• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuisisi Perseroan Terbatas Dihubungkan terhadap Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akuisisi Perseroan Terbatas Dihubungkan terhadap Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Arus globalisasi memiliki dampak yang luas bagi kehidupan mulai dari aspek teknologi, komunikasi sampai pada dunia perekonomian, hal itu ditandai dengan dijalinnya perjanjian-perjanjian internasional dari segi ekonomi.Perkembangan perekonomian akibat globalisasi mau tidak mau harus diakui membawa perubahan yang besar khususnya dalam hal perekonomian Indonesia, sejalan dengan itu dunia bisnis dan usaha juga mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat. Arus globalisasi ekonomi menyebabkan persaingan usaha di antara para pelaku usaha semakin ketat. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi, oleh karenanya ekspansi bisnis dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia sebagai alternatif mempertahankan atau mengembangkan usahanya. Namun keinginan akuisisi yang begitu besar yang dilakukan oleh pelaku usaha tidak diimbangi oleh aturan akuisisi yang jelas dan komperehensif hal tersebut menimbulkan ketidakpastian hukum mengingat dampak akuisisi menjadi rawan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif, sifat penelitiannya sendiri adalah deskriptif analitis yaitu menggambarkan titik tolak penelitian analisis terhadap peraturan perundang-undangan yaitu UUPT dan Undang-Undang Antimonopoli artinya penulis menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dihubungkan terhadap masalah ada. Selanjutnya penelitian ini berorientasi pada data primer, data sekunder, dan data tersier.

Akuisisi yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas merupakan suatut indakan yang tidak bertentangan dengan aturan selama akuisisi tersebut tidak melanggar ketentuan yang telah dibuat seperti aturan tentang persaingan usaha tidak sehat, namun aturan mengenai akuisisi berdasarkan klasifikasi perseroan belum memberikan batasan-batasan yang jelas sehingga penulis berpendapat bahwa harus ada revisi atau penyempurnaan kembali UUPT dan aturan pelaksana yang terkait dengana kuisisi yang dilakukan perseroan berdasarkan klasifikasi perseroan tersebut dan jenis akuisisi. Selain itu penulis melihat fenomena umum yang dapat dilihat secara dini yang dapat mempermudah KPPU untuk melakukan investigasi terkait terjadinya monopoli maupun oligopli yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dalam suatu pasar.

(2)

Globalization has broad impact the lives ranging from aspect of technology, communication until to the economy, it is characterized by braided the international agreements in terms of economics. Economic development as a result of globalization inevitably have to be recognized to bring major changes, especially in the case of Indonesia's economy, in line with the business world and the business also began to experience rapid growth. economic globalization lead to competition between the entrepreneurs getting tighter. in general Indonesian economic growth and development can’t be separated from the growth and development of the entrepreneurs, therefore the expansion performed by the entrepreneurs in Indonesia as an alternative to maintain or expand its business. But the desire is so large acquisitions made by the entrepreneurs are not offset by the acquisition rules that are clear and comprehensive. which creates the uncertainty of law that given the impact of the acquisition becomes prone and unfair competition.

This research is done by using the method of normative law research, the nature of the research itself was analytic descriptive analytical study illustrates the starting point of the legislation that the Indonesian Company Law and anti-monopoly Law means the author uses the approach of legislation that are connected to the existing problems.Further research is oriented on primary data, secondary data and tertiary data.

Acquisitions made by a limited liability company is an act that is not against the rules as long as the acquisition does not violate the provisions that have been made such as the rules on unfair competition, but the rules regarding the classification of the company’s acquisition by not giving clear boundaries so that the author argued that there should be a revision or refinements Law Number of 40 of 2007 on Limited Liability Company and its implementation of the company and the type of acquisition. Moreover, the authors looked at the characteristics of the acquisition can be assessed at an early stage can facilitate business competition supervisory commission to conduct an investigation related to the monopoly and oligopoly can lead to unfair competition in market.

(3)

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA SIDANG AKHIR iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

(4)

BAB II TINJAUAN TERHADAP AKUISISI YANG DILAKUKAN PERSEROAN TERBATAS

A. Akuisisi... 18

1. Pengertian Akuisisi... 18

2. Klasifikasi Yuridis Akuisisi Perusahaan... 22

3. Metode Akuisisi... 28

4. Larangan-Larangan Dalam Melakukan Akuisisi... 35

B. Perseroan Terbatas... 37

1. Pengertian Perseroan Terbatas... 37

2. Klasifikasi Perseroan Terbatas... 43

3. Proses Akuisisi Secara Umum... 49

(5)

D. Falsafah, Asas, dan Tujuan Hukum Persaingan Usaha... 76 E. KPPU dan Tata Cara Perkara... 83

BAB IV AKUISISI PERSEROAN TERBATAS DALAM PERSPEKTIF

PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

A. Proses Akuisisi PT Tertutup, Akuisisi PT Terbuka, Akuisisi PT Publik dan Akuisisi 89 Perseroan Group...

1. Akuisisi Perseroan Tertutup... 95 2. Akuisisi Perseroan Publik dan Terbuka... 99 3. Akuisisi Perseroan Group... 107 B. Fenomena Umum Akuisisi Perseroan Terbatas Yang Mengakibatkan Persaingan

Usaha Tidak Sehat... 109 1. Pra -Akuisisi... 117 2. Pasca- Akuisisi... 122

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dampak globalisasi mulai dari komunikasi, teknologi dan informasi

menyebabkan terjadinya arus perpindahan manusia, unit-unit ekonomi, barang

dan jasa keluar dari batas-batas negara di dunia yang akan mempengaruhi

perkembangan perekonomian dunia. Globalisasi sudah ada sejak 1820,

gelombang awal globalisasi terjadi antara tahun 1820-1870 menunjukkan bahwa

dunia mengalami peningkatan gross domestic product (GDP)1 dan yang menjadi

objek globalisasi adalah negara berkembang.

Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang hal tersebut

terlihat dari beberapa faktor yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tinggi,

persebaran penduduk tidak merata, tingkat pengangguran relatif tinggi, ekonomi

masih belum stabil, nilai mata uang masih belum stabil, tingkat produktivitas

rendah, kualitas hidup relatif rendah, ketergantungan pada sektor

pertanian/primer atau mengambil hasil alam, pendapatan perkapita rendah, dan

adanya kesenjangan antara si miskin dan si kaya.

Faktor di ataslah yang menyebabkan Indonesia sebagai negara berkembang,

oleh karena itu Indonesia merupakan objek globalisasi, hal itu dibuktikan dengan

dimulainya Asean Free Ttrade Area (AFTA) di wilayah ASEAN yang dimulai

1

(8)

pada tahun 2003 silam dan disusul dengan (CAFTA) China Free Trade Area

yang memungkinkan bahwa semua produk Cina memasuki pasar Indonesia,

berkaitan dengan hal tersebut Indonesia kian dibanjiri produk-produk luar bukan

hanya produk Cina, produk-produk seluruh negara ASEAN juga ikut serta

menjadi pemasok, dan kini akan muncul Asean Community 2015 yang digagas

oleh kumpulan negara ASEAN dimana salah satu bagiannya adalah Asean

Economic Community 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing antar negara, hal tersebut menimbulkan polemik dalam masyarakat, mungkinkah

Indonesia dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya baik dari segi harga

maupun kualitas.

Perkembangan perekonomian akibat globalisasi mau tidak mau harus diakui

membawa perubahan yang besar khususnya dalam hal perekonomian Indonesia,

sejalan dengan itu dunia bisnis dan usaha juga mulai mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Arus globalisasi ekonomi menyebabkan persaingan usaha di

antara para pelaku usaha semakin ketat. Pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi Indonesia pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan

perkembangan pelaku-pelaku ekonomi.

Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, yang mengakibatkan lebih

mudah dipengaruhi oleh prinsip ekonomi global dan liberalisasi perdagangan,

Dalam hal ini, perekonomian Indonesia berhadapan langsung dan terbuka lebar

dengan perekonomian negara lain terutama melalui kerja sama ekonomi dengan

mitra dagang Indonesia di luar negeri seperti hubungan perdagangan di bidang

(9)

pinjam meminjam, dan bentuk-bentuk kerja sama lainnya2. Perekonomian

Indonesia yang belum stabil saat ini membuat para pelaku usaha cemas, hal

tersebut dikarenakan kekhawatiran akan terjadinya gejolak moneter yang akan

menimbulkan kesulitan besar dalam dunia usaha antara lain berdampak pada

pelaku usaha yang tidak dapat atau diperkirakan tidak dapat memenuhi

kewajibannya kepada kreditur asing maupun domestik.

Akibatnya krisis ini juga menimbulkan efek negatif terhadap

perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tidak mampu mengembangkan kegiatannya karena

terbatasnya sumber dana yang dimiliki dan sistem manajemen perusahaan yang

belum memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dimana

seharusnya penerapannya bertujuan sebagai pengaturan internal yang memuat

filsafat bisnis perusahaan, panduan nilai-nilai yang mengatur cara mengelola

perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis, pedoman menghadapi pelanggan,

distributor, pejabat pemerintah, dan pihak-pihak lainnya yang berhubungan

dengan perusahaan, termasuk di dalamnya aturan yang mengatur perilaku

persaingan sehat dengan pelaku usaha pesaingnya.3

Persaingan usaha yang semakin kompetitif dan ditambah lagi lemahnya

penerapan Good Corporate Governance, menyebabkan terjadinya keterpurukan

dalam sektor ekonomi dan financial di Indonesia. Kondisi diatas menuntut

perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat

bertahan atau bahkan lebih dapat berkembang dengan cara memperbaiki

2

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi (1), Bandung : Books Terrace & Library, 2007, hlm. 7

3 Hermansyah,Pokok-pokok Hukum Persaingan usaha Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media

(10)

eksistensi dan kinerjanya. Strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan perusahaan ditempuh dengan melakukan ekspansi baik itu secara

internal maupun eksternal.

Internal dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun

divisi bisnis yang baru sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam

bentuk merger, akusisi, dan konsolidasi dimana pada ekspansi bisnis eksternal

terdapat keuntungan yang sangat signifikan dibanding ekspansi internal mulai

dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Keuntungan penghematan tersebut

mendorong para pelaku usaha cenderung menggunakan strategi ekspansi bisnis

eksternal. Skripsi ini menekankan pada akuisisi, merupakan hal lazim yang

dilakukan oleh pelaku usaha guna mempertahankan usaha atau bisnis dalam

suatu bidang usaha tertentu yang digeluti oleh para pelaku usaha.

Akuisisi menjadi metode baru dalam suatu group usaha konglomerat yang

akan memperluas jaringannya, terutama bagi kelompok usaha yang ingin

berkembang pesat dalam kurun waktu yang singkat4. Hal tersebut terjadi karena

alternatif ekspansi bisnis melalui akuisisi cukup praktis dikarenakan tidak perlu

membesarkan suatu usaha dari kecil hingga menjadi besar tapi cukup hanya

membeli perusahaan yang sudah besar di dalam suatu pasar.

Kegiatan Akuisisi di Indonesia dimulai pada tahun 1970 yang dilakukan

oleh bank-bank dengan harapan agar dapat memperkuat struktur modal dan

memperoleh keringanan pajak, Hal ini didukung oleh pemerintah dengan

aturan-aturan hukumnya. Kegiatan akuisisi oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa

4 Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Bandung, Perseroan Terbatas citra Aditya Bakti,

(11)

Efek Indonesia mulai berlangsung pada tahun 1989 hingga sekarang kegiatan

akuisisi masih berlangsung di Indonesia.

Perkembangan akuisisi di Indonesia diwarnai dengan pasang surut hal

tersebut berkaitan dengan pasang surut bisnis perekonomian negara artinya pada

saat bisnis dan ekonomi suatu negara tertentu mengalami peningkatan maka

pada prinsipnya akuisisipun banyak dilakukan namun sebaliknya jika kondisi

perekonomian atau bisnis suatu negara mengalami resesi maka kegiatan

akuisispun menurun. Hal tersebut merupakan keadaan alamiah dan dipandang

wajar karena akuisisi dimaknai sebagai upaya untuk memperluas sebuah usaha

yang membutuhkan modal.

Akuisisi mulai dikenal di Indonesia sejak diaturnya Undang-undang

Perseroan Terbatas yakni Undang-Undang No 1 tahun 1995 Tentang Perseroan

Terbatas yang merupakan tonggak awal dikenalnya akuisisi dimana dalam

peraturan tersebut diatur mengenai akusisi secara komperehensif, bersamaan

dengan hal tersebut akuisisi mulai dikenal dalam dunia usaha Indonesia. Dalam

perkembangan akusisi di dunia usaha terbagi atas 2 periode yakni pasca

Undang-Undang Perseroan Terbatas No 1 tahun 1995 dan sebelum diundangkannya

Undang-Undang Perseroan Terbatas. Bukan berarti sebelum diundangkan

Undang-Undang Perseroan Terbatas akuisisi tidak digunakan sebagai strategi

bisnis oleh pelaku usaha, ada beberapa pelaku usaha yang sudah menggunakan

akuisisi sebagai strategi bisnis dalam mengembangkan usaha mereka namun

(12)

Tahun 1995 para pelaku usaha Di Indonesia mulai berbondong-bondong

mengembangkan usahanya melalui akuisisi.

Dewasa ini akuisisi diatur dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas. Secara komperehensif akuisisi diartikan sederhana

yaitu pengambilalihan. Pengertian akusisi dapat ditemukan dalam Pasal 1 ayat

(11) Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yaitu:

“pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum

atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang

mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.”

Efesiensi yang didapat oleh pelaku usaha dengan meminimalisir

pengeluaran dan mendapatkan keuntungan yang maksimal mengarahkan pelaku

usaha mampu menerapkan prinsip ekonomi yakni menghasilkan keuntungan

banyak dengan pengeluaran yang sedikit, namun ada kalanya prinsip-prinsip

ekonomi disalah tafsirkan oleh pelaku usaha dengan menerobos ketentuan

perundang-undangan lain yang berlaku, hal tersebut dibuktikan dengan melihat

kenyataan yang terjadi saat ini, banyak transaksi akuisisi yang dilakukan oleh

perseroan terbatas didorong oleh motif untuk meningkatkan kekuatan pasar di

pasar bersangkutan, baik peningkatan pada satu perusahaan maupun peningkatan

pasar pada sekelompok perusahaan.

Motif peningkatan kekuatan pasar tersebut bertentangan dengan prinsip

usaha fair yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat diantara para pelaku

usaha padahal secara eksplisit telah diatur dalam Pasal 28 ayat (2)

(13)

Usaha Tidak Sehat yaitu : “Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan

saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat” pasal di atas

mengisyaratkan bahwa para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya tidak

melakukan perbuatan yang dapat merugikan para pihak.

Pembahasan akuisisi perseroan terbatas kaitannya terhadap persaingan

usaha tidak sehat sebelumnya sudah pernah dibahas oleh Susilawaty P.N.

Siringringo mahasiswa strata 1 program Kekhususan Hukum Ekonomi

Universitas Padjajaran dalam penyusunan skripsi yang diberi judul “ Praktik

Akuisisi PT Terbuka Oleh Anak Perusahaan Suatu PT Terbuka Yang Lain

Dalam Kajian Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas dan Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat” Skripsi di atas mengkaji

mekanisme akuisisi yang dilakukan sebuah perusahaan terbuka yakni PT

London Sumatera Indonesia Plantation Tbk., oleh PT Salim Invomas Pratama

sebagai anak perusahaan PT indofood Sukses Makmur Tbk., mekanisme yang

dimaksud adalah akuisisi yang dilakukan perusahaan tersebut sesuai dengan

UUPT atau Undang-Undang Antimonopoli.

Berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan, Penulis dalam hal ini

mengkaji akuisisi perseroan terbatas berdasarkan klasifikasi perseroan itu

sendiri. Selain itu penulis juga mengkaji fenomena akuisisi yang dapat

menyebabkan persaingan usaha tidak sehat di dalam pasar global. Berdasarkan

(14)

TERBATAS DIHUBUNGKAN DENGAN TERJADINYA PERSAINGAN

USAHA TIDAK SEHAT DI INDONESIA”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimanakah akuisisi Perseroan Tertutup, perseroan Publik, Perseroan

Terbuka dan Perseroan Group?

2. Bagaimana Akuisisi perseroan terbatas yang menyebabkan persaingan

usaha tidak sehat?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan hukum ini adalah :

1. Untuk mengetahui mekanisme akuisisi yang dilakukan oleh perseroan

terbatas berdasarkan jenisnya

2. Untuk memperoleh gambaran akuisisi perseroan terbatas yang dapat

menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dalam pasar global

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Kegunaan penulisan hukum ini memberikan kontribusi terhadap ilmu

hukum, khususnya hukum perusahaan dan hukum anti monopoli yang

(15)

arus globalisasi. Sehingga kajian-kajian hukum yang memiliki aspek

hukum perusahaan dan hukum antimonopoli terus dikembangkan, oleh

karena itu penulisan hukum diharapkan memiliki sedikit andil dalam

memperkaya ilmu pengetahuan.

2. Secara praktis penulisan hukum ini ditujukan sebagai pengetahuan

mengenai bagaimana pengaruh penguasaan pasar global oleh perseroan

terbatas yang melakukan akuisisi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Indonesia adalah negara hukum hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 ayat

(3) Undang-Undang Dasar 1945, artinya dalam setiap tindakan negara harus

didasarkan pada hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

Negara hukum identik dengan adanya aturan perundang-undangan sebagai dasar

yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum, kemanfaatan hukum dan

keadilan. Segala aspek dalam kehidupan di atur dalam peraturan

undangan termasuk aspek dalam bisnis diatur dalam peraturan

perundang-undangan. Undang–Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

merupakan salah satu aturan yang mengatur mengenai kegiatan suatu perusahaan

dalam melakukan bisnisnya hal tersebut perlu diatur mengingat bahwa

perusahaan dewasa ini menjadi pilar pembangunan ekonomi.

Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam KUHD dan

(16)

secara resmi mengenai perusahaan. Molengraaf memberikan definisi mengenai

perusahaan yaitu “Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan

secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan

cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian

perdagangan.”5

Berbeda dengan pendapat Molengraaff, Polak merumuskan Perusahaan

sebagai berikut: “Baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan

perhitungan laba dan rugi yang dapat diperkirakan dan dicatat dalam

pembukuan.” 6Sedangkan di dalam rumusan perundang-undangan definisi dari

perusahaan diatur dalam pasal 1 huruf b Undang-undang No 3 tahun 1982

Tentang wajib daftar perusahaan ditentukan sebagai berikut “perusahan adalah

setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan

terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara

Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.”

Dilihat dari kriteria jumlah pemilik, perusahaan diklasifikasikan menjadi

perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan. Perusahaan perseorangan

didirikan dan dimiliki oleh satu orang pengusaha, sedangkan perusahaan

persekutuan didirikan dan dimiliki oleh satu orang pengusaha, sedangkan

perusahaan persekutuan didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha

yang bekerja sama dalam satu persekutuan. Dilihat dari status pemiliknya

perusahaan diklasifikasikan menjadi perusahaan swasta dan perusahaan

negara.Perusahaan swasta didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta sedangkan

(17)

perusahaan negara didirikan dan dimiliki oleh negara, sering disebut Badan

Usaha Milik Negara. Dilihat dari bentuk hukumnya, perusahaan diklasifikasikan

menjadi perusahaan badan hukum dan perusahaan non badan hukum.7

Salah satu contoh perusahaan badan hukum adalah perseroan terbatas, yaitu

badan hukum yang merupakan persekutuan Modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham. Sebagai badan hukum perseroan terbatas dianggap

layaknya orang-perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan

hukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta

menuntut di depan pengadilan.

Menjadi badan hukum, perseroan terbatas harus memenuhi persyaratan dan

tata cara pengesahan perseroan terbatas sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Perseroan Terbatas yaitu pengesahan dari menteri Hukum dan Ham

Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan

nama perseroan terbatas yang akan didirikan dan pembuatan anggaran dasar dan

pengesahan anggaran dasar oleh menteri. Sebagai persekutuan modal, kekayaan

perseroan terbatas terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk

saham.

Para pendiri perseroan terbatas berkewajiban untuk mengambil bagian

modal itu dalam bentuk saham, dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai

bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab para pemegang saham terbatas hanya

pada modal atau saham yang dimasukkannya ke dalam perseroan . Segala utang

(18)

perseroan tidak dapat ditimpakan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang

saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang

disetorkan kepada perseroan .

Perseroan terbatas diklasifikasikan atas 4 Jenis yaitu Perseroan Tertutup,

perseroan Publik, Perseroan Terbuka dan Perseroan Group hal tersebut

tercantum dalam Pasal 1 angka 6 dan 7 Undang-Undang No 40 Tahun 2007

Tentang perseroan terbatas Perseroan terbatas diklasifikasikan atas 4 Jenis yaitu

Perseroan Tertutup, perseroan Publik, Perseroan Terbuka dan Perseroan

Group hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 angka 6 dan 7 Undang-Undang No

40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Perseroan terbatas dalam melakukan kegiatan usahanya terkadang

memerlukan Modal dalam mengembangkan usahanya dan bertahan terhadap

arus persaingan yang semakin kompetitif diantaranya dengan melakukan

Perluasan usaha ( ekspansi ) merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh

suatu perusahaan dalam rangka untuk menambah kapasitas pabrik, menambah

unit produksi, menambah divisi baru, dan bentuk yang lainnya, umumnya

diartikan sebagai ekspansi intern. Ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan

terbatas rentan mengakibatkan resiko terjadinya pemusatan ekonomi dalam

bentuk posisi dominan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat

diantara pelaku usaha di Indonesia. Persaingan usaha tidak sehat berdasarkan

rumusan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yaitu: “ Persaingan antar

(19)

dan / atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau

menghambat persaingan usaha”

F. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ilmiah pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dan

metode keilmuan dengan demikian maka penguasaan metode ilmiah merupakan

persyaratan untuk memahami jalan pikiran yang terdapat dalam langkah-langkah

penelitian. Langkah-langkah penelitian mencakup apa yang diteliti, bagaimana

penelitian dilakukan serta untuk apa hasil penelitian digunakan.8

1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan

mempertimbangkan bahwa titik tolak penelitian analisis terhadap

peraturan perundang-undangan9 yang berkaitan akuisisi yang dilakukan

oleh sebuah Perseroan terbatas

2. Pendekatan Penelitian

Sehubungan dengan sifat penelitian yang digunakan yakni yuridis

normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan hukum

dengan melihat peraturan-peraturan,baik bahan hukum primer, maupun

bahan hukum sekunder, atau pendekatan masalah dengan cara melihat

dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Sumber Data

8 Badher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum (Bandung, CV. Mandar Maju, 2008,

hlm.10. 9

(20)

Adapun sumber data dari penelitian ini adalah bahan-bahan hukum

yang dikaji meliputi:

a. Bahan Hukum Primer

Yakni bahan hukum yang terdiri dari perundang-undangan, seperti

undang-undang No 5 tahun 199 tentang larangan praktik Monopoli

dan persaingan usaha tidak sehat, Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan pemerintah No

57 2010 tentang penggabungan usaha

b. Bahan Hukum Sekunder

Yakni bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks (texkbook)

yang ditulis oleh para ahli hukum, jurnal-jurnal hukum, pendapat

para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi dan hasil

seminar/simposium yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier

Yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti

kamus hukum, encyclopedia dan lain-lain

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

(21)

dengan permasalahan yang akan diteliti, kemudian dianalisis untuk

menginterprestasikan dengan hukum yang berlaku.

b. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan penulisan

hukum ini yaitu KPPU

5. Analisa Data

Adapun sumber data yang berupa bahan hukum yang diperoleh dari

studi kepustakaan, aturan perundang-undangan dan artikel serta hasil

wawancara dimaksud diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa,

sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis. Data primer

dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

metode analisis kuantatif dengan logika deduktif yakni berpikir dari hal

yang umum menuju kepada hal yang khusus atau spesifik dengan

menggunakan perangkat normatif sehingga dapat memberikan jawaban

yang jelas atas permasalahan yang diidentifikasi

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memperoleh gambaran umum secara singkat dan jelas tentang materi

suatu pokok pikiran yang tercakup dalam laporan ini, perlu dikemukakan

sistematika penulisan hukum ini. Penulisan hukum ini dibagi menjadi beberapa

(22)

1. PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,

identifikasi masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, kerangka

pemikiran, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2. TINJAUAN TERHADAP AKUISISI YANG DILAKUKAN

PERSEROAN TERBATAS

Berisi mengenai tinjauan atas Perseroan terbatas yang melakukan

akusisi dalam rangka menyongsong era globalisasi yang terbagi dari

beberapa point yaitu mengenai Perseroan terbatas, aturan dan Jenis

Ekspansi Bisnis yang dilakukan oleh Perseroan terbatas.

3. TINJAUAN TERHADAP PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Berisi megenai beberapa point yang memaparkan bagaimana Akuisisi

yang tidak melanggar aturan perundang-undangan dan Akusisi yang

melanggar peraturan Perundang-undangan

4. AKUISISI PERSEROAN TERBATAS DIHUBUNGKAN

TERJADINYA PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Berisi mengenai jawaban-jawaban atas permasalahn yang ada dalam

penulisan hukum mengenai akuisisi yang dilakukan oleh sebuah

(23)

1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tudak

sehat.

5. PENUTUP

(24)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Tindakan akuisisi merupakan bentuk strategi perseroan, namun harus

dilakukan melalui pertimbangan yang mapan agar nantinya tidak

menjadi masalah di kemudian hari. Perseroan adalah bentuk badan

hukum yang memiliki karakter dan sifatnya masing-masing seperti

perseroan terbuka/publik, tertutup dan perseroan group, meski berbeda

karakter dan sifat dimungkinkan untuk melakukan tindakan akuisisi,

namun UUPT tidak secara jelas dan komperehensif mengatur akuisisi

yang dilakukan oleh perseroan yang berbeda karakter dan sifat. Akuisisi

Perseroan Tertutup adalah pengambilalihan saham/ aset yang dilakukan

badan hukum berupa perseroan merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham yang jumlahnya

terbatas dan adanya hubungan kekerabatan/keluarga antara pemilik

saham tersebut, sedangkan Akuisisi Publik dan Terbuka adalah

pengambilalihan/ diambilalih yang dilakukan oleh perseroan terbatas

yang bersifat terbuka dimana sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

dimana akuisisi dilakukan dengan memperhatikan ketentuan transaksi

(25)

terkait transaksi akuisisi yang dilakukan. Akuisisi perseroan group

sendiri adalah pengambilalihan saham /aset yang dilakukan oleh

perseroan dimana perseroan tersebut merupakan salah satu anak/induk

suatu perseroan.

2. Akuisisi berpeluang menciptakan pasar yang monopolistik untuk itulah

masyarakat harus dapat melihat fenomena umum akuisisi yang dapat

mengakibatkan monopoli, oligopoli atau monopsoni yang

mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan kasus yang

terjadi penulis berpendapat bahwa fenomena umum akuisisi yang

berpotensi menimbulkan monopoli adalah akuisisi dilakukan oleh

perseroan yang memiliki pasar bersangkutan yang sama baik secara

produk maupun geografis dengan perseroan targetnya, selain akuisisi

dilakukan oleh pemegang power market. Selain itu akuisisi yang

menimbulkan monopoli juga dapat ditandai dengan rusaknya struktur

pasar global yang ada dan timbulnya kerugian bagi pihak ketiga akibat

(26)

B. SARAN

1. Penulis berharap UUPT disempurnakan kembali melalui revisi dan

mengatur secara komperehensif mengenai jenis-jenis akuisisi

dilakukan oleh perseroan berdasarkan karakter Perseroan dan merevisi

undang-undang Antimonopoli terkait sistem pemberitahuan yang

sudah tidak relevan lagi.

2. Pemerintah melalui KPPU dapat secara dini mendeteksi akuisisi yang

berpotensi menimbulkan monopoli, oligopoli dan monopsoni dengan

cara melakukan ceklis perseroan yang melakukan akuisisi, selanjutnya

mengamati proses akuisisi. Fenomena umum akuisisi yang akan

berpotensi menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dapat dijadikan

(27)

Buku & Bahan Ajar

Abdul Moin, Merger, Akuisisi, & Divestasi: Edisi kedua, Yogyakarta: Ekonisia,

2010.

Adam Smith, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,

London: Modern Library edition, 1973,

Abdulkadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Adtya

Bakti,2010,

Arie Siswanto, “Hukum Persaingan usaha”, Penerbit Ghalia, Indonesia.

Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi (1), Bandung : Books Terrace &

Library, 2007.

Badher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: Mandar

Maju, 2008.

C.s.t, Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1992.

Edwin Mansfield, Principles of Microekonomics, WW Norton & Company,

New York, 3rd editon, 1980,

Gunawan Widjaja, Merger dalam Persfektif Monopoli, Jakarta: Raja Grafindo

(28)

perusahaan, Jakarta, Elex Media Komputindo.

Iswi Hariyani, Serfianto dan Cita Yustisia, Merger, Konsoloidasi akuisisi,

&Pemisahan Perusahaan

Jonny, Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Normatif, Cetakan Ketiga

Malang: Bayu Media Publishing, 2007.

Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, Bandung, Perseroan terbatas citra

Aditya Bakti, 2008.

Miranda Anwar, Pencatatan Saham-Tinjauan umum Jakarta : Universitas

Indonesia, 2008.

Normin S. Pakpahan, Pokok-Pokok Pikiran Kerangka kerja Acuan Pembuatan

RUU Tentang Persaingan, Jurnal Hukum Bisnis”.vol tahun 1999.

Suhasril dan Mohammad Taufik Makarao, Hukum Larangan Praktik Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Ghalia Indonesia, 2010 Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta :Sinar Grafika, 2011

Makalah & Jurnal

Felix Oentoeng Soebagjo, Hukum Tentang Akuisisi Perusahaan Di Indonesia,

Makalah disampaikan pada pidato pengukuhan Guru Besar tetap dalam

Ilmu Hukum keperdataan pada fakultas Hukum Universitas Indonesia,

(29)

Reaction, Malaysian Journal of Economic Studies, Volume XXXIX, Number 1 & 2, (June – December 2002)

Kamus

Bryan A Garner, Black Law Dictionary, Ninth Edition, Texas, 2009.

John Black, Nigar Hashimzade and Gareth Myles, Oxford dictionary of economic,

Edisi ke-iv London : University press 2012.

Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Praktik Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan

Pengambilalihan Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan

Akuisisi Bank

Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 2010 Tentang Penggabungan atau Peleburan

(30)

Sumber Lain

Badan Pengawas Pasar Modal, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

danLembaga Keuangan Tentang Benturan Kepentingan Transaksi

Tertentu, Kep.No.32/PM/2000

Inti sari Undang-Undang Persaingan suatu Upaya Mendukung Persaingan Usaha

Sehat, Cides.Jakarta hlm. 1997,hlm 24-28

Data yang didapat berasal dari Keputusan KPPU No. 28/KPPU/PDPT/XI/2013

Tentang Pendapat KPPU mengenai pemberitahuan pengambilalihan saham

PT TAM oleh PT MP.

Data yang didapat berasal dari Keputusan KPPU No. 09/KPPU-L/2009 Tentang

Keputusan KPPU terkait akuisisi Carrefour terhadap Alfa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji beda sel paru-paru antar kelompok perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok K2 dengan kelompok P6 ( p = 0,564 ), Hal ini menunjukkan

5 Tahun 1960 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Agraria, Sehingga perbuatan Penggugat/Terbanding yang merusak Tanaman Sawit milik pihak Tergugat/Pembanding dengan cara

Lewat pro- gram ini antar dosen bisa mengambil nilai-nilai dari dosen lain yang bisa ditiru, sebagai contoh yaitu dalam hal penguasaan materi, ketelatenan, kesabaran, dan

1) Sumber daya manusia sebagai pelaksana dan sumber daya fisik yang berupa fasilitas pendukung pelaksanaan program Jampersal sudah cukup memadai, baik dari segi

Berdasarkan hasil uji untuk strata produktivitas tinggi diperoleh probabilitas t hitung variabel luas lahan = 0,2012 ≥ nilai probabilitas α = 5% maka H1 ditolak dan

‘yang adzan namanya Saat. Coba lihat di layar TV, mesti ada tulisan SAAT ADZAN MAGHRIB untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya.’ PS, No.. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Pembangunan pertanian pada era reformasi mengalami perubahan paradigma dari paradigma lama yang lebih berorientasi kepada upaya-upaya peningkatan produksi pertanian,