• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba (Studi Deskriptif di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba (Studi Deskriptif di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo) Chapter III V"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu,

meneliti tindakan dan bersifat mengukur atau memperkirakan, mengadakan evaluasi

yang dilakukan kepada sejumlah individu. Penelitiaan Deskriptif dilakukan untuk

memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejalaatau fenomena.

3.2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Tomok

Parsaoran, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Adapun

alasan pemilihanlokasi penelitian karena daerah tersebut merupakan salah satu

destinasi pariwisata yang termasuk dalam rencana pengembangan kawasan pariwisata

Danau Toba dan lokasi penelitian yang dapat dijangkau dari segi akses lokasi yang

(2)

Gambar 1.2. Peta Lokasi Objek Wisata Tomok Parsaoran

3.3. Populasi Sampel 3.3.1Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian

atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono,

2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat dan Perangkat Desa

di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir yang dibagi kedalam

beberapa kelompok, yaitu Jenis Kelamin, Umur, Rumah Tangga, Kewarganegaraan,

Agama, dan Lapangan Pekerjaan. Berdasarkan kelompok-kelompok tersebut, maka

(3)

sebagai kelompok yang menjadi populasi penelitian dengan jumlah populasi

berjumlah 487 kepala rumah tangga

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti atau sebagian anggota populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi

(Martono, 2010).

Untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian

digunakan rumus Slovin dalam Sunyoto (2013:16), yaitu sebagai berikut:

� = N

1 + N (e)2 Keterangan:

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

(e = 10%)

Berdasarkan jumlah Kepala Keluarga tahun 2016 di Desa Tomok

sebanyak 487, dan e=10%, diperoleh jumlah sampel sebesar:

�= �

1 +� (�)2

= 487

(4)

= 487 1 + 487 (0,1)2

= 487 1 + 4,87

= 487 5,87

= 82,96 dibulatkan menjadi 83 orang

Berdasarkan rumus Slovin tersebut ditetapkan sampel penelitian

sebanyak 83 orang dengan melakukan pemilihan sampel secara acak

(random).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer merupakandatayangdiperolehlangsungdarinarasumber asli

(tidakmelaluimedia perantara).Dataprimerdapatberupa opinisubjek(orang)

secara individualataukelompok,hasilobservasiterhadapsuatubenda (fisik),

kejadianatau kegiatan, dan hasil pengujian dalampenelitian tersebut.

Metodeyang digunakanuntuk mendapatkan dataprimeryaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulandata dengan menyebarkan pertanyaan

yangtersusunsecara dalambentukangketyangdiberikankepada

respondendan diisiolehresponden.

Jenisangketyangdigunakandalampenelitianiniyaitu

bersifattertutupberdasarkanskala likert. Skala

(5)

responden terhadap suatu objek, dimana

dalamangketdiberikanpertanyaansehingga respondendibatasidalam

memberikanjawaban.

b .Data sekunder adalahdatayangdiperolehsecara tidaklangsungdariobjek

penelitian.Pengumpulandatasekunderdalampenelitianinidilakukandengan

carakepustakaandanpencatatandokumen,yaitudenganmengumpulkandata dan

mengambilreferensi,dokumen,makalah,jurnal,sertabahandarisitusinternet yang

dianggap revelan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitianini

tentunyayangberkaitan denganPartisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan

dan Pembangunan Kawasan Pariwisata di Danau Toba.

3.6. Instrumen dan Aspek Pengukuran

a. Instrument

Instrument adalah alat yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa

kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan

mengenai Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaa dan Pembangunan

Kawasan Pariwisata di Danau Toba

b. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dari penelitian didasarkan dari jawaban responden

terhadap pertanyaan yang diberikan disesuaikan dengan skor. Pada penelitian

ini kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk masyarakat yang

(6)

Pengukuran dalam kuesioner menggunakan skala likert untuk

mengukurPartisipasi Masyarakat terhadap Perencaaan dan Pembangunan Kawasan Pariwisata di Danau Toba di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan simanindo Kabupaten Samosir. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan,

mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang dipilih. Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Tabel 3.1 Skala penilaian Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju / Sesuai/Mendukung 5

2 Setuju/Sesuai/Mendukung 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak Setuju/Tidak Sesuai/Tidak Mendukung 2 5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Sesuai/Tidak

Mendukung

1

Sumber (Sugyiono, 1993)

1.7 Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif peneliti dapat mengumpulkan data dari hasil

kuesioner yang bersifat tertutup dan semi terbuka. Data tersebut semua umumnya

masih dalam bentuk hasil penelitian langsung, oleh karena itu perlu di seleksi dan

dibuat kategori-kategori. Di sini peneliti akan mengelompokkan data yang

diperoleh di lapangan berdasarkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

(7)

kuesioner yang selanjutnya akan dipelajari, ditelaah dan dianalisis secara

kuantitatif, secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.

Pengelolahan data menggunakan SPSS 20. Proses pengolahan datadalam

penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. PengeditanData(Editing)

Kegiataninidilakukanuntukmenelitisetiapdaftar pertanyaanyang telah

diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan

konsistensi jawabandankoreksiterhadapkesalahan pengisian.

2. Pengkodean Data(Coding)

Pemberiankodeyangdimaksudkanuntukmempermudahpada saat

analisisdatadanjugamempercepatpadasaatpemasukandata,yaitu dengan

memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.

3. PemasukkanData(Entry)

Tahapaninidilakukandengancaramenghitungdatasecarastatistik untuk

diolah dan dianalisis menggunakan SPSS.

4. PengecekanData(Cleaning)

adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada

kesalahanatautidak.

1.8. Teknik Analisa Data

1.8.1.Analisis Distribusi Frekuensi

Analisis distribusi frekuensi adalah analisa yang dilakukan dengan

(8)

frekuensi. Tabel distribusi frekuensi merupakan langkah awal dalam

menganalisa data yang terdiri dari kolom (Singarimbun, 1995:266) yaitu

sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas

interval (Kuswanto,2006). Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari

suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam

bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga

kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.

3.9Uji Reabilitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek yang

dikaji yaitu untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung

jawabkan ataupun jika diulangi pengukurannya akan menghasilkan data yang

tidak berbeda. (Kerlinger dan Lee, 2000). Uji reabilitas ini menggunakan alat

ukur Alpha Cronbach. Apabila suatu komponen di uji akan menunjukkan angka

lebih dari 0.50 berarti item-item kuesioner yang diukur telah mempunyai

(9)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Desa Tomok Parsaoran

Desa Tomok Parsaoran adalah salah satu desa di Kecamatan Simanindo yang

dimekarkan dari Desa Tomok pada tahun 2011, dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ronggur Ni Huta Kecamatan

Ronggur Ni Huta

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tomok Kecamatan Simanindo

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Garoga kecamatan Simanindo.

Luas wilayah Desa Tomok Parsaoran adalah sekitar 5,80 km2 atau 517 Ha

dimana 30% berupa dataran yang bertopografi berbukit-bukit, dan 70%

daratan dimafaatkan sebagai lahan pertanian untuk persawahan irigasi,

(10)

Tabel 4.1 Sarana Dan Prasarana Desa

No Sarana/Prasarana Jumlah/Volume Keterangan

1 Kantor Desa 1 Dusun I

2 Polindes 1 Dusun II

3 Gereja 2 Dusun I

4 SD Negeri 1 Dusun III

5 Sungai 2 Semua Dusun

6 Jalan Tanah 2 Dusun III

7 Jalan Koral 2 Dusun II, III

8 Jalan Porox/Hotmix 1 Dusun I

9 Jalan Aspal 2 Dusun I, II

10 Sumur Bor 20 Semua Dusun

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

4.1.2. Sejarah Desa

Dengan dikeluarkanya Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor: 2 Tahun

2011 Tentang pemekaran Desa di Kecamatan Simanindo, Sinajur Mula Mula, Palipi,

Sitio Tio dan Kecamatan Harian, Desa Tomok Parsaoran resmi menjadi salah satu

desa di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Desa Tomok Parsaoran

sebelumnya merupakan salah satu dari tiga kampung di Desa Tomok yaitu kampung

Tomok Parsaoran dimana luas dan batas wilayah kampong Tomok Parsaoran ini

sama dengan batas wilayah Tomok Parsaoran yang baru. Kampung Desa Tomok

Parsaoran menurut sejarah, secara turun temurun dipimpin oleh Ompu Soributtu

Sidabutar sampai sekarang. Latar belakang Desa Tomok berasal dari Desa Tolmok

(11)

Masyarakat Desa Tomok masih menganut agama atau kepercayaan Parmalim

dan sampai sekarang masih ada pengikut kepercayaan tersebut. Sejarah yang terjadi

ada 3 masa yaitu :

a. Masa Kerajaan

b. Masa Penjajahan

c. Masa kemerdekaan

a. Masa Kerajaan

Kampong Tomok dipimpin oleh Raja Ompu Soributtu Sidabutar dan

masyarakat terdiri dari marga Sijabat, Sidabalok, Siadari, Sitindaon, Harianja,

Sigiro dan beberapa marga lainya.

b. Masa Penjajahan

Desa Tomok pada masa penjajahan dipimpin oleh Seorang Raja yaitu :

raja Ihutan Sidabutar dari keturunan Ompu Ujung ni Barita Sidabutar dan

beberapa tahun berikutnya kepemimpinan berubah menjadi Ompu Raja Nauli

Sidabutar yang disebut nigari Tomok, dan setelah itu berubah lagi

kepemimpinan ketua dewan. Ketua dewan pertama dipimpin oleh Guru

Herman Sidabutar dan ketua dewan kedua dipimpin oleh AMC Sidabutar.

Pada saat itu kepemimpinan ketuda dewan kedua Desa Tomok dibagi menjadi

(12)

1. Kampung Tomok Pardomuan dipimpin oleh Zakeus Sinaga

2. Kampung Tomok Pardamean dipimpin oleh Daut Sijabat

3. Kampung Tomok Parsaoran dipimpin oleh Farel Sidabutar.

c. Masa Kemerdekaan

Sesudah merdeka Desa Tomok dibagi menjadi dua desa :

1. Desa Tomok Paedamean dipimpin oleh Oberlin Sidabutar

2. Desa Tomok Parsaoran dipimpin oleh Luter Sidabutar.

Pada periode kedua : Desa Tomok Pardamean dipimpin oleh Zahia Sidabutar dan

Desa Tomok Parsaoran dipimpin oleh Hanna Sidabutar.

Pada tahun 1992 Desa Tomok Pardamean dan Desa Tomok Parsaoran

digabung menjadi satu desa namanya Desa Tomok yang dipimpin oleh Jhonson

Sidabutar selama 17 tahun, dan 2007 diadakan pemilihan kepala desa periode

2008-2013 dipimpin oleh Martuppak Sidabutar, sesuai dengan peraturran pemerintah

kabupaten samosir Nomor 02 tahun 2011 Desa Tomok dimekarkan menjadi dua desa

yaitu :

1. Desa Tomok ( Tomok Induk )

2. Desa Tomok Parsaoran

Dan hasil pemilihan kepala desa tanggal 24 Desember 2011

(13)

4.1.3. Demografi

Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

Berdasarkan kelompok umur, penduduk Desa Tomok Parsaoran dapat dilihat

seperti pada tabel berikut :

No Dusun Luas

Wil. (km2)

Jml. Penduduk

(jiwa)

Laki-Laki Perempuan Rumah Tangga

Kepadatan (jiwa/km2)

1 I 2 740 350 390 97 120.40

2 II 2,80 526 151 375 89 37.71

3 III 1 341 143 198 32 85.6

(14)

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah

F %

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

2.1.4. Keadaan Sosial

Keadaan sosial masyarakat Desa Tomok Parsaoran cukup baik, keadaan ini

juga didukung oleh masyarakatnya yang tidak terlalu heterogen, hamper semua

masyarakat desa ini satu suku yakni suku Batak Toba dan menganut agama Kristen

Protestan dan Katolik. Sehingga hamper tidak pernah terjadi gesekan social skala

besar kecuali konflik individu skala kecil. Disamping itu secara kultural penduduk

Desa Tomok Parsaoran masih berasal dari satu klan keturunan marga Sidabutar

(15)

1. Agama

Penduduk Desa Tomok Parsaoran mayoritas menganut agama Nasrani yang

terbagi kedalam agama Agama Kristen Protestan dengan dua aliran yakni HKBP dan

Pentakosta dan agama Kristen Katolik. Desa Tomok Parsaoran terdapat 2 tempat

ibadah yakni : Gerja Pentakosta dan gereja Katolik. Tetapi tidak seluruhnya umat

gereja ini berasal dari Tomok Parsaoran dan sebaliknya sebagian masyarakat Desa

Tomok Parsaoran menjadi Jemaat Gereja yang terletak tidak di Desa Tomok

Parsaoran. Sepanjang sejarah tidak pernah terjadi gesekan antar agama di desa ini.

Tabel 4.4 Data Penduduk Desa Tomok Parsaoran berdasarkan Agama dan Jenis Kelamin

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

No Agama Pria Wanita

F % F %

1 Protestan 453 70,34 627 65,1

2 Katolik 140 21,73 250 25,96

3 Islam 28 4,34 45 4,67

4 Buddha 3 0,46 1 0,1

5 Pentakosta 20 3,10 40 4,15

(16)

2. Sosial Politik

Sosial politik di Desa Tomok juga sangat kondusif terbukti dari beberapa kali

pelaksanaan pemilihan umum baik pemilihan legislatif maupun eksekutif dan

terutama pemilihan kepala daerah, partisipasi masyarakat sangat tinggi. Salah satu

bukti yang paling akhir adalah pemilihan Kepala desa Tomok Parsaoran yang

dilaksanakan bulan Desember 2011 berjalan dengan lancer, kondusif da penuh

dengan semangat kekeluargaan. Tidak ditemukanya adanya perpecahan di kalangan

masyarakat, dan seluruh aspirasi masyarakat tetap terkomodir dengan baik.

3. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Desa Tomok Parsaoran tetap

terjada dan sangat baik, hamper tidak ada peristiwa criminal di desa ini selama

beberapa tahun terakhir. Tetapi persoalan yang perlu mendapat perhatian dari

Pemerintah baik Pemerintah Desa maupun jajaran pemerintah diatasnya adalah

masalah sengketa lahan pertanian yang kerap terjadi dan tetap berpotensi menjadi

masalah yang relative besar di masa yang akan dating.

4. Sosial Ekonomi

Sisi social ekonomi, Desa Tomok Parsaoran memiliki potensi yang sangat

besar dikembangkan. Salah satu potensi yang Nampak adalah masih luasnya lahan

tidur yang cukup subur khususnya di Dusun III, lahan ini sangat potensial

dikembangkan menjadi areal pertanian khusunya tanaman palawijaya sayur dan buah,

(17)

lahan ini juga bias dikembangkan untuk peternakan, khususnya peternakan besar

seperti Sapi, Kuda, Kerbau dan Kambing.

Selain areal yang disebutkan di atas, sesungguhnya Desa Tomok Parsaoran

memang dihuni penduduk bermata pencahrian sebagai pedagang/wiraswasta 60%,

Pegawai Negeri 5% dan sebagai Petani 35%, namun pertanian yang dikembangkan

selama ini masih pertanian tradisional seperti padi, kopi, bawang, cabai, cengkeh, dan

lain-lain. Dibutuhkan sebuah pembahuruan dibidang pertanian untuk meningkatkan

produksi pertanian yang telah ada khususnya untuk menyikapi lahan pertanian yang

relatif kurang subur khususnya di Dusun I dan II, keterbatasan lahan dan teknologi

pertanian yang ramah lingkungan mutlak diperlukan.

Tabel 4.5 Data Penduduk Desa Tomok Parsaoran Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Pria Wanita Jumlah

1 Petani 112 60 172

2 Pedagang/Wiraswasta 15 160 175

3 PNS 6 11 17

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

5. Sosial Budaya

Desa Tomok Parsaoran sudah sejak lama dikenal sebagai sebuah wilayah adat

yang masih aktif dan terpelihara hingga saat ini, Desa Tomok Parsaoran identik

dengan “ bius ”, Tomok Parsaoran yang dikenal dengan “ Bius Parsaoran “. Dalam

kehidupan sehari-hari adat ( batak ) sangat dominan dan sudah tertata dengan baik

oleh para tetua-tetua di Desa Tomok Parsaoran. Beberapa hal yang belum tercipta

(18)

desa kedepan untuk menciptakan kelompok seni untuk mengangkat citra Desa Tomok

Parsaoran sekaligus menjadi sarana pembinaan kaum muda dan kepariwisataan.

6. Kesehatan

Desa tomok Parsaoran memiliki sarana kesehatan desa yakni Polindes di

Dusun II dan dilayani oleh satu orang bidan desa. Dari sisi jumlah penduduk,

sesungguhnya keberadaan sarana kesehatan ini sudah memadai, tetapi dari sisi

sebaran wilayah sebagian wilayah di desa ini masih sulit mengakses sarana kesehatan

ini, karena topografi Desa Tomok Parsaoran yang membentang sejauh 10 kilometer

dan jarak antar perkampungan cukup jauh.

Tabel 4.6 Jumlah Sarana Kesehatan menurut Dusun Tahun 2014 Dus

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

Salah satu masalah kesehatan yang sangat mendesak untuk dibenahi adalah

masih sulitnya mewujudkan masyarakat berprilaku hidup sehat, hal ini disebabkan

belum adanya sarana air bersih sehinggga sebagian kecil penduduk belum memiliki

(19)

7. Pendidikan

Pendidikan di Desa Tomok Parsaoran memiliki 1 gedung Sekolah Dasar

Negeri yang letaknya berada di Dusun II. Secara umum Desa Tomok Parsaoran

menjunjung tinggi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sebagian besar anak usia

sekolah dasar bersekolah bahkan hingga sekolah lanjut tingkat pertama, tetapi

kemudian beberapa orang tidak melanjut ke jenjang yang lebih tinggi karena

keterbatasan ekonomi dank arena faktor lainya.

Tabel 4.7 Indikator Pendidikan Desa Tomok Parsaoran Tahun 2014

Indikator Pendidikan Jumlah

Laki-Laki Perempuan Total

1. Partisipasi Pendidikan F % F % F %

a. Penduduk 15 tahun Keatas menurut Status Pendidikan

(20)

c. SMTA 46 14,89 32 11,31 78 13,18 d. Diploma 8 2,59 6 2,12 14 2,37

Jumlah 309 100 283 100 592 100

Angka Buta Huruf 2014 1 100 3 100 4 100

Angka Melek Huruf Tahun 2014

610 100 290 100 900 100 Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

2.1.5. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi masyarakat Tomok Parsaoran sesungguhnya sudah menuju

sejahtera, sekalipun sebagian kecil menjadi karyawan di perusahaan yang ada di desa

ini atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ). Perdagangan

merupakan sector ekonomi utama yang menopang kehidupan hamper seluruh

masyarakat Desa Tomok Parsaoran kecuali beberapa orang yang berprofesi sebagai

Guru PNS di sekolah dasar dan petani tradisional yang ada di Tomok Parsaoran.

Pertanian yang digeluti hamper seluruhnya masih bersidat tradisionnal, sehingga

sekalipun luas lahan terbatas tidak seluruhnya bias diusahai oleh masyarakat. Masih

terdapat lahan tidur yang cukup luas di desa ini, persoalan utama tanah-tanah yang

tidak diusahai ini adalah keterbatasan tekhnologi dan pemilikan lahan yang belum

jelas, karena sebagian besar dimiliki bersama satu rumpun keluarga atau bahkan satu

(21)

1. Pertanian

Pertanian di Desa Tomok Parsaoran secara umum dibagi menjadu dua bagian,

yakni pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Pertanian lahan basah

terdapat di Dusun II dan Dusun III. Pertanian lahan basah meliputi persawahan dari

dua daerah irigasi yakni daerah irigasi pattildi Dusun III dan daerah irigasi sosor

galung di Dusun II. Kedua daerah irigasi ini mengairi beberapa hamparab persawahan

penduduk yang sudah diusahai selama berpuluh tahun. Persawahan ini mampu

memproduksi padi dengan kualitas dan produktifitas yang baik. Persoalan umum

yang dihadapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan bergantung terhadap pupuk

kimia yang semakin besar.

Pertanian lahan kering terdapat di ketiga dusun, dan di Dusun III masih

terdapat potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian lahan kering ini

khususnya tanaman palawijaya dan hltikultura sayur dan buah. Selain itu tanaman

(22)

Tabel 4.8 Luas Lahan Pertanian dan Peruntukanya No Jenis Lahan Luas

Lahan

Peruntukan Jenis Akomoditi

1 Ha Holtikultura sayuran

0.2 Ton/Ha

2 Ha Buah-buahan 3 Ton.Ha

1 Ha Cabai 0.2 Ton/Ha

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

2. Peternakan

Selain pertanian, hamper seluruh warga desa ini juga peternak secara

tradisional. Hewan ternak yang diusahai penduduk secara umum terdiri dari ternak

besar, kecil dan unggas. Ternak besar seperti Kerbau, sapi, kuda dan ternak kecil

diantaranya adalah kambing dan babi, serta ungags diantaranya adalah ayam dan

bebek. Kegiatan beternak biasanya masih bersifat tradisional dan merupakan usaha

sampingan. Karena Produksi ternak yang terbatas, biasanya sebagian besar hasil

ternak warga hanya untuk dikonsumsi rumah tangga sendiri dan hanya sedikit yang

(23)

Tabel 4.9 Jenis dan Jumlah Ternak di Desa Tomok Parsaoran

No Jenis ternak Jumlah

1 Kerbau 18

2 Kuda 1

3 Kambing 3

4 Babi 90

5 Ayam 1500

6 Bebek 50

Sumber : Dokumen RPJM-Desa/KPMD 2014

4.2.Kondisi Pemerintahan 4.2.1. Pembagian Wilayah Desa

Pembagian wilayah Desa Tomok Parsaoran dibagi menjadi 3 dusun yang

dipimpin oleh kepala dusun yang merupakan bagian dari struktur Pemerintahan Desa.

Masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara administrasi pemerintah,

namun secara kultur bias dibedakan atas beberapa kampong yang dikenal dengan

“huta”, “sosor”, “Lumban”, masing-masing kampong ini memiliki nama sendiri yang

menjadi identitas setiap warga yang bermukim didalamnya. Selama puluhan dan

ratusan tahun kondisi ini masih tetap dipertahankan dan belum ada masalah, kecuali

persoalan keadministrasian karena belum dikenal penamaan dan penomoran rumah

warga. Kedepan diperlukan sebuah kajian khusus untuk formalisasi nama kampong

yang barangkali disertai kajian akademis sehingga tidak merusak kultur masyarakat

(24)

Tabel 4.10 Penamaan Kampung di Desa Tomok Parsaoran

No Dusun Nama Kampung

1 Dusun I Tomok Parsaoran Sitio-tio

Gurning Tomok bolon toruan

Parluasan

2 Dusun II Tomok Parsaoran Sosor galung

Huta anggiran

3 Dusun III Tomok Parsaoran Sigambal

Tiga runggu Lumban dolok

(25)

4.1.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Struktur organisasi Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo menganut

system kelembagaan pemerintah desa dengan pola minimal, selengkapnya disajikan

dalam gambar sebagai berikut .

Gambar 4.2.1 Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

KAUR Pemerintahan

( Anderson Sigiro)

Kepala Desa ( Mangiring Tua

Sidabutar)

KAUR Permasyarakatan

( Asima Silalahi)

KAUR Pembangunan

( Rosinda Naibaho) Sekdes

(………..)

KADUS III

( Togar Sitanggang) KADUS II

(26)

4.3. Karakteristik Responden

4.3.1. Karakteristik Responde Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.11 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Laki-Laki Perempuan Total

F % F % F %

1 46 55,4 37 44,6 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak menitikberatkan pada

jenis kelamin tertentu, setiap jenis kelamin memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi sampel, baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal di wilayah

Desa Tomok Parsaoran.

BerdasarkandalamTabel4.11persentasirespondenberdasarkan jenis kelamin di

Desa Tomok parsaoran dan Desa Tomok Induk komposisi responden berjenis

kelamin laki-laki frekuensi 46 responden dengan presentase sebanyak55,4% dan

frekuensi komposisi responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 37responden

dengan presentase 44,6%..

Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa tidak ada batasan jenis kelamin untuk

berpartisipasi ke sektor pariwisata. Laki-laki dan perempuan memiliki kontribusi

masing-masing dalam berpartisipasi di sektor pariwisata. Laki-laki berkontribusi

dalam rana objek wisatanya seperti : menjadi tour guide untuk wisata sejarah

budaya, bermain speedboard, banana boat dan mengukir souvenir khas budaya di

Desa Tomok Parsaoran. Sedangkan perempuan berkontribusi di sector pariwisata

(27)

penginapan unutk wisatawan yang berkunjung.

4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Responden Jumlah

(28)

Responden yang diperlukan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di

Desa Tomok Induk dan Desa Tomok Parsaoran dan mengerti akan permasalahan

yang di bahas, maka dari itu umur responden dibatasi oleh peneliti yaitu umur

responden 17 tahun keatas.

Datadiatasmenunjukkanbahwarespondenmemilikikomposisi umur yang

bervariasiagarpenelitimendapatkan datayanglebihlengkapdanmewakilisemua

karateristik umur. Dari data tersebutdapatdilihatbahwa karakteristik usia responden

di Desa Tomok Induk dan Desa Tomok Parsaoran adalahusia21 – 59 tahun.

Dari tabel 4.12 dapat ditarik kesimpulan bahwa usia responden dari

21-59 memiliki kontribusi dalam sektor pariwisata. Karena pariwisata sudah

menjadi salah satu mata pencahrian bagi masyarakat Desa Tomok Parsaoran

sehingga sedini mungkin anak-anak diajarkan bagaimana berkontribusi di

sector pariwisata demi kepentingan hidup mereka. Salah satunya adalah

dengan mengukir souvenir khas Desa Tomok Parsaoran dengan bahan yang

mudah didapat di desa dan dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke Desa

(29)

4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.13 Tabel Karakteristik Tingkat pendidikan Responden

NO Pendidikan Responden Jumlah

F %

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Berdasarkan data pada tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan responden sangat beragam. Tabel di atas menunjukkan bahwa

lebihbanyakrespondenyangmemilikilatar belakang pendidikanSMA/SMK. Hal ini

disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana pendidikan di Desa Tomok

Parsaoran dan Desa Tomok Induk serta kemampuan ekonomi masyarakat yang

rendah membuat masyarakat di Desa Tomok Parsaoran dan Desa Tomok Induk

kesulitan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan di

Desa Tomok Parsaoran dan Desa Tomok Induk memiliki responden yang tidak

sekolah ketidaksanggupan dalam membiayai pendidikan.

Datadiatas menunjukkanbahwa

respondenmempunyailatarbelakangpendidikanyangcukup baik karena 69,9% rata-rata

responden memiliki latar belakang pendidikan SMA dari 83 responden dan

respondenlatarbelakangberpendidikanSarjana dan

(30)

responden.

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa setiap jenjangan pendidikan memiliki

kontribusi di dalam sector pariwisata. Semakin tinggi pendidikan responden maka

akan mempengaruhi pola berpikir responden dalam melihat dan menanggapi

bagaimana atau kontribusi apa yang responden dapat lakukan untuk meningkatkan

sector pariwisata baik untuk kepentingan pribadi dan kepentingan wisatwan.

4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

NO Pekerjaan Responden Jumlah

F %

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Pada tabel 4.14 responden di Desa Tomok Induk dan Desa Tomok

Parsaoran lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta dengan membuka usaha

homestay, rumah makan, jualan souvenir, dan warung-warung kecil untuk

keperluan para wisatawan.

Dari tabel 4.14 juga menunjukkan bagaimana tingginya kontribusi

pekerjaan responden dalam sektor pariwisata di Desa Tomok Parsaoran yang

(31)

membuka usaha Homestay kepada wisatawan, jualan souvenir untuk para

wisatawan dan rumah makan untuk para wisatawan.

4.4 Analisis Partisipasi Masyarakat

4.4.1Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Pariwisata

Tabel 4.15. Tanggapan Responden Mengenai Partisipasi Responden dalam Kegiatan Musrembang

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Saya ikut dalam kegiatan Musrembang Desa dan memberi saran di dalam Musrembang

Kurang Setuju 4 4,8

Setuju 71 85,5

Sangat Setuju 8 9,6

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.16. Tanggapan Responden Mengenai Saran Masyarakat dalam Musrembang

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Dalam rapat

Musrembang desa saran masyarakat selalu

(32)

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pengambilan Keputusan Rapat Musrembang ada di Tangan Masyarakat.

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Dalam Musrembang desa pengambilan keputusan ada di tangan masyarakat

Tidak Setuju 5 6,0

Kurang Setuju 7 8,4

Setuju 49 59,0

Sangat Setuju 22 26,5

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.18 Hubungan Antara Masyarakat dengan Pemerintah dalam Musrembang

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Terjadinya Tanya jawab antara masyarakat dengan pemerintah/apparat desa

(33)

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Kesadaran Masyarakat akan Kebutuhan yang belum Tercapai

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

4.20 Tanggapan Responden Terhadap Pemerintah Bersedia Mendengar dan Menampung Aspirasi Masyarakat

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Musrembang adalah musyawarah rencana pembangunan desa yang bersifat

partisipatif di mana diselenggarakan oleh para pemerintah desa bekerja sama dengan

masyarakat untuk membangun pemahaman kepentingan pembangunan desa dengan

cara rapat bersama atau pemerintah desa dipertemukan dengan masyarakat setempat

dalam membahas pembangunan dan permasalahan di Desa. Dari tabel 4.15 dapat

diketahui bahwa responden sebanyak 71 dengan persentasi 85.5% ikut berpartispasi

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat sadar akan apa yang mereka

butuhkan selama ini yang belum dilakukan oleh pemerintah

Kurang Setuju 37 44,6

Setuju 45 54,2

Sangat Setuju 1 1,2

Total 83 100

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Pemerintah bersedia mendengar dan menampung aspirasi masyarakat terkait perencanaan dan

pembangunan pariwisata di Desa Tomok Parsaoran

Tidak Setuju 1 1,2

Kurang Setuju 14 16,9

Setuju 49 59,0

Sangat Setuju 19 22,9

(34)

dalam kegiatan musrembangdes yang diadakan bulan Januari tahun 2017 di Desa

Tomok Parsaoran.

Rapat musrembang adalah langkah awal bagaimana kedepannya perencanaan

pembangunan desa dan apa yang akan dilakukan. Salah satu cara adalah dengan

mendengar langsung saran dari masyarakat itu sendiri karena merekalah yang

mengerti dan mengetahui apa kekurang desa demi kebaikan bersama.

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dalam setiap rapat musrembang yang

dilakukan, sebanyak 53,0% responden mengatakan bahwa ketika kegiatan

musrembang dilaksanakan saran masyarakat selalu didengar sehingga memberikan

dorongan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan musrembang.

Dari tabel 4.17 dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam Rapat

Musrembangdes, responden dengan frekuensi 49 dengan persentasi 59.0% setuju

bahwa keputusan hasil rapat musrembang ditentukan oleh masyarakat yang ikut

dalam kegiatan musrembang berdasarkan apa yang dirasakan masyarakat sehingga

masyarakat lebih mengetahui apa yang harus dilakukan untuk pembangunan desa.

Dari tabel 4.18 dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam Rapat

Musrembangdes, responden dengan frekuensi 53 dengan persentasi 63.9%

menyetujui adanya terjadi Tanya jawab antara masyarakat dengan apparat desa. Dari

tabel 4.19 dapat kita ketahui bahwa sebanyak 54,2% responden mengatakan setuju

kalua masyarakat sadar akan apa yang mereka butuhkan selama ini yang belum

dilakukan oleh pemerintah dan ini mereka jelaskan kepada pihak aparatur desa dan

pemerintahan dalam rapat musrembang desa agar pemerintah tau apa yang harus

(35)

disimpulkan bahwa sebanyak 59,0% responden mengatakan bahwa pemerintah

bersedia menampung aspirasi masyarakat terkait perencanaan dan pengembangan

pariwisata di Desa Tomok Parsaoran. Ini menunjukkan adanya hubungan yang baik

antara pemerintah/aparatur desa dengan masyarakat setempat yang memberikan

masyarakat kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata yang

akan berdampak baik bagi pembangunan dan semua pihak yang ada kedepannya.

4.4.2. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan

Tabel 4.21Tanggapan Responden dalam Berpartisipasi mempromosikan Objek Wisata Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Saya berpartisipasi dalam mempromosikan objek wisata di Desa Tomok Parsaoran

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Berpartisipasi Untuk Menjadi Pemandu Wisatawan

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Saya bersedia untuk menjadi pemandu

(36)

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan Masyarakat dalam kegiatan yang Dilakukan Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel. 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Keterlibatan dalam Organisasi untuk Meningkatkan Pengembangan Objek wisata di Desa Tomok

Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Saya terlibat dalam organisasi masyarakat dalam meningkatkan objek wisata di Desa Tomok Parsaoran

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

4.25 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat Selalu berusaha Menyediakan Keperluan wisatawan

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat selalu berusaha menyediakan

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

(37)

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Adanya even Tahunan untuk menarik Kunjungan wisatawan

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Adanya even-even atau kegiatan rutin yang dilakukan oleh

masyarakat sekitar objek wisata Desa Tomok Parsaoran untuk menarik minat wisatawan

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang paling penting dalam pembangunan,

karena inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Tahap pelaksaan pembangunan

pariwisata di Desa Tomok Parsaoran diwujudnyatakan dalam bentuk tindakan seperti

berpartisipasi dalam mempromosikan objek wisata di Desa Tomok Parsaoran dan

manjadi pemandu wisatawan yang membutuhkan.

Promosi pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memperkenalkan pariwisata yang menjadi daya Tarik dari sebuah daerah yang

bertujuan untuk mempengaruhi wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah

tersebut. Kegiatan promosi harus dapat memanfaatkan segala media yang ada serta

melakukan berbagai kegiatan-kegiatan di luar daerah pariwisata tersebut. Promosi

tersebut bukanlah hanya tugas dari pemerintah atau aparatur desa saja, melainkan

(38)

Desa Tomok Parsaoran ke orang banyak melalui media-media yang dapat dilihat

dengan mudah oleh para pengguna media social dan wisatawan

Dari tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 72,3% responden setuju dengan

berpartisipasi dalam mempromosikan objek wisata yang ada di Desa Tomok

Parsaoran ke setiap media yang mereka miliki agar harapanya para pengguna media

dan wisatawan bisa mengetahui bahwa ada objek wisata yang bagus untuk

dikunjungi. Sedangkan tabel 4.22 diketahui sebanyak 59,0% setuju responden

bersedia menjadi pemandu wisatawan yang membutuhkan. Ini membuktikan bahwa

sifat keramah tamahan dengan wisatawan adalah salah satu hal yang menarik

perhatian para wisatawan untuk berkunjung.

Tabel 4.23 diketahui bahwa sebanyak 59,0% responden menyetujui bahwa

masyarakat ada terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah Kabupaten Samosir dalam mengembangkan pariwisata Danau Toba di Desa

Tomok Parsaoran, Salah satunya adalah dengan mengadakan pesta tahunan yang

bertajuk budaya dan pariwisata untuk memikat para wisatawan untuk mengunjungi

dan mengetahui bagaimana indahnya kebudayaan Batak Toba di Desa Tomok

Parsaoran.

Tabel 4.24 diketahui bahwasebanyak 34,9% responden menyetujui bahwa

adanya keterlibatan masyarakat dalam organisasi untuk meningkatkan pengembangan

(39)

lokal, alam dan meningkatkan kreatifitas masyarakat setempat untuk menjadikan

kreatifitas sebagai jasa utuk mendapatkan penghasilan dibidang pariwisata.

Tabel 4.25 disimpulkan bahwa responden sebanyak 71,1% menyetujui bahwa

masyarakat selalu berusaha menyediakan keperluan wisatawan yang berkunjung baik

dari segi keperluan jasmani, rohani dan aspek lainya. Ini menunjukkan bahwa

masyarakat berpartisipasi atau berkontribusi dalam peningkatan kunjungan wisatawan

karena menyediakan keperluan para wisatawan yang berkunjung sehingga para

wisatawan merasa nyaman dengan kepenuhan yang terpenuhi.

Tabel 4.26 diketahui sebanyak 55,4% responden menyetujui bahwa adanya

even-even atau kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat sekitar objek wisata

Desa Tomok Parsaoran untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Even yang

dilakukan adalah konser musik dan tari bertema budaya lokal yang dapat menarik

perhatian para wisatwan yang berkunjung ke Desa Tomok parsaoran.

4.4.3 Partisipasi Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Desa

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Program Pembangunan objek wisata yang berjalan di Desa Tomok.

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat senang terkait program pengembangan objek wisata yang berjalan di Desa Tomok Parsaoran

Tidak Setuju 1 1,2

Kurang Setuju 14 16,9

Setuju 67 80,7

Sangat Setuju 1 1,2

Total 83 100

(40)

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Program Pembangunan Pariwisata 5 Tahun terakhir

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Program yang dilakukan pemerintah dalam 5 tahun terakhir berjalan dengan baik

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Keefektifan Program pembangunan Pariwisata di Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Efektifkah program pembangunan yang dijalankan pemerintah 5 tahun terakhir untuk wisata di Desa Tomok Parsaoran

Tidak Setuju 1 1,2

Kurang Setuju 40 48,2

Setuju 42 50,6

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Program Pembangunan Pariwisata yang dilakukan Oleh Pemerintah Banyak Merugikan Masyarakat Setempat

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Program pembangunan pariwisata yang dibuat oleh pemerintah banyak merugikan masyarakat

(41)

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Kekecewaan Masyarakat dengan Program Pembanguna Pariwisata di Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat Kecewa dengan Program

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Pemerintah Menyebarluaskan ke Masyarakat Hasil Rapat pembahasan Musrembang dan RKP yang belum

tercapai

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Pemerintah Membuat hasil rapat

musrembang/RKP yang belum tercapai dan Menyebarkanya kes

Tahap evaluasi merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi

perbaikan pelaksanaan pembangunan. Evaluasi merupakan kemampuan masyarakat

dalam menilai baik-buruknya, berhasil-tidak berhasil, dan efektif-tidak efektifnya

suatu program. Pada tahapan ini masyarakat setingkat lebih memahami kegunaan dan

kerugian dari suatu program yang diberikan sehingga mereka dapat menyusun dan

mengeksekusi solusi atas penilaian mereka. Evaluasi juga dapat menilai sejauhmana

(42)

menentukan secara mandiri dan sadar apakah mereka harus melanjutkan atau

meninggalkan kegiatan tersebut.

Dari tabel 4.27, dan 4.29 menunjukkan bahwa tanggapan responden

mendukung program pembangunan pariwisata di Desa Tomok dengan tingginya

persentasi setuju sebanyak 80,7% dan 50,6%. Tingginya tanggapan setuju dari

responden berdasarkan yang peneliti dapat dilapangan bahwa responden senang

dengan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan pariwisata di

Desa Tomok Parsaoran. Dimulai dengan dimekarkanya Desa Tomok Parsaoran dari

Desa Tomok Induk pada tahun 2011 sehingga objek wisata bisa dikelolah lebih

optimal oleh apparat desa setempat. Akses juga sudah lebih mudah untuk berkunjung

ke Desa Tomok Parsaoran baik dari akses darat/mobil dan air/kapal penyebrangan.

Sedangkan pada tabel 4.28 menunjukkan bahwa responden kurang setuju dengan

pembangunan pariwisata di Desa Tomok selama 5 tahun terakhir dikarenakan

pemerintah tidak menepati janjinya dalam membangun pariwisata di Desa Tomok.

Dari tabel 4.30 diketahui bahwa sebanyak 56,6% responden mengatakan

kurang setuju kalu program pembangunan yang dilakukan pemerintah banyak

merugikan masyarakat. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat masih mempercayai

pemerintah terhadap pembangunan yang terjadi di Desa Tomok Parsaoran dan

menyadari bahwa ketentuan atau aturan pembangunan yang dibuat pemerintah harus

(43)

Dari tabel 4.31 diketahui sebanyak 60,2% responden mengatakan tidak setuju

terhadap kekecewaan masyarakat terhadap pembangunan yang ada di Desa Tomok

Parsaoran. Tabel 4.32 diketahui sebanyak 78,3% mengatakan setuju bahwa

pemerintah membuat hasil rapat musrembangdes dan RKP yang belum tercapai dan

menyebarluaskanya kemasyarakat agar masyarakat mengetahui program

pembangunan desa mereka sampai dimana dan mencari tahu solusi apa yang tepat

untuk kelancaran program pembangunan berikutnya di Desa Tomok Parsaoran.

4.4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Menikmati Hasil

Tabel 4.33 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan dari hasil Program Pembangunan Pariwisata yang telah Tercapai.

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Saya puas dengan hasil program pembangunan objek wisata di Desa Tomok Parsaoran yang telah tercapai

Tidak Setuju 1 1,2

Kurang Setuju 34 41,0

Setuju 41 49,4

Sangat Setuju 7 8,4

Total 83 100

(44)

Tabel 4.34 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat dijadikan Subjek Pembangunan Pariwisata

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat di jadikan Subjek Pembangunan untuk perencanaan dan pembangunan Obejk wisata di Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 32 38,6

Setuju 51 61,4

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.35 Tanggapan Responden terhadap Hasil Program Pembangunan Tidak ada Sama Sekali Keuntungan Terhadap Masyarakat dan Penungkatan Objek

Wisata Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Hasil program perencanaan dan pembangunan wisata di Desa Tomok Parsaoran tidak ada sama sekali untungnya bagi masyarakat dan peningkatan objek wisata di Desa Tomok Parsaoaran

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat membutuhkan Program Pembangunan Pariwisata yang baru di Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

(45)

Tahap menikmati hasil merupakan salah satu yang dijadikan indikator

keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek

pembangunan, maka semakin besar manfaat pembangunan dirasakan, berarti

pembangunan tersebut berhasil mengenai sasaran. Pada tahapan ini masyarakat sudah

mampu merasakan keberhasilan dari program yang telah mereka lakukan. Mereka

juga dapat mengukur hasil yang mereka peroleh dengan potensi sendiri yang mereka

miliki.

Pada tabel4.33 menunjukkan bahwa tanggapan masyarakat akan kepuasan

hasil program pembangunan pariwisata desa baik, dengan persentasi setuju sebanyak

49,4%. pada tabel 4.34 menunjukkan bahwa responden setuju dengan masyarakat

dijadikan subjek pembangunan pariwisata di Desa Tomok dengan persentasi

61,4%yang mana salah satu bila masyarakat dijadikan subjek pembangunan

kemungkinan besar manfaat pembangunan yang dirasakan.

Tabel 4.35menunjukkan tanggapan responden terhadap hasil program

pembangunan tidak ada keuntungan terhadap masyarakat dan dalam peningkatan

objek wisata di Desa Tomok Parsaoran adalah tidak setuju, dengan persentasi 74,7%

yang berarti rata-rata responden melihat adanya perubahan yang terjadi terkait

program pembangunan pariwisata yang dilakukan di Desa Tomok Parsaoran. Tabel

4.36 diketahui sebanyak 53,0% mengatakan sangat setuju bahwa masyarakat

membutuhkan progam pembangunan pariwisata yang baru, yang unik, yang lebih

(46)

4.5 Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Pariwisata

4.5.1 Peningkatan Jumlah Wisatawan

Tabel 4.37 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat dilibatkan dalam Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat dilibatkan dalam upaya

meningkatkan banyaknya kunjungan wisatawan Mancanegara ke Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 1 1,2

Setuju 64 77,1

Sangat Setuju 18 21,7

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.38 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat dilibatkan dalam Peningkatan Jumlah Wisatawan Domestik ke Desa Tomok Parsaoran

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat dilibatkan dalam upaya

meningkatkan banyaknya kunjungan wisatawan Nusantara/Domestik ke Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 10 12,0

Setuju 58 69,9

Sangat Setuju 15 18,1

Total 83 100

(47)

Tabel 4.39 Tanggapan Responden Terhadap Adanya Wisatawan yang Berkunjung di hari libur

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Banyaknya wisatawan yang berkunjung di hari libur

Kurang Setuju 10 12,0

Setuju 63 75,9

Sangat Setuju 10 12,0

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.40 Tanggapan Responden Terhadap Adanya Wisatawan yang Berkunjung tidak di hari libur

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Banyaknya wisatawan yang berkunjung tidak di hari libur

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Peningkatan jumlah wisatwan adalah salah satu indikator bahwa

pembangunan Pariwisata berjalan dengan baik. Pemerintah dan masyarakat bekerja

sama dalam berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan baik wisatawan

Mancanegara dan wisatawan Nusantara baik dari segi promosi objek wisata di daerah

tersebut, bersikap ramah tamah dengan para wisatawan dan menjaga objek wisata

tetap dalam kondisi baik. Tabel 4.37 dan Tabel 4.38 tanggapan responden terhadap

masyarakat dilibatkan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan

(48)

persentasi 77,1% dan 69,9%. Tabel 4.39 dan Tabel 4.40 tanggapan responden

terhadap adanya wisatawan yang berkunjung di hari libur adalah setuju dengan

persentasi sebanyak 75.9% dan tidak libur adalah setuju dengan persentasi sebanyak

50.6% yang artinya bahwa di hari libur dan tidak liburpun wisatwan ada yang

berkunjung baik wisatawan Asing dan Nusantara. Peneliti juga melihat dari hasil di

lapangan bahwa Tomok Parsaoran Selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik asing

maupun nusantara.

4.5.2 Daya Tarik

Tabel 4.41 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat ikut memberikan Keramah Tamahan Kepada Wisatawan yang Berkunjung

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan

keramahtamahan kepada wisatawan yang

berkunjung ke Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 2 2,4

Setuju 55 66,3

Sangat Setuju 26 31,3

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.42 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat ikut Memberikan Rasa kenyamanan Kepada Wisatawan yang Berkunjung

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan kenyamanan kepada wisatwan yang berkunjung di Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 1 1,2

Setuju 57 68,7

Sangat Setuju 25 30,1

Total 83 100

(49)

Tabel 4.43 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat ikut Memberikan Rasa keamanan Kepada Wisatawan yang Berkunjung

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan rasa aman kepada wisatwan yang berkunjung di Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 2 1,2

Setuju 57 68,7

Sangat Setuju 24 28,9

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.44 Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan Kepada Wisatawan Sangat Baik dan Memuaskan

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Pelayanan masyarakat terhadap para wisatawan yang berkunjung sangat baik dan memuaskan

Tidak Setuju 2 2,4

Kurang Setuju 12 14,5

Setuju 59 71,1

Sangat Setuju 10 12,0

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Dari tabel 4.41, tabel 4.42 dan tabel 4.43 menunjukkan bahwa tanggapan

responden terhadap masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan keramah

tamahan, kenyamanan, dan keamanan kepada wisatawan berkunjung adalah setuju

dengan persentasi sebanyak 66.3% keramah tamahan , 68,7% kenyamanan , dan

68,7% keamanan untuk wisatawan yang berkunjung. Dari ke tiga tabel diatas dapat

diketahui bahwa masyarakat berpartisipasi dalam memberikan keramah tamahan,

kenyamanan dengan keamanan para wisatawan yang berkunjung agar para wisatawan

(50)

71,1% responden setuju bahwa pelayanan terhdap para wisatawan sangat baik dan

memuaskan agar para wisatwan tidak kecewa jika berlibur ke Desa Tomok di hari

berikutnya.

4.5.3. Sarana dan Prasarana Pariwisata di Desa Tomok Parsaoran

Tabel 4.45 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan Homestay/penginapan kepada wisatawan yang berkunjung

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan Homestay/Penginapan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 3 3,6

Setuju 60 72,3

Sangat Setuju 20 24,1

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.46 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat Sepakat dalam Menentukan Harga Terjangkau untuk Wisatawan Asing dan Nusantara

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Masyarakat sepakat dalam menentukan harga yang terjangkau untuk kepada wisatawan mancanegara dan wisatawan

nusantara/domestik yang berkunjung ke Desa Tomok Parsaoran

Sangat Tidak Setuju 1 1,2

(51)

Tabel 4.47 Tanggapan Responden Terhadap Tersedianya Tempat untuk Melaksanakan Ibadah terutama Wisatawan Muslim

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Tersedianya tempat utnuk melaksanakan ibadah terutama bagi wisatwan muslim

Setuju 52 62,7

Sangat Setuju 31 37,3

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.48 Tanggapan Responden Terhadap Tersedianya Rumah Makan Muslim

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Tersedianya rumah makan Halal bagi wisatawan Muslim yang berkunjung ke Desa Tomok Parsaoran

Setuju 55 66,3

Sangat Setuju 28 33,7

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat wisatwan lebih

mudah baik dalam kunjungan dan adanya fasilitas yang memadai untuk semua

wisatwan tanpa ada batasan apapun. Semakin tinggi kepuasan wisatawan terhadap

sarana dan prasarana di Desa Tomok Parsaoran maka akan tinggi pula tingkat

kunjungan berikutnya kembali ke desa Tomok Parsaoran untuk berlibur.

Tabel 4.45 dijelaskan bahwa tanggapan responden terhadap adanya partisipasi

masyarakat dalam menyediakan penginapan/homestay bagi para wisatawan yang

berkunjung adalah setuju dengan persentasinya sebanyak 72.3%. Tabel 4.46 diketahui

(52)

wisatawan Asing dan Nusantara adalah kurang setuju dengan persentase sebanyak

42,2% dikarenakan dilapangan harga jauh berbeda dila yang membeli adalah para

wisatwan asing dan jauh lebih berbeda lagi bila di hari libur.

Tabel 4.47 diketahui bahwa tanggapan responden terhadap tersedianya tempat

ibadah terutama bagi wisatawan muslim adalah setuju dengan persentasi 62,7%.

Karena salah satu hal penting dari sarana dan prasarana bila wisatawan berlibur

adalah adanya tempat untuk melakukan ibadah sehingga wisatawan tidak perlu

kewalahan mencari tempat untuk melaksanakan ibadah. Ketika para wisatawan

berlibur/berkunjung ke Desa Tomok, mereka bisa tetap menjalankan ibadah mereka.

Meskipun masyarakat mayoritas beragama Kristen Protestan dan Suku Batak Toba,

masyarakat di Desa Tomok Parsaoran hidup harmonis dan tidak pernah yang

namanya ada konflik terkait SARA.

Tabel 4.48 diketahui bahwa tanggapan responden terhadap tersedianya rumah

makan muslim adalah setuju sebanyak 66,3%. Sangat tidak baik bila wisatawan sulit

menemukan rumah makan yang bisa dikunjungi di tempat wisata, sama saja

membatasi kunjungan wisatawan. Hasil lapangan peneliti melihat banyaknya tersedia

rumah makan muslim di sepanjang Tomok Parsaoran yang dapat dikunjungi oleh

(53)

4.5.4 Promosi dan Pemasaran Pariwisata

Tabel 4.49 tanggapan responden terhadap adanya peran masyarakat dalam membuat promosi untuk berkunjung ke Desa Tomok

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Adanya peran masyarakat dalam membuat promosi atau paket Tour murah untuk berkunjung ke Danau Toba dan Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 9 10,8

Setuju 64 77,1

Sangat Setuju 10 12,0

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.50 tanggapan responden terhadap adanya partisipasi masyarakat dalam pegelaran budaya lokal/pesta tahunan

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Adanya partisipasi masyarakat dalam acara pesta tahunan (pegelaran budaya lokal) dalam memikat para wisatawan untuk berkunjung

Kurang Setuju 9 10,8

Setuju 51 61,4

Sangat Setuju 23 27,7

Total 83 100

(54)

Tabel 4.51 Tanggapan Responden Terhadap Promosi yang dilakukan Masyarakat dalam Mengembangkan Pariwisata dengan memanfaatkan Media Sosial

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Adanya promosi yang dilakukan masyarakat dalam mengambangkan pariwisata di Desa Tomok Parsaoran

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.52 Tanggapan Responden Terhdap Partisipasi antara Pemilik Travel dengan Pengelolah Pariwisata di Desa Tomok Parsaoran agar wisatawan dibawa berkunjung

No Pertanyaan Jawaban Responde Jumlah

F %

1 Adanya partisipasi antara pemilik travel dengan pengelola pariwisata di Desa Tomok Parsaoran agar para wisatwan dibawa berkunjung ke Desa Tomok Parsaoran

Kurang Setuju 12 14,5

Setuju 62 74,7

Sangat Setuju 9 10,8

Total 83 100

Sumber: Kuesioner, Juni 2017

Tabel 4.49 diketahui bahwa tanggapan masyarakat dalam membuat promosi

atau paket murah untuk berkunjung ke Danau Toba terutama ke Desa Tomok adalah

setuju dengan persetasi sebanyak 76.2%. Sejauh ini temuan peneliti bahwa promosi

masih dalam tahap usulan dan belum di realisasikan. Tabel 4.50 diketahui bahwa

tangapan responden terhadap adanya partisipasi masyarakat dalam pagelaran budaya

(55)

daya Tarik bagi wisatawan dalam mempromosikan budaya lokal dan daerah wisata

mereka yang dapat memikat para wisatawan untuk berkunjung dari berbagai daerah.

Diketahui tabel 4.51 sebanyak 77,1% responden mengatakan bahwa mereka

menyetujui bahwa masyarakat berpartisipasi dalam membuat promosi ke media sosial

untuk liburan ke Desa Tomok dengan memposting sebuah foto atau promosi

berkunjung ke Desa Tomok yang lebih ekonomis. Tabel 4.52 diketahui sebanyak

74,7% mengatakan setuju bahwa adanya promosi antara pemilik travel dan

pengelolah wisata di Desa Tomok Parsaoran dan masih dalam perencanaan

kedepanya di segi pengembangan pariwisata.

4.6 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Pariwisata Danau Toba

Partisipasi masyarakat merupakan hak dan kewajiban seorang warga negara

untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan bersama. Sehingga

mereka diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan dengan

menyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya. Sumbangan inisiatif dan kreatifitas dapat

disampaikan dalam rapat kelompok masyarakat atau pertemuan-pertemuan, baik yang

bersifat formal maupun informal. Dalam partisipasi terdapat komunikasi antara

pemerintah dengan masyarakat dan antara sesama anggota masyarakat. Partisipasi

berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan

(56)

masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut

memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan (Sumaryadi, 2010: 46).

Partisipasi menurut Arnstein (1969) adalah kekuatan yang dimiliki oleh

masyarakat untuk mengatasi persoalannya pada masa kini guna mencapai kehidupan

yang lebih baik pada masa mendatang. Dijelaskan bahwa partisipasi merupakan

redistribusi kekuatan, yang memungkinkan kaum terpinggirkan secara ekonomi dan

politik untuk dilibatkan dalam perencanaan pembangunan masa depan. Makna

partisipasi yang mengacu pada pendapat Arnstein adalah kekuatan yang dimiliki oleh

masyarakat untuk mengatasi persoalannya pada masa kini guna mencapai kehidupan

yang lebih baik pada masa mendatang.

Menurut Arnstein, partisipasi masyarakat dalam sebuah program

pembangunan dapat diidentifikasi berdasarkan tangga atau tingkat tertentu. Tangga

partisipasi tersebut terdiri atas delapan tingkatan yang didasarkan pada sejumlah

karakteristik tertentu. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat

partisipasi masyarakat Desa Tomok Parsaoran dalam perencanaan pembangunan

pariwisata Danau Toba dikategorkan pada tingkat kemitraan. Hal ini sesuai dengan

(57)

Tabel 4.53Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pariwisata

No Tahapan Kegiatan Bentuk Partisipasi Persentasi

1 Perencanaan Program

Partisipasi dalam musrenbangdes 85,5%

Saran masyarakat di dengar 53,0%

Pengambilan keputusan oleh masyarakat 59,0%

Tanya jawab dalam Musrebangdes 63,9%

2 Pelaksanaan Program

Promosi pariwisata 72,3%

Menjadi pemandu wisata 59,0%

Meningkatkan kunjungan wisatawan asing

77,1%

Meningkatkan kunjungan wisatawan lokal

69,9%

Meningkatkan kenyamanan wisatawan 68,7% Sumber: Hasil Olahan Sendiri

Berdasarkan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan pariwisata Danau Toba

sebagaimana dipaparkan dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi

masyarakat dapat dikategorikan berada pada tingkat kemitraan (partnership). Bentuk

kemitraan tersebut di antaranya adanya kerjasama antara pemerintah desa dengan

masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Selain itu,

pemerintah desa sebagaimana telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

(58)

potensi, masalah dan langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka

pengembangan pariwisata di Desa Tomok Parsaoran. Masyarakat diberikan

kesempatan yang luas menjadi pelaku pariwisata sesuai dengan kemampuan

masing-masing. Namun harus diakui, bentuk kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah

desa masih belum maksimal. Kerjasama yang lebih berkesimbambungan dan

mendukung pembangunan pariwisata masih perlu ditingkatkan.

4.7. Analisis Masalah Pembangunan Pariwisata Desa Tomok Parsaoran

Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) Desa Tomok Parsaoran Tahun 2012-2017 dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan pariwisata yang sering terjadi, yakni sebagai berikut:

1. Seringnya sumber mata air keruh

2. Kurangnya pembangunan situs peninggalan Ompu Raja Soributtu

3. Kurangnya tata objek kepariwisataan

4. Kurangnya penyeragaman kios bernuansa batak

5. Kurangnya dergama speedboat

6. Kurang luasnya dermaga pelabuhan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Desa Tomok Parsaoran

telah merumuskan sejumlah langkah-langkah yang dapat mengatasi permasalahan

(59)

1. Pembangunan Situs Peninggalan Ompu Raja Soributtu Sidabutar

2. Pembangunan Dermaga Speed boat

3. Penyeragaman kios souvenir bernuansa batak

4. Peningkatan jalan wisata ketambak dolok

5. Pembangunan menara loncat indah Danau Toba

6. Mengadakan event-event sebagai kalender tahunan wisata

7. Pembangunan perluasan Dermaga pariwisata Tomok Parsaoran

4.8 Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana

suatu alat ukur dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari informasi, jawaban

dan pertanyaan, jika pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang. Pengujian

realibilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Alpha’s Cronbach. Jika

koefisien realibilitas (α ) ≥ 0,6 maka alat ukur dianggap reliabel (handal) atau terdapat

internal consistency reability. Uji realibilitas terhadap kedua variable penelitian

memperlihatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.54 Uji Realibilitas

Cronbach's

Alpha N of Items

.799 78

Pada tabel 4.54 nilai Alpha Cronbach pada Desa Tomok Parsaoran adalah

0,799 dan mendekati 1. Artinya nilai realibilitas Desa Tomok Parsaoran berada diatas

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Desa Tomok Parsaoran adalah salah satu desa di Kecamatan Simanindo yang

dimekarkan dari Desa Tomok pada tahun 2011. Desa Tomok Parsaoran merupakan

salah satu desa wisata yang berada di daerah Sumatera Utara Kabupaten Samosir

yang memiliki objek wisata menarik baik akan keindahan alam danau tobanya,

wisatah sejarah dan budaya lokal masyarakat setempat yang bisa dikunjungi oleh para

wisatawan mancanegara dan domestik/nusantara.

Pariwisata yang dapat kita temui di Tomok Parsaoran seperti Patung Si

Gale-Gale, Raja Makam Sidabutar, Museum Batak Tomok, Pasar Souvenir dan pinggiran

danau yang bisa kita kunjungi untuk berenang. Desa Tomok juga sampai saat ini

terkenal dengan wilayah adat, yang mana masyarakat Desa Tomok Parsaoran masih

memegang penuh Bius Parbonaran dari tetua-tetua dulu yang sudah tertata rapi

dimasyarakat.

Dalam rangka perencanaan dan pembangunan kawasan pariwisata di Danau

Toba khsusunya di Desa Tomok Parsaoran, pemerintah sudah mencangkan berbagai

program pengembangan desa wisata dan pemasaran wisata ke seluruh wilayah yang

sudah dijalankan mulai dari tahun 2016. Salah satu program pengembangan yang

diutamakan adalah akses jalan baik darat, air dan udara agar para wisatawan lebih

Gambar

Gambar 1.2. Peta Lokasi Objek Wisata Tomok Parsaoran
Tabel 4.1 Sarana Dan Prasarana Desa
Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan analisis data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Alat ini dapat memberikan peringatan pada LCD ketika suhu lingkungan melebihi batas maksimal suhu tanaman yang dipilih.. Sensor SRF dapat bekerja dengan baik untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model sistem yang cocok untuk institusi pendidikan tempat pengambilan data, menganalisis data yang diambil, serta

Sensor ultasonik dapat bekerja saat air kosong dengan memberikan peringatan pada LCD berupa huruf “E” dan saat air penuh dapat memberikan peringatan berupa huruf “F” pada LCD

8 Ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan diterima manusia di akhirat nanti merupakan ganjaran dari perbuatan manusia selama di dunia, apabila selama di dunia

keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya dilihat dari aktivitas dan kinerja guru, salah satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu adanya evalausi hasil

Mandibular vertical asymmetry in adult orthodontic patients with different vertical growth patterns: A cone beam computed tomography study.. Anison JJ, Rajasekar L,

Solitaire model II aturan permainannya sama dengan solitaire model I, perbedaannya terletak pada jumlah lubang dan jumlah kelereng yang digunakan.. Pada solitaire model II ini