• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRACT

To increase the contribution of tax revenue from small and medium enterprises’s income tax, government issued Government Regulation No. 46 Year 2013. The purpouse of this research is to determine whether is significant the different of income tax before and after the implementation of Government Regulation No. 46 Year 2013. The are data analyzed using paired sample t test. The result show that there is significant the different of income tax before and after the implementation of Government Regulation No. 46 Year 2013.

(2)

vii

Untuk meningkatkan kontribusi pajak dari masyarakat terlebih pendapatan pajak penghasilan sektor usaha kecil dan menengah, tujuan pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pajak penghasilan sebelum dan sesudah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Data dianalisis menggunakan pengujian dua sampel berkaitan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pajak penghasilan sebelum dan sesudah diterapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... PENDAHULUAN ... 1

... 1.1 Latar Belakang ... 1

... 1.2 Identifikasi Masalah ... 5

... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

... 1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II ... KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... ... 7

... 2.1 Pajak ... 7

2.1.1 Pengertian Pajak ... 7

2.1.2 Jenis Pajak ... 9

(4)

ix

2.2.2.2 Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri ... 23

2.2.2.3 Tidak Termasuk Subjek Pajak ... 26

2.2.3 Cara Menghitung Pajak ... 27

2.2.3.1 Penghitungan PPh Dengan Dasar Pembukuan ... ... 27

2.2.3.2 Penghitungan PPh Dengan Dasar Pencatatan ... 28

2.2.4 Objek Pajak ... ... 30

2.2.4.1 Penghasilan Yang Termasuk Objek Pajak ... . 31

2.2.4.2 Penghasilan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak ... 33

2.2.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 36

2.2.6 Besarnya Tarif Pajak Penghasilan ... 37

(5)

x

(6)

xi

4.1.2 Pajak Penghasilan Setelah Diterapkannya PP No 46

Tahun 2013... ... 52

4.1.3 Hasil Perbandingan Pajak Penghasilan ... . 53

4.2 Uji Normalitas Data ... 56

4.3 Pengujian Hipotesis ... 57

4.3.1 Uji Paired Samples T Test ... ... 58

4.4 Pembahasan ... ... 59

BAB V ... SIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.2Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65

(7)

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I Tarif Pajak Penghasilan WPOP ... 38

Tabel II Penghasilan Neto ... ... 51

Tabel III . Peredaran Bruto ... ... 53

Tabel IV Pajak Penghasilan Tahun 2011 ... ... 54

Tabel V Pajak Penghasilan Tahun 2012 ... ... 55

Tabel VI Pajak Penghasilan Tahun 2013 ... 56

Tabel VII Uji Normalitas ... 57

Tabel VIII . Uji Paired Samples Statistic ... 58

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Leaflet PP 46 – UMKM (lembar 1) ... 65

Lampiran B Leaflet PP 46 – UMKM (lembar 2) ... 66

Lampiran C Realisasi Penerimaan DJP TA 2013 ... 67

Lampiran D Hasil Uji Normalitas ... 68

Lampiran E Hasil Uji Paired Samples T Test ... 69

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi oleh Direktorat Jendral Pajak pada saat ini

adalah buruh-buruh pabrik yang berpendapatan jauh lebih rendah saja sudah

membayar pajak. Lalu, apakah adil bila UKM tidak mau bayar pajak, padahal

omset mereka miliaran dalam setahun (www.pajak.go.id).

Di Indonesia pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk

pengeluaran pembangunan (Wikipedia).

Berikut ini adalah kutipan pengertian pajak menurut Soemitro (Sugeng

Wahono, 2012 : 2) :

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Sedangkan menurut Andriani mendefinisikan pajak sebagai berikut (Sugeng Wahono, 2012 : 2) :

“Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.”

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah

(10)

Universitas Kristen Maranatha oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi-definisi di atas sebenarnya terdapat empat unsur pengertian

pajak, yaitu :

1. Kontribusi atau iuran wajib kepada negara yang bersifat memaksa.

2. Berdasarkan Undang-Undang.

3. Tidak mendapat imbalan atau kontra prestasi dari negara secara langsung.

4. Digunakan untuk keperluan negara untuk kemakmuran rakyat.

Penerimaan pajak tahun 2013 adalah 916,29 Triliun, dibandingkan dengan

realisasi tahun 2012 maka realisasi penerimaan perpajakan tahun 2013 naik sebesar

81,04 Trilyun atau mengalami pertumbuhan sebesar 9,70 %. Realisasi penerimaan

pajak 2013 per jenis pajak :

 Pajak Penghasilan (PPh) Rp 502,63 Triliun.

 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan

PPnBM) Rp 383,42 Triliun.

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp 25,29 Triliun.

Pada Tahun 2014 ini, target penerimaan pajak dalam APBN 2014 dipatok di

atas seribu triliun atau mencapai Rp 1.110,2 triliun. Angka ini naik sebesar Rp 115

triliun atau tumbuh sekitar 11,6% dibandingkan dengan target pajak dalam APBN-P

2013 sebesar Rp 995,2 triliun. Peran penerimaan pajak ini adalah sebesar 66,6% dari

total pendapatan negara sebesar Rp 1.667,1 triliun. Tentunya, untuk mengamankan

(11)

3

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha menyusun langkah optimalisasi penerimaan pajak yang dijabarkan dalam bentuk

program kerja strategis. Dengan target penerimaan pajak yang lebih besar pada tahun

2014, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang

terbit tanggal 12 Juni 2013 dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2013 tentang pajak

penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak

yang memiliki peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp 4,8 Miliar dalam 1

(satu) tahun pajak. Yang dikenakan pajak penghasilan sesuai PP Nomor 46 Tahun

2013, adalah orang pribadi, badan yang tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Selain itu, juga diatur bahwa Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk

menghitung PPh final ini adalah omzet setiap bulan. Artinya, setiap bulan, Wajib

Pajak akan membayar PPh final sebesar 1% (satu persen) dari omzet bulanannya

(www.pajak.go.id).

Target pemerintah dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2013 adalah meningkatnya kontribusi pajak dari masyarakat terlebih pendapatan

pajak penghasilan dari sektor UKM, pemerintah berharap masyarakatnya taat

membayar pajak dan tertib administrasi karena dengan hanya melaporkan jumlah

omset, kemudian membayarkan 1% (satu persen) dari omset tersebut sebagai PPh,

jadi bagi Wajib Pajak yang memiliki UKM seharusnya akan lebih taat dalam

membayar pajak karena pemerintah telah menyederhanakan peraturan perpajakan

dan mempermudah tata cara perhitungan pajak dari sebelumnya harus menghitung

Penghasilan Kena Pajak (PKP) lalu dikalikan dengan tarif yang telah diatur dalam

Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008. Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak A. Fuad

Rahmany menyatakan, “Buruh-buruh pabrik yang berpendapatan jauh lebih rendah

(12)

Universitas Kristen Maranatha dikeluarkannya PP Nomor 46 Tahun 2013 juga agar adanya keadilan kepada semua

wajib pajak yang sudah memiliki penghasilan terlebih dari sektor UKM untuk mau

melaksanakan kewajibannya membayar pajak kepada pemerintah. Dengan taatnya

sektor UKM membayar pajak akan berpengaruh pada peningkatan penerimaan pajak

pada tahun-tahun berikutnya, apalagi dengan banyaknya sektor UKM yang ada dan

akan terus bertambah maka penerimaan pajak akan ikut bertambah dan meluas,

karena dengan diterbitkannya PP Nomor 46 Tahun 2013 ini masih banyak potensi

yang belum tergali oleh pemerintah dari penerimaan pajak di sektor UKM maka dari

itu pemerintah mengeluarkan peraturan terbaru agar penerimaan negara dari sektor

pajak terus mengalami peningkatan.

Hal ini sedikit berbeda dengan penjelasan menteri keuangan baru-baru ini

yang dikutip beberapa harian nasional dan media elektronik yang mengatakan bahwa

keputusan pemerintah mengenakan tarif 1% (satu persen) terhadap UKM bukanlah

alasan penerimaan negara tetapi bermaksud meningkatkan status UKM menjadi

sektor formal sehingga lebih mudah memperoleh akses keuangan, permodalan

maupun kredit perbankan. Penjelasan menteri keuangan ini patut dipertanyakan

karena maksud tersebut tidak tercemin dalam konsiderans (pertimbangan) terbitnya

PP No. 46 Tahun

(http://economy.okezone.com/read/2013/12/16/317/912925/pajak-umkm-sederhana-tapi-tidak-adil).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang hasilnya penulis sajikan

dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Sebelum

(13)

5

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam permasalahan ini adalah :

1. Seberapa besar pajak penghasilan sebelum diterapkannya PP Nomor 46

Tahun 2013?

2. Seberapa besar pajak penghasilan sesudah diterapkannya PP Nomor 46

Tahun 2013?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pajak penghasilan sebelum dan

sesudah diterapkannya PP Nomor 46 Tahun 2013?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pajak penghasilan sebelum diterapkannya

PP Nomor 46 Tahun 2013.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pajak penghasilan sesudah diterapkannya

PP Nomor 46 Tahun 2013.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pajak

penghasilan sebelum dan sesudah diterapkannya PP Nomor 46 Tahun 2013.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu :

(14)

Universitas Kristen Maranatha dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang

berkepentingan dapat memahaminya.

2. Bagi Pengusaha Kecil dan Menengah

Penelitian ini memfokuskan kepada peraturan baru yang diterbitkan oleh

pemerintah sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan bagi para

pengusaha kecil dan menengah maupun pihak-pihak yang berkepentingan

dapat menggunakan hasil penelitian ini.

3. Bagi Direktorat Jenderal Pajak

Dapat digunakan sebagai alat ukur terhadap PP Nomor 46 Tahun 2013,

apakah telah berjalan dengan baik atau belum dan sebagai bahan evaluasi

(15)

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pajak penghasilan

sebelum dan sesudah diterapkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013,

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pajak penghasilan sebelum diterapkannya peraturan pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 wajib pajak harus membayar pajak penghasilannya pada tahun

2011 sebesar Rp 38.400.100, pada tahun 2012 sebesar Rp 37.971.250, dan pada

tahun 2013 sebesar Rp 34.046.800. Pajak penghasilan yang harus dibayar oleh

wajib pajak cukup besar sebelum diterapkannya peraturan pemerintah tersebut.

2. Pajak penghasilan sesudah diterapkannya peraturan pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 wajib pajak hanya membayar pajak penghasilannya pada tahun

2011 sebesar Rp 15.884.670, pada tahun 2012 sebesar Rp 15.706.100, dan pada

tahun 2013 sebesar Rp 15.581.000. Pajak penghasilan yang harus dibayarkan

wajib pajak jauh menjadi lebih kecil sesudah diterapkannya peraturan

pemerintah yang berlaku pada 1 Juli 2013.

3. Perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah diterapkannya Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 menurut perhitungan terdapat perbedaan

yang cukup besar, hal tersebut juga sama berdasarkan uji dua sampel berkaitan

(16)

Universitas Kristen Maranatha diterapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Usaha kecil dan menengah (UKM) yang belum membayarkan kewajiban

pajaknya mau membayar pajak karena dengan adanya peraturan pemerintah

yang sudah berlaku sejak 1 Juli 2013 tersebut meringankan pelaku UKM karena

pajak penghasilan yang harus dibayar menjadi lebih kecil dan meringankan

beban bagi pelaku UKM yang diwajibkan membayar pajak.

2. Wajib pajak harus tetap patuh terhadap peraturan perpajakan yang ada dengan

membayar pajak penghasilan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013, selain itu wajib pajak harus selalu memperbaharui pengetahuan

mengenai peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencoba melakukan penelitian ini dengan

meneliti beberapa usaha kecil dan menengah yang ada dengan bidang usaha

yang berbeda dan diharapkan dapat mencoba melakukan penelitian ini dengan

meneliti wajib pajak badan.

(17)

63

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno., dan Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan (edisi 3), Jakarta : Salemba Empat.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Pajak, diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/pph-atas-wajib-pajak-peredaran-bruto-tertentu-adalah-untuk-keadilan, pada tanggal 18 April 2014.

Direktorat Jenderal Pajak, diakses dari

http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Leaflet%20PP%2046-UMKM.pdf, pada tanggal 18 April 2014.

Direktorat Jenderal Pajak, diakses dari

http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Penerimaan%20Desember%20dan %20Pertumbuhannya.pdf, pada tanggal 27 April 2014.

Hartono, Jogiyanto. 2011. Metodologi Penelitian Bisinis, Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

Ruston Tambunan. Pajak UMKM, Sederhana Tapi Tidak Adil, diases dari http://economy.okezone.com/read/2013/12/16/317/912925/pajak-umkm-sederhana-tapi-tidak-adil, pada 27 April 2014.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan Kesembilan. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo., Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena dan Albert Kurniawan. 2012. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Bandung : Alfabeta.

Wahono, Sugeng. 2012. Teori dan Aplikasi Mengurus Pajak Itu Mudah, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru BK yang dilaksanakan di SMK Dwi Tunggal Tanjung Morawa dalam mengurangi perilaku tawuran bisa melalui konferensi kasus, dilihat dari dua

DOWHUQDWLI VWUDWHJL GLJXQDNDQ PDWULNV 6:27 XQWXN PHPEDQWX PHODNXNDQ SHQFRFRNNDQ DQWDU NHNXDWDQ GDQ SHOXDQJ VWUDWHJL 62 NHNXDWDQ GDQ DQFDPDQ VWUDWHJL 67 SHOXDQJ GDQ NHOHPDKDQ

Ekonomi pasar efektif dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran pasar untuk masing-masing produk, tapi perekonomian pasar kurang bisa diharapkan dalam menciptakan

Sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penambahan KI pada media 2% NaCl yang mengandung 10 mg/L kitosan sebagai

Sesuai dengan tugasnya yang menghim- pun dana dan menyalurkan kem-bali ke masyarakat, Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank merupakan sumber dana terbesar bagi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbukti ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan, komunikasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai di Biro Administrasi

Berdasarkan hasil penelitian, pemeriksaan GDP pada hari ke-70 menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kadar GDP yang cukup signifikan setelah diberikan induksi diet

Ayam yang mampu menggunakan energi secara efisien akan menghasilkan bobot hidup yang tinggi, sehingga menghasilkan bobot karkas yang tinggi juga, dengan demikian bahwa frekuensi