• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA

HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

OLEH :

ADE HENDRA YASA

NIM : 0916051080

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA

HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana

ADE HENDRA YASA

NIM : 0916051080

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii Lembar Persetujuan Pembimbing

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 20 Januari 2016

Pembimbing I

Dr. Dewa Gde Rudy, SH.,M.Hum NIP. 19590114 198601 1 001

Pembimbing II

(4)

iv

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL : 21 Maret 2016

Panitia Penguji Skripsi

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Nomor : 0243/UN14.4E/IV/PP/2016, Tanggal : 29 Februari 2016

Pembimbing I : Dr. Dewa Gde Rudy, SH.,M.Hum NIP. 19590114 198601 1 001

Pembimbing II : Ni Putu Purwanti, SH.,MH NIP. 19610422 198601 2 001

Anggota : 1. Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH NIP. 19550306 198403 1 003

2. A.A.Gde Agung Darma Kusuma, SH.,MH NIP. 19561115 198602 1 001

(5)

v

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji dan puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya penulisan skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN

MODAL DI INDONESIA" dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mengakhiri jenjang strata satu (S1) perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dialami dan tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH.,MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

2. Bapak I Ketut Sudiarta, SH., MH., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.

3. Bapak I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH., Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.

(6)

vi

5. Bapak I Made Dedy Priyanto, SH., M.Kn., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan menuntun semenjak awal penulis kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. Dewa Gde Rudy, SH., M.Hum Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ni Putu Purwanti, SH., MH Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan ketajaman analisis, masukan dan kritik yang luar biasa hingga Skripsi ini selesai.

8. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Pengajar yang telah memberikan banyak ilmu bermanfaat selama masa studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

9. Bapak/ Ibu Pegawai Tata Usaha Program Reguler dan Program Non Reguler Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah banyak membantu dalam hal administrasi selama masa perkuliahan.

10.Seluruh Staf Laboratorium Hukum dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

(7)

vii

12.Orang tua tercinta Bapak I Made Logam dan Ibu Ni Wayan Muditi yang banyak memberikan doa, semangat, motivasi petunjuk dan dorongan materiil dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Adik-adik dan keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa, semangat, motivasi an dukungan kepada penulis.

14.Seluruh teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Udayana angkatan tahun 2008 dan 2009, serta

15.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama penulis kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Untuk dapat melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Denpasar, 20 Januari 2016

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………..i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM………..ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI……….iv

KATA PENGANTAR………..v

DAFTAR ISI………..viii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………...xi

DAFTAR LAMPIRAN………..xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... .5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... .6

1.4 Orisinalitas Penelitian ... …….…………6

1.5 Tujuan Penelitian ... …….………….8

1.5.1 Tujuan Umum… ... 8

1.5.2 Tujuan Khusus ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

(9)

ix

1.6.2 Manfaat Praktis ... .10

1.7 Landasan Teoritis ... 10

1.8 Metode Penelitian... 14

1.8.1 Jenis Penelitian ... 15

1.8.2 Jenis Pendekatan ... 15

1.8.3 Sumber Bahan Hukum ... 15

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 16

1.8.5 Teknik Analisis ... 16

BAB II TINJAUAN UMUM TETNTANG PENANAMAN MODAL ASING ... 18

2.1 Pengertian Penanaman Modal dan Penanaman Modal Asing ... 18

2.1.1 Pengertian Penanaman Modal ... 18

2.1.2 Pengertian Penanaman Modal Asing ... 20

2.2. Jenis - Jenis Investasi ... 21

2.3. Manfaat Investasi ... 23

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi ... 26

2.5 Penanaman Modal Asing Secara Langsung, Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung dan Portofolio ... 29

2.5.1. Penanaman Modal Asing Secara Langsung ... 29

2.5.2. Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung... 30

2.5.3. Portofolio ... 31

BAB III PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN BAGI INVESTOR ASING DALAM MENANAMKAN MODAL DI INDONESIA .... 33

(10)

x

3.2 Hak dan Kewajiban Bagi Penanaman Modal Asing ... 41

3.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia ... 44

3.4 Perlindungan Hukum Terhadap Investor Asing yang Menanamkan Modalnya di Indonesia ... 48

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PENANAM

MODAL DI INDONESIA

4.1 Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Melalui Non Litigasi ... 54

4.2 Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Melalui Litigasi. ... 66

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

(11)

xi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini Penulis menyatakan Karya Ilmiah/Penulisan Hukum Skripsi ini merupakan hasil Karya asli Penulis, tidak terdapat Karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan Penulis juga tidak terdapat Karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh Penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Naskah ini dan disebut dalam Pustaka.

Apabila Karya Ilmiah atau Penulisan Hukum Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil Karya Penulis lain dan/atau dengan sengaja mengajukan Karya atau pendapat yang merupakan hasil Karya Penulis lain, maka Penulis bersedia menerima Sanksi Akademik dan/atau Sanksi Hukum yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggung jawaban Ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.

Denpasar, 20 Januari 2016 Yang menyatakan,

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Ringkasan Skripsi

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki perairan kepulauan

(archipelagic waters) yang berada di antara dan sekitar pulau-pulaunya yang luas

kurang lebih sekitar 193.250 km dan terletak pada posisi silang antara dua benua

yaitu benua Asia dan benua Australia, dan antara dua samudra yaitu Hindia dan

Pasifik.1

Letak geografis yang strategis tersebut telah membawa keuntungan bagi

Indonesia, paling tidak beberapa keuntungan tersebut adalah Pertama Indonesia

menjadi persimpangan lalulintas perdagangan dunia. Kedua Letak Indonesia juga

membawa pengaruh pada Iklim, yaitu iklim tropika dengan adanya curah hujan

yang cukup setiap tahunnya menyebabkan beragamnya vegetasi yang dapat

tumbuh dan berkembang. Ketiga letak strategis Indonesia dengan banyaknya

gunung-gungung berapi maka juga berdampak pada keanekaragaman flora dan

fauna, keragaman jenis tanah dan keragaman sumber daya mineral. Tentu kondisi

ini sangat berpengaruh positif bagi negara dalam rangka meningkatkan

produktivitas ekonomi, dan menambah sumber-sumber pembiayaan bagi

pembangunan nasional.

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dua puluh tahun

1

(14)

2

kedepan, tahun 2005 sampai tahun 2025 yaitu “mewujudkan bangsa yang maju,

mandiri dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya

menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republic

Indonesia Tahun 1945” maka Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan tersebut

perlu pembangunan ekonomi yang menekankan produktivitas yang berkelanjutan,

untuk itulah diperlukan adanya peningkatan penanam modal baik oleh sektor

pemerintah maupun sektor swasta, baik dalam maupun luar negeri dengan

mengikutsertakan masyarakat luas dan pemerintah menciptakan iklim yang

menggairahkan kegiatan investasi.2

Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk

mengundang investor ke Indonesia. Pada tahap permulaan semua bidang usaha

terbuka untuk semua modal asing kecuali yang menyangkut kepentingan Negara

yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti pelabuhan, tenaga listrik, air

minum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, kereta api, pembangkit listrik

atom, dan media masa.3

Pemerintah juga telah menyediakan berbagai perangsang di bidang

perpajakan, transfer keuntungan, jaminan hukum terhadap kemungkinan

nasionalisasi dan prosedur penyelesaian sengketa yang timbul di kemudian hari.

Hal tersebut dapat diatur dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang

2

Sumantoro, 1984, Kerjasama Patungan Dengan Modal Asing( selanjutnya disebut Buku I), Alumni, Bandung, hal. 109.

3

(15)

3

Penanaman Modal (UUPM) khususnya dalam pasal 6,7,8,9,18,23,dan 32. Yang

pada intinya menguraikan pemerintah menyediakan fasilitas yang menguntungkan

dan kemudahan prosedur meski menurut berbagai pihak penananam modal harus

terikat dan tunduk pada sekitar 180 peraturan.4 Prosedur penanaman modal asing

tersebut melalui beberapa tahapan seperti mempelajari bidang usaha yang terbuka

dantentunya bagi investor asing yang telah diterapkan oleh Badan Penanaman

Modal (BPM) yang mana selanjutnya di dalam penelitian manajemen bidang yang

terbuka dan ketentuan lain yang bersangkutan dengan investor tersebut. Terhadap

investor asing pemerintah akan memberikan kebijakan-kebijakan dalam hal

keringanan atau pembebasan pajak, hak transfer, pemakaian tenaga kerja dan

kemudian dalam pelayanan perijinan.

Untuk menjamin ketenangan bekerja modal asing yang ditanam di

Indonesia maka ditetapkan bahwa pemerintah tidak akan melakukan nasionalisasi

dan wajib memberikan kompensasi terhadap perusahaan modal asing atau

investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM)

dalam pasal 7 ayat 1 dan 2. Pada saat ini Negara Indonesia mengalami krisis

moneter dan stabilitas keamanan yang belum menentu, hal ini sangat berdampak

pada investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian

investor tentunya akan merasa takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia

kalau tidak ada perlindungan dan kepastian hukum. Tingkat persaingan bisnis

4

(16)

4

akan makin ketat dengan negara-negara luar, sedangkan pengusaha dalam negeri

dihadapkan pada tantangan keamanan, legalitas, dan kualitas.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 yang merupakan

Undang-Undang tentang Penanaman Modal, yang sudah barang tentu penanaman

modal sebagai bentuk kegiatan usaha dengan cara penanaman modal baik oleh

penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan

usaha di wilayah Negara Republik Indonesia, yang mana modal asing yang

dimiliki oleh Negara, perseorangan warga Negara asing, baik badan hukum asing

maupun badan hukum Indonesia yang sebagian maupun seluruh modalnya

dimiliki oleh pihak asing dalam bentuk aset baik dalam penanaman modal yang

mempunyai nilai ekonomis.

Dalam suatu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), baik yang

dilakukan secara langsung dalam menggerakkan atau menjalankan perusahaan

tersebut kemungkinan timbulnya perselisihan atau persengketaan antara pihak

tidak boleh diabaikan, walaupun perselisihan itu sama sekali tidak diharapkan

oleh semua pihak.

Penyelesaian sengketa secara konvensional melalui jalur-jalur hukum

formal atau litigasi dianggap kurang dapat menciptakan suasana konduksif bagi

masyarakat bisnis termasuk penanaman modal asing di Indonesia, karena

mengandung kelemahan yaitu : Masalah penegakan hukum mengenai adanya

kepastian hukum yang diwujudkan hanya melalui kepatuhan terhadap kontrak

atau kerjasama yang telah dibuat dan mekanisme penyelesaian sengketa yang

(17)

5

Pemilik modal dalam menjalankan investasinya terutama pemilik modal

asing mengalami berbagai kendala baik dalam perizinan maupun masalah sosial.

Di samping itu, ada juga persyaratan yang juga patut diperhatikan, yaitu persoalan

budaya hukum. Persoalan ini menjadi sangat penting mana kala dikaitkan dengan

perilaku birokrasi dan perilaku masyarakat tempat dimana investasi itu

ditanamkan5.

Keluhan para investor muncul karena perilaku-perilaku birokrasi dan

perilaku-perilaku masyarakat yang kurang kondusif, sehingga mereka

mendapatkan kesulitan untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia. Yang

juga menjadi permasalahan adalah bahwa kehadiran investor asing ini sangat

dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik

negara, penegakan hukum.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut selanjutnya penulis tertarik

utnuk mengangkat masalah Perlindungan hukum terhadap pemodal asing dalam

sengketa penanaman modal di Indonesia. Hal inilah yang kemudian menarik.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor asing yang

menanamkan modalnya menurut Undang-Undang Penanaman Modal?

5

(18)

6

2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika pihak investor asing

melanggar kewajiban menurut Undang-Undang Penanaman Modal?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk mendapatkan permasalahan yang terarah sehingga tidak

menyimpang dari pokok permasalahan yang akan dibahas, maka dibatasi ruang

lingkup permasalahannya sehingga pembahasan akan dapat diuraikan secara

sistematis. Dalam hubungannya dengan permasalahan diatas maka akan dibahas

dalam permasalahan pertama yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap

ivestor asing yang menanamkan modalnya di Inonesia menurut Undang-Undang

No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan untuk permasalahan kedua

akan dibahas mengengenai penyelesaian sengketa bila ada investor asing

melanggar kewajiban menurut undang-undang Penanaman Modal.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini berdasarkan hasil pemaparan dan

pemikiran penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan dikembangkan

sendiri oleh penulis. Walaupun ada beberapa pembahasan yang menyerupai

dengan judul penelitian yang penulis buat tetapi dalam segi pembahasanya

penelitian ini lebih khusus meneliti tentang pengaruh investor asing dalam

penanaman modal di Indonesia dan dalam penelitian ini juga peneliti akan

(19)

7

“Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Asing Dalam Sengketa

Hukum Penanaman Modal Di Indonesia”

Tabel 1.1. Daftar Penelitian Sejenis.

No Judul Penulis Rumusan Masalah

(20)

8

Setiap penulisan yang sifatnya ilmiah, sudah tentu terkandung suatu tujuan

yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perlindungan hukum bagi investor asing yang menanamkan modalnya di

Indonesia, disamping itu juga bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar sarjana srtat 1 (S1) dalam Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

(21)

9

1.5.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap investor asing yang

menanamkan modalnya menurut undang-undang penanaman modal

2. Untuk mengetahui upaya- upaya hukum dalam penyelesaian sengketa

apakah yang dapat ditempuh apabila pihak investor asing melanggar hak

dan kewajiban menurut undang-undang penanaman modal

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi Mahasiswa

a) Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

wawasan mahasiswa dan merupakan kesempatan untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan

kenyataan yang ada di masyarakat.

b) Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum pada

Fakultas Hukum Universitas udayana

2. Bagi Fakultas/Universitas

Hasil penelitian ini merupakan salah satu dari penelitian untuk

mengevaluasi kemampuan para mahasiswa dalam menganalisis serta

memecahkan permasalahan secara ilmiah dalam rangka menerapkan ilmu

(22)

10

1.6.2 Manfaat Praktis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran khususnya dalam

perlindunganhukum bagi penanam modal asing (investor asing) yang mau

menanamkan modalnya di indonesia bila terjadi sengketa penanaman modal .

1.7 Landasan Teoritis

Perlindungan dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah menjaga,

memelihara, memberi pertolongan. Dari arti perlindungan ini dapat dicari

maknanya bahwa perlindungan itu tertuju kepada seseorang atau kelompok orang,

karena ia memerlukan pertolongan dari seorang atau dari kekuasaandalam hal ini

pemerintah6. Istilah penanaman modal dilihat dari Kamus Umum Bahasa

Indonesia merupakan suatu perbuatan, cara untuk menanamkan uang pokok, harta

benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk

manambahkan kekayaan. Sedangkan perlindungan berarti menjaga, memelihara,

member pertolongan.Dengan demikian, perlindungan ini dapat dicari maknanya

bahwa tertuju kepada seseorang atau sekelompok orang yang terancam

hak-haknya dari seseorang atau sekelompok orang.

Dalam penanaman modal asing pemerintah wajib member perlindungan

hukum terhadap investor asing termasuk melindungi kepentingan dan hak investor

asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia pada umumnya dan di Bali

khususnya agar apa yang menjadi hak-hak investor asing tersebut didapatkan

sesuai dengan aturan dalam Perundang-undangan No.25 Tahun 2007 tentang

6

(23)

11

Penanam Modal (UU PM). Untuk memperoleh perlindungan hukum bagi investor

asing dalam menjalankan usahanya di Indonesia, maka diharapkan perusahaan

yang terbentuk tersebut berkedudukan di Indonesia dan sebagai kesatuan.

Perusahaan yang harus berbentuk badan hukum menurut hukum Indonesia.7

Ketentuan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

khususnya dalam pasal 5 ayat 2 UU PM.

Dengan mewajibkan bentuk badan hukum maka dengan demikian akan

mendapat ketegasan status hukumnya, yaitu badan hukum Indonesia yang tunduk

pada hukum Indonesia. Sebagai badan hukum terdapat ketegasan tentang modal

yang ditanam oleh investor asing tersebut di Indonesia khususnya di Provinsi Bali.

Badan hukum yang diwajibkan disini bagi investor asing tersebut berupa

perseroan terbatas (PT). Dengan diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1982

(Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan) yang mempunyai tujuan sebagai

control dari pihak pemerintah terhadap perusahaan yang ada, jenis usahanya dan

tingkat solvabilitasnya.8 Di samping itu pemerintah tidak akan melakukan

nasionalisasi atau pengambilan hak kepemilikan kecuali dengan Undang-Undang

dan apabila pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilan hak

kepemilikan, maka akan memberikan kompensasi berdasarkan harga pasar sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 khususnya dalam pasal

7 ayat 1 dan 2 (UU PM).

7

Sutantya, R.T. Hadikusuma R. Sumantoro, 1990, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Perusahaan dan Bentuk-bentuk Perusahaan Yang bedaku di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 526.

8

(24)

12

Di dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 khususnya pada pasal 1

disebutkan bahwa :Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia (Ayat (1),

sedangkan Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri

(Ayat (2) dan Penanam modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan olah

penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun

yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Ayat (3).

Hubungan antar Negara penerima modal dengan penanam modal

khususnya Penanam Modal (PM) itu sendiri mempunyai banyak variasi. Pendapat

pertama dipelopori oleh Kari Mark dan Robert Mogdoff menunjukan adanya

sikap yang ekstrim yakni tidak menginginkan timbulnya ketergantungan dari

negara-negara terhadap penanam modal khususnya Penanam Modal Asing,

sehingga dengan tegas menolak adanya Penanam Modal Asing karena

dianggapnya sebagai kelanjutan dari proses kapitalisme.9 Pendapat kedua

menunjukkan sikap nasionalisme dan populisme yang pada dasarnya diliputi

kekhawatiran akan adanya dominasi penanaman modal asing. Oleh sebab itu,

menurut paham ini bahwa kehadiran penanam modal asing berakibat adanya

9

(25)

13

pembagian keuntungan yang tidak seimbang yang terlalu banyak ada pada pihak

penanam modal asing, sehingga menyebabkan negara penerima modal asing

membatasi kegiatan penanaman modal asing sedemikian rupa. Pendapat ini

dipelopori oleh Streeten dan Stephen Hymer.10 Hymer dalam Aminuddin Ilmar

mengatakan ;

Penanam modal asing adalah seorang monopolis atau bahkan seringkali

oligopolies di pasar-pasar produksi suatu Negara dimana ia melakukan

usahanya. Oleh karenanya bilamana penanam modal asing benar-benar

menghancurkan kekuatan dalam pasar produksi suatu Negara, maka

pemerintah harus siap melakukan pengawasan pada penanam modal asing

tersebut. Dengan demikian bahwa untuk kegiatan demikian berlaku hukum

pembangunan yang tidak seimbang (law of uneven developmenf) yakni

pembangunan yang menghasilkan kemakmuran di satu pihak dan

kemelaratan di lain pihak.1113

Pendapat ketiga dipelopori oleh Raymond Vernon dan Charles P.

Kindleberger, melihat peranan penanam modal asing secara ekonomi tradisional

dan meninjaunya dari segi kenyataan, di mana penanam modal asing dapat

membawa pengaruh pada perkembangan dan modernisasi ekonomi Negara

penerima modal asing. Proses tersebut dapat dilihat pada gejala perkembangan

dan pertumbuhan ekonomi dunia dan mekanisme pasar yang dapat berlangsung

10

Hymer dalam Aminuddin Ilmar, 1990, Ibid, hal. 41.

11

(26)

14

baik dengan atau tanpa pengaturan dan fasilitas dari Negara penanam modal

asing.12

Penyelesaian sengketa dalam penanaman modal yang sifatnya efektif

merupakan idaman setiap pihak yang terlibat dalam suatu transaksi penanaman

modal asing. Salah satu alasan yang menjadi dasar pertimbangan adalah suatu

sengketa selalu menjadi factor penghambat dalam melaksanakan penanaman

modal. Pada dasarnya setiap sengketa penanaman modal dapat diselesaikan

melalui peradilan nasional suatu negara ataupun melalui lembaga arbitrase Dalam

praktek para investor asing lebih memilih menyerahkan masalah penyelesaian

sengketa pada lembaga arbitrase karena peradilan nasional seringkah dianggap

lebih berpihak pada kepentingan pihak nasional dan mengabaikan kepentingan

investor asing.13

1.8 Metode Penelitian

Dalam rangka memperoleh dan mengumpulkan serta menganalisa setiap

data atau informasi yang bersifat ilmiah, tentunya dibutuhkan metode dengan

tujuan agar suatu karya tulis ilmiah mempunyai susunan yang sistematis,

terarah,dan konsisten yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala

hukum tersebut, kemudian mengusahakan suatu pemecahan terhadap

permasalahanyang timbul dalam gejala yang bersangkutan.14

12

RaymondVernom dan Charles P dalam Aminuddin Ilmer,Op.Cit, hal. 41-42.

13

Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit, hal. 87.

14

(27)

15

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan didalam pembuatan Skripsi ini adalah

Penelitian Hukum Normatif,15 yaitu jenis penelitian yang didasarkan kepada data

perpustakaan. Menurut Philipus M Hadjon penelitian hukum normatif yaitu suatu

penelitian yang mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif maupun asas-asas

hukum.

1.8.2 Jenis Pendekatan

Adapun Jenis Pendekatan yang dipakai dalam Penelitian ini yaitu dengan

Pendekatan Perundang-Undangan (the statute approach) dan Pendekatan

konseptual (conceptual approach). Dimana dalam Pendekatan

Perundang-Undangan dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan Regulasi yang

bersangkut paut dengan sesuai Hukum yang ditangani,16 sedangkan Pendekatan

Konseptual pendekatan yang digunakan dalam mengkaji berbagai Konsep yang

berkaitan dengan masalah perlindungan hukum, sengketa modal sehingga

merupakan Bahan Hukum yang siap dianalisa.

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa suatu

penelitian Hukum menggunakan penggunaan Bahan Hukum Primer (bahan

Hukum yang bersifat mengikat), Bahan Hukum Skunder (bahan hukum yang

memberikan penjelasan mengenai bahan Hukum primer) dan Bahan Hukum

15

Philipus M Hadjon, 1997, Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah Penelitian Metode Penelitian Hukum Normatif, Universitas Airlangga, Surabaya, h.20.

16

(28)

16

Tersier (bahan Hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bahan Hukum

Primer dan Skunder). Dalam Penelitian Hukum tersebut Bahan Primer yang

memiliki kekuatan mengikat kedalam.17 Adapun Bahan Hukum yang

dipergunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Bahan Hukum Primer diperoleh dari peraturan perundang-undangan

yang berlaku seperti: Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang

penanaman Modal.

b. Bahan Hukum Skunder yaitu, Bahan-Bahan yang memberi penjelasan

mengenai Bahan Hukum Primer yang berupa penelitian dan penulisan

dibidang Hukum yang diperoleh dari Undang-Undang, Buku-Buku,

Jurnal-Jurnal Hukum, dan sebagainya.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan Bahan Hukum primer dan sekunder dilakukan

dengan pengumpulan bahan hukum melalui studi pencatatan dokumen yang

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dengan menginterpretasikan dengan

menafsir dan mengkaji peraturan perundang-undangan kemudian dituangkan

dalam karya ilmiah dengan mengaitkan permasalahan yang dibahas.

1.8.5 Teknik Analisis

Setelah bahan hukum primer dan dan bahan hukum sekunder terkumpul,

maka bahan hukum tersebut diolah dan dianalisa dengan mempergunakan metode

kualitatif, setelah melalui pengolahan dan analisis, kemudian bahan hukum

tersebut disajikan secara deskriptif analisis. Deskriptif artinya pemamaparan hasil

17

(29)

17

penelitian secara sistematis dan menyeluruh menyangkut fakta-fakta yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sedangkan analisis artinya fakta

yang berhubungan dengan penelitian dihubungkan secara cermat, sehingga

(30)

18

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL ASING

2.1 Pengertian Penanaman Modal dan Penanaman Modal Asing

2.1.1 Pengertian Penanaman Modal

Istilah penanamam modal adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa

bahasa Inggris yaitu investment18. Investment atau penanaman modal (investasi)

berasal dari bahasa latin investire (memakai) yang diartikan berbeda-beda

pengertiannya19,

Pengertian investasi/penanaman modal dapat dilihat dari beberapa

pengertian sebagai berikut:

. Menurut Salim HS dan Budi Sutrisno mengartikan investasi :

“penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing

maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk

investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan 20“

Menurut Kamarudin Ahmad menyatakan investasi adalah :

“menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh

tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut21”

18

David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Kencana Premada Media , Jakarta, 2013, hal 21

19

S T Kansil dan Cristine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Cetakan IV, Jakarta Mei 2008, hal 571

20

Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, PT Raja grafindo Perasada, jakarta 2008 hal 31

21

(31)

19

Menurut Ida Bagus Rahmadi Supanca investasi dapat diartikan sebagai :

” suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi (natural person) atau

badan hukum (recht person) dalam upaya meningkatkan atau

mempertahankan bnilai modalnya , baik yang berbentuk uang tunai (cash

money ) atau peralatan (equipment), aset yang tidak bergerak, hak atas

kekayaan intelektual atau keahlian22”

Kamus Besar Bahasa Indonesia diuraikan bahwa Investasi adalah :

“penananaman uang atau modal kedalam suatu perusahaan atau proyek

untuk memperoleh keuntungan23

Segala bentuk kegiatan penanaman modal baik oleh investor dalam negeri

ataupun investor asing untuk melakukan usaha diwilayah Negera Republik

Indonesia.

UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 1 angka

(1) menguraikan :

Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik

oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanam modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik indonesia

Dari difinisi di atas maka pada dasarnya dapat disimpulan bahwa investasi

atau penanaman modal merupakan kegiatan penanaman modal baik berupa uang

atau aset-aset lainnya dengan tujuan utama adalah untuk memperoleh keuntungan.

22

Ida Bagus Rahmadi Supancana , Karangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, ciawi Bogor, 2006, hal.2

23

(32)

20

Dalam ketentuan UU No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ,

menyatakan bahwa pengertian penanaman modal asing di dalam undang-undang

ini adalah penanaman modal untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam

artian penanam modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal

tersebut dengan keluarnya UU No 25 tahun 2007.

2.1.2 Pengertian Penanaman Modal Asing

Penanaman modal asing dapat di diartikan sebagai suatu kegiatan

penanaman modal yang di dalamnya terdapat unsur asing, yang dapat ditentukan

oleh adanya kewarganegaraan yang berbeda, asal modal dan sebagainya24

Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal melalui

ketentuan umum telah merumuskan apa yang dimaksud dengan penanaman modal

asing, dengan terlebih dahulu memberikan pengertian tentang penanaman modal.

Pasal 1 angka (3) dirumuskan bahwa penanaman modal asing adalah

kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal

asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam

negeri.

Prof M Sornarajah memberikan difinisi tentang penanaman modal asing

adalah25:

“ merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu

negara ke negara lain, tujuannnya untuk digunakan di negara tersebut

24

Hulaman penjaitan dan Anner M Sianipar, Hukum Penanaman Modal asing , CV Indhill Co, jakarta , 2008, hal. 41

25

(33)

21

agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik

modal, baik secara total maupun sebagian “

Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui Penanaman Modal Asing

(PMA) dikontruksikan sebagai upaya pemindahan modal dari satu negara ke

negara lainnya yang tujuan utamanya memperoleh keuntungan.

Menurut Penanaman Modal Asing dan UU No 25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal terdapat istilah modal asing. Istilah modal asing berasal dari

bahasa inggris , yaitu foreign capital, modal asing menurut UU No 25 tahun 2007

adalah :

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kakayaan

devisa Indonesia dan dengan pembiayaan pemerintah digunakan untuk

pembiayaan perusahaan indonesia.

2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik

orang asing dan bahan-bahan yang dimasukan dari luar negeri kedalam

wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dari kekayaan devisa

Indonesia.

3. Bagaian dari hasil perusahaan yang di dasarkan undang-undang ini

diperkirakan di transfer, tetapi dipergunakan untuk pembiayaan

perusahaan di Indonesia.

(34)

22

Pada dasarnya investasi dapat digolongkan berdasarkan aset, pengaruh

ekonomi, menurut sumbernya maupun cara penanamannya26.

1. Investasi berdasarkan aset.

Investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan investasi dari aspek

modal atau kekayaan , investasi ini dibagi kedalam dua jenis:

a. Real asset : merupakan investasi yang berwujud seperti

gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya

b. Financial asset : merupakan dokumen( surat-surat) klaim tidak

langsung pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan

sekurutas tersebut

2. Investasi berdasarkan pengaruhnya.

a. Investasi Autonomus ( berdiri sendiri), merupakan investasi yang tidak

berpengaruh pada tingkat pendapatan, bersifat spekulatif. Misalnya

pembelian surat-surat berharga

b. Investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan) merupakan investasi

yang dipengaruhi kenaikan akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan

misalnya penghasilan transitory yaitu penghasilan yang didapat selain dari

bekerja, seperti bunga dan sebagainya.

3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya

a. Investasi yang bersumber dari modal asing (PMA) merupakan investasi

yang sumber dananya berasal dari luar negeri dan

26

(35)

23

b. Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN) investasi yang

sumber pembiayaannya bersumber dari dalam negeri.

4. Investasi berdasarkan bentuknya

Investasi berdasarkan bentuknya merupakan investasi yang didasarkan pada cara

menanamkan investasinya, investasi cara ini dibagi dalam dua macam yaitu:

a. Investasi portofolio, investasi ini didasarkan pada instrumen surat berharga

melalui pasar modal, seperti ; saham dan obligasi

b. Investasi langsung, merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun,

membeli total atau menguasai perusahaan.

Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 dalam Pasal 1 angka (8) dan

angka (9) jenis-jenis investasi yaitu sebagai berikut :

a. Pasal 1 angka (8), modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara

asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum

asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh

modalnya dimiliki oleh pihak asing.

b. Pasal 1 angka (9), modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh

negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau

badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.

2.3. Manfaat Investasi

Investasi, khususnya investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara

(36)

24

memenuhi hal tersebut investasi tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Masuknya modal asing pada suatu negara mengakibatkan perluasan

lapanagan kerja, alih teknologi, pengembangan teknologi subditusi import untuk

menghemat devisi, mendorong berkembangnya industri barang-barang eksport

non migas untuk mendatangkan devisa, pembangunan sarana dan prasarana, serta

dapat membangun daerah tertinggal.

Manfaat keberadaan perusahaan asing dapat dilihat dari segi masalah gaji,

terserapnya tenaga kerja yang luas bagi negara penerima investasi, pendidikan

serta pelatihan bagi tenaga kerja lokal, mendorong berkembangnya industri

barang-barang dan dapat membangundaerah tertinggal di semua negara. Dampak

positif tersebut menjadikan investasi sebagai faktor penentu dalam perekonomian

suatu negara, dengan meningkatnya investasi maka total pengeluaran negara akan

ikut meningkat atau dengan kata lain daya beli dan daya saing nasional

mengalami peningkatan pula27.

John w Head mengemukakan tujuh keuntungan investasi asing sebagai

berikut :28

1. Menciptakan lowongan kerja bagi penduduk negara tuan rumah

sehingga mereka dapat memperoleh dan peningkatkan penghasilan dan

standar hidup mereka.

27

Salim HS dan Budi Sutrisna, op.cit. hal 86-87

28

(37)

25

2. Menciptakan kesempatan penanaman modal bagi penduduk negara

tuan rumah sehingga mereka dapat berbagi dari pendatan

perusahaan-perusahaan baru.

3. Meningkatkan ekspor dari negara tuan rumah, mendatangkan

penghasilan tambahan dari luar yang dapat dipergunakan untuk

berbagai keperluan bagi kepentingan penduduknya.

4. Menghasilkan pelatihan teknis dan pengetahuan yang dapat digunakan

oleh penduduk untuk mengembangkan perusahaan dan industri lain.

5. Memperluas potensi kewaspadaan negara tuan rumah dengan

memproduksi barang setempat untuk menggantikan barang impor.

6. Menghasilkan pendapatan pajak tambahan yang dapat dipergunakan

untuk berbagai keperluan, demi kepentingan penduduk tuan rumah.

7. Membuat sumberdaya negara tuan rumah, baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusia, agar lebih baik manfaatnya dari pada

semula.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan keberadaan investor asing di suatu

negara mempunyai manfaat yang luas (multiplier effect) manfaat yang dimaksud

yakni, kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja dinegara penerima

modal, dapat menciptakan permintaan bagi produk dalam negeri sebagai bahan

baku, menambah devisi apalagi investor asing yang berorientasi ekspor. Dapat

menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi maupun

(38)

26

Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

dijelaskan tentang manfaat investasi atau tujuan penyelenggaraan penanaman

modal, antara lain untuk :

a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

b) Menciptakan lapangan kerja

c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

d) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.

e) Meningkatkan kepasitas dan kemampuan teknologi nasional.

f) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

g) Mengolah ekonomi pontensial menjadi kekuatan ekonomi riil

dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negari

maupun dari luar negeri.

h) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Sisi politik, sisi ekonomi dan sisi hukum merupakan aspek yang menjadi

dasar pertimbangan bagi calon investor sebelum menanamkan modalnya disuatu

negara. Ketiga faktor tersebut merupakan aspek penting bagi calon investor untuk

melihat apakah investasi disuatu negara akan mendatangkan keamanan,

kenyamanan dan keuntungan bagi investor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

investasi di Indonesia adalah sebagai berikut :

(39)

27

Merupakan aspek yang sangat diperhitungkan bagi investor asing sebelum

datang ke suatu negara. Investor asing akan mencermati ke stabilan politik

suatu negara sebagi iklim yang kondusif untuk usaha-usaha penanaman modal

asing. Konflik vertikal ( antar elite politik) maupun konflik horizontal (konflik

antar kelompok masyarakat) harus tidak ada atau tidak terjadi dalam

usaha-usaha penanaman modal asing di sebuah negara. Faktor-faktor politik pada

dasarnya menyangkut tujuan masyarakat bukan tujuan pribadi29

2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sangat menentukan bagi keinginan investor ke suatu negara

untuk menanamkan modalnya, kesempatan ekonomi bagi investor seperti

ketersediaan sumber daya alam30 merupakan daya tarik ekonomi yang kuat

untuk menarik investor asing datang ke suatu nagera. Namun daya tarik

ekonomi juga berkaitan dengan faktor politik, karena apabila keadaan politik

nasional kondusif maka kinerja perekonomian suatu negara juga kondusif,

karenanya faktor ekonomi dan politik saling mempengaruhi

3. Faktor hukum

Faktor hukum atau aspek yuridis juga merupakan faktor yang tidak kalah

pentingnya untuk diperhatikan investor asing yang ingin menanamkan

modalnya pada suatu negara. Barbagai ketentuan hukum yang dirasakan

terkait dengan investasi perlu diwujudkan dan disesuaikan dengan kebutuhan

iklim investasi. Permasalahan hukum yang utama dibutuhkan adalah

29

Arif Rahman, Sistem Politik Indonesia, cet III, LPM IKIP, Surabaya, 2002, hal. 2

30

(40)

28

pengaturan mengenai perlindungan hukum bagi para investor asing. Sistem

hukum ini haruslah mampu menciptakan keadilan, kepastian dan efisiensi.

Untuk menarik Investor asing datang ke Indonesia maka ada beberapa

faktor yang berkaitan dengan hukum yang harus dipenuhi antara lain :

1. Peraturan-peraturan kebijakan yang tetap dan konsisten yang tidak

terlalu cepat berubah dan dapat menjamin adanya kepastian hukum,

karena ketiadaan kepatian hukum dapat menyulitkan perencanaan

pembangunan jangka panjang usaha mereka

2. Prosedur perijinan yang tidak berbelit belit yang dapat mengakibatkan

biaya yang tinggi

3. Jaminan terhadap investasi dan proteksi hukum mengenai hak atas

kekayaan investor

4. Sarana dan perasarana yang dapat menunjang terlaksanakannya

investasi mereka dengan baik.31

Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ada

beberapa faktor yang mempengaruhi investasi penanaman modal asing yang

terdapat dalam pasal 12 angka (1), (2), dan (3) yaitu sebagai berikut :

a) Pasal 12 angka (1), semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka

bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidan usaha atau jenis

usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.

b) Pasal 12 angka (2), bidang usaha yang tertutup bagi penanaman

modal asing adalah : produksi senjata, mesiu, alat peledak,

31

(41)

29

peralatan perang, dan bidang usaha yang secara eksplisit

dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.

c) Pasal 12 angka (3), pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden

menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal,

baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria

kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan

keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.

2.5 Penanaman Modal Asing Secara Langsung, Penanaman Modal Asing

Secara Tidak Langsung dan Portofolio

2.5.1. Penanaman Modal Asing Secara Langsung

Penanaman modal asing secara langsung merupakan investasi yang nyata

atau riil adalah investasi yang langsung menanamkan modalnya di industri atau

disektor bidang usaha tertentu seperti telekomunikasi, pertambangan,pertanian,

kehutanan dan lainya32. Manfaat utama penanaman modal asing secara langsung

dapat dilihat secara nyata misalnya penyerapan tenaga kerja yang besar,

pengurangan kemiskinan, pertumbauhan industri, penggarapan berbagai sumber

daya ekonomi. Transfer teknologi dan pengetahuan serta pelatihan-pelatihan

untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Penanaman modal secara langsung memegang peranan yang penting

dalam pertumbuhan bisnis di era globalisasi ini, Penanaman modal asing secara

langsung dapat menyediakan keuntungan bagi negara penerima baik dalam bentuk

32

(42)

30

fasilitas produksi yang murah, akses menggunakan teknologi terbaru, produksi,

keahlian dan keuangan. Bagi negara penerima, penaman modal asing langsung

dapat menyediakan sumber baru dalam teknologi, modal, prose, barang dan

menejemen yang lebih baik.

Penanaman modal asing secara langsung juga memiliki pengertian bahwa

bagi pemodal asing yang ingin menanamkan secara langsung, maka secara fisik

modal asing hadir dalam menentukan usahanya, dengan hadirnya atau tepatnya

dengan berdirinya badan usaha yang berstatus sebagai penanaman modal asing,

maka badan hukum tersebut haruslah tunduk pada ketentuan hukum Indonesia.33

Dalam UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman modal disebutkan dalam

pasal 2 sebagai berikut :

“Ketentuan dalam Undang-Undang ini berlaku bagi penanaman modal di

semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia”

Hal ini menandakan bahwa pengertian penanaman modal asing secara

langsung adalah penanaman modal yang tunduk pada ketentuan UU No 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal.

2.5.2. Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung

Penanaman modal asing secara tidak langsung merupakan satu jenis

penanaman modal asing yang dilakukan dalam sektor keuangan, biasanya

penanaman modal asing tidak langsung dilakukan melalui pasar modal dengan

menempatkan modal di intrumen surat berharga seperti saham korporasi, surat

obligasi, sertifikat Bank Indonesia dan lainnnya.

33

(43)

31

Dalam perkembangannya istilah penanaman modal asing tidak langsung

telah diperluas karena adanya perubahan pola investasi global. Bahwa

pengambilalihan perusahaan (akuisisi) termasuk dalam penanaman modal asing

secara tidak langsung34

2.5.3. Portofolio

Dalam dunia investasi unsur ketidak pastian atau resiko pasti akan

dihadapi bagi setiap pemodal, yang diharapkan oleh pemodal adalah

memperkirakan berapa keuntungan dari investasinya dan seberapa jauh

kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti menyimpang dari hasil yang

diharapkan. Tentunya tidak ada satupun pemodal yang ingin merugi, oleh

karenanya maka akan dilakukan berbagai cara agar terhindar dari resiko kerugian .

Istilah portofolio di pasar modal juga banyak berhubungan dengan reksa

dana. Reksadana adalah suatu perusahaan yang berfungsi melakukan investasi

dari hasil dana yang diperoleh dari para investor35. Dilakukan biasanya bukan

pada satu instrumen pasar modal, tetapi kombinasi dengan instrumen modal yang

lain, Tujuan utama dari kombinasi ini adalah mencari investasi yang paling aman

dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal. Semakain banyak

jenis instrumen yang diambil, maka resiko kerugian dapat di netaralisir atau

ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh dari jenis instrumen yang lain.

Dalam portofolio ada dua resiko investasi yaitu resiko tidak sistematik dan

resiko yang sistematik. Resiko sistematik adalah resiko yang tidak dapat di

hindari, biasanya berkaitan dengan pasar, bersifat umum, terkait langsung dan

34Jeffrey Graham dan R Spaulding, Understanding Foreign Direct invesment”

<http://www.going-global.com/articles/understanding_foreign_direct_ investment.htm .

35

(44)

32

berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan sedangkan

resiko tidak sistematik merupakan resiko yang dapat dikurangi atau dihindari

terkait dengan suatu saham tertentu36.

Pola investasi dalam portofolio tidak dapat diartikan sebagai penanaman

modal secara langsung jika jumlah dari saham yang dikuasai tidak dapat

mempengaruhi kepentingan pengambilan suara (voting) diantara pemegang saham

lainnya. Bagaimanapun juga, investasi dengan pola portofolio juga dapat

menimbulkan kepentingan berkelanjutan dalam penggunaan kekuatan untuk

mengontrol menejemen perusahaan. Hal ini merupakan bentu dari aliansi strategis

terkadang disebut sebagai “aliansi bayangan”.

Investasi portofolio dapat diartikan sebagai tindakan membagi modal yang

tersedia pada jenis-jenis investasi tertentu agar diperoleh risiko yang paling

minimal. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan-usulan investasi yang

manfaatnya akan direalisasikan dimasa yang akan datang harus dipertimbangkan

dengan cermat dan investasi portofolio meliputi investasi pada asset berupa saham

dan utang jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, tingkat

inflasi dan iklim politik di suatu negara.

Jadi walaupun kebanyakan perusahaan yang melakukan investasi

portofolio tidak memenuhi kualifikasi sebagai penanaman modal asing secara

tidak langsung.

36

Gambar

Tabel 1.1. Daftar Penelitian Sejenis.

Referensi

Dokumen terkait

Pada fase ini juga akan melakukan pembenahan terhadap permasalahan yang ada, sehingga nantinya ketika sudah selesai semua, perusahaan client akan siap untuk menjalankan

Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan gaya dan momen yang terjadi pada nozzle air fin cooler untuk arah x, y dan z tidak ada yang melewati batas yang

Ketiga, dalam pengambilan keuntungan, skim pembiayaan murabahah dinilai lebih terjangkau dibandingkan dengan jenis pembiayaan lain, terutama pembiayaan pinjaman modal

Conclusion : Diabetic foot exercise had a peripheral affect on a clinically significant improvement based on ABI scores, systolic and diastolic blood pressure,

Karakteristik Momen Zernike pada Citra yang Tercampur Sinyal

Hasil penelitian menunjukkan kinerja pemungutan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yang dilihat dari tingkat efektivitas dan efisiensi mengalami

Materi ini disampaikan dalam pelaksanaan bimbingan agama Islam bagi Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Psikotik Ngudi Rahayu Kendal oleh pembimbing agama