iv
ABSTRAK
GAMBARAN VALIDITAS INDEKS MENTZER DAN INDEKS
SHINE & LAL PADA PENDERITA
β
-THALLASSEMIA
MAYOR
Nathanael Andry Mianto, 2013
Pembimbing : dr. Christine Sugiarto, Sp.PK, dr. Adrian Suhendra, Sp.PK, M.Kes.
Latar Belakang
Diagnosis
β-thalassemia
sulit ditegakkan dengan
pemeriksaan hematologi rutin. Hasil pemeriksaan hematologi rutin penderita
β-thalassemia
sulit dibedakan dari penderita anemia defisiensi besi. Indeks
Mentzer
dan indeks
Shine & Lal
dilaporkan dapat membedakan penderita
β
-thalassemia dan penderita anemia defisiensi besi
.
Beberapa penelitian
melaporkan bahwa pada penderita
β-thalassemia
minor indeks
Shine & Lal
memiliki validitas yang lebih baik dibandingkan dengan indeks
Mentzer
yang
paling sering digunakan saat ini. Penelitian mengenai gambaran validitas indeks
Mentzer
dan indeks
Shine & Lal
pada penderita
β-thalassemia
mayor masih
sangat terbatas dan belum pernah dilaporkan di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran validitas indeks
Mentzer
dan
indeks
Shine & Lal
pada penderita
β-thalassemia
mayor.
Metode
Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Maranatha Bandung sejak bulan Januari 2013 – Oktober
2013. Subjek penelitian adalah penderita
β
-thalassemia mayor dan subjek kontrol
penderita anemia defisiensi besi yang datang ke sebuah laboratorium klinik swasta
di Kota Bandung selama bulan Januari 2013 – Maret 2013. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang bersifat
cross-sectional
untuk uji validitas
pemeriksaan indeks
Mentzer
dan indeks
Shine & Lal
pada penderita
β-thalassemia
mayor.
Hasil
Pada penderita
β-thalassemia
mayor Indeks
Shine & Lal
memiliki
sensitivitas 41,67%, spesifisitas 13,79%, nilai prediksi positif 37,5%, nilai
prediksi negatif 16%. Indeks
Mentzer
memiliki sensitivitas 0%, spesifisitas
86,21%, nilai prediksi positif 0%, nilai prediksi negatif 40,98%.
v
ABSTRACT
VALIDITY OF MENTZER INDEX AND SHINE & LAL INDEX ON PATIENT
WITH
β
-THALASSEMIA MAJOR
Nathanael Andry Mianto, 2013
Tutor : dr. Christine Sugiarto, Sp.PK., dr. Adrian Suhendra, Sp.PK, M.Kes.
Backgrounds
Conclusive diagnosis of β-thalassemia is hard to make based on
complete blood count result. Complete blood count result from patient with
β-thalassemia is hard to differentiate from those with iron deficiency anemia. Mentzer
index and Shine & Lal index is reported to be useful in differentiating between patients
with β-thalassemia and iron deficiency anemia. Several previous researches on patient
with β-thalassemia minor state that Shine & Lal index has better validity compared to
Mentzer index, which is the most frequently used index now. Research on comparison of
validity between Mentzer index and Shine & Lal index on patient with
β-thalassemia
major is very limited, has never been reported in Indonesia.
Objectives
To find out the validity of Mentzer index and Shine & Lal index on patient
with β-thalassemia major.
Methods
This research was conducted at Faculty of Medicine, Maranatha Christian
University, Bandung, from January 2013 – October 2013. Subjects in this research are
β-thalassemia major and iron deficiency anemia patients that came to a private medical
laboratory in Bandung from January 2013 – March 2013. This research is descriptive
study with cross-sectional design for validity test of Mentzer index and Shine & Lal
index on patient with β-thalassemia major.
Results
The results of this study show that on patient with β-thalassemia major Shine
& Lal index has sensitivity 41,67%, specificity 13,79%, positive predictive value 37,5%,
negative predictive value 16%. Mentzer index has sensitivity 0%, specificity 86,21%,
positive predictive value 0%, negative predictive value 40,98%.
Conclusion
Shine & Lal index has higher senstivitiy and positive predictive value
than Mentzer index on patient with β-thalassemia major.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
... ii
SURAT PERNYATAAN
... iii
ABSTRAK
... iv
ABSTRACT ...
v
KATA PENGANTAR
... vi
DAFTAR ISI
... viii
DAFTAR TABEL
... xi
DAFTAR GAMBAR
... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ... 3
1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 3
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 4
1.5 Landasan Teori ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sintesis Hemoglobin ... 6
2.2 Sintesis Eritrosit dan Erythropoiesis Normal ... 8
2.3
β
-Thalassemia ... 10
2.3.1 Definisi
β
-Thalassemia ... 10
2.3.2 Epidemiologi Thalassemia ... 12
2.3.3 Manifestasi Klinik
β
-Thalassemia ... 13
2.3.4 Patofisiologi
β
-Thalassemia ... 15
viii
2.4 Anemia Defisiensi Besi ... 19
2.4.1 Definisi Anemia Defisiensi Besi ... 19
2.4.2 Etiologi Anemia Defisiensi Besi ... 19
2.4.3 Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi ... 20
2.4.4 Manifestasi Klinik Anemia Defisiensi Besi ... 21
2.4.5 Metabolisme Zat Besi dan Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi .... 22
2.4.6 Gambaran Pemeriksaan Laboratorium Penderita Anemia Defisiensi
Besi ... 26
2.6. Indeks
Mentzer
dan Indeks
Shine & Lal
pada Penderita
β
-Thalassemia
dan Anemia Defisiensi Besi ... 28
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 32
3.1.1 Bahan Penelitian ... 32
3.1.2 Subjek Penelitian ... 32
3.1.3 Ukuran Sampel ... 32
3.2 Metode Penelitian ... 32
3.2.1 Desain Penelitian ... 32
3.2.2 Data yang Diukur ... 33
3.2.3 Analisis Data ... 33
3.3 Definisi Operasional ... 33
3.4 Prosedur Kerja ... 34
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.5.1 Lokasi Penelitian ... 34
3.5.2 Waktu Penelitian ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 35
4.2 Pembahasan ... 38
ix
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA
... 43
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Contoh Tabel 2x2 Untuk Uji Validitas ... 36
Tabel 4.2 Berbagai Uji Validitas Yang Umum Digunakan Untuk Menentukan
Validitas Suatu Pemeriksaan ... 36
Tabel 4.3 Uji Validitas Indeks
Mentzer
ada Penderita β
-Thalassemia
Mayor ... 36
Tabel 4.4 Uji Validitas Indeks
Shine & Lal
Pada Penderita
β
-Thalassemia
Mayor ... 37
Tabel 4.5 Perbandingan Uji Validitas antara Indeks
Mentzer
dan Indeks
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Kimia Heme ... 6
Gambar 2.2 Sintesis Hemoglobin ... 8
Gambar 2.3 Eritropoiesis ... 10
Gambar 2.4 Distrubusi Thalassemia ... 12
Gambar 2.5 Patogenesis dan Patofisiologi
β
-Thalassemia ... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Thalassemia adalah suatu penyakit herediter yang ditandai dengan adanya
defek pada sintesis satu atau lebih rantai globin. Defek sintesis rantai globin pada
penderita
thalassemia menyebabkan terbentuknya hemoglobin yang abnormal,
yang
memberikan
berbagai
gambaran
klinik.
Thalassemia
adalah
hemgolobinopathy
yang paling sering ditemukan. Data dari
Hereditary Disease
Program yang diadakan
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa
sekitar 269 juta orang diseluruh dunia adalah
carrier hemoglobinopathy
(Kaushansky, Lichtman, Beutler, Kipps, Seligsohn, & Prchal, 2010).
Berdasarkan kelainan genetik yang mendasarinya,
thalassemia dapat dibagi
menjadi
α
-thalassemia dan
β
-thalassemia.
Alfa-thalassemia banyak ditemukan di
Afrika, Mediterania, Timur Tengah dan Asia Tenggara, sedangkan
β
-thalassemia
banyak ditemukan di Mediterania, Timur Tengah, sebagian India dan Pakistan,
dan Asia Tenggara (Kaushansky, Lichtman, Beutler, Kipps, Seligsohn, & Prchal,
2010). Di Indonesia setidaknya terdapat 5000 penderita thalassemia yang tercatat,
tentu saja angka ini jauh di bawah jumlah yang sebenarnya (Wahidiyat, 2012).
Frekuensi gen
β
-thalassemia di Indonesia diperkirakan mencapai 10% dari
seluruh populasi Indonesia (Widayanti, Ediati, Tamam, Faradz, Sistermans, &
Plass, 2011).
Gejala klinis dari penyakit
β
-thalassemia bervariasi tergantung beratnya
penyakit. Penderita
β
-thalassemia minor (trait) pada umumnya tidak bergejala
atau hanya menunjukkan manifestasi klinik yang ringan. Penderita
β
-thalassemia
mayor pada umumnya memiliki gejala anemia yang berat, disertai dengan
gangguan pertumbuhan. Akibat dari manifestasi klinik yang berat ini, penderita
2
mayor biasanya lahir dari pasangan yang menderita
β
-thalassemia minor (trait)
(Kaushansky, Lichtman, Beutler, Kipps, Seligsohn, & Prchal, 2010).
Diagnosis dan uji saring yang tepat bagi penderita
β
-thalassemia sangat
penting untuk dilakukan karena
β
-thalassemia adalah penyakit herediter, namun
di Indonesia belum diadakan uji saring untuk penderita
β
-thalassemia. Kesadaran
dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai
β
-thalassemia juga masih sangat
rendah (Widayanti, Ediati, Tamam, Faradz, Sistermans, & Plass, 2011). Program
pencegahan
β
-thalassemia di Indonesia sebenarnya sudah mulai diadakan di
beberapa tempat sejak tahun 1998, namun banyak masalah yang menghambat
program ini untuk dapat dijadikan sebagai program nasional. Ketidaktersediaan
program nasional pencegahan
β
-thalassemia
di Indonesia menyebabkan jumlah
penderita
β
-thalassemia terus meningkat setiap tahunnya (Wahidiyat, 2012).
Fasilitas yang memiliki peralatan yang memadai untuk mendiagnosis
β
-thalassemia masih terbatas, sedangkan diagnosis
β
-thalassemia sulit ditegakkan
hanya dengan menggunakan pemeriksaan hematologi rutin. Diperlukan
pemeriksaan yang dapat membedakan
β
-thalassemia dengan anemia hipokrom
mikrositer lain yang lebih sering ditemukan yaitu anemia defisiensi besi.
Kesulitan dalam membedakan penderita
β
-thalassemia dengan penderita anemia
defisiensi besi menyebabkan banyak penderita
β
-thalassemia yang mendapatkan
perawatan yang tidak tepat (Okan, Cigiloglu, Cifci, Yilmaz, & Pehlivan, 2009).
Berbagai indeks eritrosit yang dihitung dari hasil pemeriksaan hematologi rutin
dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji saring untuk membedakan penderita
β
-thalassemia dan penderita anemia defisiensi besi (Ahmed & Fahim, 2011).
Pemeriksaan indeks eritrosit mudah dilakukan, murah, dan dapat diperiksa dengan
menggunakan peralatan yang sederhana.
Berbagai indeks eritrosit memiliki validitas yang berbeda-beda dalam
membedakan penderita
β
-thalassemia dan penderita anemia defisiensi besi (Okan,
Cigiloglu, Cifci, Yilmaz, & Pehlivan, 2009).
Indeks
Mentzer
adalah indeks
eritrosit yang sering digunakan sebagai pemeriksaan uji saring penderita
3
beberapa penelitian pada penderita
β
-thalassemia
minor melaporkan bahwa
indeks
Shine & Lal
memiliki validitas
lebih baik dibandingkan dengan indeks
Mentzer (Niazi, Tahir, Raziq, & Hameed, 2010) (Okan, Cigiloglu, Cifci, Yilmaz,
& Pehlivan, 2009). Penelitian mengenai validitas berbagai indeks eritrosit,
khususnya indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal, pada penderita
β
-thalassemia
mayor masih sangat terbatas dan belum pernah dilaporkan di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, penulis hendak mengetahui validitas indeks Mentzer dan
indeks Shine & Lal pada penderita
β
-thalassemia mayor, sehingga dapat diketahui
indeks manakah yang lebih dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pemeriksaan
uji saring bagi penderita
β
-thalassemia mayor khususnya di tempat dengan
keterbatasan fasilitas di Indonesia.
1.2
Identifikasi Masalah
Bagaimanakah validitas indeks
Mentzer
dan indeks
Shine & Lal
pada
penderita
β
-thalassemia mayor.
1.3
Tujuan Penelitian
Mengetahui validitas indeks
Mentzer dan indeks
Shine & Lal pada penderita
β
-thalassemia mayor.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Ilmiah
Menambah pengetahuan mengenai validitas indeks
Mentzer dan indeks
Shine
4
1.4.2
Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai validitas
indeks
Mentzer dan indeks
Shine & Lal pada penderita
β
-thalassemia mayor,
sehingga dapat diketahui indeks yang lebih baik untuk digunakan sebagai
pemeriksaan uji saring untuk membedakan penderita
β
-thalassemia mayor dan
penderita anemia defisiensi besi.
1.5
Landasan Teori
Hasil pemeriksaan hematologi rutin pada penderita
β
-thalassemia sulit
dibedakan dengan hasil pemeriksaan hematologi rutin penderita anemia defisiensi
besi. Masalah ini menyebabkan banyak penderita
β
-thalassemia yang
mendapatkan perawatan yang tidak sesuai (Okan, Cigiloglu, Cifci, Yilmaz, &
Pehlivan, 2009). Salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
membedakan
β
-thalassemia dan anemia defisiensi besi adalah indeks Mentzer dan
indeks Shine & Lal (Ahmed & Fahim, 2011). Indeks Mentzer dan indeks Shine &
Lal dapat dihitung dari pemeriksaan hematologi rutin.
Indeks
Mentzer
dihitung dengan rumus
mean corpuscular volume
(MCV)
dibagi jumlah eritorsit total. Hasil perhitungan indeks Mentzer < 13 menunjukkan
pasien menderita
β
-thalassemia, sedangkan hasil perhitungan indeks Mentzer > 13
menunjukkan pasien menderita anemia defisiensi Besi (Mentzer, 1973).
Hasil
pemeriksaan eritrosit pada penderita
β
-thalassemia
dapat meningkat hingga 5 – 7
juta/
µ
l, sedangkan pada penderita anemia defisiensi besi hasil pemeriksaan
eritrosit menurun hingga 3,5 – 5 juta/
µ
l (Wallach, 2007). Perbedaan jumlah
eritrosit pada penderita
β
-thalassemia dan anemia defisiensi besi menjadi dasar
pemeriksaan indeks
Mentzer
untuk membedakan penderita
β
-thalassemia dan
penderita anemia defisiensi besi.
Indeks Shine & Lal dihitung dengan rumus mean corpuscular volume (MCV) x
mean copuscular volume (MCV) x mean corpuscular hemoglobin (MCH) x 0,01.
Hasil perhitungan indeks
Shine & Lal
< 1530 menunjukkan pasien menderita
5
menunjukkan pasien menderita anemia defisiensi besi (Shine & Lal, 1977). Pada
penderita
β
-thalassemia terjadi penurunan hasil pemeriksaan MCV dan MCH
yaitu, hasil pemeriksaan MCV di bawah 70 fl dan hasil pemeriksaan MCH di
bawah 25 pg (Rodgers & Young, 2010). Pada penderita anemia defisiensi besi
juga terjadi penurunan hasil pemeriksaan MCV dan MCH yaitu, hasil
pemeriksaan MCV di bawah 80 fl dan hasil pemeriksaan MCH di bawah 30 pg
(Wallach, 2007). Penurunan hasil pemeriksaan MCV dan MCH pada penderita
anemia defisiensi besi tidak sebesar penurunan pada penderita
β
-thalassemia.
Perbedaan besar penurunan hasil pemeriksaan MCV dan MCH pada penderita
β
-thalassemia dan anemia defisiensi besi menjadi dasar pemeriksaan indeks Shine
and Lal
untuk membedakan penderita
β
-thalassemia dan penderita anemia
defisiensi besi.
Pada penderita
β
-thalassemia mayor sering terjadi penurunan hasil
pemeriksaan jumlah eritrosit yang disebabkan karena beratnya penyakit. Penderita
β
-thalassemia mayor dapat memiliki nilai hasil pemeriksaan jumlah eritrosit 2 – 3
juta/mm
3, sedangkan pemeriksaan indeks
Mentzer
didasari atas peningkatan
jumlah eritrosit pada penderita
β
-thalassemia (Wallach, 2007). Hal ini
menyebabkan pemeriksaan indeks Mentzer sering memberikan hasil negatif palsu
(false negative) pada penderita
β
-thalassemia mayor. Pemeriksaan indeks Shine &
Lal didasari atas penurunan nilai MCV dan MCH yang lebih besar pada penderita
β
-thalassemia apabila dibandingkan dengan penderita anemia defisiensi besi.
Indeks Shine & lal tidak menggunakan hasil pemeriksaan jumlah eritrosit sebagai
komponen pemeriksaannya. Pada penderita
β
-thalassemia mayor terjadi
penurunan semua indeks eritrosit seperti MCV, MCH, dan MCHC yang lebih
besar daripada penderita anemia defisiensi besi (Wallach, 2007). Oleh karena itu
diharapkan pemeriksaan indeks
Shine & Lal memiliki validitas yang lebih tinggi
sebagai pemeriksaan uji saring apabila dibandingkan dengan pemeriksaan indeks
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada penderita
β
-thalassemia
mayor indeks
Shine & Lal
memiliki sensitifitas dan nilai prediksi positif yang
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan indeks
Mentzer
.
5.2
Saran
Indeks
Mentzer
tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai pemeriksaan uji
saring untuk membedakan penderita
β
-thalassemia
mayor dan anemia defisiensi
besi. Indeks
Shine & Lal
karena memiliki sensitivitas yang lebih tinggi masih
dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji saring untuk membedakan penderita
β
-thalassemia
mayor dan anemia defisiensi besi, walaupun tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai satu-satunya pemeriksaan uji saring. Dibutuhkan penelitian
lebih lanjut mengenai gambaran validitas kedua pemeriksaan tersebut pada
45
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nathanael Andry Mianto
NRP : 1010007
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 3 Desember 1991
Agama : Kristen
Alamat : Jalan Setra Indah Raya No.26, Bandung 40163
Riwayat Pendidikan :
SDK 1 BPK PENABUR, Bandung, Lulus Tahun 2004
SMPK 1 BPK PENABUR, Bandung, Lulus Tahun 2007
SMAK 1 BPK PENABUR, Bandung, Lulus Tahun 2010
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Gambaran Validitas Indeks
Mentzer
dan Indeks
Shine & Lal
Pada
Penderita
β
-Thalassemia
Mayor
Nathanael Andry Mianto
1, Christine Sugiarto
2, Adrian Suhendra
21. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang Diagnosis β-thalassemia sulit ditegakkan dengan pemeriksaan hematologi rutin. Hasil pemeriksaan hematologi rutin penderita β-thalassemia sulit dibedakan dari penderita anemia defisiensi besi. Indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal dilaporkan dapat membedakan penderita β -thalassemia dan penderita anemia defisiensi besi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pada penderita β-thalassemia minor indeks Shine & Lal memiliki validitas yang lebih baik dibandingkan dengan indeks Mentzer yang paling sering digunakan saat ini. Penelitian mengenai gambaran validitas indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor masih sangat terbatas dan belum pernah dilaporkan di Indonesia.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran validitas indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor.
Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung sejak bulan Januari 2013 – Oktober 2013. Subjek penelitian adalah penderita β -thalassemia mayor dan subjek kontrol penderita anemia defisiensi besi yang datang ke sebuah laboratorium klinik swasta di Kota Bandung selama bulan Januari 2013 – Maret 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat cross-sectional untuk uji validitas pemeriksaan indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor.
Hasil Pada penderita β-thalassemia mayor Indeks Shine & Lal memiliki sensitivitas 41,67%, spesifisitas 13,79%, nilai prediksi positif 37,5%, nilai prediksi negatif 16%. Indeks Mentzer memiliki sensitivitas 0%, spesifisitas 86,21%, nilai prediksi positif 0%, nilai prediksi negatif 40,98%.
Simpulan Indeks Shine & Lal memiliki sensitivitas dan nilai prediksi negatif yang lebih tinggi daripada indeks Mentzer pada penderita β-thalasemia mayor
Validity of Mentzer Index and Shine & Lal Index on Patient with
β
-Thalassemia Major
Nathanael Andry Mianto
1, Christine Sugiarto
2, Adrian Suhendra
21. Faculty of Medicine, Maranatha Christian University, Bandung
2. Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRACT
Backgrounds Conclusive diagnosis of β-thalassemia is hard to make based on complete blood count result. Complete blood count result from patient with β-thalassemia is hard to differentiate from those with iron deficiency anemia. Mentzer index and Shine & Lal index is reported to be useful in differentiating between patients with β-thalassemia and iron deficiency anemia. Several previous researches on patient with β-thalassemia minor state that Shine & Lal index has better validity compared to Mentzer index, which is the most frequently used index now. Research on comparison of validity between Mentzer index and Shine & Lal index on patient with β-thalassemia major is very limited, has never been reported in Indonesia.
Objectives To find out the validity of Mentzer index and Shine & Lal index on patient with β -thalassemia major.
Methods This research was conducted at Faculty of Medicine Maranatha Christian University, Bandung, from January 2013 – October 2013. Subjects in this research are β-thalassemia major and iron deficiency anemia patients that came to a private medical laboratory in Bandung from January 2013 – March 2013. This research is descriptive study with cross-sectional design for validity test of Mentzer index and Shine & Lal index on patient with β-thalassemia major.
Results The results of this study show that on patient with β-thalassemia major Shine & Lal index has sensitivity 41,67%, specificity 13,79%, positive predictive value 37,5%, negative predictive value 16%. Mentzer index has sensitivity 0%, specificity 86,21%, positive predictive value 0%, negative predictive value 40,98%.
Conclusion Shine & Lal index has higher senstivitiy and negative predictive value than Mentzer index on patient with β-thalassemia major.
PENDAHULUAN
Thalassemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya defek pada sintesis satu atau lebih rantai globinError! Bookmark not defined.. Di Indonesia terdapat 5000 penderita thalassemia yang tercatat (2). Frekuensi gen β-thalassemia diperkirakan mencapai 10% dari seluruh populasi
Indonesia (3). Thalassemia merupakan
penyakit herediter, sehingga diperlukan uji saring dan diagnosis yang tepat bagi penderitanya. Ketidaktersediaan program nasional pencegahan β-thalassemia berupa uji saring bagi penderita β-thalassemia menyebabkan penderita penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya (2). Diagnosis β-thalassemia sulit ditegakkan dengan
pemeriksaan hematologi rutin saja.
Penderita β-thalassemia memiliki hasil pemeriksaan hematologi rutin yang sulit
dibedakan dari penderita anemia
defisiensi besi karena sama-sama
memberikan gambaran anemia hipokrom mikrositer. Berbagai indeks eritrosit yang dapat dihitung dari hasil pemeriksaan hematologi rutin dapat digunakan untuk membedakan penderita β-thalassemia dan penderita anemia defisiensi besi. Berbagai indeks eritrosit memiliki validitas yang
berbeda-beda dalam membedakan
penderita β-thalassemia dan penderita
anemia defisiensi besi. Beberapa
penelitian melaporkan bahwa pada
penderita β-thalassemia minor indeks Shine & Lal memiliki validitas yang lebih baik
dibandingkan dengan indeks Mentzer
yang merupakan indeks yang paling sering digunakan saat ini (4), (5). Penelitian mengenai gambaran validitas indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada
penderita β-thalassemia mayor masih
sangat terbatas dan belum pernah dilaporkan di Indonesia.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui validitas indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β -thalassemia mayor.
ALAT, BAHAN DAN CARA
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat cross-sectional. Analisis data dilakukan menggunakan tabel proporsi 2x2 untuk mengetahui validitas pemeriksaan indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β -thalassemia mayor. Bahan penelitian merupakan rekam medis berupa hasil pemeriksaan laboratorium hematologi rutin penderita β-thalassemia mayor dan penderita anemia defisiensi besi. Subjek Penelitian adalah seluruh penderita β -thalassemia mayor dan subjek kontrol penderita anemia defisiensi besi yang datang ke sebuah laboratorium swasta di Kota Bandung selama bulan Januari 2013 sampai bulan Maret 2013. Diagnosis β -thalassemia mayor dan anemia defisiensi besi telah ditegakkan oleh dokter yang
berkompetensi. Berdasarkan hasil
pemeriksaan hematologi rutin, dilakukan penghitungan indeks Mentzer, dan indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor dan anemia defisiensi besi. Cara penghitungan dan interpretasi indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal dapat
dilihat pada tabel 1. Diagnosis
berdasarkan interpretasi indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal dibandingkan dengan diagnosis klinis masing masing pasien, lalu ditentukan validitas masing-masing indeks.
Tabel 1 Rumus penghitungan Indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal beserta Interpretasinya (4)
Indeks Rumus Interpretasi
BT ADB
Mentzer MCV/Eritrosit < 13 > 13 Shine &
Lal
MCVxMCVx MCHx0,01
<153
0 > 1530 BT = β-thalassemia
ADB = Anemia defisiensi besi
HASIL PENELITIAN
mayor dan 29 subjek kontrol penderita anemia defisiensi besi. Diagnosis pada subjek penelitian telah ditegakkan oleh dokter yang berkompetensi. Validitas indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal
pada penelitian ini dihitung
menggunakan uji validitas dengan tabel proporsi 2x2 pada masing masing pemeriksaan. Uji ini memuat beberapa pengukuran yaitu sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif, dengan cara penghitungan yang dapat dilihat pada tabel 1. Hasil uji validitas dengan tabel proporsi 2x2 untuk indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.
Tabel 1 Berbagai Uji Validitas Yang Umum Digunakan Untuk Menilai Validitas Suatu Pemeriksaan (6)
Uji
Validitas Rumus
Sensitivitas Positif sejati / (positif sejati + negatif palsu)
Spesifisitas Negatif sejati / (negatif sejati + positif palsu) Nilai
Prediksi Positif
Positif sejati / (positif sejati + positif palsu)
Nilai Prediksi
Negatif
Negatif sejati / (negatif sejati + negatif palsu)
Tabel 2 Uji Validitas Indeks Mentzer Pada Penderita β-Thalassemia Mayor
Diagnosis Klinis β-Thalassemia Mayor Anemia Defisiensi Besi
(n=36) (n=29)
Hasil Pemeriksaa n Indeks Mentzer
Positif 0 (0%) 4 (13.79%)
Negatif 36 (100%) 25 (86.21%)
Tabel 3 Uji Validitas Indeks Shine & Lal Pada Penderita β-Thalassemia Mayor
Diagnosis Klinis β-Thalassemia Mayor Anemia Defisiensi Besi
(n=36) (n=29)
Hasil
Pemeriksaan Indeks Shine & Lal
Positif 15 (41.67%) 25
(86.21%)
Negatif 21 (58.33%) 4 (13.79%)
Tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa
pada penderita B-thalassemia mayor
indeks Shine & Lal memberikan hasil true positive yang lebih tinggi dan true negative yang lebih rendah daripada indeks Mentzer. Perbandingan uji validitas antara indeks Mentzer dan indeks Shine & Lal dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Perbandingan Uji Validitas antara Indeks Mentzer dan Indeks Shine & Lal pada Penderita β-Thalassemia Mayor
Uji Validitas Indeks
Mentzer
Indeks
Shine & Lal
Sensitivitas 0 % 41,67 %
Spesifisitas 86,21 % 13,79 %
NPP 0 % 37,5 %
NPN 40,98 % 16 %
NPN = Nilai Prediksi Negatif NPP = Nilai Prediksi Positif
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada
penderita B-thalassemia mayor indeks
Shine & Lal memiliki sensitivitas dan nilai prediksi positif yang lebih baik daripada
pemeriksaan indeks Mentzer, namum
PEMBAHASAN
Hasil uji validitas indeks Mentzer menunjukkan bahwa dari 36 subjek penderita β-thalassemia mayor tidak ada
satupun yang memberikan hasil true
positive. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena pada penderita β-thalassemia
mayor akibat beratnya penyakit terjadi penurunan jumlah eritrosit sampai 2 – 3 juta/mm3 (7). Eritrosit merupakan pembagi dalam indeks Mentzer, sehingga semakin rendah hasil pemeriksaan jumlah eritrosit, maka indeks Mentzer akan semakin besar, dan pada akhirnya berada di atas 13, sehingga diagnosis β-thalassemia mayor tidak dapat ditegakkan, dan memberikan hasil false negative. Hasil uji validitas
pemeriksaan indeks Shine & lal
menunjukkan bahwa 15 dari 36 subjek
penderita β-thalassemia mayor
memberikan hasil true positive. Indeks Shine & Lal memiliki sensitifitas yang
lebih baik daripada indeks Mentzer.
Indeks Shine & Lal didasari atas penurunan hasil nilai MCV dan MCH
yang lebih besar pada penderita β
-thalassemia daripada pada penderita anemia defisiensi besi. Pada penderita β -thalassemia mayor terjadi penurunan MCV dan MCH yang lebih besar daripada penderita anemia defisiensi besi (7). Semakin rendah nilai MCV dan MCH maka indeks Shine & Lal akan semakin rendah dan berada di bawah 1530 sehingga diagnosis β-thalassemia dapat ditegakkan. Sebanyak 21 dari total 36 subjek penelitian penderita β-thalassemia
mayor yang menjadi subjek pada
penelitian ini memberikan hasil false negative menggunakan indeks Shine & Lal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian penderita β-thalassemia mayor yang menjadi subjek pada penelitian ini
sudah mendapatkan terapi berupa
transfusi darah rutin. Transfusi darah
rutin dapat menyebabkan hasil
pemeriksaan MCV dan MCH menjadi normal sehingga indeks Shine & Lal pada penderita β-thalassemia mayor menjadi
lebih tinggi dari 1530, sehingga diagnosis β-thalassemia tidak dapat ditegakkan.
SIMPULAN
Pada penderita β-thalassemia mayor indeks Shine & Lal memiliki sensitifitas dan nilai prediksi positif yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan indeks Mentzer.
SARAN
Indeks Mentzer tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai pemeriksaan uji saring
untuk membedakan penderita β
-thalassemia mayor dan anemia defisiensi besi. Indeks Shine & Lal karena memiliki sensitifitas lebih tinggi masih dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji saring
untuk membedakan penderita β
-thalassemia mayor dan anemia defisiensi besi, walaupun tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai satu-satunya
pemeriksaan uji saring. Dibutuhkan
penelitian lebih lanjut mengenai
gambaran validitas kedua indeks ini pada
penderita β-thalassemia minor dan
penderita β-thalassemia mayor yang belum menerima transfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaushansky K, Lichtman MA,
Beutler E, Kipps TJ, Seligsohn U, Prchal JT. Williams Hematology. 8th ed.: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2010
2. Wahidayat A. Thalassemia
International Federation. [Online].; 2012 [cited 2013 1 20. Available from:
"http://1stpanasian.tif-conference.com/conference_proceedi
3. Widayanti CG, Ediati A, Tamam M, Faradz SM, Sistermans EA, Plass AM. Feasibility of preconception
screening for thalassaemia in
Indonesia: exploring the opinion of Javanese mothers. Ethn Health. 2011 Jul 30; 16(4-5): p. 483-499. 2009.
4. Okan V, Cigiloglu A, Cifci S, Yilmaz M, Pehlivan M. Red Cell Indices and
Functions Differentiating Patients
with the Beta-Thalassemia Trait from those with Iron Deficiency Anaemia. The Journal of International Medical Research. 2009 January; 37(1): p. 25-30. 5. Orkin SH, Nathan DG, Ginsburg D, Look AT, Fisher DE, Lux SE.
Hematology of Infancy and
Childhood. 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;
6. Glas AS, Lijmer JG, Prins MH, Bonsel GJ, Bossuyt PMM. The diagnostic odds ratio: a single indicator of test performance. Journal of Clinical Epidemiology. 2003 April 17; 56: p. 1129-1135.
7. Wallach J. Interpretation of
Diagnostic Test. 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M. G., & Fahim, F. 2011. Red Blood Cell Indices in Thalassemia.
Hematology Update , 1-3.
Ahmed, M., & Fahim, F. 2011. Red Blood Cell Indices in Thalassemia. 1-3.
Anna , L. K. 2011, April 26. Anemia Ancam Kecerdasan Anak. Diambil Kembali
Dari
http://health.kompas.com/read/2011/04/26/14151230/Anemia.Ancam.Kecer
dasan.Anak. Diunduh tanggal 10 Oktober 2013
Batebi, A., Pourreza, A., & Esmailian, R. 2012. Discrimination of
beta-thalassemia minor and iron deficiency anemia by screening test for red
blood cell indices. Tubitak , 275-280.
Benoist, B. d., McLean, E., Egil, I., & Cogswell , M. 2008. Worldwide prevalence
of anaemia 1993–2005. Switzerland: WHO Press.
Hillman, R. S., Ault, K. A., Leporrier, M., & Rinder, H. M. 2011. Hematology in
Clinical Practice 11
thEdition. McGraw-Hill Companies, Inc.
Kanchanaraksa, S. 2008.
Evaluation of Diagnostic and Screening Tests : Validity
and
Reliability.
Diambil
kembali
dari
http://ocw.jhsph.edu/courses/fundepi/PDFs/Lecture11.pdf. Diunduh tanggal
10 Oktober 2013.
Kaushansky, K., Lichtman, M. A., Beutler, E., Kipps, T. J., Seligsohn, U., &
Prchal, J. T. 2010.
Williams Hematology 8
thEdition. McGraw-Hill
Companies, Inc.
Kierszenbaum, A. L. 2007.
Histology and Cell Biology : an introduction to
pathology 2
ndEdition. Philadelphia: Mosby, Inc.
Lanzkowsky, P. 2005. Manual of Pediatric Hematology and Oncology 4
thEdition.
Massachusetts: Elsevier.
Mazza, J. J. 2002. Manual of Clinical Hematology 3
rdEdition. Philadelphia, PA,
United States of America: Lippincott Williams & Wilkins.
Nalbanto
ğ
lu , B., Güzel, S., Büyükyalçın, V., Donma, M. M., Güzel, E. Ç.,
44
trait from iron deficiency anemia in pediatric population: are they reliable?
Pediatric Hematology And Oncology , 29 (5), 472-8.
Niazi, M., Tahir, M., Raziq, F. e., & Hameed, A. 2010. USEFULNESS OF RED
CELL
INDICES
IN
DIFFERENTIATING
MICROCYTIC
HYPOCHROMIC ANEMIAS.
Gomal Journal of Medical Sciences , 8 (2),
125 - 129.
Okan, V., Cigiloglu, A., Cifci, S., Yilmaz, M., & Pehlivan, M. (2009). Red Cell
Indices and Functions Differentianting Patients with the-Thalassaemia Trait
from those with Iron Deficiency Anaemia .
The Journal of International
Medical Research , 37 (1), 25-30.
Orkin, S. H., Nathan, D. G., Ginsburg, D., Look, A. T., Fisher, D. E., & Lux, S. E.
(2009).
Hematology of Infancy and Childhood 7
thEdition. Philadelphia:
Saunders Elsevier .
Rodgers, G., & Young, N. 2010. The Bethesda Handbook of Clinical Hematology
2
ndEdition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Wahidiyat, P. A. 2007, February 8. Thalassaemia in Indonesia. Diambil kembali
dari
http://1stpanasian.tif-conference.com/conference_proceedings/abstracts/thalassaemia-indonesia.
Diunduh tanggal 20 Januari 2013.
Wallach , J. 2007. Interpretation of Diagnostic Test 8
thEdition. Philadelphia, PA:
Lippincott Williams & Wilkins.
Weatherall, D. J. 2001. Phenotype-genotype relationships in monogenic disease :
Lessons from the thalassemias. Nature Review Genetics , 2 (4), 244-255.
Widayanti, C. G., Ediati, A., Tamam, M., Faradz, S. M., Sistermans, E. A., &
Plass, A. M. 2011. Feasibility of preconception screening for thalassaemia
in Indonesia: exploring the opinion of Javanese mothers.
Ethn Health , 16
(4-5), 483-99.
Widmaier, E. P., Raff, H., & Strang, K. T. 2008.
Vander's Human Physiology :