8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Diet
1. Pengertian Perilaku Diet
Perilaku diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangai berat badan (Kim & Lennon, 2006). Demikian pula Hawks (2008) mengemukakan bahwa perilaku diet adalah usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan.
2. Jenis Perilaku Diet
Perilaku diet dapat dibedakan kedalam diet sehat maupun diet tidak sehat (Kim & lennon, 2006)
Diet Sehat
9 melakukan cara-cara diet yang sehat pula, misalnya dengan mengikuti pola makan yang dianjurkan.
Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senantiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah:
(1) Berbagai macam variasi dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang dikonsumsi sedikitnya 5 porsi sehari.
(2) Mengkonsumsi makanan karbohidrat yang tinggi kadar seratnya seperti sereal, roti, kentang dan pasta. Di Indonesia, jenis karbohidrat yang paling sering dikonsumsi antara lain nasi, mie, roti atau kentang sabagai makanan pokok yang dimakan setiap hari (Elga, 2007).
(3) Daging, ikan dan sejenisnya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak.
(4) Susu dan produk-produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak yang rendah.
(5) Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik kentang, permen dan minuman yang mengandung gula sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan tidak sering.
Diet Tidak Sehat
10 berdiet semata-mata bertujuan untuk memperbaiki penampilan akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan mereka.
3. Dampak Perilaku Diet
Perilaku diet bagaimanapun dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu: a. Dampak Biologis
Diet akan meningkatkan level sitemik cortisol. Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stress yang merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang beresiko terhadap timbulnya kerapuhan tulang.
b. Dampak Psikologis
Dampak psikologis yang umumnya ditampilkan orang yang berdiet antara lain kecemasan, sisi emoai yang menjadi kurang stabil, cenderung merasa depresi, kurangnya penyesuaian diri pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab dan struktur nilai personal.
c. Dampak Kognitif
11 B. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, yang mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja awal dimulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat remaja mencapai matang secara hukum.
Masa remaja awal dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan akhir masa remaja. Masa remaja awal berlangsung dari usia 13 sampai 16 tahun, dan akhir masa remaja dari usia 16 sampai 18 tahun (Hurlock, 1993). Sementara Monks, dkk (2006) mengemukakan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian:
1. Masa remaja awal : 12-15 tahun, umumnya disebut dengan masa puber yaitu terjadinya pemasakan seksual yang akan berdampak pada perkembangan psikososialnya.
2. Masa remaja pertengahan : 15-18 tahun, dan
12 Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1993) menyatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan masa-masa sebelumnya dan sesudahnya. Menurut Hurlock (1993) ciri-ciri remaja antara lain sebagai berikut:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Pada masa remaja terjadi perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
13 c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ketika perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.Ada dua alasan bagi kesulitan ini, yaitu :
- Sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orangtua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
- Karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orangtua dan guruguru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
14 f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang rapuh, sulit dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda dan menunjukkan sikap simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Pada masa ini, remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistik cita-citanya ia semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
15 3. Karateristik Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan fisik remaja ditandai dengan adanya suatu periode yang disebut pubertas. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotropic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu Follicle-stimulating harmone (FSH) dan Luteinizing Harmone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang perkembangan dua jenis hormon kewanitaan, yaitu ekstrogen dan progesteron. Pada anak laki-laki, Lutenizing Harmone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Harmone (ICSH)
merangsang perkembangan hormon testosteron.
Perkembangan secara cepat dari hormon-hormon tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan sistem biologis seorang anak. Pada anak perempuan, peristiwa pertama yang terjadi adalah telarke, yaitu terbentuknya payudara, diikuti oleh pubarke, yaitu tumbuhnya rambut pubis dan ketiak, lalu menarke, yaitu periode haid pertama. Haid merupakan pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga pertumbuhan otot yang cepat, tumbuhnya rambut pubis, dan suara yang semakin halus.
16 b. Perkembangan Kognitif Remaja
Menurut Piaget (dalam Papalia, 2008), perkembangan kognitif remaja berada pada operasional formal. Tahap ini merupakan tahap yang paling tinggi dalam perkembangan kognitif individu, dimana remaja mempunyai kemampuan untuk memanipulasi informasi dan mempunyai pemikiran yang lebih luas lagi. Pada masa remaja, proses pembentukan gambaran tubuh sudah di ikuti dengan proses kognisi. Proses kognisi tersebut berupa pemikiran dan keinginan untuk mengidentifikasikan diri sesuai dengan tokoh idolanya. Proses pembentukan gambaran tubuh yang baru pada masa remaja kedalam diri adalah bagian dari tugas perkembangan yang sangat penting (Dacey & Kenny, 1997).
Dalam beberapa hal pemikiran para remaja masih terlihat kurang matang. Salah satu karakteristik pemikiran remaja yang belum matang ini adalah kesadaran diri. Elkind (dalam Papalia, 2008) merujuk kondisi kesadaran diri ini sebagai imaginary audience, yaitu menggambarkan peningkatan kesadaran remajayang tampil pada keyakinan mereka bahwa orang lain memiliki perhatian yang amat besar terhadap diri mereka, sebesar perhatian mereka sendiri. Gejala imaginary audience mencakup berbagai perilaku untuk mendapatkan perhatian, keinginan agar kehadirannya diperhatikan, disadari oleh orang lain, dan menjadi perhatian orang lain, dan menjadi pusat perhatian.
c. Perkembangan Sosial Remaja
17 Pada saat memasuki usia remaja, seorang individu sudah mulai menyadari bahwa dirinya bukan anak-anak lagi dan mulai berusaha memasuki dunia orang dewasa dan mencari identitas diri yang dapat mempengaruhi perasaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Menurut Handel (dalam Rice, 1990), sejak masa puber, remaja umumnya mulai memperhatikan dan membandingkan hal-hal khusus seperti penampilan fisik (misalnya bentuk tubuh) dan kemampuan sosialisasinya dengan lingkungan pergaulan dan tokoh idolanya. Remaja menyadari bahwa daya tarik fisik sangat berperan penting dalam hubungan sosial. Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan remaja sangat cepat terpenagruh terhadap penilaian dari orang lain terhadap bentuk tubuhnya dan peka terhadap rasa malu dikarenakan kemungkinan adanya penilaian yang kurang baik dari lingkungan.
4. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1993), yaitu :
1. Mencari hubungan baru dan yang lebih matang dengan memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
18 6. Mempersiapkan karir ekonomi
7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga 8. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis
Tugas-tugas perkembangan remaja, menurut Havighurst (dalam Dariyo, 2004) ada beberapa, yaitu sebagai berikut.
a. Menyesuaiakan diri dengan perubahan fisiologis-psikologis
Diketahui bahawa perubahan fisiologis yang dialami oleh individu, mempengaruhi pola perilakunya. Di satu sisi, ia harus dapat memenuhi kebutuhan dorongan biologis, namun bila dipenuhi hal itu pasti akan melanggar norma-norma sosial, padahal dari sisi penampilan fisik, remaja sudah seperti orang dewasa. Oleh karena itulah, remaja menghadapi dilema. Dengan demikian, dirinya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik.
b. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
19 c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtua
Ketika sudah menginjak remaja, individu memiliki hubungan pergaulan yang lebih luas, dibandingkan dengan masa anak-anak sebelumnya yaitu selain dari teman-teman tetangga, teman sekolah, tetapi juga dari orang dewasa lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa individu remaja tidak lagi bergantung pada orangtua. Bahkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bergaul bersama dengan teman-temannya. d. Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Untuk dapat mewujudkan tugas ini, umumnya remaja berusaha mempersiapkan diri dengan menempuh pendidikan formal maupun non-formal agar memiliki taraf ilmu pengetahuan, keahlian yang profesional. Warga negara yang bertanggung jawab ditandai dengan kepemilikan taraf keahlian dan profesi yang dapat disumbangkan oleh seorang individu untuk mengembangkan dan memajukan seluruh warga masyarakat.
e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis