i
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA
HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA
OLEH :
ADE HENDRA YASA
NIM : 0916051080
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
ii
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA
HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA
Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
ADE HENDRA YASA
NIM : 0916051080
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
iii Lembar Persetujuan Pembimbing
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 20 Januari 2016
Pembimbing I
Dr. Dewa Gde Rudy, SH.,M.Hum NIP. 19590114 198601 1 001
Pembimbing II
iv
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL : 21 Maret 2016
Panitia Penguji Skripsi
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Nomor : 0243/UN14.4E/IV/PP/2016, Tanggal : 29 Februari 2016
Pembimbing I : Dr. Dewa Gde Rudy, SH.,M.Hum NIP. 19590114 198601 1 001
Pembimbing II : Ni Putu Purwanti, SH.,MH NIP. 19610422 198601 2 001
Anggota : 1. Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH NIP. 19550306 198403 1 003
2. A.A.Gde Agung Darma Kusuma, SH.,MH NIP. 19561115 198602 1 001
v
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Puji dan puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya penulisan skripsi yang berjudul "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN
MODAL DI INDONESIA" dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mengakhiri jenjang strata satu (S1) perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dialami dan tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH.,MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.
2. Bapak I Ketut Sudiarta, SH., MH., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.
3. Bapak I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH., Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.
vi
5. Bapak I Made Dedy Priyanto, SH., M.Kn., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan menuntun semenjak awal penulis kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
6. Bapak Dr. Dewa Gde Rudy, SH., M.Hum Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ni Putu Purwanti, SH., MH Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan ketajaman analisis, masukan dan kritik yang luar biasa hingga Skripsi ini selesai.
8. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Pengajar yang telah memberikan banyak ilmu bermanfaat selama masa studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
9. Bapak/ Ibu Pegawai Tata Usaha Program Reguler dan Program Non Reguler Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah banyak membantu dalam hal administrasi selama masa perkuliahan.
10.Seluruh Staf Laboratorium Hukum dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
vii
12.Orang tua tercinta Bapak I Made Logam dan Ibu Ni Wayan Muditi yang banyak memberikan doa, semangat, motivasi petunjuk dan dorongan materiil dalam penyelesaian skripsi ini.
13.Adik-adik dan keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa, semangat, motivasi an dukungan kepada penulis.
14.Seluruh teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Udayana angkatan tahun 2008 dan 2009, serta
15.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama penulis kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Untuk dapat melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Denpasar, 20 Januari 2016
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………..i
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM………..ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI……….iv
KATA PENGANTAR………..v
DAFTAR ISI………..viii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………...xi
DAFTAR LAMPIRAN………..xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... .5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ... .6
1.4 Orisinalitas Penelitian ... …….…………6
1.5 Tujuan Penelitian ... …….………….8
1.5.1 Tujuan Umum… ... 8
1.5.2 Tujuan Khusus ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
ix
1.6.2 Manfaat Praktis ... .10
1.7 Landasan Teoritis ... 10
1.8 Metode Penelitian... 14
1.8.1 Jenis Penelitian ... 15
1.8.2 Jenis Pendekatan ... 15
1.8.3 Sumber Bahan Hukum ... 15
1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 16
1.8.5 Teknik Analisis ... 16
BAB II TINJAUAN UMUM TETNTANG PENANAMAN MODAL ASING ... 18
2.1 Pengertian Penanaman Modal dan Penanaman Modal Asing ... 18
2.1.1 Pengertian Penanaman Modal ... 18
2.1.2 Pengertian Penanaman Modal Asing ... 20
2.2. Jenis - Jenis Investasi ... 21
2.3. Manfaat Investasi ... 23
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi ... 26
2.5 Penanaman Modal Asing Secara Langsung, Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung dan Portofolio ... 29
2.5.1. Penanaman Modal Asing Secara Langsung ... 29
2.5.2. Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung... 30
2.5.3. Portofolio ... 31
BAB III PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN BAGI INVESTOR ASING DALAM MENANAMKAN MODAL DI INDONESIA .... 33
x
3.2 Hak dan Kewajiban Bagi Penanaman Modal Asing ... 41
3.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia ... 44
3.4 Perlindungan Hukum Terhadap Investor Asing yang Menanamkan Modalnya di Indonesia ... 48
BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PENANAM
MODAL DI INDONESIA
4.1 Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Melalui Non Litigasi ... 54
4.2 Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Melalui Litigasi. ... 66
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
xi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini Penulis menyatakan Karya Ilmiah/Penulisan Hukum Skripsi ini merupakan hasil Karya asli Penulis, tidak terdapat Karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan Penulis juga tidak terdapat Karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh Penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Naskah ini dan disebut dalam Pustaka.
Apabila Karya Ilmiah atau Penulisan Hukum Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil Karya Penulis lain dan/atau dengan sengaja mengajukan Karya atau pendapat yang merupakan hasil Karya Penulis lain, maka Penulis bersedia menerima Sanksi Akademik dan/atau Sanksi Hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggung jawaban Ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Denpasar, 20 Januari 2016 Yang menyatakan,
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Ringkasan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki perairan kepulauan
(archipelagic waters) yang berada di antara dan sekitar pulau-pulaunya yang luas
kurang lebih sekitar 193.250 km dan terletak pada posisi silang antara dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia, dan antara dua samudra yaitu Hindia dan
Pasifik.1
Letak geografis yang strategis tersebut telah membawa keuntungan bagi
Indonesia, paling tidak beberapa keuntungan tersebut adalah Pertama Indonesia
menjadi persimpangan lalulintas perdagangan dunia. Kedua Letak Indonesia juga
membawa pengaruh pada Iklim, yaitu iklim tropika dengan adanya curah hujan
yang cukup setiap tahunnya menyebabkan beragamnya vegetasi yang dapat
tumbuh dan berkembang. Ketiga letak strategis Indonesia dengan banyaknya
gunung-gungung berapi maka juga berdampak pada keanekaragaman flora dan
fauna, keragaman jenis tanah dan keragaman sumber daya mineral. Tentu kondisi
ini sangat berpengaruh positif bagi negara dalam rangka meningkatkan
produktivitas ekonomi, dan menambah sumber-sumber pembiayaan bagi
pembangunan nasional.
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dua puluh tahun
1
2
kedepan, tahun 2005 sampai tahun 2025 yaitu “mewujudkan bangsa yang maju,
mandiri dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya
menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republic
Indonesia Tahun 1945” maka Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan tersebut
perlu pembangunan ekonomi yang menekankan produktivitas yang berkelanjutan,
untuk itulah diperlukan adanya peningkatan penanam modal baik oleh sektor
pemerintah maupun sektor swasta, baik dalam maupun luar negeri dengan
mengikutsertakan masyarakat luas dan pemerintah menciptakan iklim yang
menggairahkan kegiatan investasi.2
Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengundang investor ke Indonesia. Pada tahap permulaan semua bidang usaha
terbuka untuk semua modal asing kecuali yang menyangkut kepentingan Negara
yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti pelabuhan, tenaga listrik, air
minum, telekomunikasi, pelayaran, penerbangan, kereta api, pembangkit listrik
atom, dan media masa.3
Pemerintah juga telah menyediakan berbagai perangsang di bidang
perpajakan, transfer keuntungan, jaminan hukum terhadap kemungkinan
nasionalisasi dan prosedur penyelesaian sengketa yang timbul di kemudian hari.
Hal tersebut dapat diatur dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang
2
Sumantoro, 1984, Kerjasama Patungan Dengan Modal Asing( selanjutnya disebut Buku I), Alumni, Bandung, hal. 109.
3
3
Penanaman Modal (UUPM) khususnya dalam pasal 6,7,8,9,18,23,dan 32. Yang
pada intinya menguraikan pemerintah menyediakan fasilitas yang menguntungkan
dan kemudahan prosedur meski menurut berbagai pihak penananam modal harus
terikat dan tunduk pada sekitar 180 peraturan.4 Prosedur penanaman modal asing
tersebut melalui beberapa tahapan seperti mempelajari bidang usaha yang terbuka
dantentunya bagi investor asing yang telah diterapkan oleh Badan Penanaman
Modal (BPM) yang mana selanjutnya di dalam penelitian manajemen bidang yang
terbuka dan ketentuan lain yang bersangkutan dengan investor tersebut. Terhadap
investor asing pemerintah akan memberikan kebijakan-kebijakan dalam hal
keringanan atau pembebasan pajak, hak transfer, pemakaian tenaga kerja dan
kemudian dalam pelayanan perijinan.
Untuk menjamin ketenangan bekerja modal asing yang ditanam di
Indonesia maka ditetapkan bahwa pemerintah tidak akan melakukan nasionalisasi
dan wajib memberikan kompensasi terhadap perusahaan modal asing atau
investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM)
dalam pasal 7 ayat 1 dan 2. Pada saat ini Negara Indonesia mengalami krisis
moneter dan stabilitas keamanan yang belum menentu, hal ini sangat berdampak
pada investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian
investor tentunya akan merasa takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia
kalau tidak ada perlindungan dan kepastian hukum. Tingkat persaingan bisnis
4
4
akan makin ketat dengan negara-negara luar, sedangkan pengusaha dalam negeri
dihadapkan pada tantangan keamanan, legalitas, dan kualitas.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 yang merupakan
Undang-Undang tentang Penanaman Modal, yang sudah barang tentu penanaman
modal sebagai bentuk kegiatan usaha dengan cara penanaman modal baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia, yang mana modal asing yang
dimiliki oleh Negara, perseorangan warga Negara asing, baik badan hukum asing
maupun badan hukum Indonesia yang sebagian maupun seluruh modalnya
dimiliki oleh pihak asing dalam bentuk aset baik dalam penanaman modal yang
mempunyai nilai ekonomis.
Dalam suatu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), baik yang
dilakukan secara langsung dalam menggerakkan atau menjalankan perusahaan
tersebut kemungkinan timbulnya perselisihan atau persengketaan antara pihak
tidak boleh diabaikan, walaupun perselisihan itu sama sekali tidak diharapkan
oleh semua pihak.
Penyelesaian sengketa secara konvensional melalui jalur-jalur hukum
formal atau litigasi dianggap kurang dapat menciptakan suasana konduksif bagi
masyarakat bisnis termasuk penanaman modal asing di Indonesia, karena
mengandung kelemahan yaitu : Masalah penegakan hukum mengenai adanya
kepastian hukum yang diwujudkan hanya melalui kepatuhan terhadap kontrak
atau kerjasama yang telah dibuat dan mekanisme penyelesaian sengketa yang
5
Pemilik modal dalam menjalankan investasinya terutama pemilik modal
asing mengalami berbagai kendala baik dalam perizinan maupun masalah sosial.
Di samping itu, ada juga persyaratan yang juga patut diperhatikan, yaitu persoalan
budaya hukum. Persoalan ini menjadi sangat penting mana kala dikaitkan dengan
perilaku birokrasi dan perilaku masyarakat tempat dimana investasi itu
ditanamkan5.
Keluhan para investor muncul karena perilaku-perilaku birokrasi dan
perilaku-perilaku masyarakat yang kurang kondusif, sehingga mereka
mendapatkan kesulitan untuk menginvestasikan modalnya di Indonesia. Yang
juga menjadi permasalahan adalah bahwa kehadiran investor asing ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik
negara, penegakan hukum.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut selanjutnya penulis tertarik
utnuk mengangkat masalah Perlindungan hukum terhadap pemodal asing dalam
sengketa penanaman modal di Indonesia. Hal inilah yang kemudian menarik.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor asing yang
menanamkan modalnya menurut Undang-Undang Penanaman Modal?
5
6
2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika pihak investor asing
melanggar kewajiban menurut Undang-Undang Penanaman Modal?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Untuk mendapatkan permasalahan yang terarah sehingga tidak
menyimpang dari pokok permasalahan yang akan dibahas, maka dibatasi ruang
lingkup permasalahannya sehingga pembahasan akan dapat diuraikan secara
sistematis. Dalam hubungannya dengan permasalahan diatas maka akan dibahas
dalam permasalahan pertama yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap
ivestor asing yang menanamkan modalnya di Inonesia menurut Undang-Undang
No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan untuk permasalahan kedua
akan dibahas mengengenai penyelesaian sengketa bila ada investor asing
melanggar kewajiban menurut undang-undang Penanaman Modal.
1.4 Orisinalitas Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini berdasarkan hasil pemaparan dan
pemikiran penulis demi orisinalitas penelitian yang dibuat dan dikembangkan
sendiri oleh penulis. Walaupun ada beberapa pembahasan yang menyerupai
dengan judul penelitian yang penulis buat tetapi dalam segi pembahasanya
penelitian ini lebih khusus meneliti tentang pengaruh investor asing dalam
penanaman modal di Indonesia dan dalam penelitian ini juga peneliti akan
7
“Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Asing Dalam Sengketa
Hukum Penanaman Modal Di Indonesia”
Tabel 1.1. Daftar Penelitian Sejenis.
No Judul Penulis Rumusan Masalah
8
Setiap penulisan yang sifatnya ilmiah, sudah tentu terkandung suatu tujuan
yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perlindungan hukum bagi investor asing yang menanamkan modalnya di
Indonesia, disamping itu juga bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana srtat 1 (S1) dalam Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum
9
1.5.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap investor asing yang
menanamkan modalnya menurut undang-undang penanaman modal
2. Untuk mengetahui upaya- upaya hukum dalam penyelesaian sengketa
apakah yang dapat ditempuh apabila pihak investor asing melanggar hak
dan kewajiban menurut undang-undang penanaman modal
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Mahasiswa
a) Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
wawasan mahasiswa dan merupakan kesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan
kenyataan yang ada di masyarakat.
b) Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana hukum pada
Fakultas Hukum Universitas udayana
2. Bagi Fakultas/Universitas
Hasil penelitian ini merupakan salah satu dari penelitian untuk
mengevaluasi kemampuan para mahasiswa dalam menganalisis serta
memecahkan permasalahan secara ilmiah dalam rangka menerapkan ilmu
10
1.6.2 Manfaat Praktis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran khususnya dalam
perlindunganhukum bagi penanam modal asing (investor asing) yang mau
menanamkan modalnya di indonesia bila terjadi sengketa penanaman modal .
1.7 Landasan Teoritis
Perlindungan dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah menjaga,
memelihara, memberi pertolongan. Dari arti perlindungan ini dapat dicari
maknanya bahwa perlindungan itu tertuju kepada seseorang atau kelompok orang,
karena ia memerlukan pertolongan dari seorang atau dari kekuasaandalam hal ini
pemerintah6. Istilah penanaman modal dilihat dari Kamus Umum Bahasa
Indonesia merupakan suatu perbuatan, cara untuk menanamkan uang pokok, harta
benda yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk
manambahkan kekayaan. Sedangkan perlindungan berarti menjaga, memelihara,
member pertolongan.Dengan demikian, perlindungan ini dapat dicari maknanya
bahwa tertuju kepada seseorang atau sekelompok orang yang terancam
hak-haknya dari seseorang atau sekelompok orang.
Dalam penanaman modal asing pemerintah wajib member perlindungan
hukum terhadap investor asing termasuk melindungi kepentingan dan hak investor
asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia pada umumnya dan di Bali
khususnya agar apa yang menjadi hak-hak investor asing tersebut didapatkan
sesuai dengan aturan dalam Perundang-undangan No.25 Tahun 2007 tentang
6
11
Penanam Modal (UU PM). Untuk memperoleh perlindungan hukum bagi investor
asing dalam menjalankan usahanya di Indonesia, maka diharapkan perusahaan
yang terbentuk tersebut berkedudukan di Indonesia dan sebagai kesatuan.
Perusahaan yang harus berbentuk badan hukum menurut hukum Indonesia.7
Ketentuan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
khususnya dalam pasal 5 ayat 2 UU PM.
Dengan mewajibkan bentuk badan hukum maka dengan demikian akan
mendapat ketegasan status hukumnya, yaitu badan hukum Indonesia yang tunduk
pada hukum Indonesia. Sebagai badan hukum terdapat ketegasan tentang modal
yang ditanam oleh investor asing tersebut di Indonesia khususnya di Provinsi Bali.
Badan hukum yang diwajibkan disini bagi investor asing tersebut berupa
perseroan terbatas (PT). Dengan diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1982
(Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan) yang mempunyai tujuan sebagai
control dari pihak pemerintah terhadap perusahaan yang ada, jenis usahanya dan
tingkat solvabilitasnya.8 Di samping itu pemerintah tidak akan melakukan
nasionalisasi atau pengambilan hak kepemilikan kecuali dengan Undang-Undang
dan apabila pemerintah melakukan tindakan nasionalisasi atau pengambilan hak
kepemilikan, maka akan memberikan kompensasi berdasarkan harga pasar sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 khususnya dalam pasal
7 ayat 1 dan 2 (UU PM).
7
Sutantya, R.T. Hadikusuma R. Sumantoro, 1990, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Perusahaan dan Bentuk-bentuk Perusahaan Yang bedaku di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 526.
8
12
Di dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 khususnya pada pasal 1
disebutkan bahwa :Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing
untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia (Ayat (1),
sedangkan Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri
(Ayat (2) dan Penanam modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan olah
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Ayat (3).
Hubungan antar Negara penerima modal dengan penanam modal
khususnya Penanam Modal (PM) itu sendiri mempunyai banyak variasi. Pendapat
pertama dipelopori oleh Kari Mark dan Robert Mogdoff menunjukan adanya
sikap yang ekstrim yakni tidak menginginkan timbulnya ketergantungan dari
negara-negara terhadap penanam modal khususnya Penanam Modal Asing,
sehingga dengan tegas menolak adanya Penanam Modal Asing karena
dianggapnya sebagai kelanjutan dari proses kapitalisme.9 Pendapat kedua
menunjukkan sikap nasionalisme dan populisme yang pada dasarnya diliputi
kekhawatiran akan adanya dominasi penanaman modal asing. Oleh sebab itu,
menurut paham ini bahwa kehadiran penanam modal asing berakibat adanya
9
13
pembagian keuntungan yang tidak seimbang yang terlalu banyak ada pada pihak
penanam modal asing, sehingga menyebabkan negara penerima modal asing
membatasi kegiatan penanaman modal asing sedemikian rupa. Pendapat ini
dipelopori oleh Streeten dan Stephen Hymer.10 Hymer dalam Aminuddin Ilmar
mengatakan ;
Penanam modal asing adalah seorang monopolis atau bahkan seringkali
oligopolies di pasar-pasar produksi suatu Negara dimana ia melakukan
usahanya. Oleh karenanya bilamana penanam modal asing benar-benar
menghancurkan kekuatan dalam pasar produksi suatu Negara, maka
pemerintah harus siap melakukan pengawasan pada penanam modal asing
tersebut. Dengan demikian bahwa untuk kegiatan demikian berlaku hukum
pembangunan yang tidak seimbang (law of uneven developmenf) yakni
pembangunan yang menghasilkan kemakmuran di satu pihak dan
kemelaratan di lain pihak.1113
Pendapat ketiga dipelopori oleh Raymond Vernon dan Charles P.
Kindleberger, melihat peranan penanam modal asing secara ekonomi tradisional
dan meninjaunya dari segi kenyataan, di mana penanam modal asing dapat
membawa pengaruh pada perkembangan dan modernisasi ekonomi Negara
penerima modal asing. Proses tersebut dapat dilihat pada gejala perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi dunia dan mekanisme pasar yang dapat berlangsung
10
Hymer dalam Aminuddin Ilmar, 1990, Ibid, hal. 41.
11
14
baik dengan atau tanpa pengaturan dan fasilitas dari Negara penanam modal
asing.12
Penyelesaian sengketa dalam penanaman modal yang sifatnya efektif
merupakan idaman setiap pihak yang terlibat dalam suatu transaksi penanaman
modal asing. Salah satu alasan yang menjadi dasar pertimbangan adalah suatu
sengketa selalu menjadi factor penghambat dalam melaksanakan penanaman
modal. Pada dasarnya setiap sengketa penanaman modal dapat diselesaikan
melalui peradilan nasional suatu negara ataupun melalui lembaga arbitrase Dalam
praktek para investor asing lebih memilih menyerahkan masalah penyelesaian
sengketa pada lembaga arbitrase karena peradilan nasional seringkah dianggap
lebih berpihak pada kepentingan pihak nasional dan mengabaikan kepentingan
investor asing.13
1.8 Metode Penelitian
Dalam rangka memperoleh dan mengumpulkan serta menganalisa setiap
data atau informasi yang bersifat ilmiah, tentunya dibutuhkan metode dengan
tujuan agar suatu karya tulis ilmiah mempunyai susunan yang sistematis,
terarah,dan konsisten yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala
hukum tersebut, kemudian mengusahakan suatu pemecahan terhadap
permasalahanyang timbul dalam gejala yang bersangkutan.14
12
RaymondVernom dan Charles P dalam Aminuddin Ilmer,Op.Cit, hal. 41-42.
13
Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit, hal. 87.
14
15
1.8.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan didalam pembuatan Skripsi ini adalah
Penelitian Hukum Normatif,15 yaitu jenis penelitian yang didasarkan kepada data
perpustakaan. Menurut Philipus M Hadjon penelitian hukum normatif yaitu suatu
penelitian yang mengkaji ketentuan-ketentuan hukum positif maupun asas-asas
hukum.
1.8.2 Jenis Pendekatan
Adapun Jenis Pendekatan yang dipakai dalam Penelitian ini yaitu dengan
Pendekatan Perundang-Undangan (the statute approach) dan Pendekatan
konseptual (conceptual approach). Dimana dalam Pendekatan
Perundang-Undangan dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan Regulasi yang
bersangkut paut dengan sesuai Hukum yang ditangani,16 sedangkan Pendekatan
Konseptual pendekatan yang digunakan dalam mengkaji berbagai Konsep yang
berkaitan dengan masalah perlindungan hukum, sengketa modal sehingga
merupakan Bahan Hukum yang siap dianalisa.
1.8.3 Sumber Bahan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyatakan bahwa suatu
penelitian Hukum menggunakan penggunaan Bahan Hukum Primer (bahan
Hukum yang bersifat mengikat), Bahan Hukum Skunder (bahan hukum yang
memberikan penjelasan mengenai bahan Hukum primer) dan Bahan Hukum
15
Philipus M Hadjon, 1997, Pengkajian Ilmu Hukum, Makalah Penelitian Metode Penelitian Hukum Normatif, Universitas Airlangga, Surabaya, h.20.
16
16
Tersier (bahan Hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bahan Hukum
Primer dan Skunder). Dalam Penelitian Hukum tersebut Bahan Primer yang
memiliki kekuatan mengikat kedalam.17 Adapun Bahan Hukum yang
dipergunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Bahan Hukum Primer diperoleh dari peraturan perundang-undangan
yang berlaku seperti: Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang
penanaman Modal.
b. Bahan Hukum Skunder yaitu, Bahan-Bahan yang memberi penjelasan
mengenai Bahan Hukum Primer yang berupa penelitian dan penulisan
dibidang Hukum yang diperoleh dari Undang-Undang, Buku-Buku,
Jurnal-Jurnal Hukum, dan sebagainya.
1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan Bahan Hukum primer dan sekunder dilakukan
dengan pengumpulan bahan hukum melalui studi pencatatan dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dengan menginterpretasikan dengan
menafsir dan mengkaji peraturan perundang-undangan kemudian dituangkan
dalam karya ilmiah dengan mengaitkan permasalahan yang dibahas.
1.8.5 Teknik Analisis
Setelah bahan hukum primer dan dan bahan hukum sekunder terkumpul,
maka bahan hukum tersebut diolah dan dianalisa dengan mempergunakan metode
kualitatif, setelah melalui pengolahan dan analisis, kemudian bahan hukum
tersebut disajikan secara deskriptif analisis. Deskriptif artinya pemamaparan hasil
17
17
penelitian secara sistematis dan menyeluruh menyangkut fakta-fakta yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sedangkan analisis artinya fakta
yang berhubungan dengan penelitian dihubungkan secara cermat, sehingga
18
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PENANAMAN MODAL ASING
2.1 Pengertian Penanaman Modal dan Penanaman Modal Asing
2.1.1 Pengertian Penanaman Modal
Istilah penanamam modal adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa
bahasa Inggris yaitu investment18. Investment atau penanaman modal (investasi)
berasal dari bahasa latin investire (memakai) yang diartikan berbeda-beda
pengertiannya19,
Pengertian investasi/penanaman modal dapat dilihat dari beberapa
pengertian sebagai berikut:
. Menurut Salim HS dan Budi Sutrisno mengartikan investasi :
“penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing
maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk
investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan 20“
Menurut Kamarudin Ahmad menyatakan investasi adalah :
“menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut21”
18
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Kencana Premada Media , Jakarta, 2013, hal 21
19
S T Kansil dan Cristine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Cetakan IV, Jakarta Mei 2008, hal 571
20
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, PT Raja grafindo Perasada, jakarta 2008 hal 31
21
19
Menurut Ida Bagus Rahmadi Supanca investasi dapat diartikan sebagai :
” suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi (natural person) atau
badan hukum (recht person) dalam upaya meningkatkan atau
mempertahankan bnilai modalnya , baik yang berbentuk uang tunai (cash
money ) atau peralatan (equipment), aset yang tidak bergerak, hak atas
kekayaan intelektual atau keahlian22”
Kamus Besar Bahasa Indonesia diuraikan bahwa Investasi adalah :
“penananaman uang atau modal kedalam suatu perusahaan atau proyek
untuk memperoleh keuntungan23”
Segala bentuk kegiatan penanaman modal baik oleh investor dalam negeri
ataupun investor asing untuk melakukan usaha diwilayah Negera Republik
Indonesia.
UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 1 angka
(1) menguraikan :
Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik
oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanam modal asing
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik indonesia
Dari difinisi di atas maka pada dasarnya dapat disimpulan bahwa investasi
atau penanaman modal merupakan kegiatan penanaman modal baik berupa uang
atau aset-aset lainnya dengan tujuan utama adalah untuk memperoleh keuntungan.
22
Ida Bagus Rahmadi Supancana , Karangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, ciawi Bogor, 2006, hal.2
23
20
Dalam ketentuan UU No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ,
menyatakan bahwa pengertian penanaman modal asing di dalam undang-undang
ini adalah penanaman modal untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam
artian penanam modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal
tersebut dengan keluarnya UU No 25 tahun 2007.
2.1.2 Pengertian Penanaman Modal Asing
Penanaman modal asing dapat di diartikan sebagai suatu kegiatan
penanaman modal yang di dalamnya terdapat unsur asing, yang dapat ditentukan
oleh adanya kewarganegaraan yang berbeda, asal modal dan sebagainya24
Undang-Undang No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal melalui
ketentuan umum telah merumuskan apa yang dimaksud dengan penanaman modal
asing, dengan terlebih dahulu memberikan pengertian tentang penanaman modal.
Pasal 1 angka (3) dirumuskan bahwa penanaman modal asing adalah
kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam
negeri.
Prof M Sornarajah memberikan difinisi tentang penanaman modal asing
adalah25:
“ merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu
negara ke negara lain, tujuannnya untuk digunakan di negara tersebut
24
Hulaman penjaitan dan Anner M Sianipar, Hukum Penanaman Modal asing , CV Indhill Co, jakarta , 2008, hal. 41
25
21
agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik
modal, baik secara total maupun sebagian “
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui Penanaman Modal Asing
(PMA) dikontruksikan sebagai upaya pemindahan modal dari satu negara ke
negara lainnya yang tujuan utamanya memperoleh keuntungan.
Menurut Penanaman Modal Asing dan UU No 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal terdapat istilah modal asing. Istilah modal asing berasal dari
bahasa inggris , yaitu foreign capital, modal asing menurut UU No 25 tahun 2007
adalah :
1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kakayaan
devisa Indonesia dan dengan pembiayaan pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan indonesia.
2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik
orang asing dan bahan-bahan yang dimasukan dari luar negeri kedalam
wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dari kekayaan devisa
Indonesia.
3. Bagaian dari hasil perusahaan yang di dasarkan undang-undang ini
diperkirakan di transfer, tetapi dipergunakan untuk pembiayaan
perusahaan di Indonesia.
22
Pada dasarnya investasi dapat digolongkan berdasarkan aset, pengaruh
ekonomi, menurut sumbernya maupun cara penanamannya26.
1. Investasi berdasarkan aset.
Investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan investasi dari aspek
modal atau kekayaan , investasi ini dibagi kedalam dua jenis:
a. Real asset : merupakan investasi yang berwujud seperti
gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya
b. Financial asset : merupakan dokumen( surat-surat) klaim tidak
langsung pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan
sekurutas tersebut
2. Investasi berdasarkan pengaruhnya.
a. Investasi Autonomus ( berdiri sendiri), merupakan investasi yang tidak
berpengaruh pada tingkat pendapatan, bersifat spekulatif. Misalnya
pembelian surat-surat berharga
b. Investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan) merupakan investasi
yang dipengaruhi kenaikan akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan
misalnya penghasilan transitory yaitu penghasilan yang didapat selain dari
bekerja, seperti bunga dan sebagainya.
3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya
a. Investasi yang bersumber dari modal asing (PMA) merupakan investasi
yang sumber dananya berasal dari luar negeri dan
26
23
b. Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri (PMDN) investasi yang
sumber pembiayaannya bersumber dari dalam negeri.
4. Investasi berdasarkan bentuknya
Investasi berdasarkan bentuknya merupakan investasi yang didasarkan pada cara
menanamkan investasinya, investasi cara ini dibagi dalam dua macam yaitu:
a. Investasi portofolio, investasi ini didasarkan pada instrumen surat berharga
melalui pasar modal, seperti ; saham dan obligasi
b. Investasi langsung, merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun,
membeli total atau menguasai perusahaan.
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 dalam Pasal 1 angka (8) dan
angka (9) jenis-jenis investasi yaitu sebagai berikut :
a. Pasal 1 angka (8), modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara
asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum
asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh
modalnya dimiliki oleh pihak asing.
b. Pasal 1 angka (9), modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh
negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
2.3. Manfaat Investasi
Investasi, khususnya investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara
24
memenuhi hal tersebut investasi tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Masuknya modal asing pada suatu negara mengakibatkan perluasan
lapanagan kerja, alih teknologi, pengembangan teknologi subditusi import untuk
menghemat devisi, mendorong berkembangnya industri barang-barang eksport
non migas untuk mendatangkan devisa, pembangunan sarana dan prasarana, serta
dapat membangun daerah tertinggal.
Manfaat keberadaan perusahaan asing dapat dilihat dari segi masalah gaji,
terserapnya tenaga kerja yang luas bagi negara penerima investasi, pendidikan
serta pelatihan bagi tenaga kerja lokal, mendorong berkembangnya industri
barang-barang dan dapat membangundaerah tertinggal di semua negara. Dampak
positif tersebut menjadikan investasi sebagai faktor penentu dalam perekonomian
suatu negara, dengan meningkatnya investasi maka total pengeluaran negara akan
ikut meningkat atau dengan kata lain daya beli dan daya saing nasional
mengalami peningkatan pula27.
John w Head mengemukakan tujuh keuntungan investasi asing sebagai
berikut :28
1. Menciptakan lowongan kerja bagi penduduk negara tuan rumah
sehingga mereka dapat memperoleh dan peningkatkan penghasilan dan
standar hidup mereka.
27
Salim HS dan Budi Sutrisna, op.cit. hal 86-87
28
25
2. Menciptakan kesempatan penanaman modal bagi penduduk negara
tuan rumah sehingga mereka dapat berbagi dari pendatan
perusahaan-perusahaan baru.
3. Meningkatkan ekspor dari negara tuan rumah, mendatangkan
penghasilan tambahan dari luar yang dapat dipergunakan untuk
berbagai keperluan bagi kepentingan penduduknya.
4. Menghasilkan pelatihan teknis dan pengetahuan yang dapat digunakan
oleh penduduk untuk mengembangkan perusahaan dan industri lain.
5. Memperluas potensi kewaspadaan negara tuan rumah dengan
memproduksi barang setempat untuk menggantikan barang impor.
6. Menghasilkan pendapatan pajak tambahan yang dapat dipergunakan
untuk berbagai keperluan, demi kepentingan penduduk tuan rumah.
7. Membuat sumberdaya negara tuan rumah, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia, agar lebih baik manfaatnya dari pada
semula.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan keberadaan investor asing di suatu
negara mempunyai manfaat yang luas (multiplier effect) manfaat yang dimaksud
yakni, kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja dinegara penerima
modal, dapat menciptakan permintaan bagi produk dalam negeri sebagai bahan
baku, menambah devisi apalagi investor asing yang berorientasi ekspor. Dapat
menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi maupun
26
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
dijelaskan tentang manfaat investasi atau tujuan penyelenggaraan penanaman
modal, antara lain untuk :
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
b) Menciptakan lapangan kerja
c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
d) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.
e) Meningkatkan kepasitas dan kemampuan teknologi nasional.
f) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
g) Mengolah ekonomi pontensial menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negari
maupun dari luar negeri.
h) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Sisi politik, sisi ekonomi dan sisi hukum merupakan aspek yang menjadi
dasar pertimbangan bagi calon investor sebelum menanamkan modalnya disuatu
negara. Ketiga faktor tersebut merupakan aspek penting bagi calon investor untuk
melihat apakah investasi disuatu negara akan mendatangkan keamanan,
kenyamanan dan keuntungan bagi investor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
investasi di Indonesia adalah sebagai berikut :
27
Merupakan aspek yang sangat diperhitungkan bagi investor asing sebelum
datang ke suatu negara. Investor asing akan mencermati ke stabilan politik
suatu negara sebagi iklim yang kondusif untuk usaha-usaha penanaman modal
asing. Konflik vertikal ( antar elite politik) maupun konflik horizontal (konflik
antar kelompok masyarakat) harus tidak ada atau tidak terjadi dalam
usaha-usaha penanaman modal asing di sebuah negara. Faktor-faktor politik pada
dasarnya menyangkut tujuan masyarakat bukan tujuan pribadi29
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi sangat menentukan bagi keinginan investor ke suatu negara
untuk menanamkan modalnya, kesempatan ekonomi bagi investor seperti
ketersediaan sumber daya alam30 merupakan daya tarik ekonomi yang kuat
untuk menarik investor asing datang ke suatu nagera. Namun daya tarik
ekonomi juga berkaitan dengan faktor politik, karena apabila keadaan politik
nasional kondusif maka kinerja perekonomian suatu negara juga kondusif,
karenanya faktor ekonomi dan politik saling mempengaruhi
3. Faktor hukum
Faktor hukum atau aspek yuridis juga merupakan faktor yang tidak kalah
pentingnya untuk diperhatikan investor asing yang ingin menanamkan
modalnya pada suatu negara. Barbagai ketentuan hukum yang dirasakan
terkait dengan investasi perlu diwujudkan dan disesuaikan dengan kebutuhan
iklim investasi. Permasalahan hukum yang utama dibutuhkan adalah
29
Arif Rahman, Sistem Politik Indonesia, cet III, LPM IKIP, Surabaya, 2002, hal. 2
30
28
pengaturan mengenai perlindungan hukum bagi para investor asing. Sistem
hukum ini haruslah mampu menciptakan keadilan, kepastian dan efisiensi.
Untuk menarik Investor asing datang ke Indonesia maka ada beberapa
faktor yang berkaitan dengan hukum yang harus dipenuhi antara lain :
1. Peraturan-peraturan kebijakan yang tetap dan konsisten yang tidak
terlalu cepat berubah dan dapat menjamin adanya kepastian hukum,
karena ketiadaan kepatian hukum dapat menyulitkan perencanaan
pembangunan jangka panjang usaha mereka
2. Prosedur perijinan yang tidak berbelit belit yang dapat mengakibatkan
biaya yang tinggi
3. Jaminan terhadap investasi dan proteksi hukum mengenai hak atas
kekayaan investor
4. Sarana dan perasarana yang dapat menunjang terlaksanakannya
investasi mereka dengan baik.31
Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ada
beberapa faktor yang mempengaruhi investasi penanaman modal asing yang
terdapat dalam pasal 12 angka (1), (2), dan (3) yaitu sebagai berikut :
a) Pasal 12 angka (1), semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka
bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidan usaha atau jenis
usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.
b) Pasal 12 angka (2), bidang usaha yang tertutup bagi penanaman
modal asing adalah : produksi senjata, mesiu, alat peledak,
31
29
peralatan perang, dan bidang usaha yang secara eksplisit
dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.
c) Pasal 12 angka (3), pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden
menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal,
baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria
kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan
keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.
2.5 Penanaman Modal Asing Secara Langsung, Penanaman Modal Asing
Secara Tidak Langsung dan Portofolio
2.5.1. Penanaman Modal Asing Secara Langsung
Penanaman modal asing secara langsung merupakan investasi yang nyata
atau riil adalah investasi yang langsung menanamkan modalnya di industri atau
disektor bidang usaha tertentu seperti telekomunikasi, pertambangan,pertanian,
kehutanan dan lainya32. Manfaat utama penanaman modal asing secara langsung
dapat dilihat secara nyata misalnya penyerapan tenaga kerja yang besar,
pengurangan kemiskinan, pertumbauhan industri, penggarapan berbagai sumber
daya ekonomi. Transfer teknologi dan pengetahuan serta pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Penanaman modal secara langsung memegang peranan yang penting
dalam pertumbuhan bisnis di era globalisasi ini, Penanaman modal asing secara
langsung dapat menyediakan keuntungan bagi negara penerima baik dalam bentuk
32
30
fasilitas produksi yang murah, akses menggunakan teknologi terbaru, produksi,
keahlian dan keuangan. Bagi negara penerima, penaman modal asing langsung
dapat menyediakan sumber baru dalam teknologi, modal, prose, barang dan
menejemen yang lebih baik.
Penanaman modal asing secara langsung juga memiliki pengertian bahwa
bagi pemodal asing yang ingin menanamkan secara langsung, maka secara fisik
modal asing hadir dalam menentukan usahanya, dengan hadirnya atau tepatnya
dengan berdirinya badan usaha yang berstatus sebagai penanaman modal asing,
maka badan hukum tersebut haruslah tunduk pada ketentuan hukum Indonesia.33
Dalam UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman modal disebutkan dalam
pasal 2 sebagai berikut :
“Ketentuan dalam Undang-Undang ini berlaku bagi penanaman modal di
semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia”
Hal ini menandakan bahwa pengertian penanaman modal asing secara
langsung adalah penanaman modal yang tunduk pada ketentuan UU No 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
2.5.2. Penanaman Modal Asing Secara Tidak Langsung
Penanaman modal asing secara tidak langsung merupakan satu jenis
penanaman modal asing yang dilakukan dalam sektor keuangan, biasanya
penanaman modal asing tidak langsung dilakukan melalui pasar modal dengan
menempatkan modal di intrumen surat berharga seperti saham korporasi, surat
obligasi, sertifikat Bank Indonesia dan lainnnya.
33
31
Dalam perkembangannya istilah penanaman modal asing tidak langsung
telah diperluas karena adanya perubahan pola investasi global. Bahwa
pengambilalihan perusahaan (akuisisi) termasuk dalam penanaman modal asing
secara tidak langsung34
2.5.3. Portofolio
Dalam dunia investasi unsur ketidak pastian atau resiko pasti akan
dihadapi bagi setiap pemodal, yang diharapkan oleh pemodal adalah
memperkirakan berapa keuntungan dari investasinya dan seberapa jauh
kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti menyimpang dari hasil yang
diharapkan. Tentunya tidak ada satupun pemodal yang ingin merugi, oleh
karenanya maka akan dilakukan berbagai cara agar terhindar dari resiko kerugian .
Istilah portofolio di pasar modal juga banyak berhubungan dengan reksa
dana. Reksadana adalah suatu perusahaan yang berfungsi melakukan investasi
dari hasil dana yang diperoleh dari para investor35. Dilakukan biasanya bukan
pada satu instrumen pasar modal, tetapi kombinasi dengan instrumen modal yang
lain, Tujuan utama dari kombinasi ini adalah mencari investasi yang paling aman
dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal. Semakain banyak
jenis instrumen yang diambil, maka resiko kerugian dapat di netaralisir atau
ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh dari jenis instrumen yang lain.
Dalam portofolio ada dua resiko investasi yaitu resiko tidak sistematik dan
resiko yang sistematik. Resiko sistematik adalah resiko yang tidak dapat di
hindari, biasanya berkaitan dengan pasar, bersifat umum, terkait langsung dan
34Jeffrey Graham dan R Spaulding, Understanding Foreign Direct invesment”
<http://www.going-global.com/articles/understanding_foreign_direct_ investment.htm .
35
32
berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan sedangkan
resiko tidak sistematik merupakan resiko yang dapat dikurangi atau dihindari
terkait dengan suatu saham tertentu36.
Pola investasi dalam portofolio tidak dapat diartikan sebagai penanaman
modal secara langsung jika jumlah dari saham yang dikuasai tidak dapat
mempengaruhi kepentingan pengambilan suara (voting) diantara pemegang saham
lainnya. Bagaimanapun juga, investasi dengan pola portofolio juga dapat
menimbulkan kepentingan berkelanjutan dalam penggunaan kekuatan untuk
mengontrol menejemen perusahaan. Hal ini merupakan bentu dari aliansi strategis
terkadang disebut sebagai “aliansi bayangan”.
Investasi portofolio dapat diartikan sebagai tindakan membagi modal yang
tersedia pada jenis-jenis investasi tertentu agar diperoleh risiko yang paling
minimal. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan-usulan investasi yang
manfaatnya akan direalisasikan dimasa yang akan datang harus dipertimbangkan
dengan cermat dan investasi portofolio meliputi investasi pada asset berupa saham
dan utang jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, tingkat
inflasi dan iklim politik di suatu negara.
Jadi walaupun kebanyakan perusahaan yang melakukan investasi
portofolio tidak memenuhi kualifikasi sebagai penanaman modal asing secara
tidak langsung.
36