• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Bimbingan Teknis ISO IEC 17021-9 Bagi LS SMAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi Bimbingan Teknis ISO IEC 17021-9 Bagi LS SMAP"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

The better the question. The better the answer.

The better the world works.

BIMBINGAN TEKNIS

ISO/IEC 17021-9

Jakarta

28 September 2017

Bagi Lembaga Sertifikasi

(2)

Agenda Pelatihan

Hasil Survei Terbaru

Konsep Fraud dan Penyuapan

Skema Penyuapan

Peraturan Terkait Penyuapan

(3)
(4)

Tahukah Anda?

63%

responden di

Asia Pasifik

berpendapat bahwa

praktek penyuapan atau korupsi

terjadi secara meluas di negara mereka. Tren terbaru ini

meningkat

dari hasil di tahun

2013

dan

2015

.

63%

2017

(5)

Tahukah Anda?

Di Indonesia,

32%

responden mengatakan

pernah melakukan suap

(6)

Merupakan Hal yang Umum untuk Melakukan

Penyuapan

2017

35%

31%

2015

14%

2013

Responden di Asia Pasifik berpendapat merupakan

hal yang umum

untuk melakukan penyuapan demi

memenangkan kontrak pada

industri atau sektor

(7)

Pengguna Jasa yang Mengatakan Telah

Membayarkan Suap Di Indonesia

Kasus suap tertinggi

dilakukan untuk

Polisi

, dan

kedua tertinggi dilakukan

untuk membuat

ID dan

Perizinan

Sumber: Global Corruption Barometer 2017

Police

Rumah Sakit Umum

Utilitas

(8)

Karyawan Percaya Bahwa Perilaku Tercela

(9)

Organisasi Dinilai dari Nilai Etika yang

Diterapkan

dari responden

mempertimbangkan

budaya

kepatuhan

sebagai salah

satu faktor yang penting dalam

memilih tempat kerja

dari responden menyatakan jika

organisasi terlibat dalam

kecurangan, penyuapan dan

korupsi

akan memengaruhi

keinginan mereka untuk

bekerja bagi organisasi

tersebut

(10)

Manajemen Puncak dan Perilaku Tidak Etis

44%

Bersedia

menawarkan

uang tunai

untuk

memenangkan atau

mempertahankan

bisnis

45%

perilaku tidak etis

dibenarkan

untuk

responden berpendapat bahwa

manajemen puncak mereka akan

mengabaikan perilaku tidak etis

(11)
(12)

Apakah Kecurangan?

Kecurangan

adalah tindakan atau

kelalaian yang disengaja, yang dirancang

untuk mengelabui orang lain,

menyebabkan kerugian bagi orang lain

dan/atau pelaku memperoleh

keuntungan

(AICPA and ACFE, 2008)

Kecurangan meliputi elemen-elemen berikut

ini:

1. Sebuah gambaran

2. mengenai suatu hal material,

3. yang salah,

4. dan disengaja,

5. yang diyakini

6. dan ditindaklanjuti oleh korban

(13)

Kecurangan Tidak Terjadi Begitu Saja

Tekanan /

Motivasi

Kesempatan

Rasionalisasi

(14)

Fenomena Gunung Es

20%

- kecurangan diinvestigasi dan diadili

20% - kecurangan ditemukan namun tidak

diinvestigasi dan diadulu

(15)

Profil Pelaku Kecurangan

Pria (umumnya)

Usia di atas 30 tahun

Riwayat pendidikan yang tinggi

Kecil kemungkinan memiliki catatan

kriminal

Menempati posisi kepercayaan

Memiliki pengetahuan terkait sistem

Memiliki pengalaman/pengetahuan

terkait akuntansi

Memiliki perilaku konsumtif

(16)

Occupational Fraud Classification System

ACFE

Bribery

Cash Misappropriation

Fraudulent Financial

Statement

FRAUD

Corruption

Misappropriation

Asset

Fraudulent

Statement

Conflict of Interest

Illegal Gratuities

Other Asset

Misappropriation

Non-financial

Misstatement

(17)

Korupsi (

Corruption

)

Corruption

Korupsi

, dimana pelaku menyalahgunakan pengaruhnya dalam suatu

transaksi bisnis untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau

bagi orang lain, bertentangan dengan tanggung jawab mereka kepada

(18)

Penyalahgunaan Aset (

Asset Misappropriation

)

Asset Missapropriation

(19)

Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan

(

Fraudulent Statement

)

Pemalsuan Informasi

Laporan Keuangan

Pemalsuan Informasi Laporan Keuangan

,

yang secara umumnya melibatkan pemalsuan

laporan keuangan organisasi (contohnya

(20)

Mana yang Paling Berisiko?

FRAUD

Corruption

Asset

Misappropriation

Fraudulent

Statement

Fokus dari Auditor

Internal

Fokus dari Auditor

Eksternal

(21)

Apakah Penyuapan?

Dalam

SNI ISO 37001

, definisi

Penyuapan

terdiri dari beberapa unsur,

antara lain:

1. melibatkan aktivitas

menawarkan,

menjanjikan, memberikan, menerima

atau

meminta

2. keuntungan yang tidak semestinya dari

nilai apapun

, dapat dalam bentuk

keuangan atau non keuangan

3. dilakukan secara langsung atau tidak

langsung, dan terlepas dari lokasi

4. merupakan

pelanggaran peraturan

perundangan

(22)

Bentuk-bentuk

Keuntungan yang Tidak

Semestinya

Keuangan

Non Keuangan

Uang tunai dan bentuk lain setara

uang (

voucher

, diskon, rabat, dll)

Valuta Asing

Saham

Donasi

Premi Asuransi

Hadiah dengan nilai yang tidak

wajar dan tidak sesuai dengan

kebijakan organisasi/

common

courtesy

(misal: mobil, apartemen,

dll)

Kartu Kredit

Pinjaman

merupakan segala bentuk pemberian yang tidak patut, dapat dalam bentuk

keuangan atau non keuangan

Tawaran pekerjaan untuk anggota

keuarga

Beasiswa untuk anggota keluarga

Kesempatan untuk melakukan

bisnis

Club Membership

Jamuan makan dan

keramahtamahan yang tidak wajar

Biaya perjalanan dan akomodasi

yang ditanggung

(23)

Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung

PEMBERI

PENERIMA

(24)

Penyuapan Langsung Vs Tidak Langsung

PEMBERI

PENERIMA

TIDAK LANGSUNG

(25)

Penyuapan Menggunakan Pihak Ketiga (Tidak

Langsung)

Hukuman penyuapan tidak

langsung sama beratnya

dengan penyuapan secara

langsung

Merupakan skema penyuapan

paling umum dan banyak

digunakan

SNI ISO 37001

mempersyaratkan uji tuntas

dan penilaian risiko penyuapan

atas rekan bisnis/pihak ketiga

Melalui anggota keluarga,

teman, relasi dekat penerima

suap

Melalui konsultan yang disewa

pemberi suap

Menggunakan anak perusahaan

untuk menyewa pihak ketiga

dalam menyalurkan suap

Menggunakan perantara

berlapis (

multiple agents

)

Menggunakan

slush funds

, atau

perusahaan

offshore

Pengecekan reputasi pihak

ketiga yang bertransaksi

dengan organisasi

Analisis kesesuaian porsi

fee

yang ditagihkan oleh pihak

ketiga

Pengecekan kesesuaian dan

kecukupan dokumen

pendukung transaksi mulai dari

proses pengadaan hingga

pembayaran

Bahayakah?

Skema

Lakukan Ini

(26)

Facilitation Payment

dan

Extortion

Pembayaran tidak resmi atas jasa yang seharusnya

diterima pembayar tanpa melakukan pembayaran yang

secara hukum merupakan hak pembayar.

Misal: biaya yang dibayarkan untuk mempercepat kinerja pejabat publik tertentu seperti

penerbitan visa, izin kerja, penyelesaian bea cukai, dll.

Pembayaran yang secara terpaksa dilakukan

dikarenakan adanya ancaman nyata atau dirasakan,

terhadap kesehatan, keselamatan, dan kebebasan

individu/organisasi terkait.

Berdasarkan UU Tipikor Indonesia,

facilitation payment

tidak

diperbolehkan

dan disetarakan dengan suap.

Extortion

, bila tidak dapat dihindari maka

dapat dibayarkan

,

(27)

Konflik Kepentingan

Kapan Terjadi?

Terjadi saat seseorang memiliki

kepentingan pribadi atau ekonomis

dalam hal yang dapat memengaruhi

peran profesionalnya

Perbedaan

Konflik

Kepentingan dan

Penyuapan

Perbedaan utamanya terletak pada

motif pelaku.

(28)
(29)

Tanda Peringatan

Fraud Red Flags

Petunjuk peringatan berdasarkan sistem dan

perilaku serta aspek yang tidak biasa dari

dokumen dan proses bisnis yang tertangkap oleh

manajer, rekan kerja, auditor internal atau

bawahan yang menginfokan bahwa karyawan yang

bersangkutan mungkin terlibat dalam suatu

perbuatan yang tidak benar atau tidak patut.

Salah satu cara terbaik dalam mengidentifikasi dan

mendeteksi kecurangan adalah dengan belajar dari

suatu anomali

mencari:

Apa yang tidak sesuai standar

Apa yang tidak biasa

(30)

Red Flags

- Umum

Perilaku tidak biasa

Jumlah keluhan

Jumlah penjualan saat direkonsiliasi

Meningkatkan item yang

direkonsiliasi

Nilai Buku Besar tidak seimbang

Pembatalan yang melampaui batas

Nilai

Credit Memo

yang melampaui

batas

Nama dan/atau alamat vendor yang

sama

Pembelian yang berlebihan

Pembayaran ganda

Dokumentasi tidak ada atau tidak

memenuhi standar yang ditentukan

Karyawan fiktif

Nilai lembur karyawan yang

melampaui batas

Kekurangan persediaan

Peningkatan jumlah

scrap

Pembayaran besar pada

individu-individu tertentu

Nilai piutang besar/tidak terdapat

penghapusbukuan piutang

PO BOX sebagai alamat pengiriman

Pemisahan/delegasi pekerjaan yang

tidak memadai

(31)

Red Flags

- Karyawan

Tingkat kesuksesan tinggi dalam

menjalankan bisnis pada industri yang umum

dalam melakukan suap

Memiliki reputasi dalam menerima hadiah

yang tidak pantas secara teratur

Gaya hidup yang berlebihan/konsumtif

Memiliki reputasi untuk mengambil tindakan

tanpa ada instruksi dari atasan atau

memerintahkan bawahan untuk mengabaikan

atau melanggar prosedur operasional yang

dapat menguntungkan pembayar

Karyawan memiliki kecenderungan untuk

memasukkan dirinya pada area-area yang

normalnya karyawan terkait tidak pernah

terlibat

Kecenderungan untuk mengambil keputusan

pada area dimana karyawan terkait tidak

memiliki tanggung jawab atau otoritas pada

hal tersebut

Peningkatan pemberian alasan atas

kekurangan/ketidakmampuan pihak ketiga

dalam memberikan produk/layanan

seperti, kualitas buruk, keterlambatan

pengiriman, atau harga yang tinggi

Terdapat historis pengabaian pengisian

formulir konflik kepentingan

Pemberian keramahtamahan dan

penanggungan biaya perjalanan bagi

karyawan pemerintah

Memiliki hubungan yang terlalu akrab

dengan vendor

(32)

Red Flags

Pihak Ketiga

Secara rutin menawarkan hadiah yang tidak

pantas, menyediakan jamuan bisnis mewah,

atau bentuk lainnya dalam rangka

mendapatkan sesuatu dari organisasi

Secara rutin menerima kontrak walaupun

tidak memiliki keunggulan kompetitif yang

jelas

Memberikan produk/layanan dengan kualitas

rendah namun tetap mendapatkan kontrak

dari organisasi secara rutin

Menagihkan harga yang tinggi untuk jenis

barang atau jasa yang umum

Menerima atau membayar

fee

secara tunai

Tidak menawarkan keunggulan yang jelas

pada organisasi

Menagihkan komisi dengan nilai tinggi

Mengaku memiliki pengaruh khusus terhadap

pembeli tertentu

Memiliki kualifikasi yang tidak/kurang baik

Memiliki alamat atau nomor telepon yang

sama dengan alamat karyawan, alamat

bisnis yang dimiliki karyawan di luar

organisasi, atau alamat saudara karyawan

Memberikan alamat yang tidak lengkap

Memberikan beberapa alamat

Memiliki reputasi tidak baik terkait

kecurangan atau beroperasi pada industri

yang banyak melibatkan perbuatan korup

(33)

Red Flags

Pengendalian Internal

Memiliki pengendalian internal yang buruk untuk area-area penting seperti

pembelian, penerimaan persediaan, dan gudang

Pencatatan yang buruk

Pembagian peran dan tanggung jawab yang tidak terdefinisi dengan baik

Tidak memiliki kapasitas yang cukup dalam melakukan pengawasan atas

divisi/karyawan yang memiliki tingkat risiko tinggi

Tidak memiliki rencana pengendalian korupsi/kecurangan yang cukup

Pembagian tugas yang tidak jelas pada bagian pembelian

Kurangnya transparansi dalam pencatatan beban dan akuntansi

Kurangnya penegakan atas kebijakan yang sudah ada terkait konflik kepentingan

dan penerimaan gratifikasi

Buruknya dokumentasi pendukung atas proses pengadaan

(34)
(35)

Skema Penyuapan Secara Umum

Nilai

entertainment expense

(beban jamuan) yang besarannya di atas normal dan

tidak dapat dijustifikasi/dijelaskan (berlaku juga untuk pengeluaran terkait donasi,

sponsor, dan konsultan)

Penggunaan jasa agen/pihak ketiga tanpa alasan jelas

Pembayaran yang tidak biasanya dilakukan ke rekening pribadi

Pengajuan klaim penggantian biaya (

reimbursement

) yang tidak dapat dijustifikasi

oleh karyawan

Pembayaran uang belanja harian (

per diem

) kepada pihak eksternal

Pemberian hadiah yang mewah atau tidak biasa

(36)

Skenario 1

Suap Kepada Pejabat

Publik

Pengajuan penggantian untuk“Cash Advance Custom Clearance

(37)

Skenario 2

Dijual di bawah harga

Perjanjian

Perjanjian dari PT Seller, Harga yang disepakati USD 300k

1

Kota a

PT Buyer

2

PT Buyer’s address

PT Buyer

PT Seller Bank ABC USD Acc 123

PT Seller

PT Buyer

(38)

Skenario 2 (lanjutan)

3

PT Seller

PT Seller’s stamp

Ms. A

Mr. X

Mr. Y

PT Buyer’s stamp

PT Seller

PT Buyer

PT Seller PT Buyer

Ms. A

PT Buyer’s stamp

Mr. Z

Catatan pengiriman barang dari PT Seller ke PT Buyer

Ms. A dari PT Seller juga merupakan pemilik dari PT Buyer

(39)

Skenario 3

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) menetapkan Wali Kota Cilegon Iman Ariyadi sebagai

tersangka. Iman diduga menerima suap Rp 1,5 miliar terkait

izin pembangunan Transmart di Kota Cilegon.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, ada modus

baru dalam penyerahan uang dari pihak swasta kepada Iman

dan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal

Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira.

"Kami temukan modus operandi baru menggunakan saluran

CSR (

Corporate Social Responsibility

) pada klub sepak bola di

daerah," ujar Basaria dalam jumpa pers di Gedung KPK

Jakarta, Sabtu (23/9/2017).

Menurut Basaria, uang Rp 1,5 miliar yang berasal dari PT

Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan PT Brantas

Abipraya ditransfer kepada rekening Cilegon United Football

Club. Pengiriman uang itu tercatat sebagai donasi atau

sponsorship

.

Basaria mengatakan, awalnya dua perusahaan pemberi suap

tersebut kebingungan mengenai mekanisme penyerahan uang

agar dapat disamarkan.

Iman kemudian menyuruh agar uang dikirimkan ke rekening

klub sepak bola. Penyerahan dilakukan dua kali, masing-masing

Rp 700 juta dari PT KIEC dan Rp 800 juta dari PT Brantas

Abipraya.

Sumber:

(40)

Skenario 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M

Syarif menuturkan, peran Soetikno Soedarjo (SS)

dalam kasus dugaan suap pengadaan mesin

pesawat airbus A330 seperti perantara. Sebab,

SS menerima uang senilai Rp 20 miliar itu dari

perusahaan Rolls-Royce, lalu dimasukan terlebih

dulu ke perusahaannya, Connaught International

Pte. Ltd.

"Pemberi (SS) ini seperti perantara, dan dari

Rolls-Royce itu dia menerima dana tertentu dan

dimasukan ke dalam perusahaan tadi, bernama

Connaught International Pte Ltd," ujar dia di

Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/1).

Dari rekening perusahaan Connaught ini, kata

Laode, kemudian ditransfer ke beberapa

(41)

Skenario 5

dr. I

Manager PT Obat OK CEO PT Obat OK

Sponsor diajukan bagi dr. I untuk

menghadiri seminar pendidikan

kesehatan di Bali, dan telah

disetujui oleh Manager dan CEO

PT Obat Oke (pemberi sponsor)

1

Formulir persetujuan pemberian sponsor untuk dr. I

(42)

Skenario 5 (Lanjutan)

1

Itinerary dari Supporting Document Formulir Persetujuan Sponsor

PT Obat OK

dr. I & Istri

1

Bukti bayar PT Obat OK dari PT Agen Travel untuk paket tur dr. I dan Istri

PT Agen

Travel

(43)
(44)

Peraturan Pada Sektor Publik

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain

:

No.

Nomor Peraturan/Pedoman

Judul Peraturan/Pedoman

1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.52 Tahun 2014

Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah 4. PP-RI No. 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

5. PP-RI No. 53 Tahun 2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil 6. PP-RI No. 11 Tahun 2017 Manajemen Pegawai Negeri Sipil

7. Inpres No. 10 Tahun 2016 Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2016 dan 2017 8. Perpres No. 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

9. UU RI No. 28 Tahun 1999 Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme 10. Permen Kementerian Keuangan RI No.

237/PMK.09/2016

Tata Kelola Pengawasan Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan 11. Perpres No. 7 Tahun 2015 Organisasi Kementerian Lembaga

12. Permen Bappenas No. 5 Tahun 2013 Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran (Whistleblowing System) 13. Peraturan Kepala LKPP No. 11 Tahun 2015 WhistleblowingPengadaan Barang/Jasa Di Pemerintah

(45)

Peraturan Pada Sektor Publik

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor publik, antara lain

:

No.

Nomor Peraturan/Pedoman

Judul Peraturan/Pedoman

17. Peraturan Menkes No. 14 Tahun 2014 Pengendalian Gratifikasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan 18. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36

Tahun 2015

Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem Jaminan Sosial Nasional

19. UU No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara

(46)

Peraturan Pada Sektor Swasta

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain

:

No.

Nomor Peraturan/Pedoman

Judul Peraturan/Pedoman

Berlaku Pada

1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Seluruh sektor swasta 2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999

tentang Tindak Pidana Korupsi

Seluruh sektor swasta 3. U.S. Foreign Corrupt Practice Act Foreign Corrupt Practice Act Individu/Perusahaan yang

memiliki hubungan bisnis dengan Amerika Serikat 4. U.K. Bribery Act Bribery Act Individu/Perusahaan yang

memiliki hubungan bisnis dengan Inggris

5. UU No. 8 Tahun 2010 Tindak Pidana Pencucian Uang Seluruh sektor swasta 6. Surat Edaran Bank Indonesia No.

13/28/DPNP tahun 2011

Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi Bank Umum Bank Umum 7. Permen BUMN No.Per-01/MBU/2011 Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN Swasta BUMN

8. Perma No. 13 Tahun 2016 Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi Seluruh sektor swasta 9. UU No. 40 tahun 2007 Perseroan Terbatas Seluruh sektor swasta 10. UU No. 17 tahun 2012 Perkoperasian Koperasi

(47)

Peraturan Pada Sektor Swasta

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor swasta, antara lain

:

No.

Nomor Peraturan/Pedoman

Judul Peraturan/Pedoman

Berlaku Pada

15. POJK No. 36/POJK.05/2015 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Modal Ventura

Perusahaan Modal Ventura 16. SEOJK No. 32/SEOJK.04/2015 Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka Seluruh sektor swasta 17. POJK No. 30/POJK.05/2014 Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan

Pembiayaan

Perusahaan Pembiayaan 18. POJK No. 3/POJK.05/2017 Tata Kelola yang Baik Bagi Lembaga Penjamin Lembaga Penjamin 19. SEOJK No 35/SEOJK.03/2017 Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank

Umum

Bank Umum 20. POJK No. 12 tahun 2017 Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan

Sektor Jasa Keuangan 21. Permen BUMN No.

PER05/BUMN/2008

Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara

BUMN 22. SEOJK No. 30/SEOJK.04/2016 Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan

Publik

Seluruh perusahaan publik 23. Panduan Umum KNKG Tahun 2006 Good Corporate Governance Seluruh sektor swasta 24. COSO, 2013 Pedoman Internal Control –Integrated Framework Seluruh sektor swasta 25. PTK 007 Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai

Kontraktor Kontrak Kerja Sama

(48)

Peraturan Pada Sektor Nirlaba

Berikut ini beberapa contoh peraturan dan pedoman yang berlaku pada sektor nirlaba, antara

lain

:

No.

Nomor Peraturan/Pedoman

Judul Peraturan/Pedoman

Berlaku Pada

1. UU RI No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Seluruh sektor nirlaba 2. UU RI No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999

tentang Tindak Pidana Korupsi

Seluruh sektor nirlaba 3. U.S. Foreign Corrupt Practice Act Foreign Corrupt Practice Act Individu/Perusahaan yang

memiliki hubungan bisnis dengan Amerika Serikat 4. U.K. Bribery Act Bribery Act Individu/Perusahaan yang

memiliki hubungan bisnis dengan Inggris

5. UU No. 16 Tahun 2001 Yayasan Yayasan 6. UU No. 17 Tahun 2013 Organisasi Kemasyarakatan Ormas 7. Perpu No. 2 Tahun 2017 Perubahan atas UU No. 17 Tahu 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan

Ormas

(49)

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 13 Tahun

2016 - Implikasi

Pasal 4 Paragraf 2

Hakim dapat menilai kesalahan korporasi dengan mempertimbangkan

beberapa hal, antara lain:

Korporasi mendapatkan

keuntungan dan manfaat

dari tindak pidana tersebut

atau tindak pidana dilakukan

untuk kepentingan

Korporasi

Korporasi tidak melakukan tahapan

yang dibutuhkan untuk melakukan

pencegahan, mencegah dampak

yang lebih besar dan memastikan

kepatuhan terhadap ketentuan

hukum yang berlaku guna

menghindari tindak pidana

(50)
(51)
(52)

Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha

01

Merger

penggabungan dua perseroan

dengan salah satu perseroan tetap

berdiri dengan nama

perseroannya sementara yang lain

melebur dalam perseroan yang

tetap berdiri

02

Akuisisi

03

Kartel

bentuk kerja sama antara

beberapa perusahaan yang

bergerak dalam bidang usaha

yang sama untuk meningkatkan

keuntungan, memperkecil

persaingan, dan memperluas atau

04

suatu perseroan terbatas yang

menguasai sebagian besar saham

dari badan usaha lainnya. Badan

usaha yang dikuasai sahamnya,

diatur dan dijalankan sesuai

dengan kebijakan PT yang

Holding

Company

(53)

Istilah-istilah Penggabungan Badan Usaha

05

Joint Venture

kerja sama beberapa pihak untuk

menyelenggarakan usaha

bersama dalam jangka waktu

tertentu. Biasanya kerja sama

berakhir setelah tujuan tercapai

atau pekerjaan selesai

06

Trust

07

Sindikat

kerja sama sementara oleh

beberapa badan usaha untuk

menjual atau mengerjakan suatu

proses produksi

08

penggabungan beberapa badan

usaha yang bertujuan mencari

keuntungan besar, dengan cara

menguasai penawaran barang

untuk memperoleh monopoli dan

menaikkan harga

Corner

& Ring

peleburan beberapa badan usaha

menjadi sebuah perusahaan yang

baru, sehingga diperoleh

(54)

Bentuk-bentuk Investasi (

Investment Vehicles

)

Bentuk-bentuk investasi antara lain:

Blue Chip

Stock Mutual

Funds

Real Estate

Investment Trust

Forex

Certificates of

Deposit

Whole Life

Insurance

Bankers’

Acceptance

(55)

Referensi

Dokumen terkait

Sampai dengan tahun 2016, jumlah kawasan konservasi yang telah ditetapkan sebagai KPHK sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan) Unit yang terdiri dari 38 (tiga puluh

Sehubungan dengan permasalahan kerusakan pada lapisan perkerasan jalan yang mempengaruhi tingkat pelayanan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis

Pengarahan dilakukan perusahaan dengan cara pemberian penyuluhan secara rutin, perintah dari atasan, delegasi wewenang, dan pemberian motivasi berupa bonus gaji. Kegiatan

Seminar nasional dengan tema ”Peningkatan Keprofesionalan Peneliti, Pendidik dan Praktisi MIPA untuk Mendukung Pembangunan Karakter Bangsa” tentu saja akan

perbandingan kadar hemoglobinpada ibu hamil yang anemia sebelum dan sesudah pemberian tablet Zat Besi (Fe) di RSIA Zainab Pekanbaru periode April 2015 terhadap

Klausa fell on his neck and kissed him pada data (16a) sebagai RSu merupakan entitas abstrak dari perspektif linguistik kognitif yang secara metafora konseptual melalui

Dengan demikian, cukup jelas bahwa besarnya pangsa minyak sawit dalam produksi minyak nabati dunia bukan karena luas perkebunan kelapa sawit yang lebih luas tetapi