat masuk sampai ke alveol. Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama dengan penderita tuberkulosis paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih dikenal sebagai open case. Bentuk penularan lain adalah melalui debu yang beterbangan di udara yang mengandung basil tuberkulosis (Alsagaff dan Mukty, 2010).

2.6.5 Penyakit Kulit

Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan. Kulit juga merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organorgan tubuh didalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika, kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih akan tampak lebih indah (Indrawati, 2012)

(17)

lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit

Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Perry, 2005).

Penyakit kulit menurut Ganong (2006), merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal.

Kurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit. Hal ini terjadi karena bakteri yang selalu ada pada kulit mempunyai kesempatan untuk berkembang. Penyakit akibat kurangnya air bersih adalah segala macam penyakit kulit yang disebabkan jamur dan bakteri. (Slamet, 2007)

Menurut Irianto (2014) Kelainan kulit akibat infeksi jamur antara lain disebabkan oleh segolongan jamur dermatofita, ragi candida dan jamur malassezia furtur. Kelainan kulit akibat infeksi jamur dapat berupa:

(18)

2. Kurap: berupa infeksi kulit berbentuk bulat-bulat besar dengan diameter 3-4 cm, pinggirnya meninggi dan berwarna merah sedangkan bagian tengahnya bersisik halus dan menimbulkan rasa gatal.

3. Tinea Pedis: penyakit yang disebabkan oleh jamur pada kaki terutama pada telapak kaki dan sela-sela jari kaki.

4. Psoriasis: penyakit kulit dimana siklus hidup sel-sel kulit sangat cepat sehingga terbentuk sisik keperakan yang tebal dan gatal, kering bercak merah. Gejala yang timbul dapat berupa kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, siku, punggung dan lutut.

5. Ringworm: penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak lingkaran dikulit terasa sangat gatal dan menyebabkan bekas jika sering digaruk. Lingkungan yang lembab dan hangat seperti kamar uap, sauna, dan kolam renang adalah tempat yang paling sempurna bagi jamur ringrow untuk berkembang biak.

(19)

2.7 Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam (Poerwadarminta, 2006)

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.

2.8Pengungsi

(20)

Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. (UU RI No. 24 Tahun 2007)

Sedangkan dalam Ensiklopedia Indonesia pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah. Bencana ini dapat berbentuk banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh alam. Dapat pula bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia secara langsung. Misalnya perang, kebocoran nuklir dan ledakan bom.

Pengungsi dapat dibagi menjadi dua, yakni : 1. Pengunsi Internal

Adalah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang dipaksa atau terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah mereka atau tempat tinggal, sebagai akibat pertikaian bersenjata, perselisian internal, tindak kekerasan yang meluas, pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia, bencana alam atau bencana akibat ulah manusia, dan yang tetap berada dalam wilayah kekuasaan mereka itu sendiri.

(21)

internal juga dapat diartikan sebagai seseorang atau kelompok masyarakat yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain sebagai akibat dari bencana alam dan atau bencana sosial yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang dapat mengancam setiap jiwa individu dan kelompok. Berbagai pertikaian dan kekerasan, baik yang disebabkan oleh prasangka etnis (etnocentris), dan agama (religiosentris), maupun sebagai dampak kecemburuan penduduk lokal dengan pendatang yang berbasis ketimpangan dan perbedaan akses atas penguasaan sumber-sumber daya ekonomi, telah berakibat pada pengungsian besar-besaran warga masyarakat dari berbagai daerah.

2. Pengungsian Internasional

Menurut Konvensi Jenewa 1951 tentang status Pengungsi, Pengungsi Internasional dapat didefinisikana sebagai pengungsi lintas batas adalah seseorang yang oleh karena rasa takut yang wajar akan kemungkinan dianiaya berdasarkan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada suatu kelompok sosial tertentu, atau karena pandangan politik, berada di luar negeri kebangsaannya, dan tidak bisa atau karena rasa takut itu, tidak berkehendak berada di dalam perlindungan negeri tersebut (UNHCR, 2007).

(22)

2.9Kerangka Konsep

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Menggunakan air bersih 2. Mencuci tangan dengan

air bersih dan sabun 3. Menggunakan jamban

sehat

4. Tidak merokok

Keluhan Penyakit Berbasis lingkungan pada Anak Umur 6-12 tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung:

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat membutuhkan Program Pembangunan Pariwisata yang baru di Desa Tomok Parsaoran. No Pertanyaan Jawaban Responde

aktivitas yang dimulai dengan mengunyah bolus yang telah dikeluarkan dari.. rumen ke mulut hingga aktivitas menelan beberapa bolus, serta

Namun dapat disimpulkan bahwa jajanan dan permainan popular era ’80-an dapat menjadi bagian dari identitas budaya karena kedua hal tersebut merupakan ciri khas atau

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman ubi kayu di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu penggunaan pupuk yang tidak efisien, hal ini dikarenakan masih banyak petani

Penelitian yang dilakukan oleh Ashari, dkk (1994) membuktikan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba, perusahaan dengan

Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang melalui KSI telah berkontribusi dalam penyelenggaraan forum yang menyediakan informasi, masukan, dan

Efisiensi faktor produksi pupuk pada usahatani ubi kayu ini diukur dengan analisis fungsi produksi frontier, yang dilihat dari efisiensi teknis dan efisiensi

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) khususnya pasal 2 ayat (4) yang menyebutkan