• Tidak ada hasil yang ditemukan

RNPK 2015 Hasil Komisi II DIKDAS1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RNPK 2015 Hasil Komisi II DIKDAS1"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Sidang Komisi II:

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) MELALUI

PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN

(2)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1 Pemenuhan SPM oleh Pemerintah Daerah

a) Belum sepenuhnya dinas pendidikan bisa menerapkan dan mengevaluasi SPM Bidang Pendidikan dasar dan menengah karena adanya kendala Anggaran dan sumber daya manusia

a) Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

mengalokasikan anggaran dan SDM yang memadai untuk pemenuhan SPM

b) Pencantuman indikator SPM dalam RPJMN dan Renstra agar menjadi prioritas dalam pembangunan pendidikan

b) Sosialisasi yang kurang merata, akurat, dan konsisten

a) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas

(3)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

2

Jumlah rombongan

belajar di SD dan SMP

I) Berdasarkan Dapodik, masih ada 20 % rombongan belajar baik di SD maupun di SMP yang jumlah siswanya melebihi yang ditetapkan yaitu 32 siswa untuk SD dan 36 siswa untuk SMP

a) Menambah rombongan belajar bagi sekolah sekolah yang mempunyai rombongan belajar melebihi 32 siswa untuk SD dan 36 siswa untuk SMP dengan membangun ruang ruang kelas baru

b) Mengatur distribusi

penerimaan siswa baru agar tidak menumpuk pada

sekolah-sekolah tertentu. II) Ada perbedaan ketentuan dalam SPM

dan Dapodik, yaitu pemecahan rombel berdasarkan SPM, SD > 32 siswa dan SMP > 36 si Dapodik > 40 siswa

Ketentuan dalam Dapodik agar disamakan dengan kententuan SPM, yaitu persyaratan

pemecahan rombel SD > 32 siswa dan SMP > 36 siswa

3

Ketersediaan Ruang

Kepala Sekolah di SMP

Dari 35.705 SMP di seluruh Indonesia yang sudah mempunyai Ruang Kepala

Sekolahnya yang terpisah dari ruang

Membangun ruang kepala sekolah bagi SMP yang ruang kepala

sekolahnya masih menyatu dengan ruang guru.

(4)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

guru sebanyak 13.766 sekolah atau 38,5%, padahal menurut indikator dalam SPM ruang kepala sekolah harus terpisah dari ruang guru.

4 Kualifikasi dan Sertifikasi pendidik untuk Kepala Sekolah SD dan SMP

Dari 148.222 Kepala SD yang sudah berkualifikasi S1/D4 dan bersertifikat pendidik sebanyak 97.720 orang atau 70%.

Mengatur pengangkatan kepala sekolah agar menyesuaikan dengan kualifikasi S1/D4 dan sudah

bersertifikat pendidik 5 Pengawas sekolah

harus berkualifikasi S2 dan bersertifikat

pendidik

Belum semua pengawas memenuhi kualifikasi tuntutan SPM

a.) Diadakan program peningkatan kualifikasi pengawas ke S2, maksimal berusia 50 tahun b.) Mengevaluasi pengawas yang

masih berkualifikasi S1 diberikan tenggang waktu untuk

meningkatkan kualifikasinya menjadi S2

6 Kunjungan supervisi Pengawas ke sekolah

Dari 148.222 SD di seluruh Indonesia yang sudah dikunjungi pengawas minimal 1 kali sebulan sebanyak 91.046 sekolah atau 61%

Memfasilitasi pengawas agar dapat melakukan kunjungan supervisi ke sekolah minimal 1 kali dalam

sebulan.

(5)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

Best Practice

1 Sasaran KIP Bagi Anak Usia Sekolah di luar sekolah

Sasaran PIP Tahun 2015 sebanyak 17.920.270 siswa terdiri dari:

a. Siswa yang berada di sekolah 14.320.270 siswa b. Anak usia sekolah di luar sekolah 3.600.000 anak

Adanya kendala untuk menarik anak usia sekolah yang berada di luar sekolah untuk masuk ke sekolah.

Sosialisasi kepada masyarakat dengan: a. Memanfaatkan Media TIK/Media Masa

b. Memanfaatkan aparatur pemerintah daerah sampai dengan level

desa/keluarahan

c. Memanfaatkan sekolah sebagai salah satu ujung tombak mengajak anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah untuk sekolah

Sosialisasi melalui

spanduk, media televisi, dan media cetak atau koran

2 Kepastian

pengusulan siswa yang berasal dari keluarga miskin untuk mendapatkan manfaat KIP

Tidak semua siswa miskin dapat memperoleh manfaat KIP karena tidak ada jaminan yang bersangkutan diusulkan untuk mendapatkan manfaat KIP

Para pihak terkait diberi tanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa yang berasal dari keluarga miskin diusulkan untuk mendapat manfaat KIP.

Perda Mengenai Penduduk Miskin

(6)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

3

Pendataan calon

penerima PIP

Belum tersedia mekanisme

penjaringan data anak usia

sekolah yang tidak bersekolah

a.) Menyusun mekanisme

penjaringan data anak usia

sekolah yang tidak

bersekolah

b.) Kepala Dinas Pendidikan

mengusulkan siswa miskin

yang ada di daerahnya

menerima KIP walaupun

tidak memiliki KPS/KKS

c.) Tersedianya

Perda/Perwal/Perbup yang

mengatur tentang

Kemiskinan

4

Sosialisasi PIP

PIP belum dipahami masyarakat

secara baik dan benar.

Optimalisasi sosialisasi PIP

melalui berbagai media dan

lembaga

(7)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

Best Practice

5

Penyaluran dan

Pencairan Dana

PIP

- Kesulitan siswa sekolah

di daerah 3T untuk

mencairkan dana

manfaat KIP

a.) Mengizinkan

pencairan secara

kolektif khusus

sekolah daerah 3T

b.) Mensyaratkan

lembaga penyalur

menyediakan

layanan sampai

lokasi

6

Keterbatasan

Waktu PPDB

Keterbatasan waktu

pendaftaran bagi anak

usia sekolah di luar

sekolah yang ingin

bersekolah (hanya pada

awal tahun ajaran)

Memberikan

kelonggaran kepada

calon peserta didik

pemegang KIP untuk

mendaftar sampai

dengan bulan

Agustus/September

Mengizinkan peserta

didik kurang mampu

mendaftar hingga bulan

Agustus/September

pada Sekolah Swasta

(8)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1

Keterlambatan update

data siswa penerima

BOS

Keterlambatan sekolah

melakukan input dan update data

siswa di dapodik

Direktorat terkait dan dinas

pendidikan provinsi/kab/kota

mendorong sekolah untuk

melakukan input dan update

data secara rutin

2

Akuntabilitas

Pemanfaatan BOS

masih terdapat sekolah yang

kurang patuh mengelola dana

BOS sesuai dengan petunjuk

teknis

Direktorat terkait, Itjen,

Inspektorat daerah, dan dinas

pendidikan provinsi/kab/kota

melakukan pendampingan

pemanfaatan dana BOS

3

Transparansi BOS

sebagian sekolah kurang

transparan dalam pengelolaan

dana BOS

a) Optimalisasi tim monev dari

dinas pendidikan kab/kota

dan provinsi

b) Optimalisasi peran komite

sekolah

c) Ketegasan dalam penertiban

dari Dinas

Pendidikan/penanggung

jawab BOS

(9)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

Best Practice

4

Biaya Satuan dana

BOS

Alokasi dana BOS belum

mempertimbangkan

indeks kemahalan

Perlu Permendikbud

yang mengatur tentang

biaya satuan Dana BOS

yang berkeadilan

(mempertimbangkan

indeks kemahalan)

5

Pungutan di

sekolah

Masih adanya pungutan

di sekolah atau iuran

tidak wajar pada jenjang

pendidikan dasar

Sosialisasi Permen

no. 44/2012 oleh Dinas

Pendidikan kepada

sekolah di wilayahnya

Pemberian BOS Daerah

untuk membantu

Pendanaan Operasional

Sekolah

(10)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1

Transparansi PPDB

Ditengarai banyak "siswa titipan"

dalam proses PPDB.

Optimalisasi pemanfaatan ICT

untuk PPDB melalui PPDB

Online

2

Sistem Kuota

Sistem Kuota tidak

terinformasikan secara terbuka

kepada masyarakat

Keterbukaan sistem kuota

dalam PPDB

3

Pungutan Dalam

PPDB

Adanya pungutan tidak resmi

dalam proses PPDB

a.) Pengawasan dalam

pelaksanaan PPDB

b.) Pembuatan pakta integritas

PPDB dan Pengenaan Sanksi

Keras

4

Diskriminasi

Masih ada sekolah yang tidak

mau menerima siswa dari

keluarga tidak mampu dan

anak-anak berkebutuhan khusus

a.) Afirmasi dalam bentuk

kebijakan agar sekolah

menerima siswa tidak

mampu dan anak

berkebutuhan khusus

b.) Dinas Pendidikan

menyiapkan guru untuk anak

berkebutuhan khusus (GPK)

(11)

Subtopik : Pendidikan Karakter (1/3)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1 Kekerasan siswa I) Masih adanya kekerasan yang dialami siswa baik yang dilakukan oleh guru

maupun oleh siswa lainnya yang terjadi di lingkungan sekolah

a.) Mengidentifikasi dan penanganan khusus peserta didik yang berpotensi berprilaku menyimpang

b.) Pemantauan dan pengendalian peserta didik selama di satuan pendidikan

II) Masih terjadi perkelahian siswa antar sekolah

a.) Memperkuat Pembinaan Kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler

b.) Menerapkan peraturan disiplin dan tata tertib yang tegas dan konsisten c.) Membangun dan mengembangkan

jejaring antar satuan pendidikan III) Rendahnya keterampilan dan

pengetahuan guru dalam antisipasi terjadinya kekerasan di sekolah

Peningkatan kapasitas guru dalam antisipasi dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah

IV) Kurangnya koordinasi antara orang tua/wali peserta didik dengan pihak sekolah dalam rangka pencegahan terjadinya kekerasan di sekolah

a.) Setiap guru diinstruksikan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap pelajaran b.) Keteladanan guru dan orang tua

(12)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

2 Tindak Kriminal oleh Siswa

Masih ada siswa yang menjadi pelaku tindak kriminal seperti pemerasan, perampasan, dan pembegalan

a.) Sekolah mengidentifikasi dan melakukan penanganan khusus peserta didik yang berpotensi berprilaku menyimpang b.) Gerakan sosial untuk menolak media

menyiarkan kekerasan 3 Kejujuran Masih banyak ketidakjujuran yang terjadi

dan dipertontonkan disekolah baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa, misalnya terkait dengan penilaian hasil belajar siswa

a.) Mengintensifikasi pendidikan karakter

b.) Mengintensifkan Kampanye kejujuran di sekolah

(13)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

4 Penyalahgunaan

Narkotika, Pornografi, porno aksi

I) Meningkatnya penyalahgunaan narkoba, pornografi dan porno aksi di kalangan pelajar

a.) Sekolah memberikan penyuluhan tentang bahaya dan resiko Narkoba

b.) Sekolah melaksanakan tes urine secara rutin setiap semester c.) Mengintensifkan kegiatan

ekstrakulikuler di sekolah II) Penyebaran penyakit HIV/AIDS di

kalangan pelajar

Kampanye tentang bahaya penyakit HIV/AIDS

5 Radikalisme/ekstrimism e

Ada kecenderungan semakin merebaknya penyebaran faham/isme ekstrem yang mengatasnamakan ideologi/agama di lingkungan pelajar dan sekolah yang dapat mengancam tatanan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

a.) Frekuensi pendidikan moral, cinta tanah air, nasionalisme ditingkatkan

(14)

Subtopik : Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1 Revitalisasi Fungsi Komite Sekolah

Komite sekolah belum berfungsi optimal dalam memberi pertimbangan, arahan, dukungan dan pengawasan

a.) Revitalisasi fungsi komite sekolah melalui penataan struktur dan pemilihan keanggotaan komite sekolah yang dipilih secara transparan dan kredibel

b.) Optimalisasi peran dewan pendidikan dalam berkoordinasi dengan komite sekolah

2 Kapasitas Komite Sekolah

Kapasitas komite sekolah belum sesuai harapan dan belum ada lembaga yang berperan atau bertanggungjawab atas

edukasi untuk peningkatan kapasitas Komite Sekolah

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah secara intensif

mengembangkan kapasitas komite sekolah

3 Dewan Pendidikan Nasional

belum terbentuknya dewan pendidikan nasional

(15)

Subtopik : Pengembangan SMK (Vokasi) (1/2)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

1 Tingkat Kebekerjaan Lulusan SMK

I) Ketidaksesuaian antara program keahlian yang dibuka dengan kebutuhan dunia kerja (suplai demand) dan potensi daerah

a.) Revitalisasi spektrum program keahlian di SMK yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan potensi wilayah

b.) Ijin pembukaan program keahlian di SMK oleh dinas pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan wilayah dan dunia kerja bukan berdasarkan

kemampuan sekolah II)Komponen pemenuhan guru produktif

sangat kurang

a.) Ada kebijakan konprehensif secara nasional tentang pengadaan guru produktif di SMK

b.) Pemenuhan sarana prasarana sekolah yang sesuai dengan teknologi terkini III) Belum adanya informasi pasar kerja yang

reguler disampaikan ke sekolah

(16)

No.

Isu Strategis

Permasalahan

Usul Penyelesaian

2. Revitaliasi Program Keahlian SMK di Kabupaten/Kota

Paket Keahlian SMK di

Kabupaten/Kota belum sesuai dengan potensi daerah dan kebutuhan industri

a.) Penataan paket keahlian SMK di

kabupaten/kota sesuai dengan potensi wilayah

b.) Perlunya dibentuk Majelis Pendidikan Kejuruan yang terdiri atas Kadin,

Asosiasi profesi, profesional, direktorat, serta pemangku kepentingan layanan pendidikan di SMK

c.) Perlunya program Sertifikasi untuk setiap program keahlian di SMK bekerjasama dengan BNSP

3 Pengembangan SMK Rujukan/Model,

Pengembangan SMK Maritim Guna Mendukung Poros

Maritim, Pengembangan SMK Pertanian guna Mendukung Ketahanan Pangan

Peran pemerintah daerah (tidak hanya dinas pendidikan) sebagai "pemilik sekolah" belum

optimal dalam mendukung program-program pendidikan khususnya untuk peningkatan mutu SMK

Sosialisasi dan pelibatan pemerintah daerah dalam pengembangan program strategis untuk peningkatan mutu

(17)

TERIMA KASIH

(18)

TIM KOMISI II

Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun

Ketua

Hamid Muhammad (Dirjen Dikdas

Achmad Jasidie (Dirjen Dikmen)

Wakil Ketua

Sekretaris Ditjen Dikdas

Sekretaris Ditjen Dikmen

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudulPembelajaran Fisika Dengan Model Creative Problem Solving dan Model Problem Based Learning Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok

di dunia untuk berhasil meskipun banyak dan rumitnya masalah-masalah yang dihadapin. Pengertian Yurisdiksi Negara Pantai Yurisdiksi negara dalam hukum internasional merupakan hak

Perpustakaan PPS UNY berjejaring dengan perpustakaan pusat UNY yang memiliki koleksi sekitar 33.124 judul buku, perpustakaan UGM, dan perpustakaan Universitas Islam Negeri

1 Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Wilayah I Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah (SD/SMP)

 pertumbuhan ekonomi berpengaruh dan dapat memoderasi hubungan DAK pada belanja modal dengan intensitas dan arah yang berlawanan 5 Sri Cahyaning, Puspita Sari

Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penataan Lembaga Kemasyarakatan Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun

daerah daerah yang sangat jauh letaknya dari awal agama islam diajarkan, sedangkan dari sisi keburukannya adalah, dalam penaklukan yang dilakukan dinasti umayah,