• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser pada Niat Beli Produk Kosmetik Wardah di Kota Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser pada Niat Beli Produk Kosmetik Wardah di Kota Denpasar."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERSEPSI NILAI DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER PADA NIAT BELI PRODUK

KOSMETIK WARDAH DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A.A ISTRI CHINTYA WIRYANTARI NIM: 1206205065

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PERAN PERSEPSI NILAI DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER PADA NIAT BELI PRODUK

KOSMETIK WARDAH DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A.A ISTRI CHINTYA WIRYANTARI NIM: 1206205065

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji

pada tanggal : 23 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Ni Made Rastini,S.E.,M.M. ……….

2. Sekretaris : Dr. Tjok. Gde Raka Sukawati,S.E.,M.M. ……….

3. Anggota : Eka Sulistyawati,S.E.,M.M. ……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

Dr. I. G. A. Ketut Giantari, SE.,M.Si Dr.Tjok Gde Raka Sukawati, SE.,MM

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

undang-undang yang berlaku.

Denpasar, 23 Juni 2016

Mahasiswa,

A.A Istri Chintya Wiryantari

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser Pada Niat Beli Produk Kosmetik Wardah Di Kota Denpasar” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S, selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari,S.E.,M.Si. dan Agoes Ganesha

Rahyuda,S.E.,MT.,Ph.D., masing-masing sebagai Ketua Jurusan Manajemen

dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

4. Gede Suparna,SE.,MS. sebagai dosen Pembimbing Akademik.

5. Dr.Tjok Gde Raka Sukawati, SE.,MM, selaku dosen pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ni Made Rastini,SE.,MM. sebagai Dosen Pembahas yang membahas dan

memberi masukan sehingga jadilah karya ilmiah berupa skripsi ini.

7. Eka Sulistyawati,S.E.,M.M. sebagai dosen penguji yang memberi masukan

sehingga jadilah skripsi ini sesuai dengan kriteria ilmiah.

8. A.A Istri Agung dan A.A Ngurah Budi Arnaya,ST. selaku orang tua yang

sudah mendukung dan memberikan doa yang sangat tulus dan tiada hentinya

untuk memotivasi penulis dalam studi. A.A Ngurah Bagus Wiranjaya,ST.,

selaku kakak kandung penulis yang mendukung dan selalu menghibur penulis

selama penulisan skripsi.

9. Saudara sekaligus Sahabat tercinta penulis yang kini telah damai di sisi Ida

(6)

sudah menjadi sahabat yang sangat baik selama penulis mengenalnya dan

mendukung penulis selalu dimana pun ia berada.

10. Sahabat-sahabat penulis yang seperti saudara bagi penulis yaitu Diyah Arum,

Trisna Suwandewi, Vania Dwi Alfiana Putri, Fariz Ramadhan, Putri

Martinayanti yang selalu membantu, mendengar segala keluh kesah penulis

dan selalu menghibur dan memotivasi penulis.

11. Kekasih penulis Putu Ananta Dama Putra yang selalu setia menemani dan

membantu penulis serta mendukung dalam segala situasi yang dihadapi

penulis.

12. Teman-teman seperjuangan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan skripsi ini.

Denpasar, 2016

(7)

vi

Judul : Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser Pada Niat Beli Produk Kosmetik Wardah Di Kota Denpasar

Nama : A.A Istri Chintya Wiryantari NIM : 1206205065

ABSTRAK

Kosmetik kini tidak dapat lepas dari kehidupan wanita yang dianggap sebagai salah satu cara untuk menyempurnakan penampilannya. Hal ini dikarenakan dari peran celebrity endorser yang membantu dalam menyampaikan produk ke masyarakat dan meningkatkan niat beli selain itu pula persepsi nilai produk di benak konsumen saat melihat produk juga mempengaruhi niat pembeliannya. Tujuan penelitian ini untuk menguji peran persepsi nilai dalam memediasi pengaruh kredibilitas celebrity endorser pada niat beli produk kosmetik Wardah di kota Denpasar.

Penelitian ini dilakukan pada responden yang berdomisili di Kota Denpasar. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah Path Anaylsis dan uji Sobel untuk melihat pengaruh variabel memediasi.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli dan persepsi nilai. Persepsi nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Penelitian ini juga membuktikan bahwa persepsi nilai secara signifikan memediasi hubungan antara celebrity endorser terhadap niat beli.

Melihat dari hasil tersebut maka pihak produsen kosmetik Wardah sebaiknya lebih mencari kembali selebriti-selebriti yang mampu merepresentasikan produk Wardah agar sesuai dengan citra produk dan sasaran pasar dan mampu meningkatkan penjualan. Pihak produsen kosmetik Wardah juga sebaiknya melakukan beberapa terobosan dan juga inovasi yang mampu membentuk persepsi nilai yang lebih baik di benak konsumen sehingga mampu meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk Wardah.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Perilaku konsumen ... 12

2.1.2 Persepsi nilai ... 13

2.1.3 Celebrity endorser ... 14

2.1.4 Niat beli ... 16

2.2 Hipotesis Penelitian ... 18

2.2.1 Pengaruh celebrity endorse terhadap niat beli ... 18

2.2.2 Pengaruh celebrity endorse terhadap persepsi nilai ... 20

2.2.3 Pengaruh persepsi nilai terhadap niat beli ... 21

2.2.4 Peran persepsi nilai dalam memediasi celebrity endorse pada niat beli ... 22

(9)

viii

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Desain Penelitian ... 24

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 24

3.3 Subyek dan Objek Penelitian ... 24

3.4 Identifikasi Variabel ... 25

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.5.1 Kredibilitas celebrity endorser (X1) ... 25

3.5.2 Persepsi nilai (M) ... 26

3.5.3 Niat beli produk kosmetik wardah(Y)... 27

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6.1 Jenis data ... 29

3.6.2 Sumber data ... 30

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Pengujian Instrumen ... 32

3.9.1 Uji validitas instrumen ... 32

3.9.2 Uji reliabilitas instrumen ... 33

3.10 Teknik Analisis Data ... 33

3.10.1 Analisis statistik deskriptif ... 33

3.10.2 Analisis statistik infrensial ... 34

3.10.3 Teknik analisis jalur (Path Analysis) ... 35

3.10.4 Uji sobel ... 39

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Produk Kosmetik Wardah... 41

4.1.1 Sejarah produk kosmetik wardah ... 41

4.1.2 Keunggulan produk wardah ... 43

4.2 Karakteristik Responden ... 44

4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 46

4.3.1 Uji validitas ... 46

4.3.2 Uji reliabilitas ... 47

(10)

4.4.1 Kredibilitas celebrity endorser ... 49

4.4.2 Persepsi nilai ... 51

4.4.3 Niat membeli produk kosmetik wardah ... 52

4.6 Hasil Analisis Jalur ... 53

4.7 Uji Sobel ... 59

4.8 Pembahasan hasil penelitian ... 61

4.8.1 Pengaruh kredibilitas celebrity endorser pada niat beli produk kosmetik wardah ... 61

4.8.2 Pengaruh celebrity endorser pada persepsi nilai ... 62

4.8.3 Pengaruh persepsi nilai pada niat beli produk kosmetik Wardah ... 62

4.8.4 Peran persepsi nilai dalam memediasi kredibilitas celebrity endorser pada niat beli produk kosmetik wardah. ... 63

4.9 Implikasi hasil penelitian ... 63

4.10 Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran-saran ... 66

DAFTAR RUJUKAN ... 68

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Top Brand Award Tahun 2015 ... 3

3.1 Indikator Variabel ... 29

3.2 Penentuan Skor ... 32

3.3 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung serta Kredibilitas Celebrity Endorser (X), Persepsi Nilai (M), dan Niat Beli (Y). ... 37

4.1 Karakteristik Responden ... 45

4.2 Hasil Uji Validitas ... 47

4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

4.4 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Celebrity Endorser ... 49

4.5 Deskripsi jawaban responden terhadap variabel persepsi nilai ... 51

4.6 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Variabel Niat Beli produk kosmetik Wardah ... 52

4.7 Hasil Analisis Jalur 1 ... 54

4.8 Hasil Analisis Jalur 2 ... 55

4.9 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung serta Pengaruh Total Celebrity Endorser (X), Persepsi Nilai (M), dan Niat Beli (Y) ... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Penelitian ... 23

4.1 Model Analisis Jalur Peran Persepsi Nilai dalam Memediasi Pengaruh kredibilitas Celebrity Endorser pada Niat Beli Produk Kosmetik Wardah di Kota Denpasar... 54

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuisioner ... 72

2 Tabulasi Ordinal ... 76

3 Tabulasi Interval... 79

4 Hasil Uji Validitas ... 81

5 Hasil Uji Reliabilitas ... 85

6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 90

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peran kosmetik tidak lepas dari kehidupan wanita dimana setiap harinya

wanita akan selalu berdampingan dengan kosmetik baik itu untuk aktifitas pagi,

siang maupun malam. Kosmetik menjadi sebuah kebutuhan yang digunakan oleh

wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

up. Bagi wanita, kosmetik dianggap sebagai salah satu cara untuk menutupi

kekurangan maupun menyempurnakan penampilannya dan sebagai salah satu

bentuk penunjang kepercayaan diri sehingga wanita lebih prima tampil di

kehidupan sosialnya.

Berkembangnya bisnis make up yang ada kini semakin pesat, hal ini dapat

dilihat dari persaingan produsen kosmetik yang berlomba-lomba mengeluarkan

varian kosmetik yang bersaing baik dalam segi manfaat yang ditawarkan, harga

yang bersaing dan keunikan-keunikan lain sebagai ciri khas dari setiap produk

kosmetik yang beredar di pasaran. Hal ini didukung oleh hasil data dari

kementerian perindustrian yang menyatakan bahwa peningkatan penjualan

kosmetik pada tahun 2012 14 persen menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp

8,5 triliun (http://kemenperin.go.id/). Dari data ini terlihat bahwa kebutuhan

wanita akan kosmetik sudah tidak bisa dipungkiri walaupun tidak sedikit juga

kaum pria memakai produk kosmetik seperti skin care dan memberi kontribusi

dalam meningkatnya penjualan kosmetik namun tetap hal ini didominasi oleh

(15)

2

Kemunculan kosmetik dengan brand luar tidak mengurangi produsen

kosmetik dalam negeri untuk memasarkan produknya juga. Ini terlihat masih

tingginya minat konsumen pada kosmetik dalam negeri yang diminati oleh

kalangan menengah yang menjadi pemicu pesatnya penjualan kosmetik dalam

negeri dan salah satu produk yang sedang menggarap pasar sekarang adalah

Wardah. Wardah dengan banyak seri atau jenis kosmetik yang dikeluarkan

mampu memberikan banyak pilihan bagi konsumen dengan mencocokan

kebutuhan dengan produk yang tersedia. Selain itu, harga yang terjangkau namun

mampu memberikan manfaat-manfaat lebih ini menjadikan Wardah sebagai salah

satu produk kosmetik dalam negeri yang penjualan dan ketenarannnya menyamai

produk kosmetik luar.

Awal kemunculan produk kosmetik ini diciptakan pertama kali oleh ibu

Nurhayati Subakat yang dimulai pada tahun 1995 yang sebelumnya melewati

berbagai rintangan dengan nama yang berbeda namun pada saat tersebut muncul

produk kosmetik yang kini dikenal luas yaitu Wardah. Kemunculan Wardah

pertama kali memiliki segmen pasar muslimah dan mengusung produk yang halal

dan aman menjadikan kini tidak hanya kaum muslimah yang memakai namun

seluruh kalangan baik muslim dan non muslim, remaja dan dewasa pun akhirnya

memakai produk Wardah ini. Produk yang baru berusia 20 tahun ini sudah

menduduki peringkat yang memuaskan dalam penjualannya selama 3 tahun

belakangan ini. Mengusung tema “inspiring beauty” dan filosofi produk yaitu

earth, love, life” diharapkan mampu menginsiprasi wanita Indonesia dalam

(16)

serta dengan kecantikan dan keindahan tersebut nantinya mampu memberikan

dampak positif pada lingkungan sekitar (http://www.dream.co.id/, diakses pada 23

Februari 2016 ).

Berdasarkan data yang dilansir pada http://www.topbrand-award.com/

tercatat Wardah menempati urutan pertama dalam beberapa penjualan jenis

produk tahun 2015 dengan persentase seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1.1

[image:16.595.102.463.334.643.2]

berikut:

Tabel 1.1 Top Brand Award Tahun 2015

LIPSTIK

MEREK TBI (%) TOP Wardah 22.3 TOP Revlon 13.3 TOP

Pixy 9.3

Viva 8.9

Sariayu 7.7 Oriflame 6.5 La

Tulipe

5.5

Sumber: Top Brand Awards 2015

BLUSH ON

MEREK TBI

(%)

TOP Wardah 23.0 TOP Revlon 15.1 TOP Sariayu 14.6 TOP Oriflame 13.6 Maybelline 3.6 Latulipe 3.2

FOUNDATION

MEREK TBI

(%)

TOP

Wardah 26.9 TOP

Revlon 12.8 TOP

Sariayu 11.4 TOP Oriflame 4.6 Mustika Ratu 3.9 Latulipe 3.8

BEDAK MUKA TABUR

MEREK TBI (%) TOP

Wardah 13.9 TOP

Viva 12.3 TOP

Sariayu 10.4 TOP

Marcks 7.9

La Tulipe 7.1

(17)

4

Dilihat dari beberapa hasil survey pada Tabel 1.1, terlihat bahwa Wardah

menempati urutan pertama penjualan tertinggi pada tahun 2015 dalam beberapa

jenis produk kosmetik. Jenis produk yang sering digunakan oleh wanita dan

remaja umumnya tersebut didominasi oleh produk Wardah. Wardah yang mampu

memberikan manfaat secara nyata menjadi salah satu alasan Wardah mampu

menempati urutan pertama sebagai brand yang paling diminati oleh konsumen

pada tahun 2015 dengan perolehan angka berkisar 20 persen. Data ini didukung

pula oleh pernyataan dari Koordinator Distribustion Center Wardah Bali-Nusra,

Amanda Novalita mengatakan bahwa pertumbuhan market share Wardah

sepanjang tahun 2014 mengalami kenaikan dua kali lipat atau 100 persen

dibandingkan tahun 2013. Untuk itu, pihaknya menargetkan hal yang sama

bahkan lebih. Wardah akan ada peluncuran produk baru dan diharapkan dengan

adanya produk itu nantinya, penjualan bisa naik 100 persen lagi.

(http://bali.tribunnews.com, diakses pada minggu 15 Mei 2016). Berdasarkan data

yang sudah dilansir dari beberapa sumber tersebut terlihat penjualan produk

Wardah untuk kota Denpasar sangat tinggi ini berarti bahwa konsumen terlihat

antusias dengan produk ini, maka dari itu peneliti menjadikan produk Wardah

sebagai produk yang ingin diteliti.

Kemunculan Wardah yang sudah ada sejak 20 tahun yang lalu ini mampu

memberikan kontribusi positif dalam dunia kosmetik di Indonesia. Hal ini tidak

lepas dari peran penggunaan beberapa selebriti ber-hijab yang menjadi segmentasi

awal produk ini. Beberapa selebriti dan artis tersebut yaitu Dewi Sandra, Zaskia

(18)

inspirasi tren hijab di kalangan masyarakat. Selain itu juga terdapat artis muda

yaitu Tatjana Saphira dan penyanyi Tulus yang mewakili sosok yang segar dan

dinamis. Beberapa artis ini dipilih berdasarkan segmentasi dan sasaran produk ini

diluncurkan serta mampu menyampaikan filosofi dan tema yang diusung Wardah.

Artis ini yang disebut dengan celebrity endorser yaitu pemanfaatan seorang public

figure yang terkenal oleh masyarakat dan mendapat pengakuan publik atas

prestasinya dan dipercaya menjadi ikon sebuah produk sehingga dapat

mendukung produk yang dipromosikannya (Murti, 2014)

Penggunaan selebriti untuk menyampaikan produk ke masyarakat memang

terbukti mampu meningkatkan penjualan dari produsen kosmetik dan juga niat

beli dari masyarakat. Menurut Pakaya (2012) penggunaan selebriti sebagai

bintang iklan bertujuan untuk memperoleh perhatian dari masyarakat yang pada

akhirnya akan mendatangkan tanggapan yang positif. Memanfaatkan celebrity

sebagai endorser memang lebih mudah dalam mempengaruhi psikologis

konsumsi konsumen, hal tersebut akan menciptakan persepsi positif terhadap

produk yang dipromosikannya dan meningkatkan niat beli (Haryantana dan

Ekawati, 2015). Melihat ketersediaan konsumen untuk membeli ataupun berniat

membeli biasanya di dorong oleh penggunaan selebriti yang terkenal. Atlet

terkenal dan selebriti lainnya yang banyak digunakan dalam iklan untuk

meningkatkan recall konsumen terhadap produk dan positif mempengaruhi

perilaku pemilihan merek mereka (Shimp, 2003; Bowman, 2002 dalam Lear et al.,

2009). Selebriti didalam hal ini tidak terpaku hanya pemain sinetron dll., tapi

(19)

6

Dengan itu, mampu lebih efektif menyampaikan informasi pesan dari produknya.

Selain itu, menurut Hollensen & Schimmelpfennig (2013) kontrak tokoh terkenal

hampir pasti menjamin jumlah minimum perhatian konsumen, liputan media,

recall lebih tinggi dari merek dan kredibilitas untuk produk-produknya. Makin

bermunculan selebriti-selebriti muda yang bertalenta semakin banyak juga

produsen yang dapat memakai tiga sampai lima selebriti untuk satu produknya.

Menurut penelitian Putra dan Giantari (2014) mengatakan semakin baik dan

gencar perusahaan dalam melakukan penjualan dengan menggunakan celebrity

endorser, maka niat membeli pada suatu produk akan mengalami peningkatan.

Begitu pun menurut Pakaya (2012) mengatakan bahwa pemilihan selebriti sebagai

endorser harus diperhatikan oleh pemasar untuk dapat menyelaraskan citra artis

dengan citra produk.

Kemunculan trend dari penggunaan celebrity endorser yang menjamur

juga tidak membuat produsen melupakan dari tujuan awal dibentuknya produk

tersebut. Manfaat atau nilai yang muncul dari persepsi konsumen terhadap suatu

produk terbentuk saat konsumen melihat produk dan mengenal produk tersebut.

Chi et al. (2009) mengatakan bahwa persepsi nilai merupakan faktor penting

dalam proses tercapainya keputusan pembelian konsumen, dan konsumen akan

membeli produk dengan nilai yang tinggi jika dirasa memiliki nilai yang lebih.

Konsumen akan melihat manfaat yang diterima dengan pengorbanan berupa

materi yang dikeluarkan. Menurut Sweeney and Soutar (2001) dan Woodruff

(1997) dalam Yee et al. (2011) mendefinisikan nilai pelanggan sebagai preferensi

(20)

konsekuensi dalam hal mencapai tujuan pelanggan. Nilai suatu produk terkadang

menjadi bahan evaluasi dan perbandingan bagi setiap produk kosmetik dengan

merek lain. Semakin tinggi persepsi nilai yang dimiliki konsumen maka semakin

tinggi pula niat beli konsumen, yang berarti persepsi nilai memiliki pengaruh

positif terhadap niat beli (Hansudoh, 2012). Persepsi nilai merupakan penilaian

konsumen yang dilakukan dengan cara membandingkan antara

manfaat/keuntungan yang akan diterima dengan pengorbanan yang dikeluarkan

akan sebuah produk (Ariyanti dan Iriani, 2014)

Penggunaan celebrity endorser dan pertimbangan persepsi nilai dari

konsumen memiliki tujuan untuk meningkatkan niat beli, dimana niat beli

menurut Hansudoh (2012) niat beli dapat diartikan sebagai keinginan untuk

membeli yang merupakan bagian dari proses menuju kearah tindakan pembelian

yang dilakukan oleh seorang konsumen. Ling et al. (2010) menyatakan bahwa niat

beli adalah situasi ketika pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam

transaksi. Minat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana

pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek

yang tersedia dalam periode waktu tertentu (Stephanie, 2013). Niat beli ini

menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi

suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen

harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam

benaknya itu (Murti, 2014).

Dibalik beberapa penelitian yang telah dijabarkan terdapat penelitian yang

(21)

8

oleh Stephanie, dkk. (2013) menggambarkan bahwa kredibilitas celebrity

endorser tidak berpengaruh secara langsung pada niat beli melainkan melalui

daya tarik iklan (advertising appeal) dan efek iklan (advertising effect). Hal

tersebut juga didukung oleh hasil studi Sertoglu et al. (2014) yang

mengindikasikan bahwa juru bicara yang diciptakan (created spokesperson)

memiliki kredibilitas yang lebih tinggi daripada celebrity endorser. Penelitian

tersebut melihat bahwa celebrity endorser tidak berpengaruh positif dan langsung

terhadap niat beli suatu produk. Penelitian didapat dengan hasil yang serupa

menurut Shafiq et al. (2011) mengatakan bahwa persespsi nilai secara tidak

signifikan memediasi antara celebrity endorser dengan niat beli namun menurut

Tung-zong and Albert dalam Shafiq et al. (2011) mengemukakan pendapat yang

berbeda bahwa persepsi nilai sangat dianjurkan sebagai faktor mediasi antara

selebriti dengan niat pembelian dengan produk. Hasil penelitian yang

mendapatkan hasil sama bahwa persepsi nilai memediasi antara selebriti dan niat

beli ditunjukkan oleh penelitian Hansudoh (2012) dan Arsinta (2015).

Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar

belakang ini dan merujuk pada beberapa hasil penelitian sebelumnya, maka

peneliti tertarik membahas mengenai “Peran Persepsi Nilai dalam Memediasi

Pengaruh Kredibilitas Celebrity Endorser Terhadap Niat Beli Produk Kosmetik

Wardahdi Kota Denpasar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada latar belakang,

(22)

a) Bagaimanakah pengaruh kredibilitas Celebrity Endorser pada niat beli

produk kosmetik Wardah?

b) Bagaimanakah pengaruh Celebrity Endorser pada Persepsi Nilai?

c) Bagaimanakah pengaruh Persepsi Nilai pada niat beli produk kosmetik

Wardah?

d) Bagaimanakah peran Persepsi Nilai dalam memediasi kredibilitas

Celebrity endorser pada niat beli produk kosmetik Wardah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih spesifik

mengenai variabel – variabel:

a) Untuk menjelaskan pengaruh celebrity endorser terhadap niat beli

produk kosmetik Wardah.

b) Untuk menjelaskan pengaruh celebrity endorser terhadap persepsi nilai.

c) Untuk menjelaskan pengaruh persepsi nilai terhadap niat beli produk

kosmetik Wardah.

d) Untuk menjelaskan peran persepsi nilai dalam memediasi celebrity

endorser terhadap niat beli produk kosmetik Wardah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna atau bermanfaat bagi berbagai

pihak, yaitu :

a) Kegunaan teoritis

Bagi pengembangan khasanah ilmu, diharapkan hasil penelitian ini

(23)

10

selanjutnya terutama menyangkut tentang celebrity endorser, persepsi nilai

sebagai pemediasi dan niat beli produk kosmetik Wardah di kota

Denpasar.

b) Kegunaan Praktis

Bagi manajemen kosmetik Wardah diharapkan hasil penelitian

mampu menjadi bahan pertimbangan dalam menggunakan peran selebriti

sebagai endorser produknya sebagai salah satu strategi pemasaran demi

menarik perhatian konsumen untuk membeli produk selain itu juga tanpa

mengabaikan persepsi nilai yang dibentuk konsumen terhadap produk

kosmetiknya dengan menampilkan manfaat-manfaat di dalam kemasan

yang nantinya akan memunculkan niat beli konsumen khususnya untuk

daerah kota Denpasar.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan tentang isi dan susunan dari

skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana kerangka penulisan dapat diuraikan

sebagai berikut.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini berisi tentang teori – teori atau konsep – konsep yang

relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan

permasalahan yang ada serta pembahasan hasil penelitian

(24)

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang lokasi dan obyek penelitian, identifikasi

variabel, definisi oprasional, jenis dan sumber data dan metode

pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini diuraikan tentang gambaran umum obyek penelitian yang

diteliti, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Simpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang simpulan dari permasalahan yang dibahas

serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang

(25)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Solomon (2007) dalam Suprapti (2010:2) menjelaskan bahwa

perilaku konsumen menggambarkan suatu studi tentang berbagai proses yang

terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau

membuang produk, jasa, gagasan, atau pengalaman yang memenuhi kebutuhan

dan keinginannya. Segala aktivitas manusia pada umumnya pun tidak akan lepas

dari transaksi jual-beli entah dari hanya berniat, memilih maupun keinginan untuk

membeli suatu poduk ataupun jasa yang didorong oleh suatu keadaan tertentu baik

dari lingkungan maupun dari pribadi sendiri. Seperti yang diutarakan Suprapti

(2010:3) menjelaskan dimana perilaku konsumen terjadi karena didasari oleh

motif tertentu. Setiap tindakan konsumen dilakukan untuk mencapai tujuan yaiu

memuaskan suatu kebutuhan dan atau keinginan. Motivasi sering kali tersembunyi

dan tak dapat diobservasi. Dalam hal ini, keberadaan teori sangat berguna untuk

membantu memahami motif apa yang mendorong seseorang untuk berperilaku

tertentu. Riset perilaku konsumen sangat membantu untuk mengukur hal itu.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.

Artinya, adalah bahwa perilaku konsumen baik konsumen individu maupun

konsumen organisasi, dipengaruhi oleh faktor di dalam dirinya (Seperti persepsi,

(26)

atau faktor lingkungan (seperti faktor situasi, kelompok referensi, keluarga, dan

lingkungan pemasaran).

2.1.2 Persepsi Nilai

Menurut Suprapti (2010:68), persepsi didefinisikan sebagai proses yang

dilalui seseorang untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimuli ke

dalam sebuah gambaran tentang dunia, yang memiliki arti atau makna dan bersifat

koheren. Suatu stimulus adalah setiap unit masukan yang diterima oleh indra

manusia, dimana masukan tersebut adalah produk, kemasan, nama merek, iklan

dan sejenisnya. Setiap organ indra memiliki fungsinya tersendiri untuk

memainkan peran seperti menilai, mengevaluasi dan menggunakan produk –

produk dari konsumen sehingga terbentuklah sesuatu yang dikatakan sebagai

persepsi. Menurut Kwon et al. (2007) nilai yang dirasa merupakan faktor yang

dianggap penting dan memiliki arti bahwa konsumen akan tertarik dengan produk

tersebut jika mampu memenuhi nilai – nilai yang dirasa penting oleh konsumen.

Chi et al. (2009) mengatakan bahwa persepsi nilai merupakan faktor

penting dalam proses tercapainya keputusan pembelian konsumen, dan konsumen

akan membeli produk dengan nilai yang tinggi jika dirasa memiliki nilai yang

lebih. Persepsi nilai di definisikan sebagai sejauh mana suatu individu percaya

bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan nya atau kinerja

pekerjaannya (Al-Gahtani, 2001; Davis, 1993; Mathwick et al., 2001 dalam

Fariman 2014). Nilai yang dirasakan adalah konsumen mengevaluasi semua

manfaat dari produk atau layanan atau memahami sebanyak yang ia peroleh dari

(27)

14

Nilai yang dipersepsikan (perceived value) menurut Maxwell (2001)

dalam Khunniza (2014) adalah selisih antara total customer value dan total

customer cost. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang diharapkan

diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Sedangkan total customer cost

adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam

mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk/jasa. Penilaian konsumen

terhadap produk akan tergantung pada pengorbanan dan manfaat dari produk. Jika

konsumen mendapat manfaat lebih besar dari yang dikorbankan maka konsumen

pasti akan melakukan pembelian, akan tetapi jika konsumen menerima manfaat

yang lebih rendah dari yang telah dikorbankannya maka akan berujung pada

ketidakpuasan konsumen dan kelangsungan produk yang rendah. Jayanti dan

Ghosh (1996) dalam Seng et al. (2015) menyatakan hubungan ini dengan perilaku

konsumen, "nilai yang dirasakan untuk harga yang dibayar telah diakui dalam

sastra sebagai salah satu penentu yang paling menonjol dari niat pembelian

kembali dan perilaku pembelian berulang.”

2.1.3 Celebrity Endorser

Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal

masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari

golongan produk yang didukung. Selebriti merupakan sosok pembicara untuk

sebuah brand. Selebriti ditandai dan didefinisikan sebagai orang yang menghargai

keterbukaan terhadap perbedaan dan menggunakan perbedaan ini untuk

kepentingan semua pembeli bahwa produk tertentu atau perusahaan memiliki

(28)

definisi adalah orang-orang yang dikenal secara luas oleh masyarakat, baik itu

seorang bintang film, penyanyi, atlit, maupun model. Seperti diketahui, iklan

sebenarnya merupakan bentuk penyampaian pesan suatu merek kepada konsumen.

Pemilihan selebriti dalam penyampaian pesan tersebut nantinya diharapkan dapat

menimbulkan dampak yang cepat dalam brand awareness dan brand recognition

(Hansudoh. 2012).

Menurut Friedman and Friedman (1979) dalam Stephanie dkk. (2013)

mengatakan bahwa endorser adalah orang yang membuat 'testimonial', atau

menulis atau pernyataan lisan, memuji kebaikan dari beberapa produk . Selebriti

yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat

karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang

diiklankan. Selebriti adalah kepribadian terkemuka yang mendapat pengakuan

publik dan menggunakan pengakuan tersebut untuk membujuk pelanggan dan

para selebriti ini bisa lebih baik mempengaruhi keinginan dan perasaan target

penonton daripada non-selebriti (Naveed et al., 2014)

Menurut McCracken (1989) dalam Stephanie dkk. (2013) menyatakan

bahwa dukungan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk meningkatkan

daya tarik suatu merek, dimana selebriti endorser biasanya didefinisikan sebagai

orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan suatu produk atau merek.

Itulah sebabnya pemasang iklan sering menggunakan selebriti sebagai juru bicara,

dan selebriti endorser kemungkinan akan efektif apabila selebriti tersebut

(29)

16 2.1.4 Niat Beli

Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan

rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan

niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen

terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen pada

masa yang akan datang. Niat beli dapat diklasifikasikan sebagai salah satu

komponen dari perilaku kognitif konsumen tentang bagaimana sebuah individu

bermaksud untuk membeli merek tertentu (Ling et al., 2010). Berdasarkan

argument (Pavlou, 2003 dalam Ling et al., 2010), niat pembelian adalah situasi

ketika seorang pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam sebuah

transaksi. Transaksi dapat dianggap sebagai kegiatan di mana proses pencarian

informasi, transfer informasi, dan pembelian produk yang terjadi (Ling et al.,

2011). Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi konsep niat beli dalam

penelitian ini. Lingkungan yang mempengaruhi pembelian terdiri dari budaya,

kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Perbedaan individu yang

mempengaruhi pembelian terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan

keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi.

Faktor yang mempengaruhi niat beli seperti yang sudah dijabarkan diatas

terdiri dari banyak faktor yang tidak hanya muncul dari pribadi sendiri melainkan

juga banyak dipengaruhi oleh faktor sekitar. Minat atau niat adalah

kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada objek tertentu yang dianggap

paling penting. Minat membeli dapat diartikan sebagai keinginan untuk membeli

(30)

dilakukan oleh seorang konsumen (Hansudoh, 2012). Menurut Kotler & Keller

(2009:137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon

terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan

pembelian. Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli

terdiri dari empat faktor, yaitu motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna

memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang

dimilikinya), persepsi (proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan

menginterpretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang

bermakna), pengetahuan (pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman), serta keyakinan dan pendirian yang

dapat diperoleh seseorang melalui bertindak dan belajar.

Kotler, (2005:502) dalam Rachman dkk. (2014), minat beli konsumen

adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang

dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai

akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Terdapat

beberapa faktor yang memperngaruhi minat beli (Kotler, 2005 dalam Swisstani,

2015) yaitu sebagai berikut:

a) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas

sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

(31)

18

tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia

percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat

membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut:

1) Keputusan merk.

2) Keputusan pemasok.

3) Keputusan kuantitas.

4) Keputusan waktu.

5) Keputusan metode pembayaran.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Niat beli

Setiap produk pasti harus memiliki selebriti yang dapat menjadi pengenal

dari produk tersebut. Pemilihan selebriti pun merupakan hal terpenting karena

dapat menentukan niat beli dari seorang konsumen.

Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal

masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari

golongan produk yang didukung. Penggunaan komunikator celebrity endorser

yang memiliki karakteristik akan dapat mempengaruhi sikap (attitudes) atau

tanggapan konsumen yang positif terhadap produk tersebut, sehingga konsumen

akan mempertimbangkannya dalam proses pembelian dan diharapkan secara

langsung mempengaruhi perilaku melalui alam bawah sadar. Dengan demikian

(32)

Penggunaan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk

meningkatkan daya tarik suatu merek, dimana celebrity endorser biasanya

didefinisikan sebagai orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan

suatu produk atau merek. Itulah sebabnya pemasang iklan sering menggunakan

selebriti sebagai juru bicara, dan celebrity endorser kemungkinan akan efektif

apabila selebriti tersebut melambangkan ciri utama produk untuk menarik niat beli

dari para konsumen (Kotler & Keller, 2009:233). Menurut Alfarazy (2014)

dimana dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang “kuat”

antara Celebrity Endorser Sherina Munaf terhadap minat beli konsumen terhadap

produk Advan Vandroid S5-F

Menurut penelitian Putra dan Giantari (2014) mengatakan semakin baik

dan gencar perusahaan dalam melakukan penjualan dengan menggunakan

celebrity endorser, maka niat membeli pada suatu produk akan mengalami

peningkatan. Senada dengan hasil tersebut, Pramudana (2014) menemukan bahwa

kredibilitas celebrity endorser berpengaruh positif terhadap niatm konsumen

untuk membeli suatu produk. Menurut Shafiq et al. (2011) mengutarakan hasil

serupa bahwa selebriti sebagai endorser mampu meningkatkan niat beli

konsumen.

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini

dapat di tarik hipotesis :

H1: Celebrity Endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat

(33)

20

2.2.2 Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Persepsi Nilai

Chi et al. (2011) mengindikasikan bahwa kredibilitas celebrity endorser

mempengaruhi persepsi nilai secara positif. Konsumen dapat mempersepsikan

nilai yang dapat dipercaya melalui rekomendasi dari celebrity endorser, sehingga

perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan hal tersebut.

Hasil penelitian Hansudoh (2012) mengatakan bahwa celebrity endorser memiliki

pengaruh yang positif terhadap persepsi nilai, dimana hasil tersebut menunjukan

hasil yang positif signifikan. Pemilihan bintang iklan untuk menjadi Celebrity

Endorsement dapat berdampak naik ataupun turunnya value dari suatu produk.

Selebriti digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau

mengubah citra produk yang sudah ada. Selebriti dinilai memiliki kekuatan untuk

memberikan pengaruh karena selebriti dikenal dan menjadi idola banyak orang

Arsinta (2015) memaparkan bahwa hasil pengujian yang di dapat

menunjukan bahwa kredibilitas celebrity endorser secara positif signifikan

berpengaruh pada persepsi nilai. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin

tinggi kredibilitas celebrity endorser maka konsumen akan memiliki pemahaman

yang semakin positif mengenai persepsi nilai produk kosmetik. Zafar and Mahira

(2012) menyebutkan hasil bahwa daya tarik fisik, kredibilitas dan kesesuaian

selebriti terhadap produk yang diiklankan memiliki dampak positif pada persepsi

(34)

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini

peneliti menarik hipotesis:

H2: Celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap

persepsi nilai

2.2.3 Pengaruh Persepsi Nilai Terhadap Niat Beli

Persepsi nilai merupakan hal yang sering dipikirkan ketika seorang

konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, dimana semakin

tinggi nilai dari produk tersebut dimata konsumen maka semakin meningkat pula

niat membeli untuk produk tersebut.

Menurut Fariman (2014) menyebutkan bahwa konsumen secara

keseluruhan memberi penilaian dari utilitas suatu produk berdasarkan persepsi

tentang apa yang di terima dan apa yang diberikandari produk tersebut kepada

konsumen, Nilai dapat dikonseptualisasikan sebagai evaluasi keseluruhan layanan

pengalaman konsumsi dan dapat menemukan spesifik atau evaluasi global yang

lebih abadi. Persepsi nilai juga mungkin berbeda sesuai dengan situasi

penggunaan suatu produk tersebut (Yee et al., 2011).

Chi et al. (2011) menyebutkan bahwa nilai yang dirasakan merupakan

faktor penting dalam proses keputusan pembelian konsumen, dan konsumen akan

membeli produk dengan nilai yang tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi

persepsi nilai yang dimiliki konsumen maka semakin tinggi pula niat beli

konsumen, yang berarti persepsi nilai memiliki pengaruh positif terhadap niat beli

(Hansudoh, 2012). Persepsi nilai terhadap produk telah secara signifikan

(35)

22

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini

peneliti menarik hipotesis:

H3: Persepsi nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli

2.2.4 Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Celebrity Endorse Pada Niat Beli

Celebrity endorser merupakan bagian terpenting dari pengenalan suatu

produk dimana kegunaan selebriti itu sendiri sebagai media yang mudah agar

produk lebih dekat dengan pasar yang mereka tujukan. Namun, selain selebriti

sebagai tolak ukur suatu barang, persepsi nilai sendiri mempengaruhi agar

meningkatnya niat beli yang dimiliki oleh seluruh konsumen.

Hansudoh (2012) mengatakan bahwa celebrity endorser memiliki

pengaruh positif terhadap niat beli yang di mediasi oleh persepsi nilai, sehingga

dapat diartikan jika persepsi nilai dimasukan sebagai media perantara antara

celebrity endorser dengan niat beli maka niat beli akan lebih meningkat

dibandingkan hubungan secara langsung antara celebrity endorser dengan niat

beli. Arsinta (2015) dalam penelitiannya juga menunjukkan hasil analisis tentang

pengaruh tidak langsung kredibilitas celebrity endorser pada niat beli, melalui

persepsi nilai menunjukkan tanda positif.

Chi et al. (2011) mengatakan bahwa peran selebriti dalam iklan dapat

menarik konsumen untuk membeli produk yang diiklankan dan seorang selebriti

dipercaya mampu meningkatkan nilai suatu produk yang nantinya berdampak

(36)

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini

peneliti menarik hipotesis:

H4 : Persepsi nilai berperan secara positif signifikan dalam memediasi

celebrity endorser terhadap niat beli. 2.3 Model Penelitian

Berdasarkan Penelusuran pada kajian pustaka dan hasil – hasil penelitian

sebelumnya maka model penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar

[image:36.595.142.492.340.486.2]

2.1 berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Sumber: Hansudoh (2012), Arsinta dan Purnami (2015),Shafiq et al.(2011) Persepsi Nilai

(M)

Celebrity Endorser (X1)

Niat Beli (Y) H4

H2

H1

Gambar

Tabel 1.1 Top Brand Award Tahun 2015
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Analisis univariat dilakukan pada masing-masing variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi subyek penelitian dan

Sapi adalah hewan ternak. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya

Unit Kerja yang disingkat (UK) adalah satuan kerja di lingkungan IAKN Ambon antara lain Fakultas, Program Pascasarjana, Program Studi, Lembaga, Pusat-Pusat

09 Tahun 2002 tentang Penataan dan Penertiban Pedagang kaki Lima sangat penting dipahami oleh aktor implementasi, baik birokrasi dan PKL, karena tidak akan

Pengaruh Konsentrasi MSG Terhadap Waktu Kompaksi Membran Selulosa Asetat Kompaksi merupakan suatu proses deformasi mekanik pada matriks polimer penyusun membran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan ataupun referensi bagi mahasiswa dan peneliti lain dalam pengukuran kadar klorofil pada daun,

Dari perdebatan diantara lima daerah kerajaan yang ada di gorontalo dapat diambil suatu kasus dari salah satu keluarga yang mempunyai masalah tentang anak luar nikah yang

Setelah Khulafarasyidin dan kontemporer sekarang, posisi wanita dalam sistem politik dunia Islam sudah sangat beragam, dari ikut terjun secara tidak langsung seperti