v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the best result of some property company performance in Indonesia which are included in LQ45 2010. The company performance is analyzed with four financial ratio: likuidity ratio, activity ratio, solvability ratio, and profitability ratio. The sample are property companies included in the LQ45 2010. Sampling method used in research is purposive sampling. The result shows that the performance of BSDE is better than other companies. In average, only the ratio of the company activities have unoptimal result. The result of three other ratio can be deemed good.
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik serta menganalisis baik buruknya kinerja perusahaan properti di Indonesia yang masuk dalam LQ45 tahun 2010. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan empat jenis rasio keuangan yaitu: rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas. Sampel yang diambil adalah perusahaan properti yang terdapat dalam LQ45 tahun 2010. Metode sampling penelitian adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja dari BSDE lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain. Secara keseluruhan, hanya rasio aktivitas perusahaan yang dinyatakan kurang baik. Ketiga rasio lainnya masih dapat dikatakan baik.
vii Universitas Kristen Maranatha
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA TEORITIS, DAN
RERANGKA PEMIKIRAN ... 5
2.1 Laporan Keuangan ... 5
2.1.1 Definisi Laporan Keuangan ... 6
2.1.2 Sifat Laporan Keuangan ... 6
2.1.3 Penyajian Laporan Keuangan ... 7
2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 8
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan ... 9
2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 10
2.2.1 Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 12
2.2.2 Jenis-jenis Analisis Laporan Keuangan ... 12
2.3 Analisis Laporan Keuangan Bentuk Vertikal ... 14
2.4 Teknik-teknik Analisis Yang Digunakan Dalam Analisis Vertikal ... 14
viii Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Perolehan Data yang Akan Diteliti ... 29
4.2 Rasio Likuiditas ... 31
4.3 Rasio Aktivitas ... 33
4.4 Rasio Solvabilitas ... 36
4.5 Rasio Profitabilitas ... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Simpulan ... 44
5.2 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48 LAMPIRAN
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Laporan Keuangan LPKR
Lampiran B Laporan Keuangan BSDE
Lampiran C Laporan Keuangan ELTY
BAB 1 Pendahuluan
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertengahan tahun 2010, kondisi perekonomian properti di Indonesia terlihat mulai
mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari peningkatan daya beli masyarakat
pada usaha properti di tahun 2010. Menurut Nilai Indeks Tendensi Konsumen (NITK)
Jabodetabek pada triwulan III (2010) menyatakan bahwa angka NITK kuartal III sebesar
110,67, lebih tinggi daripada angka NITK kuartal II yang baru 105,32. Selain itu, Indeks
Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal III 2010 juga mencapai 107,29 meningkat
dibandingkan ITB kuartal II 2010 yang hanya sebesar 104,23.
Awal tahun 2011, terjadi peningkatan pada seluruh subsektor perekonomian
properti di Indonesia berupa kenaikan jumlah permintaan rumah, harga rumah, serta
pada biaya sewa rumah. Panangian (2011) menyatakan bahwa harga tanah diperkirakan
akan terus meningkat dengan nilai rata-rata tumbuh sekitar 10 persen hingga 15 persen.
Dengan adanya kenaikan pada harga tanah ini, maka harga-harga dari properti juga
meningkat dari 7 persen hingga 20 persen.
Alasan utama terjadinya peningkatan perekonomian properti pada tahun 2010
hingga 2011 adalah karena rendahnya bunga perkreditan yang diberikan oleh bank untuk
melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta meningkatnya permintaan konsumen
terhadap kebutuhan rumah yang tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal saja
tetapi sebagai sarana investasi juga. Thaib (2010) menyatakan bahwa selain faktor
BAB 1 Pendahuluan
2 Universitas Kristen Maranatha dinilai masih lebih murah dibandingkan dengan negara lain serta imbal hasil yang tinggi
dari investasi secara langsung pada properti di Indonesia.
Peningkatan perekonomian properti yang terjadi di Indonesia pada tahun 2010
hingga 2011, menyebabkan peningkatan harga saham pada perusahaan-perusahaan
properti di Indonesia. Industri tersebut menjadi sangat diminati di Indonesia. Akan tetapi,
dengan mengingat terjadinya krisis industri perumahan yang terjadi di Amerika Serikat
tahun 2008. Investor maupun calon investor yang akan menanamkan modalnya di
industri properti Indonesia, sebaiknya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan
investasinya. Seharusnya pada saat industri properti diminati konsumen, sebelum
memutuskan untuk membeli saham properti, investor dapat menganalisis terlebih dahulu
dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Apakah penjualan tersebut dilakukan secara
tunai oleh para konsumen atau lebih banyak melalui KPR. Bila investor mengetahui
kondisi keuangan perusahaan sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut,
maka investor dapat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Bila penghasilan yang
dimiliki oleh perusahaan properti sebagian besar berasal dari piutang atau KPR, maka
risiko terjadinya kredit macet akan lebih besar dari pada perusahaan properti yang
sebagian besar menjual propertinya secara tunai.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan meminimalkan terjadinya kesalahan dalam
pengambilan keputusan investasi pada perusahaan properti, serta untuk mengukur baik
buruknya, berisiko atau tidaknya kinerja suatu perusahaan tanpa melihat kondisi
kecenderungan pasar pada saat itu. Peneliti berusaha meneliti dengan membandingkan
BAB 1 Pendahuluan
3 Universitas Kristen Maranatha keuangan perusahaan lain yang memiliki industri sejenis agar dapat diketahui
perusahaan mana yang layak untuk dijadikan sebagai sarana investasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Properti yang Masuk
dalam LQ45 secara Vertikal Pada Tahun 2010”
1.2 Identifikasi Masalah
Menghadapi kondisi perekonomian industri properti saat ini yang sedang berkembang di
Indonesia, investor harus lebih berhati-hati dalam memilih perusahaan. Hal tersebut
harus dilakukan agar krisis perumahan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008,
tidak terjadi kembali di Indonesia. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengambilan keputusan bagi investor, peneliti akan membahas
beberapa permasalahan berikut secara lebih lanjut.
1. Bagaimana perbandingan kinerja masing-masing perusahaan properti yang berada di
dalam LQ45 jika dilihat dari rasio likuiditas pada tahun 2010?
2. Bagaimana perbandingan kinerja masing-masing perusahaan properti yang berada di
dalam LQ45 jika dilihat dari rasio aktivitas pada tahun 2010?
3. Bagaimana perbandingan kinerja masing-masing perusahaan properti yang berada di
dalam LQ45 jika dilihat dari rasio solvabilitas pada tahun 2010?
4. Bagaimana perbandingan kinerja masing-masing perusahaan properti yang berada di
BAB 1 Pendahuluan
4 Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah agar para investor dapat membandingkan, mengukur,
serta memutuskan secara tepat apakah perusahaan-perusahaan dalam industri properti di
Indonesia masih layak untuk dijadikan sebagai obyek investasi di masa depan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang bermanfaat, bagi
beberapa pihak sebagai berikut.
1 Bagi peneliti dan akademisi lain
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang cara menganalisis laporan
keuangan perusahaan dengan menggunakan metode analisis laporan keuangan
secara vertikal (analisis rasio). Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dan pengetahuan sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
2 Bagi investor
Penelitian ini dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi pada suatu perusahaan yang layak yang bergerak dalam suatu
BAB 5 Simpulan dan Saran
Perusahaan Properti Terbaik untuk Tiap Rasio di Tahun 2010 No Jenis Rasio Perusahaan Terbaik
Rasio Likuiditas
1 Rasio lancar ELTY
2 Rasio cepat ELTY
3 Rasio kas BSDE
4 Working capital to total asset rasio BSDE Rasio Aktivitas
5 Perputaran persediaan ELTY 6 Perputaran aset tetap LPKR 7 Perputaran total aset BSDE 8 Rata-rata waktu pengumpulan piutang ASRI
Rasio Solvabilitas
9 Debt rasio BSDE
10 Rasio hutang terhadap ekuitas BSDE 11 Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas LPKR
Rasio Profitabilitas
12 ROA ASRI
13 Margin laba bersih ASRI 14 Margin laba kotor BSDE 15 Margin laba operasional BSDE dan ASRI
16 ROE LPKR
BAB 5 Simpulan dan Saran
45 Universitas Kristen Maranatha
Hasil dari simpulan Tabel II memperlihatkan bahwa perusahaan properti yang memiliki kinerja terbaik paling banyak adalah BSDE. Secara keseluruhan, kinerja keuangan BSDE di tahun 2010 jika dilihat dari kemampuan dalam membayar hutang masih lebih baik dibandingkan terhadap tiga perusahaan properti yang masuk ke dalam LQ45 lainnya. Dari rasio profitabilitas, BSDE juga merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja cukup baik walaupun hasil yang terbaik pada rasio profitabilitas adalah ASRI.
Tabel III
Kondisi Rata-rata Kinerja Perusahaan Properti Tahun 2010
No Jenis Rasio Keadaan Kinerja Perusahaan
Rasio Likuiditas baik
1 Rasio lancar baik
2 Rasio cepat baik
3 Rasio kas baik
4 Working capital to total asset rasio baik Rasio Aktivitas kurang baik
5 Perputaran persediaan kurang baik 6 Perputaran aset tetap Kurang baik 7 Perputaran total aset kurang baik 8 Rata-rata waktu pengumpulan piutang baik kecuali ELTY Rasio Solvabilitas baik
9 Debt rasio baik
10 Rasio hutang terhadap ekuitas baik 11 15 Margin laba operasional baik
16 ROE baik kecuali ELTY
BAB 5 Simpulan dan Saran
46 Universitas Kristen Maranatha
Dengan melihat pada Tabel III kita dapat mengetahui bahwa secara keseluruhan, kinerja keuangan pada perusahaan properti yang masuk ke dalam LQ45 pada tahun 2010 masih dapat dikatakan baik terutama jika dilihat dari kemampuan perusahaan dalam membayar hutang serta kemampuan perusahaan dalam perolehan laba.
Akan tetapi, pada Tabel III juga dapat kita lihat bahwa rasio aktivitas perusahaan properti dikatakan kurang baik. Dari hasil tersebut memperlihatkan bahwa pemanfaatan sumber daya untuk memperoleh laba bagi perusahaan properti di dalam LQ45 masih tidah efisien terutama bagi perusahaan ELTY. Pada perusahaan ELTY, rata-rata waktu pengumpulan piutang masih kurang baik. Hal tersebut memperlihatkan bahwa risiko kemungkinan terjadinya piutang tidak tertagih menjadi sangat besar karena rata-rata waktu pengumpulan piutang perusahaan ELTY sangat lambat.
Berdasarkan hasil simpulan yang diperoleh peneliti, investor masih dapat menanamkan modalnya pada perusahaan properti di Indonesia. Tetapi sebaiknya investor berhati-hati jika ingin menanamkan modalnya pada perusahaan ELTY. Risiko kemungkinan terjadinya piutang tak tertagih pada perusahaan ELTY cukup besar karena waktu pengumpulan piutang yang sangat lama, serta tingkat pengembalian terhadap ekuitas perusahaan juga cukup rendah.
5.2 Saran
BAB 5 Simpulan dan Saran
47 Universitas Kristen Maranatha
48 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Epung Saepudin. 2011. Daya Beli Meningkat, Properti Mengkilat.
http://proyeksi.kontan.co.id/v2/read/industri/60/Daya-Beli-Meningkat-Properti-Mengkilat pada tanggal 5 Januari 2011. Rabu, 05 Januari 2011.
Gitman, Lawrence J. 2009. Principles Of Managerial Finance. Pearson International Edition.
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004/2005. BPFE: Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 1998. Analisis Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Munawir S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty: Yogyakarta.
Panangian. 2011. penjualan properti berpotensi tumbuh hingga 15%.
http://lifestyle.kontan.co.id/v2/read/1302441778/64479/2011-penjualan-properti-berpotensi-tumbuh-hingga-15. 10 April 2011.
Pokok-Pokok dalam PSAK No.1 revisi 2009. Penyajian Laporan Keuangan
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan ketujuh. Edisi keempat. BPFE: Yogyakarta.
Rustendi, Tedy. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Docstoc.
http://www.docstoc.com/docs/87402186/Rasio-Profit-on-Sales.
Simamora, Henry. 1999. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat: Jakarta.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. ANDI: Yogyakarta.
Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian. 2001. Manajemen Keuangan Satu. Edisi keempat. PT Prenhallindo: Jakarta.
Susan, Irawati. 2006. Manajemen Keuangan. Pustaka: Bandung.
Van Horne, James. 1995. Financial Management and Policy. Edisi kesepuluh.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid satu. Edisi ketiga. Bayumedia Publishing: Malang.